Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh ROA, Earning Per Share, Debt Equity Ratio, dan Current Ratio terhadap

Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan suatu sarana penting dalam perekonomian yang

berfungsi memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor produktif (Indrayani, 2019).

Dengan semakin berkembangnya pasar modal Indonesia membuat kondisi ekonomi

negara semakin berkembang hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah, investor,

perusahaan serta tenaga kerja baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar

negeri. Pasar modal memilki peranan yang penting sebab pasar modal merupakan

indikator kemajuan perekonomian negara, yang turut berperan serta menunjang

perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, hal itu dikarenakan salah satu fungsi dari

pasar modal yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi

perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor).

Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan

usaha, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua yaitu pasar modal menjadi

sarana masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham,

obligasi, right issue, warran, opsi, dan lain-lain (Indra Suyoto Kurniawan, 2017).

Pasar modal di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi

perhatian banyak kalangan. Hal ini terbukti dengan pernyataan menurut Otoritas Jasa

Keuangan (2020) yang menyatakan bahwa kinerja Pasar Modal


Indonesia selama tahun 2022 tercatat stabil dan terus menunjukkan kinerja yang

positif. Hal ini tercermin dari sejumlah indikator seperti stabilitas pasar, aktivitas

perdagangan, jumlah penghimpunan dana, dan jumlah investor ritel yang terus

menembus rekor tertinggi. disebabkan karena kegiatan pasar modal yang semakin

berkembang dan meningkatnya. Tentunya ini menjadi fenomena yang baik bagi

perekonomian dimana dengan adanya pasar modal diharapkan dapat memberikan

tambahan dana bagi investor ataupun perusahaan.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 menjelaskan pasar modal

dengan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umun

dan Perdagangan Efek, perusahaan public yang berkaitan dengan Efek. Suatu

perusahaan yang mencari sumber pembiayaan usaha dapat menerbitkan saham dan

menjualnya di pasar modal tanpa harus membayar beban bunga tetap. Sedangkan

perusahaan yang mencari pembiayaan usaha dari bank harus membayar beban bunga

tetap. Selain itu, perkembangan pasar modal Indonesia juga dipengaruhi oleh

meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi atau menjadi investor.

Dari sisi Bursa Efek Indonesia, pasar modal ialah pasar untuk berbagai

instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang

(obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument derivative maupun instrument

lainnya. Pasar modal ini merupakan sebuah wadah bertemunya dua pihak, yaitu

investor dan emiten. Emiten adalah sebuah badan usaha yang membutuhkan modal

dan mengeluarkan surat berharga untuk diperdagangkan.

Dimana dalam Bursa Efek Indonesia ini ada suatu perusahaan yang

menawarkan saham perdana mereka kepada masyarakat umum sesuai dengan tata
cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaanya atau yang

dikenal sebagai Perusahaan Go Publik. Istilah perusahaan Go Publik ini bisa disebut

juga sebagai IPO (Initial Public Offering) yaitu perusahaan yang sudah melakukan

penawaran saham perdana mereka kepada masyarakat. Saham pada perusahaan Go

Public akan dipasarkan pada pasar perdana.

Keberadaan pasar modal sangat berguna untuk para investor pada saat

melakukan investasi pada perusahaan, suatu perusahaan harus mampu memperoleh

modal yang banyak agar dapat digunakan untuk perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional dan membuat perusahaannya semakin berkembang (Winna &

Tanusdjaja, 2019). Pasar modal memudahkan terjadinya transaksi karena pembeli dan

penjual tidak harus bertemu secara langsung, dapat pula transaksi dilakukan dengan

menggunakan sistem perdagangan yang sudah terkomputerisasi. Pasar modal yang

telah berkembang akan menjadi pilihan alternatif bagi para pemodal (investor) untuk

menanamkan modalnya baik berupa saham maupun sekuritas lainnya.

Dalam melakukan investasi pada saham, yang diharapkan oleh para investor

adalah memperoleh return. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari

kegiatan investasi. Return dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi (return yang

terjadi atau dapat juga disebut sebagai return sesungguhnya) dan expected return

(return yang diharapkan oleh investor) (Jogiyanto, 2008). Dengan demikian para

investor sedang mempertaruhkan suatu nilai sekarang untuk sebuah nilai yang

diharapkan pada masa mendatang. Perhitungan Return saham adalah selisih antara

harga jual atau harga saat ini dengan harga pembelian atau awal periode. Dengan

demikian dapat disimpulkan dari pengertian return saham merupakan timbal balik
dari investasi yang telah dilakukan investor atau pemegang saham berupa keuntungan

yang diperoleh dari jual beli saham di pasar modal (Hartono, 2014: 263).

Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan

dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return

yang akan diperoleh karena risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang

akan diterima oleh investor di masa depan. Penilaian para investor terhadap suatu

saham perusahaan diantaranya dengan memperhatikan kinerja perusahaan yang

menerbitkan saham tersebut. Apabila kinerja suatu perusahaan baik, maka perusahaan

tersebut dinilai semakin meningkat keberhasilannya.

Dengan itu para investor akan melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan

modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham yang pada akhirnya

meningkatkan return yang didapat. Sedangkan, jika kinerja perusahaan buruk maka

dinilai sebagai gejala timbulnya masalah. Dengan timbulnya masalah akan

menyebaabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut dan hal itu juga

mempengaruhi return saham.

Return saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai salah

satu pengukur kinerja dari suatu perusahaan, sehingga perusahaan berusaha menjaga,

mengevaluasi dan memperbaiki kinerjanya yang dapat mempengaruhi return saham

agar portofolio saham yang diinvestasikan meningkat. Investor atau pemodal sebelum

membeli saham di pasar modal sebaiknya menganalisis dan menilai saham

perusahaan yang akan ia beli untuk mendapatkan keuntungan yang besar.


Dalam menilai kemampuan perusahaan, investor umumnya melihat kinerja

keuangan yang tercemin dari bermacam rasio. Rasio keuangan adalah alat yang

digunakan oleh perusahaan untuk mengukur keuangan dalam satu periode dan juga

digunakan sebagai alat evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan

selanjutnya. Rasio-rasio tersebut dalam penelitian ini antara lain : Return on Assets

(ROA), Debt Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap Return Saham.

Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba terkait total aset. Semakin tinggi dan besar rasionya maka suatu

perusahaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan jadi dapat efisien

dalam menciptakan laba. ROA sangat penting bagi perusahaan dimana dapat

dijadikan bahan evaluasi mengenai sejauh mana efesiensi dan efektivitas suatu

perusahaan dalam memanejemen seluruh aktiva. Dengan demikian bisa menarik para

investor untuk memperjual belikan sahamnya, sebab menilai hasil laba yang baik dari

perusahaan.

Kasmir (2013:151) mendefiniskan Debt to Equity Ratio atau DER adalah

rasio keuangan utama dan digunakan untuk menilai posisi keuangan suatu

perusahaan. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang dipakai untuk

mengukur utang dengan ekuitas. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan

antara seluruh utang, termasuk utang lancar, dengan seluruh ekuitas perusahaan.

Current ratio (CR) didapatkan dengan membandingkan nilai aset lancar

dengan liabilitas lancar perusahaan. (Hendra Wicaksono, 2013) Current Ratio yang

terlalu tinggi menunjukan adanya kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya

dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang. Jadi, Current Ratio dapat


menunjukan sejauh mana aktiva lancar menjamin pembayaran dari kewajiban

lancarnya, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi minat para investor untuk

menanamkan modalnya pada perusahaan. (Kasmir, 2015:135) apabila rasio lancar

(Current Ratio) rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk

membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi

perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena aktiva tidak digunakan

sebaik mungkin.

Penelitian ini mengambil data return saham pada perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun. Data Return Saham Perusahaan Sub Sektor

Plastik dan Kemasan selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Return Saham Perusahaan Sub Sektor Plastik dan Kemasa

Tahun 2018 – 2022

Anda mungkin juga menyukai