Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan meliputi seluruh aktivitas organisasi dalam rangka
mendapatkan, mengalokasikan serta menggunakan dana secara efektif dan efisien.
Manajemen keuangan juga tidak hanya mendapatkan dana saja, melainkan
mempelajari bagaimana cara menggunakan serta mengolah dana tersebut.
KD Wilson (2020,1) menjelaskan pengertian manajemen keuangan terutama
melibatkan penggalangan dana dan pemanfaatannya secara efektif dengan tujuan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Artinya manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan menghasilkan
uang dari hasil usaha baik dari jasa, dagang, dan produksi dalam penggunaan dan
pengalokasian dana yang digunakan harus mengutamakan efisiensi guna
memaksimalkan nilai perusahaan.

2.1.2 Pasar Modal


Pengertian pasar modal menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang
Pasar Modal Pasal 1 Ayat 13, adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek yang diterbitkan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan potensi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia memberikan pengertian pasar modal adalah seluruh kegiatan yang
mempertemukan penawaran dan permintaan atau merupakan aktivitas yang
memperjual belikan surat-surat berharga. Pasar Modal merupakan pasar keuntungan
untuk transaksi dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Pasar modal
atau biasa disebut dengan capital market merupakan pasar dimana terdapat berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan. Instrumen yang
diperjualbelikan dapat berupa surat-surat berharga seperti surat utang (obligasi),
saham, reksa dana, dan instrumen lainnya (Pratiwi, 2021). Pembeli saham atau
obligasi di pasar modal disebut investor. Investor dapat secara individu atau secara
lembaga yang bersedia untuk membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan
yang melakukan emisi. Sedangkan penjual saham atau obligasi disebut dengan emiten
yaitu perusahaan yang melakukan emisi.

2.1.3 Saham
Salah satu efek yang pada umumnya dijual di pasar modal (bursa efek) adalah
saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT).
Saham merupakan suatu surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dimana
saham tersebut dimiliki. Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal
pada suatu perusahaan yang tercantum dengan jelas nominal, nama perusahaan dan
diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya
(Handini, 2020:59).

2.1.4 Harga Saham


Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan
suatu perusahaan. Harga saham adalah harga suatu saham di pasar bursa efek pada
waktu tertentu yang ditetapkan oleh pelaku pasar dan dipengaruhi oleh penawaran dan
permintaan saham di pasar modal (Denny, 2019). Harga saham terbentuk melalui
mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila ada kelebihan
permintaan maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila ada kelebihan
penawaran maka harga saham cenderung turun.
Harga saham merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan
sehingga menjadi salah satu faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan
investor dalam melakukan investasi. Harga saham yang tinggi akan
menguntungkan,dalam bentuk capital gain dan image yang lebih baik bagi
perusahaan, sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar
perusahaan.

2.1.5 Analisis Saham


Terdapat dua analisis untuk menilai atau meramalkan harga saham pada
periode yang akan datang, yaitu:
a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik
saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental
adalah sebuah analisis tentang ekonomi, industri serta kondisi perusahaan
untuk memperhitungkan nilai yang berasal dari saham perusahaan. Analisis
fundamental merupakan pendekatan analisis harga saham yang
menitikberatkan pada kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan
analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan, menurut
(Elviani, 2019).
b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu pendekatan investasi yang
dilakukan dengan cara mempelajari data historis harga saham dan kemudian
menghubungkannya dengan volume trading yang terjadi dan kondisi ekonomi
pada saat itu (Elviani, 2019). Memiliki kencenderungan bergeraknya sesuatu
ke arah tertentu atau biasa dikenal dengan istilah trend. Pola yang ada dimasa
lalu akan terulang kembali dimasa yang akan datang. Analisis teknikal juga
lebih memperhatikan apa yang sudah terjadi di pasar, dari pada apa yang
seharusnya terjadi. Analisis teknikal memiliki asumsi bahwa harga suatu
saham akan ditentukan dengan adanya permintaan dan penawaran terhadap
saham tersebut.

2.1.6 Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis yang mengevaluasi
kinerja suatu perusahaan dengan cara membandingkan pos-pos laporan keuangan
dengan pos-pos lainnya.
Tujuan dari rasio keuangan adalah membantu manajer dalam memahami apa
yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi yang berasal dari
keuangan yang sifatnya terbatas. Dengan menggunakan rasio-rasio tertentu manajer
akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan
dibidang keuangan. Dari informasi tersebut, manajer dapat membuat keputusan-
keputusan penting di masa yang akan datang.
Berikut bentuk-bentuk rasio menurut Kasmir (2019), yaitu:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.
d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu.
e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
f. Rasio Penilaian (Valuation Ratio) merupakan rasio yang memberikan ukuran dari
kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.

2.1.7 Return On Assets (ROA)


Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam
analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering digunakan karena dapat
menunjukkan keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA
dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan di masa
lalu untuk kemudian diproyeksikan di masa depan. Assets atau aktiva adalah segala
kekayaan suatu perusahaan, baik yang berasal dari modal sendiri maupun modal
asing, yang diubah oleh perusahaan menjadi kekayaan perusahaan yang berguna bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Kasmir (2019) ROA adalah rasio yang menunjukan hasil (return)
atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return On Assets adalah hasil
pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment (ROI)
merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen
dalam mengelola investasinya.

2.1.8 Debt To Assets Ratio (DAR)


Menurut Kasmir (2019), Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva
guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Para investor mampu menggunakan
Rasio Hutang atau Debt Ratio ini untuk mengetahui perbandingan berapa banyak
hutang yang dimiliki oleh perusahaan dengan total asetnya. Kreditor juga dapat
mengukur seberapa tinggi risiko yang diberikan kepada suatu perusahaan. Dari
pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa debt to assets ratio merupakan
rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aset.

2.1.9 Earning Per Share (EPS)


Earning Per Share (EPS) atau laba per saham adalah tingkat keuntungan
bersih untuk tiap lembar sahamnya yang dapat diraih perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Menurut (Kasmir, 2019), EPS atau disebut juga rasio nilai
buku, untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham. Jika nilai EPS rendah berarti manajemen belum berhasil
meningkatkan kekayaan pemegang saham, sebaliknya jika nilai EPS tinggi, maka
kesejahteraan pemegang saham meningkat. Semakin tinggi nilai EPS maka investor
menganggap prospek perusahaan sangat baik untuk ke depannya sehingga
mempengaruhi tingkat permintaan terhadap saham perusahaan tersebut.
Earning Per Share (EPS) adalah komponen penting yang wajib diperhatikan
dalam analisis perusahaan, karena informasi Earning Per Share suatu perusahaan
menunjukkan besarnya laba bersih suatu perusahaan yang siap dibagikan kepada
seluruh pemegang saham. Dengan kata lain menggambarkan prospek keuntunga
perusahaan di masa mendatang.

2.2 Kajian Penelitian Sejenis


Terdapat beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan terlebih dahulu yang
berikaitan dengan pengaruh Return On Assets (ROA), Debt to Assets Ratio (DAR),
dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham. Adapun penelitian terdahulu
tersebut sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sejenis
Nama Variabel
No. Judul Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
1. Indrian Pengaruh EPS, Variabel Secara simultan:
Trifena DER, PER, ROE Independe EPS, DER, PER, ROE
Suriadi Terhadap Harga n: berpengaruh terhadap harga
(2019) Saham Perusahaan X₁: EPS saham.
(E-ISSN: Makanan dan X₂: DER
2598-0289) Minuman di BEI X₃: PER Secara parsial:
Periode 2015-2017 DER, PER berpengaruh
Variabel terhadap harga saham,
Dependen: sedangkan EPS, ROE tidak
Y: Harga berpengaruh terhadap harga
Saham saham.

Hasil dari analisis regresi


linier berganda diperoleh
persamaan:
Y= -6966,632 + 4327,042
DER – 24,14125 EPS + 6,09
PER + 21883,07 ROE
2. Wenny Pengaruh ROE, Variabel Secara parsial:
Widiah dan DER, EPS, PER Independe ROE, DER, EPS
Utami Terhadap Harga n: berpengaruh terhadap harga
Triyonowati Saham Perusahaan X₁: ROE saham, sedangkan PER
(2021) Telekomunikasi di X₂: DER tidak berpengaruh terhadap
(E-ISSN: Bursa Efek X₃: EPS harga saham.
2461-0593) Indonesia X₄: PER
Nama Variabel
No. Judul Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
Variabel Hasil dari analisis regresi
Dependen: linier berganda diperoleh
Y: Harga persamaan:
Saham Y= 48,774 + 31,3401
ROE + 9,220 DER +
0,056 EPS - 0,417 PER +
e
3. Chintia Dwi Pengaruh ROE Variabel Secara simultan:
Anggraeni dan EPS terhadap Independen: EPS, ROE berpengaruh
dan Ryan Harga Saham PT X₁: ROE terhadap harga saham.
Elfahmi Unilever X₂: EPS
(2021) Indonesia Tbk Secara parsial:
(P-ISSN Periode 2006- Variabel EPS berpengaruh
2089-0818) 2020 Dependen: terhadap harga saham,
(E-ISSN Y: Harga sedangkan ROE tidak
2776-4338) Saham berpengaruh terhadap
harga saham.

Hasil dari analisis regresi


linier berganda diperoleh
persamaan:
Y = -12967,471 + 91,820
ROE + 45,264 EPS
4. Refanny Prah Pengaruh ROA, Variabel Secara simultan:
asdita (2019 DAR, PBV, EPS Independen: ROA, DAR, PBV, EPS
Terhadap Harga X₁: ROA berpengaruh terhadap
Saham X₂: DAR harga saham.
Perusahaan Sub X3: PBV
Sektor Farmasi
Yang Terdaftar di X4: EPS
Bursa Efek
Indonesia

Nama Variabel
No. Judul Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
Variabel Secara parsial:
Dependen: ROA, PBV, EPS
Y: Harga berpengaruh terhadap
Saham harga saham, sedangkan
DAR tidak berpengaruh
terhadap harga saham.

Hasil dari analisis regresi


linier berganda diperoleh
persamaan:
Y= 901,951 +2,681X1 -
0,637X2+ 200,840X3 +
0,974X4 + ε
5. Hermansyah Pengaruh ROA, Variabel Secara simultan:
(2019) EPS, DAR Independen: ROA, EPS, DAR
Terhadap Harga X₁: ROA berpengaruh terhadap
Saham Pada X₂: EPS harga saham.
Perusahaan Sub X₃: DAR
Sektor Kimia Secara parsial:
Yang Terdaftar di Variabel ROA, EPS berpengaruh
Bursa Efek Dependen: terhadap harga saham,
Indonesia Periode Y: Harga sedangkan DAR tidak
2013-2017 Saham berpengaruh terhadap
harga saham

Hasil dari analisis regresi


Hasil dari analisis regresi
linier berganda diperoleh
persamaan:

Nama Variabel
No. Judul Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
Y= 1,239-0,564 X1 + 0,9
12 X2 + 0,227 X3 = e

2.3 Model Penelitian


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pengaruh variabel
independen yaitu Return On Assets (ROA), Debt to Assets Ratio (DAR), dan Earning
Per Share (EPS) terhadap variabel dependen yaitu harga saham PT Mayora Indah Tbk
periode 2015-2022 dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

Return On Assets (X1)

Debt to Assets Ratio (X2) Harga Saham (Y)

Debt to Assets Ratio (X2)

Gambar 2.1
Model Penelitian

Keterangan:
= Berpengaruh secara parsial
= Berpengaruh secara simultan
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh
yang signifikan secara parsial dan simultan dari variabel bebas maupun variabel
terikat. Hipotesis dari penelitian ini adalah:

H₁: ROA secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.


H₂: DAR secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
H₃: EPS secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
H₄: ROA, DAR, EPS secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.
H5: ROA secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H6: DAR secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H7: EPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H8: ROA, DAR, EPS secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Anda mungkin juga menyukai