PENDAHULUAN
biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman
atau modal sendiri, yang dalam penggunaannya dapat dialokasikan sebagai suatu
investasi, dimana investasi disini dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
Salah satu tempat untuk berinvestasi yaitu di pasar modal. Pasar modal
dan obligasi) sebagai bukti kepemilikan perusahaan2. Tujuan dari hasil penjualan
modal perusahaan. Pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi
karena dapat menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan disamping bank.
informasi kondisi keuangan. Oleh sebab itu laporan keuangan harus mampu
1
Astuti, Dewi, 2004, Manajemen keuangan Perusahaan, Cetakan Pertama, Ghalia hlm.20
2
Herlan Firmansyah dan Dadang Husen Sobana, Bank dan Industri Keuangan Non Bank
(IKNB) Syariah, (Jakarta PT Nagakusuma Media Kreatif, 2014), hlm. 80
1
2
menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil dari usaha perusahaan pada saat
tertentu secara wajar. Disamping pasar modal syariah adalah pasar modal yang
syariah.
obligasi konfersi dan dua berbagai produk turunan (derifatif) seperti opsi (put atau
konvensional masih bersifat umum karena belum menyentuh pada aspek bentuk
transaksi yang dijalankan atau efek yang diperdagangkan halal atau haram. Salah
satu lembaga yang terlibat dalam pasar modal yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa
itu.4 Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber
merupakan tolak ukur maju dan mundurnya sebuah sistem perekonomian. Harga
3
Rahmi Ratna Insani, Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Closing Price pada
Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic Indexs (JII) (Studi di PT. Indofood Sukses Makmur,
Tbk), (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2017), hlm. 1
4
Editor, “Bursa Efek”, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek Diakses
tanggal 4 desember2018
3
penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
tersebut dianatara penjual dan pembeli. Di Indonesia indeks saham syariah yang
ada di pasar modal syariah yaitu Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan
Jakarta Islamic Index (JII). Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan
sedangkan saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) merupakan bagian atau
subset dari saham syariah Index Saham Syariah Indonesia (ISSI)5. Lembaga
tersebut merupakan salah satu index saham yang berada di Indonesia yang
berfungsi untuk menghitung index harga rata-rata saham yang memenuhi kriteria
syariah. 6
yang didapatkan dari saham yang ditanamankan oleh investor serta investasi
tersebut bisa bermanfaat bagi pihak investor maupun emiten. Keuntungan tersebut
diharapkan menjadi tolak ukur bagi investor maupun emiten untuk melakukan
reinvestasi dimasa yang akan datang dan dapat dirasakan secepat mungkin
perusahaan yaitu menilai laporan keungan suatu perusahaan. Tujuan dari laporan
perusahaan baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan
5
Editor, dalam https://www.sahamok.com/saham-syariah/beda-saham-syariah-issi-dan-
jii/amp/ Diakses tanggal 4 Desember 2018
6
Andrian sutendi, Pasar Modal syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm. 63
7
Irham Fahmi, Analisis Investasi (dalam Perspektif Ekonomi dan Politik), (Bandung:
Refika Aditama, 2006), hlm. 58
4
perusahaan. 8
seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan laba per lembar saham melalui
nilai rasio Earning Per Share (EPS). Earning Per Share (EPS) adalah lembar
bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar
saham perusahaan.9 Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan dapat diketahui
dari informasi yang ada pada laporan keuangan suatu perusahaan atau dapat juga
dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Semakin
tinggi nilai Earning Per Share (EPS) menunjukan semakin tinggi pula nilai
perusahaan tersebut, dapat dikatakan perusahaan tersebut akan semakin sehat dan
akan menjadi salah satu faktor andalan memotivasi para investor untuk
Salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan
8
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuanga, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group,
2010), hlm. 66
9
Eduarus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi), (Yogjakarta:
Kanisius, 2010), hlm. 364/365
10
Kasmir, Analisi Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008). Hlm. 155
5
secara sadar perusahaan didirikan memang untuk memperoleh laba. Salah satu
rasio yang termasuk ke dalam rasio profitabilitas adalah Gross Profit Margin
(GPM). Gross Profit Margin (GPM) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan.12 Rasio ini sangat penting dalam penilaian
perusahaan karena jika semakin besar nilai rasio maka semakin bagus manajemen
penjualan perusahaan tersebut. Disamping itu, Gross Profit Margin (GPM) juga
menjadi salah satu faktor yang menentukan nilai dari Earning Per Share (EPS).
Selain itu faktor yang mempengaruhi Earning Per Share (EPS) ialah
dimiliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Rasio ini mengukur tingkat
seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat Return On Assets
(ROA) sebuah perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan
11
Toto Prihadi, Analisa Laporan Keuangan : Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PPM, 2010),
hlm. 258
12
Irham Fahmi, Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan(Bandung: Alfabeta , 2012),
hlm.136
13
Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi Edisi kedelapan
(Yogjakarta: Ekonisia, 2012), hlm. 222
6
akan meningkat pula Earning Per Share (EPS) perusahaan tersebut begitupun
(ROA) dan Earning Per Share (EPS) pada laporan keuangan per tahun PT.
Selamat Sempurna Tbk. yang terdaftar dalam Index Saham Syariah Indonesia
(ISSI), Penulis meneliti data laporan keuangan tahunan perusahaan mulai dari
tahun 2008-2018. Berikut data Gross Profit Margin (GPM), Return On Assets
Tabel 1.1.
Gross Profit Margin (GPM), Return On Assets (ROA) dan Earning Per Share
(EPS) pada PT. Selamat Sempurna Tbk. Periode 2008-2018
Tahun GPM (%) ROA(%) EPS(Rp)
2008 24 11 64
2009 23 ↓ 15 ↑ 92 ↑
2010 24 ↑ 15 ↑ 104 ↑
2011 24 ↑ 18 ↑ 140 ↑
2012 25 ↑ 19 ↑ 152 ↑
2013 27 ↑ 20 ↑ 214 ↑
2014 30 ↑ 24 ↑ 271 ↑
2015 31 ↑ 21 ↓ 297 ↑
2016 32 ↑ 22 ↑ 79 ↓
2017 30 ↓ 23 ↑ 87 ↓
2018 30 ↑ 23 ↑ 97 ↑
(ROA) dan Earning Per Share (EPS) dapat dilihat pada grafik berikut.
7
35
30
25
20 Gross profit Margin
15 (GPM)
10 Return On Assets
(ROA)
5
0
Gambar 1.1.
Grafik Gross Profit Margin (GPM), Return On Assets (ROA) di PT. Selamat
Sempurna Tbk. Periode 2008-2018
Gambar 1.2.
Grafik Earning Per Share (EPS) di PT. Selamat Sempurna Tbk.
Periode 2008-2018
Berdasarkan gambar 1.1 dan 1.2 dapat diketahui bahwa Gross Profit
Margin (GPM), Return On Assets (ROA) dan Earning Per Share (EPS)
2009, namun di tahun 2009 sampai 2016 mengalami kenaikan, namun di tahun
perkembangan yang bagus dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014, namun
mengalami penurunan pada tahun 2015, sebelum mengalami kenaikan pada tahun
berikutnya. Sedangkan Earning Per Share (EPS) mengalami kenaikan dari tahun
8
2008 sampai dengan tahun 2015, dan mengalami penurunan yang signifikan di
laba usaha sudah tidak ada, karena untuk mendapatkan laba per lembar saham
berpengaruh.
menghasilkan laba bersih setelah pajak. Rasio ini mengukur tingkat kembalian
dana (aktiva) yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat Return On Assets (ROA)
sebuah perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan
meningkat pula Earning Per Share (EPS) perusahaan tersebut begitupun akan
hubungan antara Gross Profit Margin (GPM) dan Return On Assets (ROA)
terhadap Earning Per Share (EPS) adalah positif. Jika Gross Profit Margin
(GPM) naik maka Earning Per Share (EPS) pun akan naik. Begitupun dengan
Return On Assets (ROA), jika Return On Assets (ROA) naik maka Earning Per
Share (EPS) pun akan naik. Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat terlihat
9
hubungan antara Gross Profit Margin (GPM) dan Return On Assets (ROA)
Pada tahun 2009 Gross Profit Margin (GPM) mengalami penurunan dari
24% menjadi 23% sedangkan Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share
dari 11% menjadi 15% dan Earning Per Share (EPS) dari 64 menjadi 92. Pada
tahun 2010 ketiga variabel mengalami kenaikan yaitu Gross Profit Margin (GPM)
dari 23% menjadi 24%, Return On Asset (ROA) dari 15% menjadi 15% dan
Earning Per Share (EPS) dari 92 menjadi 104. Pada tahun 2011 ketiga variabel
mengalami kenaikan yaitu Gross Profit Margin (GPM) dari 24% menjadi 24%,
Return On Asset (ROA) dari 15% menjadi 18% dan Earning Per Share (EPS) dari
104 menjadi 140. Pada tahun 2012 ketiga variabel mengalami kenaikan yaitu
Gross Profit Margin (GPM) dari 24% menjadi 25%, Return On Asset (ROA) dari
18% menjadi 19% dan Earning Per Share (EPS) dari 140 menjadi 152.
mengalami kenaikan yaitu Gross Profit Margin (GPM) dari 25% menjadi 27%,
Return On Asset (ROA) dari 19% menjadi 20% dan Earning Per Share (EPS) dari
152 menjadi 214. Pada tahun 2014 ketiga variabel mengalami kenaikan yaitu
Gross Profit Margin (GPM) dari 27% menjadi 30%, Return On Asset (ROA) dari
20% menjadi 24% dan Earning Per Share (EPS) dari 214 menjadi 271.
Pada tahun 2015 Gross Profit Margin (GPM) mengalami kenaikan dari
30% menjadi 31% sedangkan Return On Asset (ROA) mengalami penurunan dari
24% menjadi 21% dan Earning Per Share (EPS) mengalami kenaikan sebesar
10
dari 271 menjadi 297. Pada tahun 2016 Gross Profit Margin (GPM) mengalami
kenaikan dari 31% menjadi 32%, Return On Asset (ROA) mengalami kenaikan
dari 21% menjadi 22%, sedangakan Earning Per Share (EPS) mengalami
Pada tahun 2017 Gross Profit Margin (GPM) mengalami penurunan dari
32% menjadi 30%, sedangkan Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share
dari 22% menjadi 23% dan Earning Per Share (EPS) dari 79 menjadi 87. Terakhir
pada tahun 2018 ketiga variabel mengalami kenaikan yaitu Gross Profit Margin
(GPM) dari 30% menjadi 30%, Return On Asset (ROA) dari 23% menjadi 23%
Dari hasil uraian diatas terdapat ketidaksesuaian antara data dan teori,
menurut teori bahwa hubungan antara Gross Profit Margin (GPM) dan Return On
Assets (ROA) terhadap Earning Per Share (EPS) adalah positif. Jika Gross Profit
Margin (GPM) naik maka Earning Per Share (EPS) pun akan naik. Begitupun
dengan Return On Assets (ROA), jika Return On Assets (ROA) naik maka
Earning Per Share (EPS) pun akan naik. Namun pada tahun 2009 terjadi
ketidaksesuaian anatara data dan teori, yaitu Gross Profit Margin (GPM)
sedangkan Earning Per Share (EPS) mengalami kenaikan. Lalu pada tahun 2016
Gross Profit Margin (GPM) dan Return On Assets (ROA) mengalami kenaikan
atau positif, namun Earning Per Share (EPS) mengalami penurunan. Pada tahun
Assets (ROA) mengalami kenaikan, namun Earning Per Share (EPS) mengalami
penurunan.
hal tersebut dengan judul “Pengaruh Gross Profit Margin (GPM) dan Return
On Assets (ROA) terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan yang
mempersoalkan suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada
1. Seberapa besar pengaruh Gross Profit Margin (GPM) terhadap Earning Per
Share (EPS) secara parsial di PT. Selamat Sempurna Tbk periode 2008-2018?
Share (EPS) secara parsial di PT. Selamat Sempurna Tbk periode 2008-2018?
3. Seberapa besar pengaruh Gross Profit Margin (GPM) dan Return On Assets
(ROA) terhadap Earning Per Share (EPS) secara simultan di PT. Selamat
C. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui:
terhadap Earning Per Share (EPS) seacara parsial di PT. Selamat Sempurna
terhadap Earning Per Share (EPS) secara parsial di PT. Selamat Sempurna
dan Return On Assets (ROA) terhadap Earning Per Share (EPS) secara
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat di manfaatkan untuk kajian pustaka serta referensi
terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. Selamat Sempurna Tbk.
2. Bagi Perusahaan
3. Bagi Investor
saham yang di perjual belikan dalam pasar modal sehingga para investor
diharapkan.