Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN PROFITABILITAS DAN

AKTIVITAS TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA

PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2015 - 2019

Disusun Oleh :

Tantra Arya Syahputra

(180420078)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN..................... 7


2.1 Landasan teori ............................................................................................... 7
2.1.1 Laporan Keuangan ............................................................................................. 7
2.1.2 Analisa Laporan Keuangan .............................................................................. 12
2.1.3 Investasi Saham di Pasar Modal ...................................................................... 15

BAB III METODELOGI PENELITIAN...................................................... 25


3.1 Lokasi dan Objek Penelitian........................................................................ 25
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................... 25
3.3 Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 26
3.3.1 Variabel Dependen........................................................................................... 26
3.3.2 Variabel Independen ........................................................................................ 27
3.4 Teknik Analisis Data ................................................................................... 28
3.4.1 Statistik Deskriptif ........................................................................................... 29
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 29
3.5 Analisis Linier Berganda ............................................................................. 31
3.6 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan usaha, setiap perusahaan membutuhkan dana. Dana

tersebut dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu dana dari dalam perusahaan dan

dari luar perusahaan. Dana dari luar perusahaan dapat diperoleh dengan menjual

saham atau mengeluarkan obligasi. Penjualan saham dan obligasi dilakukan

melalui pasar modal, yang merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan

kebutuhan dana jangka panjang dengan mempertemukan penjual (pihak yang

membutuhkan dana) dan pembeli (pihak yang mempunyai kelebihan dana)

(Jogiyanto,2003:11).

Pada saat ini banyak perusahaan yang sebagian besar sumber dananya

berasal dari luar perusahaan. Hal ini diakibatkan karena saat ini investasi di pasar

modal semakin diminati oleh para investor. Para Investor semakin tertarik

berinvestasi di pasar modal, karena investasi di pasar modal akan lebih

menjanjikan daripada tabungan deposito dan investasi — investasi lainnya apabila

pihak investor dapat menanam investasinya pada perusahaan yang tepat.

Perusahaan tepat yang dimaksud adalah perusahaan yang dapat memberikan

tingkat pengembalian investasi yang diharapkan oleh pihak investor. Untuk

mengetahui perusahaan mana yang dapat memberikan tingkat pengembalian

investasi yang diharapkan, investor dapat melihat kondisi keuangan perusahaan

1
yang tercermin dari laporan keuangan perusahaan yang selanjutnya digunakan

untuk memprediksi tingkat return yang akan diperolehnya.

Modal kerja merupakan investasi perusahaan jangka pendek seperti kas,

surat berharga, piutang, dan persediaan atau aktiva lancar yang dimiliki oleh

perusahaan. mengingat pentingnya modal kerja di dalam perusahaan, manajer

keuangan juga dituntut harus dapat merencanakan dengan baik besarnya jumlah

modal kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena jika

perusahaan kelebihan modal kerja akan menyebabkan banyak dana yang

menganggur, sehingga hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami rugi

akibat penggunaan dana yang tidak efektif dan dapat ,memperkecil profitabilitas.

Sedangkan apabila terjadi kekurangan modal kerja, maka akan menghambat

kegiatan operasional perusahaan.

Dalam berinvestasi saham, investor akan memperoleh imbalan atau return

berupa dividen (bagian laba perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham) dan

capital gain (selisih harga jual diatas harga beli pasar modal). Disamping adanya

imbalan yang akan diperoleh, dalam berinvestasi juga ada risiko, yaitu risiko

sisitematis (disebabkan dari luar perusahaan) dan risiko tidak sisitematis

(disebabkan dari dalam perusahaan) (Abdul Halim,2004:39).

Dengan demikian bagi para calon investor yang hendak melakukan

investasi harus memperhatikan tingkat return yang akan diterimanya dan tingkat

risiko yang ada pada perusahaan tertentu. Hal ini dapat diprediksi, salah satunya

dilihat dari kondisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan, yang dapat

dinilai dengan menggunakan tolak ukur yaitu rasio keuangan. Dengan melihat

2
kondisi keuangan perusahaan, investor dan calon investor diharapkan dapat

mengambil keputusan dengan tepat, apakah harus tetap mempertahankan

investasinya, atau menjual investasinya bagi para investor atau melakukan

investasi bagi calon investor.

Dalam berinvestasi saham, banyak investor yang lebih mementingkan

keuntungannya pada capital gain, terlebih bagi para investor yang aktif. Mereka

lebih mementingkan capital gain karena pada umumnya dividen hanya dibagi satu

kali dalam satu tahun, selain itu dari capital gain investor dapat memperoleh

keuntungan yang lebih besar, karena dapat melakukan penjualan pada saat harga

saham tinggi dan melakukan pembelian pada saat harga saham rendah. Tingkat

perolehan capital gain akan cenderung meningkat, apabila harga saham akan terus

meningkat atau membaik.

Dengan demikian, bagi para investor harus dapat memprediksi perubahan

harga saham yang akan terjadi pada perusahaan yang akan ditanami modalnya,

Perubahan harga saham yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain tingkat kesehatan perusahaan, kinerja keuangan perusahaan dan faktor

lainnya. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan

perusahaan yang dapat dinilai dengan rasio — rasio keuangan. Rasio keuangan

terdiri dari 4 kategori dasar yaitu ( Sundjaja dan Barlian,2002:107).

1. Rasio likuiditas yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo.

3
2. Rasio aktivitas yang digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa

perkiraan menjadi penjualan atau kas.

3. Rasio leverage yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan

menggunakan hutang.

4. Rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur pengembalian perusahaan

yang dihubungkan dengan penjualan, aktiva, modal, atau nilai saham.

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menjadi bagian penting dari

berkembangnya perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu

pasar modal yang dijadikan alternatif pendanaan bagi semua sektor perusahaan

atau badan usaha yang ada di Indonesia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk

mengetahui signifikansi pengaruh Perubahan Rasio Keuangan Profitabilitas dan

Aktivitas Terhadap Harga Pasar Saham karena dari hasil penelitian sebelumnya

yang masih saling berbeda. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti terdorong

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Perubahan Rasio

Keuangan Profitabilitas dan Aktivitas Terhadap Harga Pasar Saham Pada

Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 -

2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah

sebagai berikut:

4
1. Bagaimana pengaruh perubahan rasio keuangan profitabilitas terhadap harga

pasar saham pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2015-2019?

2. Bagaimana pengaruh perubahan rasio keuangan aktivitas terhadap harga pasar

saham pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2015-

2019?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan rasio keuangan profitabilitas

terhadap harga pasar saham pada perusahaan-perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia 2015-2019

2. Untuk mengetahui pengaruh perubahan rasio keuangan aktivitas terhadap

harga pasar saham pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia 2015-2019

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian dan mempelajari bagaimana pengaruh

perubahan rasio keuangan profitabilitas terhadap harga pasar saham pada

perusahaan-perusahaan manufaktur. Penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat sebagai berikut:

a) Bagi pasar modal seperti Bursa Efek Indonesia, investor, public, pialang,

sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dan membuat

kebijakan investasi.

5
b) Bagi akademisi dan kalangan ilmiah, diharapkan dapat menambah

wawasan dan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian sejenis.

c) Bagi peneliti, berguna sebagai media untuk mengaplikasikan teori yang

telah diperoleh dengan kondisi riil yang terjadi.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan teori

2.1.1 Laporan Keuangan

Semua perusahaan yang telah terdaftar di bursa diwajibkan oleh Badan

Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk mempublikasikan laporan

keuangannya yang telah di audit secara periodic. Laporan keuangan berisi

informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok, kreditur, pemilik

perusahaan, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan. Bagi para

investor dan calon investor informasi dari laporan keuangan digunakan sebagai

salah satu dasar untuk mengambil keputusan. Pada umumnya para investor dan

calon investor melakukan analisa-analisa tertentu terhadap laporan keuangan

suatu perusahaan sebelum membuat keputusan apakah akan melakukan investasi

atau tidak terhadap perusahaan tersebut.

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari

proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan

atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-

data atau aktivitas tersebut (Sundjaja dan Barlian, 2002:68). Laporan keuangan

merupakan bagian dari proses pelaporran keuangan. Menurut SAK 2007 laporan

keuangan yang lengkap terdiri atas komponen neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

7
1. Neraca adalah laporan mengenai aktiva, hutang, dan modal dari

perusahaan pada suatu saat tertentu (Sundjaja dan Barlian,2002:69),

2. Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan (revenue), biaya

(expense), laba/rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode

tertentu (Sundjaja dan Barlian,2002:69),

3. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi

kejadian-kejadian yang menyebabkan perubahan ekuitas pemilik selama

suatu periode tertentu (Henry Simamora,2000:26),

4. Laporan arus kas adalah laporan aliran kas untuk suatu periode tertentu.

Laporan ini menunjukkan aliran operasi perusahaan, investasi, dan aliran

kas pendanaan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga

selama periode tertentu (Sundjaja dan Barlian,2002:69),

5. Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan naratif atau rincian jumlah

yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan

perubahan ekuitas, serta informasi tambahan sperti kewajiban kontinjensi,

dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi

yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta

pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan

penyajian laporan keuangan secara wajar.

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. di dalam SAK 2007 tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan

yang bermanfaat bagi sebagaian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

8
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka. Dengan demekian informasi yang terkandung dalam laporan keuangan

mempunyai peranan yang sangat penting bagi para penggunanya, terutama bagi

para investor dan calon investor yang hendak menanam modalnya. Untuk dapat

bermanfaat atau berguna bagi para penggunanya, laporan keuangan harus

memiliki karakteristik kualitatif. Karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan

ada 4, yaitu:

1. Dapat dipahami: Informasi yang ditampung dalam laporan keuangan harus

mudah untuk segera dipahami.

2. Relevan: Informasi dalam laporan keuangan harus relevan untuk

memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan.

Informasi memiliki kualitas relevan kalau dpat mempengaruhi keputusan

ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini, atau masa depan.

3. Keandalan: Informasi yang memiliki kualitas andal adalah informasi yang

bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat

diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang

seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat diperbandingkan: Pengukuran dan penyajian laporan keuangan

harus dilakukan secara konsisten untuk antar periode untuk perusahaan

yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

9
2.1.1.3 Manfaat Laporan Keuangan

Pihak internal maupun eksternal perusahaan membutuhkan laporan

keuangan untuk mengambil keputusan-keputusan ekonomi. Dengan demikian

laporan keuangan sangat bermanfaat bagi para penggunanya, beberapa manfaat

laporan keuangan bagi para penggunanya menurut SAK 2007, yaitu:

1. Bagi Investor: Untuk membantu menentukan apakah harus membeli,

menahan, atau menjual investasi tersebut. Selain itu juga memberikan

informasi untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2. Bagi karyawan: Memberikan informasi yang memungkinkan mereka

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,

imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman: Memberikan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk menilai apakah perusahaan mampu membayar pinjaman

serta bunganya pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya: Memberikan informasi yang

memungkinkan mereka untuk menilai apakah perusahaan mampu

membayar jumlah pinjaman pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan: Memberikan informasi mengenai kelangsungan hidup

perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dlam perjanjian jangka panjang

dengan perusahaan, atau bergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah: Memberikan informasi sebagai dasar untuk mengatur alokasi

sumber daya, mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak,

10
dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan

statistic lainnya.

7. Masyarakat: Memberikan informasi perkembangan terakhir kemakmuran

perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.1.1.4 Sifat Laporan Keuangan

Menurut SFAC nomor 5, laporan keuangan memiliki dua sifat, yaitu:

1. Artikulasi: Laporan Keuangan saling terkait, karena pada dasarnya isi

setiap laporan keuangan berasal dari transaksi atau peristiwa yang sama.

Meskipun setiap laporan keuangan menyajikan informasi yang berbeda,

namun tidak ada laporan keuangan yang secara individual mampu

memenuhi kebutuhan informasi secara lengkap. Karena sifat laporan

keuangan yang saling terkait, maka untuk memudahkan para pengguna

laporan keuangan memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai

keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan, laporan keuangan dpat

dianalisa terlebih dahulu, yaitu dengan mencari hubungan yang ada antara

suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain.

2. Komplementer: Laporan keuangan saling melengkapi untuk memenuhi

kebutuhan informasi pemakai dalam pembuat keputusan. Untuk itu

laporan keuangan harus disajikan secara lengkap, agar dapat memberikan

informasi yang lengkap. Bagi investor, kelengkapan informasi yang

terkandung dalam laporan keuangan juga sangat penting untuk membuat

keputusan yang tepat dalam berinvestasi.

11
2.1.2 Analisa Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan secara umum adalah menyediakan informasi

yang bermanfaat bagi investor dan kreditur. Informasi laporan keuangan akan

banyak memberikan manfaat bagi penggunanya, apabila laporan keuangan

tersebut dianalisa lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat

keputusan. Analisa laporan keuangan pada hakekatnya adalah mencari hubungan

yang ada antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain, sehingga

dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil

usaha perusahaan (Soermarso, 1983:307). Dalam menganalisis laporan keuangan

dapat menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan dibagi dalam empat kategori

dasar (Sundjaja dan Barlian,2002:107), yaitu:

1. Rasio likuiditas yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

yang jatuh tempo.

2. Rasio aktivitas yang digunakan untuk mengetahui kecepatan

beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas.

3. Rasio leverage yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh

perusahaan menggunakan hutang.

4. Rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur

pengembalian perusahaan yang dihubungkan dengan

penjualan, aktiva, modal, atau nilai saham.

Dalam melakukan analisa rasio, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,

diantaranya (Sundjaja dan Barlian,2002:107), yaitu:

12
1. Sebuah rasio tunggal secara umum tidaklah dapat memberikan informasi

yang memadai untuk mengetahui seluruh kinerja perusahaan.

2. Laporan keuangan yang dibandingkan harus dalam periode yang sama.Jika

tidak maka penyimpangan yang disebabkan oleh dampak musiman dapat

menghasilkan kesimpulan yang salah

3. Setidaknya menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit. Jika

laporan keuangan belum di audit,maka data keuangan perusahaan tidak

dapat dipercaya mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang

sebenarnya

4. Perlu diyakinkan bahwa data yang diperbandingkan disusun dengan cara

yang sama. Penggunaan perlakuan akunting yang berbeda khususnya

untuk penyusutan dan persediaan dapat menyebabkan distorsi dalam hasil

analisa rasio.

Rasio-rasio profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah:

1. Rasio marjin laba bersih (net profit margin ): adalah rasio untuk

mengukur setiap hasil sisa penjualan seusudah dikurangi semua biaya dan

pengeluaran,termasuk bunga dan pajak (laba bersih setelah pajak) dari

setiap rupiah penjualan (Sundjaja dan Barlian,2002:121). Rumusnya:

Net profit margin : laba bersih setelah pajak / penjualan

2. Rasio hasil atas asset(return on asset) adalah rasion yang mneukur

keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang

tersedia (Sundjaja dan Barlian,2002:122). Rumusnya;

Return on asset: Laba bersih setelah pajak/total aktiva

13
3. Rasio hasil atas ekuitas (return on equity) adalah rasio yang mengukur laba

yang diperoleh pemilik atas investasi di perusahaan (Sundjaja dan

Barlian,2002:122). Rumusnya:

Return on equity: laba bersih setelah pajak/ekuitas

4. Rasio pendapatan per saham (earning per share) adalah rasio yang

mengukur jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa

(Sundjaja dan Barlian,2002:123). Rumusnya:

Earning per share: Pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham/jumlah

saham beredar.

Rasio-rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah:

1. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) adalah rasio untuk

menunjukkan aktivitas dari persediaan, yang diukur dari beberapa banyak

penggantian persediaan perusahaan selama satu tahun (Sundjaja dan

Barlian,2002:112). Rumusnya:

Inventory turnover : harga pokok penjualan / persediaan

2. Rasio perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) adalah rasio yang

mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya untuk

menghasilkan penjualan (Sundjaja dan Barlian,2002:115). Rumusnya:

Fixed asset turnover : penjualan / aktiva tetap bersih

3. Rasio perputaran total aktiva (total asset turnover) adalah rasio yang

mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya

untuk menghasilkan penjualan (Sundjaja dan Barlian,2002:115).

Rumusnya:

14
Total asset turnover : penjualan/total aktiva

2.1.3 Investasi Saham di Pasar Modal

Investasi saham atau penanaman modal dalam saham adalah pembelian

saham-saham perusahaan oleh perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan

untuk memperoleh pendapatan tambahan di luar pendapatan dari usaha pokoknya.

Investasi dalam terdiri dari 2 jenis, pertama investasi yang bersifat sementara,

investasi ini biasanya investor mengambil keputusan berupa capital gain (selisih

harga jual diatas harga beli pasar modal) dan yang kedua investasi yang bersifat

jangka panjang, investasi ini biasanya investor mengambil keuntungan dari

deviden dan investor cenderung ingin memiliki perusahaan tersebut.

2.1.3.1 Pengertian Saham

Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham

(stock). Jenis saham ada dua jenis, yaitu saham biasa dan saham preferen

(Jogiyanto,2003:67). Apabila perusahaan mengeluarkan satu kelas saham saja,

saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa. Untuk menarik investor potensial

lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham,

yaitu yang disebut saham preferen. Saham preferen mempunyai sifat gabungan

antara obligasi dan saham biasa, seperti obligasi yang membayarkan bunga atas

pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden

preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham

preferen di bawah klaim pemegang obligasi. Apabila dibandingkan dengan saham

biasa, saham preferen mempunyai hak atas dividen tetap dan hak pembayaran

terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.

15
2.1.3.2 Nilai Saham

Dalam berinvestasi saham, para investor perlu mengetahui konsep nilai

nilai saham. Hal ini penting karena dapat digunakan untuk mengetahui saham

saham mana yang bertumbuh dan yang murah. Berikut adalah macam - macam

nilai saham:

1. Nilai buku, nilai buku merupakan nilai sabam tat pembukuan

perumahann emiten (Jogiyanto,2003:82).

2. Nilai pasar, adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar (Jogiyanto,2003:88).

3. Nilai intrinsik, adalah nilai scharusnya dari suatu saham

(Jogiyanto,2003:88).

Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar dari suatu saham,

pertumbuhan perusahaan dapat diketahui dengan cara rasio nilai pasar dibagi

dengan nilai buku. Perusahaan yang bertumbuh mempunyai rasio lebih besar dari

satu, yang berarti pasar percaya, bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar

dari nilai bukunya. Apabila nilai pasar dan nilai intrinsik diketahui, maka dapat

diketahui saham - saham mana yang murah, tepat nilainya, atau yang mahal. Hal

ini dapat diketahui dengan membandingkan nilai pasar dan nilai intrinsiknya,

apabila nilai pasar lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham

tersebut dijual dengan haraga murah, karena investor membayar harga aham

tersebut lebih kecil dari yang scharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang

16
lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual

dengan harga yang mahal.

2.1.3.3 Keuntungan dan Kerugian Membeli Saham bagi Investor

Keuntungan dan kerugian yang terdapat dalam investasi saham menjadi

pertimbangan utama bagi para investor dalam melakukan investasinya.

Keuntungan dalam berinvestasi saham ada beberapa bentuk, yaitu:

1. Capital Gain: keuntungan yang di dapat dari selisih harga jual di atas

harga beli pasar modal.

2. Dividen: Keuntungan yang di dapat dari bagian laba perusahaan yang

dibagikan ke pemegang saham.

3. Saham perusahaan nilainya dapat meningkat sejalan dengan waktu dan

perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Investor jangka panjang

mengandalkan kenaikan nilai saham dan menyimpannya untuk jangka

lama dan selama masa itu mempcroleh manfaat dari dividen yang

dibuyarkan perusahaan setiap periode tertentu.

Selain keuntungan, dalam berinvestasi saham juga terdapat beberapa risiko atau

kerugian, yaitu:

1. Capital loss: kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih

antara nilai jual yang lebih rendah dibandingkan nilai belinya.

2. Oppurtunity loss: kerugian berupa selisih suku bunga deposito

dikurangi total hasil yang diperoleh ari total investasi.

17
3. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai

likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.

2.1.3.4 Pasar Modal Efisien

Efisiensi pasar dapat terjadi apabila semua informasi yang tersedia

tercermin dalam harga pasar secara langsung dan cepat dan akurat

(Jogiyanto,2003:369). Efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersidaan

informasinya saja yang disebut efisiensi pasar secara informasi atau dapat dilihat

dari ketersediaan informasi dan kocanggihan pelaku pasar dalam pengambilan

keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia yang disebut dengan

efisiensi pasar secara keputusan(Jogiyanto,2003:370).

2.1.3.5 Bentuk-bentuk Efisiensi Pasar

Berdasarkan bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi

sckarang, dan informasi privat, efisiensi pasar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Efisiensi pasar bentuk lemah, efisiensi pasar ini terjadi jika harga harga

dari sekuntas tercemin secara penuh informasi masa lalu

(Jogiyanto,2003:371).

2. Efisieni pasar bentuk setengah kuat, efisienst pasat ini terjadi jika harga

harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang

dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan

keuangan perusahaan emiten (Jogiyanto,2003:374).

18
Hubungan dari gleieni Market lpothesia (EMH) dengan penelitian ini,

yaitu apabila setelah dilakukan analisis, dan rasio -rasio keuangan dari laporan

keuangan yang dipublikasikan berpengaruh secara signifikan terhadap perubaban

harga saham, maka harga sabam di pasar mencerminkan seluruh informasi dalam

laporan keuangan. Maka pada saat itulah hipotesis pada pasar efisien sedang

berlaku. Dengan kata lain, jika suatu informasi bara yang relevan masuk ke pasar,

informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan harga

saham yang bersangkutan.

Pasar modal menjadi tidak efeisien jika terpengaruh oleh faktor - faktor

lain di luar informasi akuntansi seperti information arymetric. Asimetrik informasi

adalah informasi privat yang hanya dimiliki investor - investor yang mendapat

informasi saja (Jogiyanto,2003:387). Asimetrik informasi dapat terjadi di pasar

modal atau di pasar yang lain. Pada pasar modal informasi privat yang belum

tercermin pada harga saham, tetapi telah diketahui pihak-pihak tertentu, akan

menguntungkan pihak tersebut untuk memperoleh keuntungan yang tidak wajar.

Dalam aktivitas perdagangan saham sehari - hari, harga - harga saham

selalu mengalami fluktuasi, baik mengalami kenaikan mapun mengalami

penurunan Pembentukan harga saham terjadi karna adanya prmintann (demand)

dan penewaran (rupply) atas saham tersebut. Permintaan dan penawaran tersebut

terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang langsung berhubungan dengan

kondisi perusahaan tersebut ( seperti kinerja perusahaan, pertumbuhan

perusahaan, dil ) maupun faktor dari luar perusahaan seperti kondisi sosial,

politik, maupun numor - rumor yang berkembang.

19
2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu kepada penlitian terdahulu yang pernah dilakukan

sebelumnya yang mempunyai judul hampir menyerupai dengan penelitian yang

dilakukan. Adapun penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama dan Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Heni Purwantini Peran Kinerja Keuangan 1. Current ratio tidak


(2017) Terhadap Harga Saham memberikan kontribusi
Pada Perusahaan Wholesale pada perubahan harga
And Retail Trade saham. Current ratio
Terdaftar Di BEI yang terlalu tinggi
memperlihatkan adanya
penumpukan aktiva
lancar yang salah
satunya adalah kas.
Kondisi ini membuat
investor akan
memandang perusahaan
kurang
aktif dalam hal
operasional karena
menyimpan terlalu
banyak aktiva lancar.

2 Linzzy Pratami Pengaruh Profitabilitas 1. Berdasarkan


Putri (2015) Terhadap Harga Saham penelitian yang
Pada dilakukan terhadap 10
Perusahaan Pertambangan perusahaan
BatuBara Di Indonesia Pertambangan Batu
Bara yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2013, maka

20
dapat disimpulkan
bahwa tidak ada
pengaruh yang
signifikansecara parsial
antara Return On Assets
(ROA) terhadap harga
saham. Artinya,
hipotesis tidak
didukung
oleh data empiris.

3 Linda Rusli Pengaruh Likuiditas dan Secara parsial,


(2011) Profitabilitas Terhadap likuiditas yang diukur
Harga Saham Perusahaan dengan Current Ratio
Manufaktur yang Terdaftar tidak berpengaruh
di Bursa Efek Indonesia signifikan terhadap
harga saham perusahaan
manufaktur. Current
Ratio dapat
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham,
kemungkinan
dikarenakan investor
menyadari bahwa
Current Ratio memiliki
beberapa keterbatasan
dan
kelemahan sehingga
investor akan berusaha
mengimbanginya
dengan menggunakan
informasi lain sebagai
bahan untuk
mendukung
keputusannya.

4 Dinda Alfianti A. Pengaruh Profitabilitas Berdasarkan hasil


dan Sonja Terhadap Harga Saham analisis pengujian
Andarini (2017) Pada Perusahaan Makanan hipotesis secara parsial
dan Minuman yang (uji t), bahwa Gross

21
Terdaftar Di Bursa Efek Profit Margin (X1),
Indonesia Return On Equity (X4),
Earning Per Share (X5)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
harga saham (Y), akan
tetapi Return On Assets
(X3) berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap harga saham.
Sedangkan Operating
Profit Margin (X2)
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.

5 Dady Suhadi Pengaruh Rasio Aktivitas, rasio aktivitas yang


(2009) Rasio Profitabilitas, Rasio terdiri dari inventory
Lavarage, dan Rasio turnover dan assets
Penilaian Terhadap Harga turnover mempunyai
Saham Perusahaan Food pengaruh yang
and Beverage signifikan positif
terhadap harga saham
pada industri
manufaktur food and
beverage. Rasio
Leverage yang terdiri
dari Debt to Equity
Ratio dan Debt to
Assets Ratio juga
terbukti berpengaruh
signifikan negatif
terhadap harga saham
industri manufaktur
food and beverage.
Rasio profitabilitas
yang diproksi oleh
ROA dan Rasio
penilaian yang diwakili
oleh PER dan PBV

22
hanya cenderung
mempengaruhi harga
saham industri
manufaktur food and
beverage

2.3 Kerangka Pemikiran


Dalam penelitian ini mengunakan 2 variabel Independen ( Variabel bebas) yaitu

rasio profitabilitas dan aktivitas dan satu variabel Dependen ( Variabel terikat)

yaitu harga pasar saham.

Berikut ini bentuk Kerangka penelitian ini :

Profitabilitas

Harga Pasar Saham


Aktivitas

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Terhadap hubungan positif antara Rasio keuangan profitabilitas terhadap

harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-

2019.

H2: Terdapat hubungan positif antara Aktivitas dengan harga pasar saham pada

perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.

23
H3: Terdapat hubungan positif Rasio Keuangan Profitabilitas dan aktivitas dengan

harga pasar saham pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2015-2019.

24
BAB III
METOLOGI PENETILIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu mengambil data di

Bursa Efek Indonesia yang terdapat di website resmi Bursa Efek Indonesia

(www.idx.or.id). Data yang diambil adalah data laporan keuangan perusahaan

manufaktur tahun 2015 – 2019.

Objek penelitian ini adalah rasio keuangan profitabitas dan akivitas

terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3.2 Populasi dan Sampel


1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karatertistik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini menggunakan populasi Perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode yang dijadikan

pengamatan adalah data periode tahun 2015-2019.

2. Sampel

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya (Arikunto, 2011). Sampel dalam

penelitian ini adalah Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2018 – 2020. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria ,

25
dengan kriteria yaitu perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan

secara lengkap selama periode tahun 2015 sampai tahun 2019.

3.3 Definisi Operasional Variabel


Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi – informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (sugiyono, 2000). Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut :

3.3.1 Variabel Dependen


Variabel dependen (Y) atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen) dalam

sebuah pengamatan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

harga saham. Harga saham adalah nilai surat saham yang mencerminkan kekayaan

perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan dan

fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang

terjadi di pasar bursa (pasar sekunder).

Rasio-rasio profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah:

1. Rasio marjin laba bersih (net profit margin ): adalah rasio untuk

mengukur setiap hasil sisa penjualan seusudah dikurangi semua biaya dan

pengeluaran,termasuk bunga dan pajak (laba bersih setelah pajak) dari

setiap rupiah penjualan (Sundjaja dan Barlian,2002:121). Rumusnya:

Net profit margin : laba bersih setelah pajak / penjualan

26
2. Rasio hasil atas asset(return on asset) adalah rasion yang mneukur

keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang

tersedia (Sundjaja dan Barlian,2002:122). Rumusnya;

Return on asset: Laba bersih setelah pajak/total aktiva

5. Rasio hasil atas ekuitas (return on equity) adalah rasio yang mengukur laba

yang diperoleh pemilik atas investasi di perusahaan (Sundjaja dan

Barlian,2002:122). Rumusnya:

Return on equity: laba bersih setelah pajak/ekuitas

6. Rasio pendapatan per saham (earning per share) adalah rasio yang

mengukur jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa

(Sundjaja dan Barlian,2002:123). Rumusnya:

Earning per share: Pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham/jumlah

saham beredar.

3.3.2 Variabel Independen


Variabel independen atau bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut :

Rasio-rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah:

1. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) adalah rasio untuk

menunjukkan aktivitas dari persediaan, yang diukur dari beberapa banyak

penggantian persediaan perusahaan selama satu tahun (Sundjaja dan

Barlian,2002:112). Rumusnya:

Inventory turnover : harga pokok penjualan / persediaan

27
2. Rasio perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) adalah rasio yang

mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya untuk

menghasilkan penjualan (Sundjaja dan Barlian,2002:115). Rumusnya:

Fixed asset turnover : penjualan / aktiva tetap bersih

3. Rasio perputaran total aktiva (total asset turnover) adalah rasio yang

mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya

untuk menghasilkan penjualan (Sundjaja dan Barlian,2002:115).

Rumusnya:

Total asset turnover : penjualan/total aktiva

3.4 Teknik Analisis Data


Analisis data akan dilakukan dengan analisis regresi berganda yaitu

pengujian statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua variabel atau

lebih terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini model regresi yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Y= a+b1X1+b2X2….. +e

Keterangan:

Y = variabel dependen (harga saham)

a = kontanta yang menunjukan besar nilai Y bila nilai X=0

b1-b4 = koefisien regresi yang menunjukan besar peran X dalam menentukan

besar Y

X1 = Profuitabilitas

X2 = Aktivitas

28
e = error (kesalahan)

3.4.1 Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagai mana mestinya Sugiyono (2013). Analisis deskriptif ini di

gunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel dependen

yaitu Peringkat Obligasi dan variabel independen yaitu variable Kinerja

Keuangan, Perputaran Piutang, dan Profitabilitas.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan

uji asumsi klasik. Menurut Ansofino (2016), uji asumsi klasik adalah persyaratan

statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis

ordinary least square (OLS). agar hasil estimasi dapat bersifat BLUE (Best,

Linear, Unbias, Estimator) Sedikitnya terdapat tiga uji asumsi klasik yang harus

dilakukan terhadap suatu model regresi linear berganda sebelum dilakukan

pengujian hipotesis, maka dilakukan uji asumsi klasik terdiri dari Uji normalitas,

multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati

normal (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dapat

dilakukan dengan uji histogram dan Uji Kolmogorov – Smirnov untuk

29
mengetahui normalitas data. Jika hasil Kolmogrov – Smirnov (K – S)

menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05, maka data residual terdistribusi dengan

normal, Sedangkan jika dibawah 0,05, maka data residual tersebut tidak normal.

3.4.2.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresilinear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi hanya

dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data

scross secion seperti pada kuesioner dimana pengukuran semua variabel dilakukan

secara serempak pada saat yang bersamaan (Ghozali (2016)). Uji autokorelasi

dilakukan dengan menghitung nilai Durbin Watson (DW).

3.4.2.3 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji adanya korelasi antara

variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi maka

variabel – variabel ini tidak orthogonal. Uji multikolinearitas dilakukan dengan

menghitung nilai variance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen

(bebas). Jika nilai tolerance value > 0,01dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas (Ghozali, 2016).

3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi

ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika

varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut

30
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2016). Dalam penelitian ini untuk meguji heteroskedastisitas digunakan uji

glejser, yaitu dengan menguji tingkat signifikan. Pengujian ini dilakukan dengan

meregresi variabel (X) sebagai variabel independen dengan nilai absolut

unstandardizer residual regresi sebagai variabel dependen. Apabila hasil uji diatas

level signifikan (p > 0,05) berarti tidak terdapat heteroskedastisitas, namun

apabila dibawah level signifikan (p < 0,05) maka mengalami heteroskedastisitas

(Ghozali, 2016).

3.5 Analisis Linier Berganda


Uji regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh Return On

Assets (ROA), Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham.

3.6 Pengujian Hipotesis


Uji statistik t (uji nilai-t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel penjelas/independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian nilai-t

dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial. Menurut Ghozali (2011), penerimaan atau penolakan

hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

Menurut Ghozali (2011), penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan

dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika t-hitung > t tabel, maka H diterima, artinya variabel independen memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.

31
b. Jika t-hitung < t tabel, maka H ditolak, artinya variabel independen tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial. Atau

dengan membandingkan signifikansi dengan niali α:

Apabila signifikansi ≤0,1, maka H diterima

Apanila signifikansi > 0,1, maka H ditolak

3.7.2 Uji Simultan (Uji Statistik f)

Uji simultan ( Uji-F) di gunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari

seluruh variabel independen yaitu Kinerja Keuangan, Perputaran Piutang, dan

Saldo Laba. secara bersama – sama atau simultan terhadap variabel dependen

yaitu Peringkat Obligasi . Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan

nilai F ktitis (Ftabel) dengan F hitung yang terdapat pada tabel F.

3.7.3 Koefisien Determinasi (R2)

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji tingkat keeratan atau

keterikatan antar variable dependen dan variable independen yang bisa di lihat

dari besarnya nilai koefisien determinasi (adjusted squared). Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali (2016)). Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variable – variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen sangat terbatas. Nilai yang mendeteksi satu berarti variabel – variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk

memprediksi variansi variabel independen. Secara umum, koefisiensi determinasi

untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien

determinasi yang tinggi.

32
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisir Investasi, Edisi 3, BPFE

UGM. Yogyakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis,


Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar Buku 1, Edisi 5, Salemba

Empat, Jakarta.

Sundjaja dan Barlian, 2002, Manajemen Keuangan Satu, Edisi 4,

Prenhallindo, Jakarta.

Halim, Abdul, 2003, Analisis Investasi, Edisi 1. Salemba Empat, Jakarta.

33

Anda mungkin juga menyukai