OLEH :
GABRIEL MALISTA ATMOKO
NRP. 51418020
PSDKU MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
KAMPUS KOTA MADIUN
Tahun 2021
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................9
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi.................................................................10
BAB II....................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................12
2.1 Telaah Teori............................................................................................12
2.2 Hubungan Antar Variabel.......................................................................17
2.3 Penelitian Terdahulu................................................................................19
2.4 Pengembangan Hipotesis........................................................................23
2.5 Rerangka Penelitian.................................................................................23
BAB III...................................................................................................................25
METODE PENELITIAN.......................................................................................25
3.1 Desain Penelitian.....................................................................................25
3.2 Identifikasi, Definisi Operasional, dan Pengukur Variabel.....................25
3.3 Jenis data dan sumber data......................................................................27
3.4 Metode Pengumpulan Data.....................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................23
Tabel 3.1 Identifikasi, Definisi Operasional, dan Pengukur Variabel...................29
Tabel 3.2 Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi..................................35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis.............................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
Dari sisi biaya dan proses, aksi korporasi melalui pasar modal diperkirakan
jauh lebih efisien ketimbang pendanaan yang didapatkan perusahaan dari
pinjaman perbankan. Di pasar modal, saham merupakan salah satu sekuritas yang
cukup populer diperjualbelikan dan semakin tahun peminatnya terus meningkat.
Ketika perusahaan menginginkan dana melalui penjualan saham, maka perusahaan
tersebut terlebih dahulu harus melakukan Initial Public Offering (IPO). Menurut
Hartanto (2017:36), Initial Public Offering (IPO) adalah kegiatan perusahaan di
pasar modal ketika menjual sahamnya untuk pertama kali atau biasa disebut
sebagai penawaran umum perdana yang dilakukan di pasar perdana (primary
market). Pasar
1
perdana yakni pasar bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum (emiten)
untuk menjual sahamnya pertama kali kepada investor. Transaksi penawaran
umum perdana atau IPO dilakukan oleh emiten (perusahaan go public) untuk
pertama kalinya dilaksanakan di pasar perdana (primary market) dengan tujuan
agar perusahaan mendapatkan dana sebesar saham yang ditawarkan, kemudian
diperjualbelikan di pasar sekunder (secondary market) yang bertujuan
menyelenggarakan perdagangan saham yang sudah ada di tangan investor
sehingga investor yang ingin menjual atau membeli sejumlah saham terlaksana.
Menurut Tandelilin (2010:27), ketika saham diperjualbelikan ke dalam pasar
sekunder, transaksi yang dilakukan investor tidak akan memberikan dana
tambahan lagi untuk perusahaan yang menerbitkan sahamnya, hal tersebut
dikarenakan transaksi hanya terjadi antar investor, bukan dengan perusahaan.
Dalam pelaksanaan IPO seringkali terjadi bahwa harga saham yang ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara emiten (issuer) dengan underwriter (penjamin
emisi) pada saat IPO sering kali terjadi perbedaan harga saham ketika
diperdagangkan di bursa efek. Harga saham pada saat IPO cenderung lebih rendah
jika dibandingkan dengan harga saham di bursa efek pada hari pertama (closing
price), fenomena ini disebut underpricing atau out performed. Menurut Hartanto
(2017:36), underpricing adalah suatu keadaan dimana harga saham pada saat
penawaran perdana lebih rendah dibandingkan ketika diperdagangkan di pasar
sekunder. Underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan
go public, karena dana yang diperoleh tidak maksimum, sebaliknya jika terjadi
overpricing akan merugikan investor karena tidak menerima initial return (return
awal) yang maksimum.
2
keuangan dari perusahaan bersangkutan yang dapat digunakan untuk mengetahui
faktor-faktor apa
3
saja yang dapat mempengaruhi tingkat underpricing saham. Menurut Tandelilin
(2010:74), sebelum memutuskan investasinya, investor dapat memulai untuk
mempelajari prospektus yang berisikan jenis usaha dan riwayat emiten, kinerja
keuangan secara histories, dan agen penjualan yang berpartisipasi dalam proses
penawaran perdana. Informasi tersebut dapat membantu investor dalam setiap
pengambilan keputusan berkaitan dengan risiko nilai saham yang ditawarkan
perusahaan.
4
mungkin akan investor dapatkan
5
dimasa yang akan datang, sebaliknya pada sisi perusahaan faktor ROE (return on
equity) sangat menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut menghasilkan
seberapa besar tingkat laba karena hasil dari laba yang perusahaan hasilkan akan
menarik lebih banyak investor yang akan melakukan penanaman modal
(Supriyono, 2018:63).
Sedangkan pada prospektus jenis usaha dan riwayat emiten, faktor yang
menyebabkan underpricing dapat diukur melalui ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan oleh para investor ketika
akan berinvestasi. Pada umumnya investor akan mempertimbangkan skala dari
perusahaan sebelum memutuskan untuk melakukan investasi. Perusahaan dengan
skala yang besar cenderung lebih dikenal oleh masyarakat luas, sehingga
masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan informasi mengenai perusahaan
6
tersebut (Hartono, 2015:254). Tingkat ketidakpastian yang dihadapi oleh calon
investor dapat diperkecil apabila informasi yang didapatkan investor itu banyak.
Sesuai dengan teori sinyal, ukuran perusahaan merupakan sinyal positif bagi para
investor, hal ini dikarenakan ukuran perusahaan yang berskala besar dianggap
memiliki pengalaman yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan
skala kecil, yang secara tidak langsung maka laba yang diperoleh dan dilaporkan
oleh perusahaan dengan ukuran skala besar lebih dapat dipercaya (Suwardjono,
2014:583). Menurut teori agensi, investor baru yang akan menanamkan modal di
pasar modal akan lebih memilih perusahaan dengan ukuran skala besar, hal ini
dikarenakan perusahaan dengan skala besar lebih menarik dari perusahaan yang
berukuran kecil (Supriyono, 2018:63).
7
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas,
maka rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap Underpricing pada saat perusahaan yang terdaftar di BEI
melakukan IPO tahun 2018-2020?
2. Apakah reputasi underwriter berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
Underpricing pada saat perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan IPO
tahun 2018- 2020?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
Underpricing pada saat perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan IPO
tahun 2018- 2020?
Manfaat Teoritis
8
dapat menambah informasi dan wawasan kepada investor yang ada di
Indonesia.
2. Bagi Kalangan Akademis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan tambahan
wacana, refrensi serta literatur di bidang keuangan, sehingga dapat bermanfaat
untuk mahasiswa dan bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
Manfaat Praktis
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi bagaimana latar belakang masalah yang terjadi sehingga
diangkat menjadi objek penelitian. Dari latar belakang masalah tersebut
dirumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti, tujuan dan manfaat dari
penelitian serta sistematika penulisan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
(Initial Public Offering). Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh
kesepakatan antara emiten dan penjamin emisi (underwriter) berdasarkan
faktor-faktor fundamental dan faktor lain yang perlu diidentifikasi.
Underwriter selain menentukan harga saham bersama emiten, juga melakukan
proses penjualannya.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder adalah jenis pasar dalam pasar modal dimana saham dan
sekuritas lainnya diperjualbelikan kepada publik setelah melakukan penawaran
saham perdana di pasar perdana. Harga saham dipasar ini ditentukan oleh
mekanisme permintaan dan penawaran yang terjadi dipasar.
11
dan maksimal. Sedangkan underwriter sendiri menginginkan harga saham yang
redah pada penawaran saham perdana untuk meminimalkan resiko yang menjadi
tanggung jawabnya apabila teradapat saham yang tidak terjual dalam pasar
perdana. Di Indonesia menganut satu tipe penjaminan yang dilakukan oleh
underwriter yaitu tipe penjaminan full commitment, dimana underwriter akan
bertanggung jawab dengan cara membeli terhadap saham yang tidak terjual dalam
pasar perdana (Tandelilin 2010:69). Tipe penjaminan yang seperti ini memiliki
resiko yang tinggi. Sehingga untuk menghindari resiko tidak terjualnya saham di
pasar perdana maka underwriter akan melakukan negoisasi dengan emiten agar
menetapkan harga yang tidak terlalu tinggi, bahkan harga saham yang ditetapkan
cenderung underpriced. Disamping itu pada saat melakukan penentuan harga,
terjadi asimetri informasi dimana underwriter memiliki informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan emiten.
2.1.4 Underpricing
Menurut Hartono (2017:36), Underpricing adalah perbedaan antara harga
penawaran perdana dengan harga penutupan saham IPO di pasar sekunder pada
hari pertama. Selisih harga inilah yang sering disebut initial return. Underpricing
merupakan fenomena yang umum dan sudah sering terjadi pada pasar modal
manapun pada saat emiten melakukan IPO. Kondisi underpricing tentu merugikan
perusahaan yang melakukan go public, karena dana yang diperoleh dari publik
tidak maksimum. Para pemilik perusahaan menginginkan agar meminimalkan
underpricing, karena terjadinya underpricing akan menyebabkan transfer
kemakmuran dari pemilik kepada para investor.
12
1. Profitabilitas
a. Profit Margin
Laba Bersih
Profit Margin=
Penjualan
Keterangan :
Laba Bersih
ROA=
Total Aset
Keterangan :
Keterangan :
ROE : Return on Equity
2. Reputasi Underwriter
14
besar dalam setiap emisi efek di pasar modal. Dalam menjalankan tugasnya
underwriter membantu emiten dalam mempersiapkan pernyataan pendaftaran
emisi beserta dokumen pendukungnya dan memberi masukan kepada emiten.
Underwriter dan emiten akan membuat kesepakantan untuk penentuan harga
saham yang akan ditawarkan di pasar perdana, sedangkan harga saham di pasar
sekunder akan ditentukan oleh mekanisme pasar. Reputasi underwriter dapat
dilihat dari dua sisi, dari sisi klien maupun investor. Jika dilihat dari sisi klien,
underwriter yang memiliki reputasi yang baik dapat dilihat dari tingkat
permintaan jasa penjaminan dari klien. Semakin banyak emiten yang
mempercayakan IPO kepada underwriter , berarti underwriter tersebut dapat
dikatakan memiliki reputasi yang baik. Sedangkan dari sisi calon investor,
reputasi underwriter dapat dilihat dari nilai IPO (gross proceeds). Semakin tinggi
nilai IPO, berarti semakin besar kepercayaan calon investor kepada underwriter.
Adanya fungsi penjaminan saham tersebut berarti underwriter mempunyai
peranan kunci bagi kesuksesan emisi surat berharga suatu perusahaan. Di
Indonesia menganut satu tipe penjaminan yaitu tipe Full Commitment, dimana
underwriter sebagai penjamin emisi harus bertanggung jawab dengan cara
membeli saham yang tidak terjual di pasar perdana, tipe penjaminan seperti ini
memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan tipe penjaminan lainnya
(Tandelilin, 2010:69). Oleh karena itu underwriter akan berusaha untuk
menetapkan harga saham yang tidak terlalu tinggi, bahkan cenderung underpriced
untuk mengurangi
3. Ukuran Perusahaan
Menurut Hartono (2015:254), ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya
perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan
menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva. Ukuran perusahaan dapat
dijadikan sebagai proksi tingkat ketidakpastian saham. Perusahaan yang berskala
besar cenderung lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek
perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan
berskala kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor
mengenai masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi yang
diperolehnya banyak. Tingkat ketidakpastian perusahaan berskala besar pada
umumnya rendah karena dengan skala yang tinggi perusahaan cenderung tidak
15
dipengaruhi pasar, sebaliknya dapat mewarnai dan mempengaruhi keadaan pasar
secara keseluruhan. Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai kecilnya tingkat resiko
investasi perusahaan berskala besar dalam jangka panjang. Sedangkan pada
perusahaan berskala kecil tingkat ketidak pastian di masa yang akan datang besar,
sehingga tingkat resiko investasinya lebih besar dalam jangka panjang.
Keterangan :
19
sebagai variabel dependen. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang
melakukakan initial public offering di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai
dengan 2013. Penelitian ini membuktikan bahwa financial leverage berpengaruh
positif terhadap underpricing pada perusahaan IPO, sebaliknya profitabilitas,
20
reputasi penjamin emisi, umur perusahaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap underpricing pada perusahaan IPO.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti/ Judul Metode Hasil Penelitian
Tahun Penelitiann Penelitian
1. Himawan Analisis Faktor- Analisis Hasil penelitian
Budi Faktor yang Regresi menunjukkan bahwa
Kuncoro dan Mempengaruhi Linear reputasi underwriter,
Rossje V Underpricing Berganda return on equity, dan
Suryaputri Saham pada ukuran perusahaan
(2019) Penawaran berpengaruh negatif
Umum Perdana terhadap underpricing,
sedangkan debt to equity
ratio,umur perusahaan,
jenis industri, dan tingkat
inflasi tidak memiliki
21
dampak terhadap
underpricing.
2 Anak Agung Pengaruh Regresi Hasil penelitian ini
Gede Reputasi Linear menunjukkan bahwa
Jayanarendra Underwriter, Berganda ukuran perusahaan dan
dan Ni Luh Ukuran return on
Putu Perusahaan, equity
Wiagustini Dan Return berpengaruh negatif
(2019) On Equity signifikan terhadap
Terhadap underpricing, sedangkan
Underpricing reputasi underwriter tidak
Saat IPO di BEI berpengaruh terhadap
underpricing
3. Sri Winarsih Beberapa Analisis Hasil penelitian
Ramadana Faktor Yang Regresi menunjukkan bahwa
(2018) Mempengaruhi Linear financial leverage
Underpricing Berganda berpengaruh positif
Saham Ada terhadap underpricing,
Perusahaan sedangkan profitabilitas,
Yang reputasi penjamin emisi,
Melakukan umur perusahaan dan
Initial Public ukuran perusahaan
Offering (IPO) berpengaruh negatif
di Bursa Efek terhadap underpricing.
Indonesia
4 Triya Pengaruh Analisis Hasil penelitian ini
Mayasari, Return On Regresi menunjukkan bahwa
Yusuf, dan Equity, Net Linear Return On Equity (ROE)
Agung Profit Margin Berganda dan Ukuran Perusahaan
Yulianto Dan Ukuran (Firm Size) berpengaruh
(2018) Perusahaan terhadap underpricing pada
22
Terhadap perusahaan yang IPO di
Underpricing Bursa Efek Indonesia,
sedangkan Net Profit
Margin (NPM) tidak
berpengaruhunderpricing
pada perusahaan yang IPO
di Bursa Efek Indonesia.
23
Reputasi
underwriter (X1) H1-
H2-
Ukuran perusahaan
Size (X2)
H3-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
ROE = Return On Equity
25
2. Reputasi Underwriter
Reputasi Underwriter dapat dilihat dari dua sisi, dari sisi klien maupun
investor. Jika dilihat dari sisi klien, underwriter yang memiliki reputasi yang baik
dapat dilihat dari tingkat permintaan jasa penjaminan dari klien. Variabel ini
diukur dengan menggunakan variabel dummy, nilai 1 untuk penjamin emisi yang
masuk dalam peringkat 10 besar underwriter berdasarkan total frekuensi
melakukan penjaminan emisi dalam tahun 2018-2020 dan nilai 0 untuk penjamin
emisi yang tidak masuk dalam peringkat 10 besar.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian
saham. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal oleh masyarakat,
sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah
diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil. Ukuran perusahaan
dihitung dengan menggunakan logaritma dari total aktiva perusahaan.
𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Keterangan :
26
melakuakan initial pubrlic offering, yakni selisih harga antara penutupan harga
saham pada hari pertama di pasar sekunder dengan harga saham penawaran.
Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
27
public yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) serta melakukan penawaran
saham perdana (IPO) dengan periode tahun amatan yaitu tahun 2018 – 2020.
Kriteria perusahaan yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
28
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2018:19) statistik deskriptif merupakan teknik analisis
yang menggambarkan atau mendeskripsikan data penelitian melalui nilai
minimum, maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi, sum, range, kurtosis, dan
kemencengan distribusi. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran
fenomena terkait variabel penelitian melalui data yang telah dikumpulkan. Teknik
analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum,
maksimum, mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2018:107).
Model regresi yang baik sebenarnya tidak terjadi korelasi antara variabel
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Suatu
model regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai
29
VIF0,1. Jika nilai VIF>10 dan nilai tolerance<0,1, maka terjadi gejala
multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya (Ghozali, 2018:137). Jika nilai signifikansinya > 0,05
maka model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas
yang digunakan dalam model regresi ini adalah metode white yang
dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel
dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen, kemudian
ditambahkan lagi dengan perkalian dua variabel.
d. Uji Autokeralasi
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,2018:111).
Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan metode
Durbin Watson (DW). Menurut Ghozali (2018:112) dasar penentuan ada
atau tidaknya kasus autokorelasi didasari oleh kaidah berikut:
Tabel 3.2
Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Nilai Statistik Hasil
d
0 < d < dl Ada autokorelasi
dl < d < du Tidak ada keputusan
du < d < 4-du Tidak ada autokorelasi
Sumber : Ghozali (2018:111)
Keterangan:
UP = Underpricing
A = Konstansta
𝛽1 𝛽2 𝛽3 = Koefisien Regresi
RUND = Reputasi Underwriter
SIZE = Ukuran Perusahaan
ROE = Return On Equity
e = Error
Pada penelitian ini teknik pengujian hipotesis dilakukan dengan metode uji
koefisein determinasi (𝑅2), dan uji parsial (uji t).
31
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Terjemahan (10th ed.). Salemba Empat.
Ghozali, I. (2018). plikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, M. M. dan A. H. (2016). Analisis Laporan Keuangan (kelima). UPP
STIM YKPN.
Hartono, Jogianto. 2015. Teori Perfotofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta :
BPFE.
Hartono. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (11th ed.). BPFE.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada.
Mayasari, T., Yulianto, A., & Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Swadaya Gunung Jati, P. (2018). PENGARUH RETURN ON EQUITY,
NET PROFIT MARGIN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
UNDERPRICING. In Jurnal Kajian Akuntansi (Vol. 2, Issue 1).
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka
Prof. Dr. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta,
CV.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Alfabeta.
Supriyono, R. A. (2018). Akuntansi Keprilakuan. Gajah Mada University Press.
Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi (Perekayasaan Pelaporan Keuangan) Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (1st ed.).
Penerbit Kanisius.
Winarsih Ramadana, S. (2018). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public
Offering (IPO) Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Inspirasi
Manajemen Dan Kewirausahaan, 2(2). www.e-bursa.com,
32
33