Anda di halaman 1dari 18

1347 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering


(IPO) Pada Perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia

Arfandi
(Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNP, email: arfanditanjung@gmail.com)

Salma Taqwa
(Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNP, email: salmataqwa@yahoo.com)

Absctract
Deciding for an initial public offering (IPO) has a major influence in improving the company's condition,
improving the company's performance, especially in terms of corporate financial performance. This study aims
to assess financial performance by viewing and analyzing financial reports, non-financial companies that IPO
in 2014 at BEI. Financial analysis uses 6 (six) financial ratios: Return On Investments (ROI), Net Profit Margin
(NPM), Total Asset Turn Over (TATO), Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), and CashFlow Operation
Ratio (CashFlow to Sales). Assessment of financial performance by comparing the difference in performance
before IPO with post IPO so that the data analysis technique used is paired sample T-test. Based on the results
of the analysis found that there are differences in financial performance in the current ratio, and the ratio of
total asset turnover (TATO) before and after the IPO, but there is no difference in financial performance
measured through return on investment (ROI), net profit magin (NPM ), debt to equity ratio (DER), and cash
flow operations ratio. The condition of performance difference in current ratio tends to increase seen from the
average value before doing IPO but TATO ratio tends to decrease from before IPO.

Keyword: Initial Public Offering (IPO), Financial Performance, Financial Ratio

1. Pendahuluan perusahaan ingin melakukan expansi atau


Kegiatan perekonomian berjalan baik menambah lini serta membuat pabrik baru
jika ada transparansi antara pihak-pihak yang dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
terlibat. Transparansi yang dimaksud ialah pastinya tidak cukup mengandalkan kinerja
tersedianya informasi yang dibutuhkan dalam dari aktivitas operasionalnya saja tetapi juga
proses jual beli seningga pihak-pihak yang membutuhkan tambahan dana yang cukup
melakukan jual beli merasa aman dan nyaman besar. Oleh sebab itu, dalam rangka
dalam bertransaksi. Hal ini menuntut mendapatkan dana, perusahaan akan berupaya
perusahaan menyediakan informasi yang mencari solusi terkait hal ini dengan cara:
cukup, relevan dan andal. Informasi aktivitas memilih pendanaan melalui penahanan laba
bisnis perusahaan dapat tergambar dari laporan (jalur internal) mencari pinjaman dana,
keuangan yang dibuat pihak manajemen mencari partner untuk merger atau melakukan
perusahaan. Laporan keuangan tidak hanya penggabungan usaha, dan penerbitan saham di
menggambarkan kegiatan bisnis perusahaan pasar modal (jalur eksternal).
tetapi juga menjadi sebagai alat pertanggung Alternatif pendanaan jalur internal dan
jawaban terhadap para pemangku kepentingan. sebagian besar pinjaman tidak mungkin bisa
Fahmi (2012:22) menjelaskan “Laporan mencukupi kebutuhan perusahaan karena
keuangan merupakan suatu informasi yang adanya keterbatasan tingkat hutang oleh
menggambarkan kondisi suatu perusahaan kreditur. Solusi lain yang menarik dan dapat
yang dimana selanjutnya itu akan menjadi dilakukan perusahaan dengan menerbitkan
suatu informasi yang menggambarkan tentang saham di pasar modal (go public). Menarik,
kinerja suatu perusahaan”. karena manfaat dari penerbitan saham dipasar
Kinerja perusahaan yang baik tentu akan modal bukan hanya untuk perusahaan, tetapi
membawa perusahaan terus berkembang para investor juga berkesempatan
semakin besar dan mencapai tujuannya, namun menanamkan modalnya dengan membeli
untuk berkembang semakin besar dengan sejumlah efek dengan harapan akan
memanfaatkan peluang yang ada seperti memperoleh keuntungan.
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1348

Pasar modal merupakan salah satu dilakukan dengan pelaporan berkala. Tidak
indikator dalam kemajuan perekonomian hanya itu kondisi perusahaan yang sudah dapat
negara karena berperan sebagai suatu instansi dimiliki masyarakat umum harus mematuhi
yang memfasilitasi pihak yang berkelebihan semua peraturan pasar modal yang berlaku.
dana (investor) dengan pihak yang Berdasarkan laporan keuangan tersebut
membutuhkan dana (perusahaan). Perusahaan calon investor dapat melihat dan menilai
yang memilih menerbitkan dan menjual kinerja perusahaan selama periode tertentu
sahamnya dalam mengatasi pendanaan diawal dalam rangka pengambilan keputusan
harus melakukan Initial Public Offering (IPO). investasi. “Penilaian kinerja adalah keadaan
IPO adalah proses penawaran saham perdana dimana laporan keuangan yang berupa neraca
atau proses awal dalam memasuki pasar dan laporan laba rugi suatu perusahaan, bila
modal. Menurut Undang-undang No. 25 disusun secara baik dan akurat dapat
Tahun 2007 (sebagai pengganti Undang- memberikan gambaran keadaan yang nyata
undang no.8 tahun 1995) mendefinisikan mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai
initial public offering sebagai kegiatan oleh suatu perusahaan selama kurun waktu
penawaran efek yang dilakukan oleh emiten tertentu” (Martono dan Harjito, 2005:52).
untuk menjual efek kepada masyarakat Karenanya, kinerja perusahaan akan tergambar
berdasarkan tatacara yang diatur dalam melalui laporan keuangan yang diterbitkannya.
undang-undang dan peraturan pelaksanaanya. Penilaian terhadap kinerja keuangan
Efek dalam hal ini adalah surat berharga yaitu merupakan tolak ukur serta hal yang paling
surat pengakuan hutang, surat berharga dasar dalam menilai dan menentukan arah
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, perencanaan perusahaan ke depan. Perusahaan
dan kontrak berjangka atas efek. yang memilih untuk initial public offering
Dana yang didapatkan dari penawaran memiliki konsekuensi- konsekuensi yang
saham perdana / IPO di pasar perdana dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Oleh
(primery market) diterima langsung oleh sebab itu, penelitian ini penting dilakukan
perusahaan dan segera penggunaanya untuk memberikan penjelasan terkait
dialokasikan sesuai tujuan masing-masing gambaran kemampuan kinerja keuangan
perusahaan dalam melakukan go public. perusahaan pada saat sebelum initial public
Kusumawati (2014) menjelaskan bahwa “dana offering dan setelah initial public offering
hasil IPO tentunya meningkatkan modal sehingga pengambilan keputusan investasi dan
perusahaan yang dapat digunakan untuk bisnis oleh para pemangku kepentingan
exspansi, memperbaiki struktur modal kerja, menjadi tepat dan releven.
dan melunasi sebagian hutang dengan Menurut Cahyani (2017) “kinerja
penawaran untuk konversi dari pinjaman atau keuangan perusahaan merupakan kemampuan
hutang menjadi kepemilikan saham perusahaan dalam menjalankan kegiatan dan
perusahaan sehingga solvabilitas perusahaan aktivitas operasionalnya”. Kinerja keuangan
dapat meningkat, perusahaan dapat terhindar perusahaan ini dapat kita lihat melalui
dari keadaan insolvent dan terhindar dari beberapa rasio keuangan berikut: rasio kredit,
resiko likuiditas”. Keputusan perusahaan rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio pasar,
untuk initial public offering atau yang dikenal dan rasio arus kas (cash flow). Penilaian
sebagai go public juga memiliki konsekuensi terhadap kinerja keuangan menggunakan alat
dimana menjadi perusahaan publik akan ukur rasio keuangan. Rasio keuangan dapat
dituntut untuk menjadi perusahaan yang merefleksikan gambaran kemampuan
professional dan transparan. perusahaan secara keuangan dalam aspek-
Perusahaan yang go public harus terbuka aspek yang menjadi perhatian para pemangku
(transparansi) terhadap segala aspek. Ikhsan kepentingan (user). Aspek yang menjadi
(2011) menjelaskan “bentuk dari keterbukaan perhatian utama salah satunya ialah
ini pada saat IPO, perusahaan harus kemampuan perusahaan dalam melunasi
menerbitkan prospektus yang berisi tentang hutang, tidak hanya itu kemampuan
informasi gambaran kondisi, prospek ekonomi, perusahaan dalam hal lainnya juga perlu di
rencana investasi, ramalan laba, dan dividen ketahui seperti keefisienan pengelolaan aset
yang akan dijadikan dasar dalam pembuatan serta profitabilitas dan lainya.
keputusan”. Bentuk keterbukaan informasi Penelitian ini sangat penting untuk
bagi perusahaan pada selanjutnya setelah IPO dilakukan dalam membantu pengawasan dan
1349 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

penilaian para pemangku kepentingan terhadap yakni 2015 dan 2016 pada perusahaan sektor
kinerja manajemen perusahaan serta non keuangan.
membantu investor dalam membaca informasi Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari
keuangan guna pengambilan keputusan analisis ini untuk mengetahui dan mempelajari
investasi. Berbeda dengan penelitian aspek-aspek kinerja keuangan sehingga
sebelumnya, dimana penelitian ini akan berguna dalam pengambilan keputusan
membahas analisis kinerja keuangan pada investasi serta membantu para pemangku
perusahaan sektor non keuangan yang kepentingan dalam mengawasi dan menilai
melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada kinerja manajemen perusahaan. penelitian ini
tahun 2014. mengkaji dan menganalisis rasio keuangan
Beberapa kinerja keuangan perusahaan perusahaan sebelum dan sesudah IPO pada
yang akan diteliti dalam hal ini adalah perusahaan yang masuk ke pasar modal / BEI
kemampuan perusahaan dalam melunasi pada tahun 2014 dengan membandingkan
kewajiban atau tingkat hutang dengan periode kinerja keuangan sebelum dan sesudah
menggunakan alat rasio kredit dilihat dari IPO pada masing-masing sektor yang terpilih.
Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio Tujuan penelitian ini adalah untuk
(DER), kemampuan kinerja keuangan mengetahui dan menjelaskan pebedaan kinerja
perusahaan dalam hal menghasilkan laba keuangan yang tegamba melalui rasio
(Profitability) dengan menggunakan alat rasio keuangan pada peusahaan sekto non keuangan
profitabilitas dilihat dari Return On Investment selama 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah
(ROI) dan Net Profit Margin (NPM) serta alat IPO.
rasio pemanfaatan aset dalam menunjang Hasil penelitian ini dihaapkan bemanfaat
menghasilkan laba yang dilihat dari rasio Total sebagai beikut: (1) Bagi Perusahaan, dapat
Asset Turn Over (TATO), dan penelitian ini menjadi rekomendasi pertimbangan
juga meneliti kemampuan keuangan mengevaluasi dan mengambil keputusan guna
perusahaan dalam mengelola arus kas dengan memaksimalkan dan meningkatkan efisiensi
menggunakan alat cash flow ratio yang dilihat usaha atau kegiatan operasional dalam rangka
dari persentase arus kas dibagi total penjualan memperhatikan tingkat kesehatan perusahaan
yang dihasilkan perusahaan. Pemilihan rasio- yang dinilai melalui rasio keuangan. (2) Bagi
rsaio keuangan ini dilakukan dengan Penulis, menambah pengetahuan dan
memperhatikan ketepatan alat ukur dalam pemahaman penulis terkait analisis rasio
menyajikan informasi kinerja keuangan keuangan serta berguna dalam keilmuan
perusahaan yang relevan terhadap aspek dalam penulis dibidang akuntansi yang dapat
penilaian kinerja serta pengambilan keputusan diaplikasikan pada dunia kerja sebagai akuntan
investasi. dan calon investor dalam pengambilan
Pemilihan sektor non keuangan keputusan investasi di pasa modal. (3) Bagi
dilakukan karena sektor non keuangan Pembaca (calon Investor dan Perguruan
mempunyai lebih banyak jenis usaha dimana Tinggi), untuk menambah referensi informasi
calon investor bisa memilih sesuai kebutuhan dan ilmu pengetahuan bagi calon investor dan
atau pertimbangan-pertimbangan tertentu peneliti selanjutnya terkait hal yang serupa.
terhadap jenis atau bidang usaha yang Dan menjadi koleksi penelitian yang berguna
diinginkan. Pemilihan sektor non keuangan dalam melengkapi khazannah pengetahuan di
juga mempertimbangkan dan memperhatikan perguruan tinggi dalam bidang analisis laporan
calon investor muslim akan kebutuhan atas keuangan.
informasi keuangan perusahaan dalam
mengambil keputusan investasi yang 2. Telaah Literatur dan Hipotesis
sahamnya sesuai dengan syariat dan bebas riba Penelitian
sehingga sektor non keuangan akan dapat 2.1 Teori Stakeholder
menyerap lebih banyak calon investor dari Stakeholder merupakan sebuah teori
berbagai kalangan baik muslim maupun non yang sudah berkembang dimana beberapa ahli
muslim. Penelitian ini menjadikan tahun 2014 menjelaskan seperti Ghozali & Chariri (2007)
sebagai cut of terhadap pergerakan kinerja “Teori stakeholder mengatakan bahwa
keuangan antara sebelum IPO yakni tahun perusahaan bukanlah entitas yang hanya
2012 dan 2013 dengan tahun sesudah IPO beroperasi untuk kepentingannya sendiri,
namun harus memberikan manfaat bagi
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1350

stakeholder (pemegang saham, kreditor, kesehatan perusahaan, melalui analisis kondisi


konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, arus kas atau kinerja organisasi perusahaan
analis dan pihak lain)”. Manfaat yang baik yang bersifat parsial maupun kinerja
dimaksud dapat berbagai macam seperti lebih organisasi secara keseluruhan.
jelas Deegan (2004) menyatakan Berdasarkan beberapa pendapat ahli
bahwa stakeholder theory adalah "Teori yang diatas, analisis laporan keuangan menjadi
menyatakan bahwa semua stakeholder suatu hal yang sangat penting dilakukan dalam
memunyai hak memperoleh informasi rangka membaca dan memahami informasi
mengenai aktivitas perusahaan yang dapat yang terkandung sehubungan kinerja
memengaruhi pengambilan keputusan mereka. perusahaan baik masa lalu maupun prediksi
Para stakeholder juga dapat memilih untuk kinerja dimasa depan, serta memberikan bukti
tidak menggunakan informasi tersebut dan kebenaran atas penyususnan laporan keuangan
tidak dapat memainkan peran secara langsung sesuai kaidah akuntansi melalui proses audit.
dalam suatu perusahaan."
Artinya sebuah perusahaan tidak hanya b. Tujuan Laporan Keuangan
menjalankan bisnis nya saja tetapi juga harus Menurut standar akuntansi keuangan
mempunyai manfaat bagi para pemangku (Ikatan Akuntan Indonesia, 1994) bahwa
kepentingan dimana berupa perolehan tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang dapat menjadikan para informasi yang menyangkut posisi keuangan,
stakeholder terbantu dalam pengambilan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
keputusan ekonomi atau investasi. Informasi perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
yang paling diperlukan stakeholder salah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
satunya ialah kinerja perusahaan. ekonomi”. Lebih jauh Bernstein (1983) dalam
Penilaian tercapainya tujuan perusahaan Harahap (2010) mengatakan Tujuan laporan
dapat dilihat melalui kinerja perusahaan dari keuangan adalah sebagai berikut:
beberapa perspektif. Fahmi (2012) 1. Screening yaitu analisis dilakukan dengan
menyatakan penilaian ini dapat dilakukan tujuan untuk mengetahui situasi dan
dengan melihat sisi kinerja keuangan kondisi perusahaan dari laporan keuangan
(financial performance) dan kinerja non tanpa pergi langsung ke lapangan.
keuangan (non financial performance). 2. Understanding yaitus memahami
Peneliti hanya melihat dan menilai kinerja perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil
perusahaan dari sisi kinerja keuangan. Kinerja usahanya.
keuangan meliputi analisis terhadap hal-hal 3. Forcasting yaitu Analisis digunakan
keuangan dalam perusahaan yang tergambar untuk meramalkan kondisi keuangan
dari laporan keuangan perusahaan meliputi perusahaan dimasa yang akan datang.
informasi yang terkandung dalam laporan 4. Diagnosis yaitu analisis dimaksudkan
posisi keuangan (LPK/ Neraca), laporan laba untuk melihat kemungkinan adanya
rugi dan laporan arus kas (cash flow masalah-masalah yang terjadi baik dalam
statement). manajemen, operasi, keuangan, atau
masalah lain dalam perusahaan.
2.2 Analisis Lapoan Keuangan (ALK) 5. Evaluation yaitu analisis dilakukan untuk
a. Pengertian ALK menilai prestasi manajemen dalam
Harrison & dkk (2012: 14) menjelaskan mengelola perusahaan.
yang dimaksud dengan laporan keuangan ialah
menyajikan kondisi suatu entitas kepada 2.3 Analisis Kinerja Keuangan (AKK)
publik dalam istilah keuangan. Laporan a. Pengertian (AKK)
keuangan merupakan bentuk transparansi Menurut Mahmudi (2010:88)
pengelolaan perusahaan yang diterbitkan mengatakan bahwa analisis laporan keuangan
manajemen kepada para pemilik kepentingan merupakan perbandingan antara dua angka
(stakeholders). Sedangkan Harmono (2011) yang datanya diambil dari elemen laporan
dalam menajemen keuangan bahwa analisis keuangan. Analisis laporan keuangan dapat
laporan keuangan merupakan alat analisis bagi digunakan untuk menginterpretasikan
manajemen keuangan perusahaan yang bersifat perkembangan kinerja dari tahun ke tahun dan
menyeluruh dan dapat digunakan untuk membandingkannya dengan kinerja organisasi
mendeteksi atau mendiagnosis tingkat lain yang sejenis. Disimpulkan bahwa analisis
1351 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

rasio keuangan merupakan alat analisis yang 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana
membandingkan angka yang diambil dari pos- dari informasi yang disajikan laporan
pos dalam laporan keuangan yang ditujukan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
untuk mengukur kinerja perusahaan secara 3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah
periode dan mengukur kinerja perusahaan industri lain.
dalam industri yang sejenis. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam
mengisi model-model pengambilan
b. Tahap-tahap menganalisis Kinerja keputusan dan model prediksi (Z-score).
Keuangan 5. Menstandarisasi size perusahaan.
Menurut Fahmi (2012) ada 5 tahapan 6. Lebih mudah membanddingan perusahaan
dalam menganalisis kinerja keuangan suatu dengan perusahaan lain atau melihat
perusahaan secara umum, yaitu: perkembangan perusahaan secara periodik
1. Melakukan review terhadap data laporan atau time series.
keuangan, dilakukan dengan tujuan agar 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta
laporan keuangan sudah dibuat sesuai melakukan prediksi di masa yang akan
penerapan kaidah-kaidah yang berlaku datang.
umum dalam dunia akuntansi sehingga
dengan demikian hasil laporan keuangan d. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan
tersebut dapat dipertanggungjawaban. Menurut Syamsuddin (2011: 37) analisis
2. Melakukan perhitungan, dissesuaikan rasio keuangan memiliki 3 kelompok pihak
dengan kondisi dan permasalahan yang yang paling berkepentingan yaitu:
sedang dilakukan sehingga hasil dari 1. Para pemegang saham dan calon investor
perhitungan tersebut akan memberikan menaruh perhatian utama pada tingkat
suatu kesimpualan sesuai dengan analisis keuntungan
yang diinginkan. 2. Para kreditur pada umumnya merasa
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil berkepentingan terhadap kemampuan
hitungan yang telah diperoleh, metode perusahaan dalam membayar kewajiban-
yang paling umum digunakan untuk kewajiban finansial baik jangka pendek
melakukan perbandingan ini ada 2 yaitu: maupun jangka panjang.
a. Time series analysis, yaitu 3. Manajemen perusahaan merasa
membandingkan secara antar waktu berkepentingan dengan seluruh keadaan
atau antar periode, dengan tujuan itu keuangan perusahaan.
nantinya akan terlihat secara grafik.
b. Cross sectional approach, yaitu e. Jenis-jenis Rasio Keuangan
melakukan perbandingan terhadap 1. Rasio Kredit
hasil hitungan rasio-rasio yang telah Rasio kredit merupakan rasio yang
dilakukan antara satu perusahaan dan berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan
perusahaan lainya dalam ruang dalam memenuhi kewajiban secara keuangan
lingkup yang sejenis yang dilakukan dan resikonya. Rasio kredit terbagi menjadi 2
secara bersamaan. yaitu: rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
4. Melakukan penafsiran (interpretation) Penelitian ini menggunakan rasio 2 rasio kredit
terhadap berbagai permasalahan yang berikut:
ditemukan. 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
5. Mencari dan memberikan pemecahan 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
masalah (solution) terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝐷𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
c. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Keunggulan analisis rasio keuangan 2. Rasio Profitabilitas
menurut Harahap dalam Fahmi (2012:47) Rasio profitabilitas merupakan analisis
sebagai berikut: rasio yang menggambarkan kinerja keuangan
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar perusahaan dalam kemampuan menghasilkan
statistik yang lebih mudah dibaca dan laba. Analisis profitabilitas menurut
ditafsirkan. Subramanyam (2010: 43) dikelompokkan
menjadi tiga (3) aspek yaitu:
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1352

a. Tingkat pengembalian atas investasi bagaimana perusahaan memeproleh


(return on investment – ROI). Pada aspek pendanaannya dan menggunakan sumber
ini berfungsi untuk menilai kompensasi dayanya. Penelitian ini memilih rasio arus kas
keuangan kepada penyedia pendanaan operasi, secara matematis dirumuskan:
ekuitas dan utang. Aspek ini diwakili
dengan rasio berikut: 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 (𝐶𝐹𝑂)
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇) 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 =
𝑅𝑂𝐼 = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡)
b. Kinerja operasi. Aspek ini menganalisa 2.4 Pasar Modal
kinerja keuangan untuk mengevaluasi 1. Pengertian Pasar Modal
margin laba dari aktivitas operasi Pasar modal adalah salah satu bentuk
sehingga menggambarkan tingkat fasilitas yang mempertemukan pihak yang
profitabilitas dari aktivitas operasi. kelebihan dana atau calon investor dan pihak
Penelitian ini mengunakan rasio NPM yang kekurangan dana atau perushaan dalam
sebagai mengukur aspek kinerja operasi: rangka kegiatan peningkatan nilai ekonomi
baik bagi investor itu sendiri, perusahaan,
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 maupun perekonomian suatu negara. Cahyani
𝑁𝑃𝑀 = 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 (2017) menjelaskan bahwa “pasar modal
merupakan sebuah indikator dalam kemajuan
c. Pemanfaatan aset (Asset Utilization).
prekonomian suatu negara, yang memberikan
Menurut Murhadi (2015: 58) rasio
fasilitas berupa untuk mempertemukan antara
pengelolaan atau pemanfaatan aset adalah
pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
rasio yang menggambarkan efektivitas
membutuhkan dana”.
perusahaan dalam mengelola aset, dalam
hal ini mengubah aset non kas menjadi
2. Instrument Dan Jenis Pasar Modal
aset kas. Analisis terhadap aspek ini
Berikut instrument dan jenis pasar
dalam hal menunjang profitabilitas
modal yang dapat kita kelompokkan menurut
melalui pemanfataan aset dimaksudkan
Samsul (2006: 45-46) yaitu:
untuk menilai efektivitas dan intensitas
Instrument pasar modal dibagi menjadi 5,
aset dalam menghasilkan penjualan,
seperti: (1) Saham, (2) Obligasi, (3) Bukti
disebut pula perputaran (turnover).
Right, (4) Bukti Waran, dan (5) Derivative.
Penelitian ini memilih rasio TATO
Jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi
dengan rumus:
4 yaitu:
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑇𝐴𝑇𝑂 = 1. Pasar perdana (Primery Market)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 2. Pasar kedua (Sekunder)
3. Pasar ketiga, dan
3. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)
4. Pasar keempat
Rasio ini merupakan gambaran kondisi
nilai pasar perusahaan secara keuangan yang
3. Manfaat Pasar Modal
mencerminkan kinerja perusahaan dalam
Berikut manfaat yang dapat dijelaskan
pasar. Secara sederhana Fahmi (2012: 70)
dari keberadaan pasar modal menurut Hadi
menjelaskan rasio nilai pasar yaitu rasio yang
(2013:14) yaitu:
menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar
1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka
dimana rasio ini dipakai untuk melihat
panjang bagi dunia usaha sekaligus
bagaimana kondisi perolehan keuntungan yang
memungkinkan alokasi sumber dana secara
potensial dari suatu perusahaan, jika keputusan
optimal.
menempatkan dana diperusahaan tersebut
2. Alternatif investasi yang memberikan
terutama untuk masa yang akan datang.
potensi keuntungan dengan resiko yang
bisa dipeerhitungkan melalui keterbukaan,
4. Rasio Arus Kas
likuiditas dan diversifikasi investasi.
Analisis arus kas (cash flow analysis)
3. Memberikan kesempatan memiliki
menurut Subramanyam & Wild (2010: 47)
perusahaan yang sehat dan mempunyai
menjelaskan bahwa digunakan sebagai alat
prospek, keterbukaan, pdan
untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan
profesionalisme, menciptakan iklim
dana serta menyediakan pandangan tentang
berusaha yang sehat.
1353 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

4. Menciptakan lapangan kerja / profesi yang 2.5.3 Proses IPO


menarik. Ada tahapan-tahapan yang mesti
5. Memberikan akses kontrol sosial. dikerjakan oleh perusahaan yang akan
6. Menyediakan leading indicator bagi trend melakukan penawaran umum ini, dari tahapan-
ekonomi negara. tahapan tersebut Bursa Efek Indoesia (BEI)
membagi beberapa tahapan kerja dari sebuah
2.5 Initial Public Offering (IPO) proses go publik, yaitu Tahapan persiapan,
2.5.1 Pengertian IPO tahapan pengajuan penyertaan pendaftaran,
Initial Public Offering (IPO) dilakukan tahapan penawaran saham, dan tahapan
dengan penjualan saham perusahaan di pasar pencatatan saham di BEI.
modal dan seringkali dalam proses ini disebut
juga go public. Initial Public Offering (IPO) 2.5.4 Manfaat IPO
atau Go Public sendiri menurut Wirajunayasa Kegiatan IPO atau Go publik ini dapat
(2017) merupakan “proses bagi perusahaan dirasakan manfaatnya menurrut Hadi (2013:
untuk menjadi perusahaan publik. Perusahaan 36) antara lain sebagai berikut:
publik adalah perusahaan yang menjual 1. Memperoleh sumber pendanaan baru
sebagian sahamnya kepada masyarakat, untuk 2. Memberikan competitive advantage untuk
dapat dimiliki masyarakat”. Go publik lebih pengembangan usaha.
lanjut dijelaskan Sunariyah (2010: 20) yaitu 3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan
“merupakan peristiwa penawaran saham yang lain dengan pembiayaan melalui penerbitan
dilakukan oleh perusahaan (emiten) kepada saham baru.
masyarakat umum (investor) untuk pertama 4. Peningkatan kemampuan going concern
kalinya. Dengan demikian, go public 5. Meningkatkan citra perusahaan.
merupakan suatu strategi berupa kegiatan 6. Meningkatkan nilai perusahaan.
dalam memenuhi kebutuhan pendanaan
melalui pasar modal dengan menjual saham 2.5.5 Konsekuensi IPO
atau kepemilikan pada saat awal/perdana Sebuah perusahaan publik memiliki
memasuki pasar modal. tanggung jawab dan kewajiban untuk
mematuhi peraturan pasar modal, sebagaimana
2.5.2 Tujuan melakukan IPO yang diwajibkan dalam keputusan menteri
Fitriani (2016) mengatakan ada dua hal keuangan (No. 1548/KMK.013/1990,
secara garis besar yang melatarbelakangi perusahaan publik harus memenuhi beberapa
perusahaan melakukan go public atau initial kesanggupan yaitu:
publik offering (IPO), dua hal tersebut 1. Keharusan untuk keterbukaan (full
berkaitan dengan aspek finansial maupun disclosure)
aspek non financial, yaitu (1) Aspek finansial: 2. Keharusan untuk mengikuti peraturan-
perusahaan melakukan go publik untuk peraturan pasar modal mengenai kewajiban
refinancing atau restrukturisasi permodalan, pelaporan.
memperbaii struktur keuangan perusahaan 3. Gaya manajemen yang berubah dari
(Debt Equity Ratio), mengurangi cost of fund, informal ke formal.
dan merupakan sumber pendanaa jangka 4. Kewajiban membayar deviden.
panjang, mendapatka dana untuk perluasan 5. Seanantiasa berusaha meningkatkan tingkat
usaha (ekspansi) atau diversifikassi usaha, pertumbuhan perusahaan.
melepaskan sahamnya agar memperoleh
keuntungan. (2) Aspek nonfinansial: 2.6 Hipotesis Penelitian
perusahaan melakukan go publik untuk 𝑯𝟏 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan
meningkatkan kepercayaan masyarakat, dari rasio Return On Investmen (ROI)
meningkatkan profesionalisme, dalam rangka sebelum dan sesudah IPO pada
pemasran perusahaan melalui ekspansi bisnis perusahaan sektor non keuangan yang
atau perluasan usaha, investasi baru dan memutuskan IPO ditahun 2014.
mengambil alih usaha lain, meningkatkan nilai 𝑯𝟐 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan
perusahaan. dari rasio Net Profit Margin (NPM)
sebelum dan sesudah IPO pada
perusahaan sektor non keuangan yang
memutuskan IPO ditahun 2014.
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1354

𝐻3 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan publikasi data


dari rasio Total Asset Turn Over laporan keuangan
(TATO) sebelum dan sesudah IPO yang diaudit dan
pada perusahaan sektor non keuangan pospektus yang
yang memutuskan IPO ditahun 2014. lengkap lengkap,
𝐻4 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan Jumlah Sampel 15 perusahaan
dari Rasio Lancar (Current Ratio)
sebelum dan sesudah IPO pada 3.3 Jenis, Sumber, dan Teknik
perusahaan sektor non keuangan yang Pengumpulan Data
memutuskan IPO ditahun 2014. Jenis data yang digunakan dalam
𝐻5 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan penelitian ini merupakan data sekunder. Data
dari Debt to Equity Ratio (DER) sekunder adalah data yang didapatkan dan
sebelum dan sesudah IPO pada dikumpulkan melalui studi sebelumnya atau
perusahaan sektor non keuangan yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Dalam
memutuskan IPO ditahun 2014. penelitian ini data yang digunakan berupa
𝐻6 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan laporan keuangan perusahaan dan prospektus
dari Cash Flow Operation Ratio perusahaan yang didapatkan melalui internet
sebelum dan sesudah IPO pada dengan mengakses website Bursa Efek
perusahaan sektor non keuangan yang Indonesia yaitu www.idx.co.id dan website
memutuskan IPO ditahun 2014. The Indonesian capital market institute yaitu
www.ticmi.co.id.
3 Metode Penelitian Teknik pengumpulan data yang
3.1 Jenis Penelitian dilakukan adalah dengan metode studi
Penelitian ini berbentuk penelitian dokumentasi dimana pengmpulan data
kuantitatif komparatif. Penelitian komparatif dilakukan melalui informasi dan tulisan
ini bertujuan untuk menggambarkan ilmiah, jurnal, artikel, ataupun internet dalam
bagaimana perbedaan kinerja rasio keuangan memperoleh data keuangan berupa laporan
perusahaan yang melakukan Initial Public keuangan perusahaan dan prospectus
Offering (IPO) di BEI pada sebelum dan perusahaan yang memiliki relevansi dengan
sesudah periode IPO. objek penelitian yang nantinya data tersebut
digunakan sebagai acuan dan bahan
3.2 Populasi dan Sampel pertimbangan terhadap apa yang terjadi
Populasi dalam penelitian ini ialah dilapangan.
seluruh perusahaan non keuangan yang
tedaftar dalam posisi IPO di Bursa Efek 3.3 Variabel Penelitian dan
Indonesia (BEI) tahun 2014. Sampel yang Pengukurannya, Defenisi Operasional
dipilih dalam penelitian ini didasarkan pada Variabel penelitian ialah kinerja
beberapa criteria dengan metode purposive keuangan yang mana suatu analisis yang
sampling. Berdasakan kriteia tesebut, dapat dilakukan dengan tujuan melihat pelaksanaan
dilihat proses penarikan jumlah sampel. aturan-aturan keuangan, kinerja keuangan
perusahaan akan dinilai melalui analisis rasio
Kriteria Akumulasi keuangan oleh para investor dan lembaga
Perusahaan yang 23 perbankan sebagai kreditor. kinerja keuangan
melakukan atau diproksikan ke dalam enam rasio keuangan
berstatus IPO pada serta rumus pengukurannya yaitu:
selama tahun 1. Return On Investment (ROI) merupakan
2014. rasio yang mampu merefleksikan tingkat
Perusahaan sektor (8) pengembalian atas semua sumber daya
keuangan yang perusahaan terutama hasil pengembalian
terdaftar di Busa investasi.
Efek Indonesia
(BEI) 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
𝑅𝑂𝐼 =
Perusahaan yang 0 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡)
tidak memiliki × 100%
1355 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

keuangan yang lengkap dalam tahun


2. Net Profit Margin (NPM) mencerminkan penelitian.
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba neto dari setiap 4.2 Uji Normalitas
penjualan. Data rasio diatas kemudian dilakukan uji
SPSS dalam hal ini peneliti menggunakan
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 SPSS versi 16.0 untuk mendapatkan hasil
𝑁𝑃𝑀 = × 100% pengujian normalitas data. Untuk masing
𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
masing rasio kinerja keuangan yang menjadi
3. Total Asset Turn Over (TATO) Rasio proxy variabel dalam penelitian ini, pengujian
ini mengukur kemampuan aset secara normalitas pada SPSS dilakukan dengan
keseluruhan dalam menghasilkan tahapan-tahapan berikut: Pertama, uji
penjualan. normalitas dilakukan karena uji beda atau
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 paired sample t-test mensyaratkan bahwa
𝑇𝐴𝑇𝑂 = sebaran atau distribusi data harus normal.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Kedua, data yang dinyatakan normal dapat
4. Rasio Lancar (current ratio) Rasio dilakukan tahapan selanjutnya yaitu uji beda
yang menunjukkan kemampuan dua rata-rata berpasangan atau uji T-
perusahaan dalam memenuhi liabilitas berpasangan (paired sample t-test). Menurut
jangka pendeknya. Trihendradi (2013) level alfa yang dipakai
dalam ilmu sosial adalah 0,05 maka uji
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 normalitas memilih dengan standar alfa 5%
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 (=0,05).
× 100%
Tabel 12: Rakapitulasi Output Uji
5. Debt to Equity Ratio (DER), Rasio Normalitas Kolmogorov-SmirnovZ
yang menggambarkan proporsi utang Asymp.
terhadap ekuitas. Rasio Kolmogorov- Sig. (2-
Keuangan Periode SmirnovZ tailed)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 Sebelum IPO .470 .980
𝐷𝐸𝑅 = × 100% ROI
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 Sesudah IPO .478 .976
Sebelum IPO 1.796 .003
6. CashFlow Operation Ratio, Rasio ini NPM
Sesudah IPO 1.016 .253
memperlihatkan tingkat arus kas
perusahaan dalam kegiatan Sebelum IPO .603 .861
TATO
operasional sehingga terlihat jelas Sesudah IPO .560 .912
kinerja perusahaan dalam mengelola Rasio Sebelum IPO .815 .520
keuangan mengenai kegiatan Lancar Sesudah IPO .993 .277
operasionalnya.
Sebelum IPO .806 .534
DER
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 (𝐶𝐹𝑂) Sesudah IPO 1.542 .017
𝐶𝐹 = CashFlow Sebelum IPO 1.831 .002
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛) Operation
× 100% Ratio Sesudah IPO .658 .780

4. Hasil dan Pembahasan A. Return On Investment (ROI)


4.1 Deskriptif Variabel Penelitian Pada output, lihat tabel rakapitulasi
Penelitian ini mengambil sampel pada output uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Test dengan nilai =0,470 untuk data ROI
Indonesia melalui website www.idx.co.id sebelum IPO dan nilai =0,478 untuk
yang melakukan Initial Public Offering (IPO) normalitas data ROI sesudah IPO. Standar alfa
di tahun 2014 dengan kriteria pemilihan yaitu yang digunakan ialah 0,05 atau 5%. Masing-
perusahaan yang bergerak pada sektor non masing nilai  tersebut  0,05 atau 5% yang
keuangan dan memiliki publikasi laporan artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara distribusi data lapangan
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1356

dengan distribusi data teoritis. Artinya, data signifikan antara distribusi data penelitian
selisih antara ROI sebelum dan ROI sesudah dengan distribusi data secara teoritis. Hal ini
Initial Public Offering (IPO) berdistribusi menjadikan data rasio lancar (Current Ratio)
normal, maka kita bisa lakuakan uji beda yang telah diujikan secara statistik dalam
secara parametrik dengan uji T berpasangan melihat uji normalitas dinyatakan berdistribusi
(paired sample t-test). normal.

B. Net Profit Margin (NPM) E. Debt to Equity Ratio (DER)


Data rasio NPM yang telah berdistribusi Output uji normalitas dari One-Sample
normal dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan
Kolmogorov-Smirnov Test maka didapatkan dengan nilai =0,806 atau 80,6% untuk data
rasio sebelum IPO dan =1,542 untuk data
rasio sesudah IPO dimana kedua nilai 
normalitas data NPM sesudah IPO dengan tersebut besar dari (>) 0,05 atau5%. Artinya
ketentuan alfa 5% atau 0,05. Artinya masing- tidak terdapat perbedaan signifikan antara
masing periode menunjukkan tingkat distribusi data penelitian dengan data teoritis
normalitas data NPM besar dari 0,05 atau 5% yang dengan kata lain data telah bedistribusi
dengan kata lain tidak terdapat perbedaan normal. Output data bedistribusi normal
signifikan antara distribusi data rasio tersebut selanjutnya bisa dilakukan uji beda
dilapangan dengan distribusi data teoritis. dengan uji T-bepasangan (paired sample t-
Hasil uji normalitas data rasio NPM yang test).
sudah berdistribusi normal selanjutnya dapat
dilakukan uji beda dengan uji T-test dua rata- F. Cahflow Operation Ratio
rata berpasangan (paired sample t-test). Hasil pengujian normalitas
menunjukkan nilai =1,831 untuk data rasio
C. Total Asset Turn Over (TATO) arus kas operasi sebelum IPO dan =0,658
Uji normalitas dilakukan dengan untuk data sesudah IPO. Artinya sebaran data
program SPSS versi 16.0. Data yang telah di berdistribusi normal karena nilai alfa () 
uji normalitas nya dengan nonparametric test 0,05 atau besar dari 5% dimana tidak terdapat
menggunakan one sample kolmogorov- perbedaan signifikan antara data penelitian
smirnov test diketahui bahwa hasil pengujian dengan data teoritis. Sebaran data dinyatakan
normalitas menunjukkan nilai =0603 atau normal untuk rasio arus kas operasi dan dapat
60,3% untuk data TATO sebelum IPO, dan dilakukan tahap selanjutnya yaitu uji hipotesis
normalitas data rasio TATO setelah IPO menggunakan paired sample t-test.
sebesar =0,560 atau 56% sedangkan standar
alfa () yang digunakan adalah 0,05 atau 5%. 4.3 Uji Hipotesis (uji t)
Artinya sebaran data berdistribusi normal Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji
karena nilai 0,05 atau 5% dimana tidak T-berpasangan (paired sample t-test) karena
terdapat perbedaan signifikan antara data penelitian ini bertujuan mendapatkan jawaban
penelitian dengan data secara teoritis. Data atas rumusan masalah dengan sample dan
yang telah berdistribusi normal dapat variabel yang sama namun periode yang
dilakukan tahapan pengujian statistic berbeda yaitu apakah terdapat perbedaan
selanjutnya yaitu paired sample t-test. kinerja keuangan pada periode sebelum dan
sesudah IPO. Paired sample t-test dilakukan
D. Rasio Lancar (Current Ratio) untuk melihat perbedaan secara parsial setiap
Tabel rekapitulasi output uji normalitas variabel yang menjadi proxy dalam penelitian
kolmogorov-smirnov test menunjukkan hasil ini. Acuan yang digunakan adalah jika nilai
pada Kolmogorov-SmirnovZ bahwa data probabilitas atau Sig. (2-tailed)  0,05, maka
berdistribusi normal. Pada pengujian ini nilai terdapat perbedaan signifikan (H1 diteima dan
sebaran data pada periode sebelum IPO 0,815 H0 ditolak), akan tetapi jika nilai probabilitas
atau 81,5% dan nilai sebaran data periode atau Sig. (2-tailed)  0,05, maka tidak terdapat
setelah IPO 0,993 atau 99,3% dengan standar perbedaan signifikan (H0 diterima dan H1
alfa 0,05 atau 5%, maka nilai  > 0,05 yang ditolak). Hasil analisis dapat digambarkan
artinya tidak terdapat perbedaan yang
1357 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

kesimpulan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:

Tabel 13: Rekapitulasi Output Paired Samples Test


Standar Sig. (2-
No Rasio keuangan Mean t Df
Deviation tailed)
1 Return On Invesment (ROI) 3.65000 11.36646 1.244 14 .234
2 Net Profit Margin (NPM) 1.1154E2 341.49288 1.265 14 .226
3 Total Asset Turn Over (TATO) .07033 0.10639 2.560 14 .023
4 Current Ratio -6.149E1 83.21381 -2.862 14 .013
5 Debt to Equity Ratio (DER) 5.3093E1 372.66840 .552 14 .590
6 Cash Flow Operation Ratio 1.0307E2 395.12996 1.010 14 .330
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1358

1. Variabel Rasio Return On Investmen hitung adalah 2,560 dan df = 14 maka


(ROI) diperoleh sig.(2-tailed) atau -Value sebesar
𝐻1 =Terdapat perbedaan kinerja keuangan 0,023 atau 2,3%. Nilai -Value tersebut lebih
dari rasio Return On Investmen (ROI) sebelum kecil (<) dari level alfa (5% atau 0,05). Maka
dan sesudah IPO pada perusahaan sektor non artinya terdapat perbedaan signifikan antara
keuangan yang memutuskan IPO ditahun rasio TATO sebelum dan Rasio TATO
2014. sesudah IPO.
Pada tabel rekapitulasi output paired
sample test, bisa kita dapatkan nilai rata-rata 4. Variabel Rasio Lancar (Current Ratio)
uji beda ROI yakni sebesar 3,65000 persen 𝐻4 = Terdapat perbedaan kinerja
(SD=11,36646 persen). Nilai t hitung adalah keuangan dari Rasio Lancar (Current Ratio)
1.244 dan df = 14 maka diperoleh sig.(2-tailed) sebelum dan sesudah IPO pada perusahaan
atau -Value sebesar 0,234 atau 23,4%. Nilai sektor non keuangan yang memutuskan IPO
-Value tersebut lebih besar () dari level alfa ditahun 2014.
(5% atau 0,05). Maka artinya tidak terdapat Data rasio lancar (current ratio) pada
perbedaan signifikan antara rasio ROI sebelum perusahaan non keuangan yang yang
dan Rasio ROI sesudah IPO. melakukan initial public offering (IPO) di
tahun 2014 yang telah dinyatakan berdistribusi
2. Variabel Rasio Net Profit Margin (NPM) normal oleh pengujian statistik sebelumnya
𝐻2 = Tidak terdapat perbedaan kinerja dilanjutkan untuk tahap pengujian paired
keuangan dari rasio Net Profit Margin (NPM) sample t-test. Pada tahap ini, dari data tersebut
sebelum dan sesudah IPO pada perusahaan kembali dilakukan pengujian statistik dengan
sektor non keuangan yang memutuskan IPO memilih menu analyze pada softwere SPSS
ditahun 2014. dan dilanjutkan dengan memilih compare
Berdasarkan output SPSS uji paired means pada paired sample t-tes sehingga
sample t-test pada rekapitulasi diatas, terlihat output uji beda rasio lancar menunjukkan
rata-rata uji beda rasio NPM adalah 1,1154 bahwa rata-rata rasio lancar adalah -6,149E1
persen dengan standar deviasi 341,49288 persen dengan standar deviasi 83,21381
persen. Nilai t hitung adalah 1.265 dan df = 14 persen. Nilai t hitung 2,862 dan df = 14 maka
maka diperoleh sig.(2-tailed) atau -Value diperoleh nilai sig.(2-tailed) atau -Value
sebesar 0,226 atau 22,6%. Nilai -Value sebesar 0,013 atau 1,3%. Nilai -Value
tersebut lebih besar () dari level alfa (5% atau tersebut lebih kecil dibandingkan level alfa 5%
0,05). Maka artinya tidak terdapat perbedaan atau 0,05. Maka artinya terdapat perbedaan
signifikan antara rasio NPM sebelum dan signifikan antara rasio lancar sebelum dan
Rasio NPM sesudah IPO. rasio lancar sesudah IPO.

3. Variabel Rasio Total Aset Turn Over 5. Variabel Deb to Equity Ratio (DER)
(TATO) 𝐻5 = Terdapat perbedaan kinerja
𝐻3 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan dari Debt to Equity Ratio (DER)
keuangan dari rasio Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah IPO pada perusahaan
(TATO) sebelum dan sesudah IPO pada sektor non keuangan yang memutuskan IPO
perusahaan sektor non keuangan yang ditahun 2014.
memutuskan IPO ditahun 2014. Pada tabel rekapitulasi output paired
Data rasio TATO yang telah diuji sample t-test, terlihat untuk proksi variabel
normalitas dan dinyatakan berdistribusi normal DER menunjukkan bahwa rata rata uji beda
selenajutnya dilakukan tes dua rata-rata debt to equity ratio adalah 5,3093E1 persen
berpasangan atau paired sampel t-test. dengan standar deviasi 372,66840 persen. Nilai
Pengujian paired sample t-test masih t hitung dari uji beda rasio ini 0,552 dan
menggunakan program SPSS versi 16.0. Hasil dumping factor (df) = 14 maka diperoleh nilai
pengujian dari tabel rekapitulasi output paired sig. (2-tailed) atau -value adalah 0,590 atau
sample t-test memperlihatkan sebagai berikut: 59%. Nilai -value sebesar 59% tersebut lebih
Pada tabel tersebut, terlihat rata rata nilai besar dibandingkan level alfa 5% atau 0,05.
uji beda TATO adalah 0,07033 atau 70,3% Maka artinya tidak terdapat perbedaan
persen dengan standar deviasi 0,10639. Nilai t
1359 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

signifikan antara DER sebelum dan DER dana yang terkumpul dari investor kepada hal-
sesudah IPO. hal atau kebijakan yang dapat menghasilkan
pengembalian lebih dari sebelumnya atas
6. Variabel Cash Flow Oeration Ratio / investasi atau sumber daya perusahaan.
CFOR (Cash Flow to Sales. Beberapa indikasi lainya juga dapat
𝐻6 = Terdapat perbedaan kinerja menjadikan kinerja keuangan dari rasio ROI
keuangan dari Cash Flow Operation Ratio seperti pengalokasian dana yang lebih besar
sebelum dan sesudah IPO pada perusahaan untuk menstrukturisasi utang perusahaan
sektor non keuangan yang memutuskan IPO sehingga tidak terdapatnya perbedaan
ditahun 2014. kemampuan pengembalian laba (ROI) pada
Uji normalitas selesai kemudian tahap periode setelah IPO. Salah satu contoh konkrit
kedua dilanjutkan dengan pengujian hipotesis kebijakan dimana dapat menghasilkan
menggunakan paired sample t-tes dengan pengembalian atau return yang lebih besar
output seperti berikut: Pada tabel rekapitulasi dengan melakukan pembahasan dan
output paired sample test, terlihat rata rata uji pengambilan keputusan terkait pemilihan
beda cash flow operation ratio sebesar jenis-jenis investasi yang akan dijalankan
1,0307E2 persen dengan standar deviasi perusahaan sehingga memberikan hasil atau
395,12996 persen. Nilai t hitung uji rasio retun yang sesuai perhitungan baik jangka
adalah 1,010 dan df = 14 maka diperoleh nilai pendek, menengah, maupun jangka panjang.
sig. (2-tailed) atau -value adalah 0,330 atau Adanya pembahasan, perhatian, dan tindakan
33%. Nilai -value tersebut lebih besar dari perusahaan terhadap yang demikian akan dapat
level alfa yaitu 5% atau 0,05. Maka artinya menigkatkan kinerja keuangan dari ukuran
tidak terdapat perbedaan signifikan antara rasio ROI untuk periode setelah IPO.
kinerja keuangan dari rasio arus kas operasi Pentingnya rasio ROI agar tetap bertumbuh
(Cash Flow Oeration Ratio) sebelum dengan karena investor melihat pertama kali pada laba
sesudah IPO. perusahaan tiap tahunnya dan perusahaan akan
sulit mendapatkan dana jika profit perusahaan
4.4 Pembahasan tidak baik.
Pada bagian ini akan dilakukan
pembahasan sehubungan dengan hasil 2. Terdapat perbedaan kinerja keuangan
penelitian yang dikemukakan sebelumnya, dari rasio Net Profit Margin (NPM)
adapun hasil pembahasannya adalah : sebelum dan sesudah IPO pada
1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sektor non keuangan yang
dari rasio Return On Investmen (ROI) memutuskan IPO ditahun 2014.
sebelum dan sesudah IPO pada Hipotesis ke dua yang diajukan dalam
perusahaan sektor non keuangan yang penelitian ini terkait kinerja keuangan yang di
memutuskan IPO ditahun 2014. proksikan dalam variabel rasio Net Profit
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian Margin (NPM) tertolak setelah dilakukannya
ini tertolak, dengan demikian tidak terdapat uji hipotesis. Net Profit Margin (NPM)
perbedaan yang signifikan antara keadaan merupakan rasio yang mengukur jumlah rupiah
kinerja keuangan sebelum dan sesudah IPO laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu
dalam menghasilkan laba (ROI). Tidak rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya
terdapatnya perbedaan kinerja keuangan pada semakin baik, karena menunjukkan
rasio ROI yang didapatkan dari hasil uji beda kemampuan perusahaan menghasilkan laba
diatas, pada bab ini mencoba untuk yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
mendeskripsikan hal-hal terkait hasil tersebut. Dalam penelitian ini, NPM temasuk
Tidak adanya perbedaan kinerja keuangan pada rasio yang menunjukkan hasil uji beda
perusahaan yang dilihat dari ROI pada periode bahwa tidak terdapat perbedaan antara periode
sebelum dan sesudah IPO mengindikasikan sebelum dan sesudah IPO. Hal ini menujukkan
bahwa perusahaan tidak atau belum bahwa dana yang terserap melalui kebijakan
memanfaatkan dana yang diserap dari investor initial public offering belum memiliki
di pasar modal dalam meningkatkan hasil atau pengaruh berarti pada angka penjualan
pengembalian atas investasi milik perusahaan. sehingga kemampuan jumlah laba bersih
Hal ini hendaknya menjadi suatu perhatian perusahaan sama keadaanya saat sebelum IPO.
bagi perusahaan untuk dapat mengalokasikan
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1360

Pengalokasian dana yang masuk dari 3. Terdapat perbedaan kinerja keuangan


pasar modal melalui penawaran saham umum dari rasio Total Asset Turn Over (TATO)
perdana dari sebagian besar perusahaan non sebelum dan sesudah IPO pada
keuangan menempatkan pesentase tebesar perusahaan sektor non keuangan yang
untuk belanja modal mengakuisisi peusahaan memutuskan IPO ditahun 2014.
target yang dinilai dapat member nilai tambah Hipotesis ke tiga dalam penelitian ini
bagi perusahaan. Hal ini terlihat dari informasi terbukti diterima setelah di ujikan statistik uji
perusahaan yang diterbitkan dalam bentuk beda (T-test rata-rata berpasangan). Rasio
prospektus. Beberapa perusahaan seperti Total Asset Turn Over (TATO) dalam
emiten MDIA menyampaikan dalam penelitian ini juga menunjukkan adanya
pospektusnya bahwa rencana penggunaan dana perbedaan signifikan antara periode sebelum
sebesar 80% untuk pembelian lahan, dan sesudah initial public offering (IPO) di
pembangunan infrastruktur, serta pengadaan perusahaan non keuangan yang listing di tahun
peralatan. 2014. Terdapatnya perbedaan kinerja
Emiten WTON mengalokasikan 85% perputaran aset setelah dilakukannya kebijakan
dari dana hasil penawaran umum perdana IPO dimana perputaran aset cenderung lebih
untuk ekspansi usaha dan sisanya untuk sedikit terhadap penjualan yang artinya
tambahan modal kerja. Hal yang sama dalam perusahaan terbantu dengan masuknya ke
mengalokasikan dana pada bagian tebesar pasar modal menjadi perusahaan publik
untuk belanja modal dan pengembangan sehingga penjualan produk-produk perusahaan
investasi seperti alokasi dana dari dua memiliki standar dan kualitas yang tinggi
perusahaan emiten sebelumnya juga dilakukan dimasyarakat. Maksudnya, perusahaan yang go
oleh emiten yang lain diantaranya LRNA, public atau initial public offering memiliki
CANI, BLTZ, CINT, MBAP, DAJK, dan citra yang baik, professional, teraudit dan
SOCI. Oleh sebab itu, tidak terdapatnya transparan sehingga kepercayaan masyarakat
perbedaan kinerja keuangan dari rasio NPM semakin meningkat dan produknya pun
sebelum dan sesudah IPO disebabkan menjadi lebih mudah untuk dipasarkan
pengalokasian dana tesebut belum terlalu sehingga mengurangi penggunaan aset dalam
menyentuh atau meprioritaskan modal kerja memasarkan produk atau jasa.
sehingga tidak terlalu bepengaruh kepada Hal lain yang dapat diamati dari adanya
perbandingan laba besih tehadap penjualan. atau terdapatnya perbedaan kinerja rasio
Hasil penelitian ini sekaligus konsisten TATO sebelum dengan sesudah IPO
terhadap beberapa temuan penelitian terdahulu disebabkan dari dana tersebut sebagian besar
seperti Fitria Susilowati (2013) mengangkat dialokasikan ke dalam pos-pos aset dalam
penelitian analisis kinerja keuangan sebelum rangka belanja modal. Dengan demikian, total
dan sesudah go public dengan hasil bahwa aset mengalami kenaikkan sementara
rasio NPM menunjukkan tidak adanya penjualan tidak terlalu menyeimbangi
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan penambahan aset sehingga rasio penjualan
sesudah IPO. Selain itu, Wirajunayasa (2017) terhadap total aset menurun. Hal ini
juga melakukan penelitian yang serupa terkait menggambarkan bahwa perputaran aset
kinerja keuangan sebelum dan sesudah initial menjadi berkurang untuk menghasilkan
public offering menggunakan proksi variabel pendapatan di awal-awal periode IPO.
rasio Net Profit Margin (NPM) yang Untuk total asset turn over sesuai
menyatakan bahwa hasil penelitian pada rasio dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
NPM tidak terdapat perbedaan tetapi kinerja Kusumawati dengan judul “analisis kinerja
keuangan rasio ini menurun dari nilai rata-rata keuangan peusahaan sebelum dan sesudah IPO
sebelum melakukan IPO. Hal tersebut berlaku pada peusahaan yang listing di BEI tahun
pada penelitian ini menyatakah bahwa tidak 2009” bahwa peusahaan semakin tidak efektif
terdapat perbedaan kinerja keuangan rasio dalam menggunakan aset yang dimiliki
NPM antara sebelum dan sesudah IPO pada dibuktikan bahwa ada perbedaan kinerja
perusahaan non keuangan yang IPO ditahun perputaran aset terhadap penjualan setelah
2014 di BEI. periode IPO dimana perputaran aset cenderung
menurun karena rata-rata TATO lebih rendah
sebesar -.4297 setelah IPO dan terbantu oleh
1361 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

citra perusahaan yang semakin baik seperti 5. Terdapat perbedaan kinerja keuangan
dijelaskan diatas. dari Debt to Equity Ratio (DER)
sebelum dan sesudah IPO pada
4. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sektor non keuangan yang
dari Rasio Lancar (Current Ratio) memutuskan IPO ditahun 2014.
sebelum dan sesudah IPO pada Hipotesis yang ke lima dalam penelitian
perusahaan sektor non keuangan yang ini setelah di ujikan melalui uji beda statistik
memutuskan IPO ditahun 2014. maka hasilnya diketahui tertolak. Tidak
Untuk kinerja keuangan yang dilihat dari terdapat perbedaan kinerja keuangan yang
rasio lancar (current ratio) menunjukkan hasil diproksikan kepada debt to equity ratio (DER)
penelitian bahwa terdapat perbedaan signifikan antara periode sebelum dan sesudah initial
antara sebelum dan sesudah IPO. Artinya public offering. Tidak terdapatnya perbedaan
hipotesis ke empat yang diajukan dalam kinerja keuangan pada rasio ini atau disebut
penelitian ini diterima. Terdapatnya perbedaan juga salah satu rasio solvabilitas karena
nilai rasio lancar antara sebelum dan sesudah tambahan setoran modal belum maksimal
IPO didukung dengan kerangka berfikir secara dihasilkan oleh perusahaan sehingga nilai
teoritis dimana keputusan perusahaan ekuitas perusahaan belum mampu
melakukan initial public offering dalam menghasilkan pebandingan yang lebih baik
memperoleh pendanaan lewat penjualan dari jumlah utang jangka panjang walaupun
kepemilikan saham dapat menambah kas serta beberapa perusahaan memiliki alokasi dana
sisi ekuitas itu sendiri. untuk hal tesebut. Dampaknya rasio
Kas yang bertambah disisi aset dan perbandingan utang terhadap ekuitas belum
masuk dalam pos aset lancar tentu dapat menunjukkan perbedaan yang signifikan dari
menghasilkan perbandingan yang cukup baik periode sebelum IPO.
dalam kemampuan perusahaan melunasi Kurangnya tambahan setoran modal
kewajiban terutama kewajiban jangka pendek diketahui dari sedikitnya perusahaan yang
atau yang jatuh tempo. Oleh sebab itu, mampu mempehatikan hal tesebut walaupun
perbandingan yang dihasilkan aset lancar ada sebagian kecil perusahaan yang menaruh
terhadap kewajiban lancar mendapatkan nilai fokus perhatian pada hal tersebut. Perusahaan
yang lebih baik sehingga mencerminkan yang mempehatikan tingkat tambahan setoran
kemampuan perusahaan yang semakin baik modal dari entitas anak hanya emiten TARA.
dalam melunasi kewajiban lancar nya atau TARA mengalokasikan 63,51% untuk
mengatasi resiko likuiditasnya. peningkatan setoran modal di beberapa entitas
Terdapatnya perbedaan rasio lancar anak. Alasan Perseroan ini melakukan
sebelum dan sesudah IPO seperti yang peningkatan setoran modal di beberapa entitas
dijelaskan diatas didukung dengan penemuan anak tersebut adalah agar entitas anak dapat
dari informasi pengalokasian dana hasil melakukan ekspansi usaha melalui pembelian
penjualan saham perdana dalam prospektus lahan dan untuk tambahan modal kerja,
masing-masing emiten dimana rata-rata sehingga kontribusi entitas anak untuk
perusahaan memang mengalokasikan dana Perseroan TARA dapat meningkat.
tesebut untuk pembayaran utang terutama
untuk yang jatuh tempo. Misalnya perusahaan 6. Terdapat perbedaan kinerja keuangan
emiten TARA yang menganggarkan sebanyak dari Cash Flow Operation Ratio sebelum
36,49% dari keseluruhan dana hasil penjualan dan sesudah IPO pada perusahaan
saham perdana untuk pelunasan utang jangka sektor non keuangan yang memutuskan
pendeknya serta beban bunga kepada PT. Bank IPO ditahun 2014.
Capital Indonesia dan sebagian utangnya Hipotesis yang ke enam dalam penelitian
kepada Trois Rivieres Incorporated. ini terkait kinerja keuangan yang diukur
Perusahaan lain yang juga ikut melalui proksi variabel rasio arus kas operasi
mengalokasikan untuk pembayaan utang (cash Flow Operation Ratio / Cash Flow to
seperti emiten SOCI sebesar 25%, dan emiten Sales) di tolak setelah dilakukannya pengujian
MDIA sebanyak 10% untuk pembayaran hipotesis uji beda. Artinya tidak terdapat
utang. perbedaan kinerja keuangan dari rasio arus kas
operasi (cash Flow Operation Ratio / Cash
Flow to Sales) sebelum dan sesudah IPO pada
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1362

perusahaan non keuangan yang memutuskan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis
IPO di tahun 2014. Pada uji paired sample t- statistik data yang telah diuraikan sebelumnya
test rasio arus kas operasi sebelum dan sesudah dapat disimpulkan bahwa:
IPO memiliki nilai =0,096 karena nilai alfa 1. Sesudah IPO pada Rasio Cash Flow
(alfa 5% atau 0,05) artinya tidak terdapat Operation Ratio (Cash Flow to Sales) di
perbedaan signifikan antara kinerja keuangan perusahaan non Tidak terdapat perbedaan
dari rasio arus kas operasi sebelum dan yang signifikan antara kinerja keuangan
sesudah IPO. periode sebelum dan sesudah IPO pada
Hal ini disebabkan oleh perusahaan prosi variabel rasio lancar (Current Ratio)
masih belum menggunakan sebagian besar di perusahaan non keuangan yang
dana-dana yang terserap di pasar modal dalam melakukan IPO di tahun 2014.
kegiatan operasional. Terlihat dari prospektus 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rencana alokasi dana masing-masing emiten antara kinerja keuangan periode sebelum
yang lebih memfokuskan untuk kinerja jangka dan sesudah IPO pada proksi variabel Debt
panjang dengan bentuk meningkatkan alokasi to Equity Ratio (DER) di perusahaan non
belanja modal atau hal lainnya seperti keuangan yang melakukan IPO di tahun
mengakuisisi perusahaan target. Rata-rata 2014.
alokasi dana hasil IPO untuk modal kerja 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
dalam rangka menunjang operasional kinerja keuangan periode sebelum dan
perusahaan berkisar hanya 15% kebawah, sesudah IPO pada proksi rasio Total Asset
namun ada satu perusahaan emiten yang Turn Over (TATO) di perusahaan non
memperlihatkan alokasi dana untuk modal keuangan yang melakukan IPO di tahun
kerja yang cukup besar senilai 60% yaitu 2014.
DAJK. 4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
Sebagian besar terlihat seperti emiten kinerja keuangan periode sebelum dan
MDIA dan WTON yang hanya sesudah IPO pada rasio lancar (current
mengalokasikan sekitar 10% untuk operasional ratio) di perusahaan non keuangan yang
modal kerja, emiten MBAP dan LRNA yang melakukan IPO tahun 2014.
masing-masing hanya mengalokasikan sebesar 5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
6,5% dan 3%. Dengan demikian, kinerja antara kinerja keuangan periode sebelum
operasional yang dilihat dari arus kas operasi dan sesudah IPO pada Rasio Net Profit
perusahaan dalam menghasilkan penjualan Margin (NPM) di perusahaan non keuangan
kurang tersentuh alokasi dana penawaran yang melakukan IPO tahun 2014.
saham saat IPO sehingga perbandingan kinerja 6. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rasio ini tidak terdapat perbedaan yang antara kinerja keuangan periode sebelum
signifikan dari periode sebelum IPO. dan keuangan yang melakukan IPO tahun
2014.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
Kinerja keuangan umumnya pada Berdasarkan kesimpulan yang telah
perusahaan sektor non keuangan yang dijelaskan diatas, adapun saran yang dapat
memutuskan IPO ditahun 2014 untuk periode diberikan dalam penelitian ini ialah sebagai
sebelum IPO menunjukkan kemampuan berikut:
keuangan yang secara standar lebih baik 1. Penelitian selanjutnya perlu
dibanding untuk periode setelah IPO. Terlihat mempertimbangkan tahun penelitian yang
jelas dari beberapa rata-rata rasio yang lebih panjang serta meneliti seluruh sektor
digunakan dalam penelitian ini seperti ROI industri perusahaan yang terdaftar di Bursa
dengan rata-rata 7,9% untuk periode sebelum Efek Indonesia. Hal ini bertujuan agar
IPO namun turun untuk periode setalah IPO penelitian yang dilakukan memiliki objek
menjadi 4,25%. Rasio NPM, TATO dan DER penelitian yang lebih luas serta dapat
menunjukkan secara standar kemampuan yang melihat hasil perbandingannya.
sama seperti ROI. Rasio lancar menunjukkan 2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan
hal yang berbeda karena memperlihatkan meneliti kinerja keuangan sebaiknya
kinerja yang cenderung meningkat yang menggunakan proksi pengukuran rasio yang
terlihat dari rata-rata pergerakan rasionya. berbeda dengan penelitian ini.
1363 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...

Daftar Pustaka Bisnis 3(3). Universitas Syiah Kuala.


Cahyani, Radita Tri. 2017. Analisis Kinerja Aceh
Keuangan Perusahaan Sebelum dan IDX. 2017. “Laporan Keuangan Perusahaan
Sesudah Perusahaan Melakukan IPO Tercatat Periode 2014-2016” (Online).
(Initial Public Offering) Di Bursa Efek (www.idx.co.id, diakses 4 Desember
Indonesia (BEI). Jurnal Administrasi 2017)
Bisnis 4(1). Malang: Universitas Keputusan Mentri Keuangan RI No.
Brawijaya Darmawi, H. 2006. Pasar 1548/KMK.013/1990 Tentang Pasar
Finansial dan Lembaga-Lembaga Modal :Konsekuensi IPO:
Finansial Cetakan Pertama. Jakarta: PT Mahmudi. 2010. Analisis laporan Keuangan.
Bumi Aksara. Edisi kedua. Cetakan pertama. UPP
Deegan, C. 2004. Financial Accounting STIM YKPN. Jakarta.
Theory. McGraw-Hill Book Company: Martono dan Harjito, Agus. 2005. Manajemen
Sydney. keuangan. Yogyakarta :Ekonisia.
Fitriani, Riska Nurul. 2016. Analisis Kinerja Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen :
Keuangan Sebelum dan Sesudah Go Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi
Public. Jurnal ilmu dan Riset Tiga. Salemba Empat. Jakarta.
Manajemen 5(7). Surabaya: STIESIA Murhadi, Werner R. 2015. Analisis Laporan
Fahmi, Irham. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan: Proyeksi dan Valuasi
Keuangan: Panduan Bagi Akademisi, Saham. Jilid 1. Jakarta. Salemba Empat.
Manajer, dan Investor untuk Menilai Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan
dan Menganalisis Bisnis dari Aspek ManajemenPortofolio. Jakarta: Penerbit
keuangan”. Cetakan Ke-1. Bandung: Erlangga.
Alfabeta. Subramanyam, K.R. & Wild, John J.
Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Terjemahan. 2010. Analisis Laporan
Semarang: Badan Penerbit Undip. Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba
Hadi, N. 2013. Pasar Modal; Acuan Teoritis Empat.
dan Praktis Investasi di Instrumen Syamsuddin, L. 2011. Manajemen Keuangan
Keuangan Pasar Modal Edisi Pertama Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Perencanaan, Pengawasan, dan
Ilmu. Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Harrison, Walter T, dkk. 2012. Akuntansi Rajawali Pers
Keuangan: Internatinal Financial Trihendradi, C. 2103. Langkah Praktis
Reporting Standards – IFRS. Edisi ke-8. Menguasai Statistik untuk Ilmu Sosial
Jilid 1. Jakarta: Erlangga. dan Kesehatan. Penerbit ANDI.
Harmono. 2011. “Manajemen Keuangan: Yogyakarta.
Berbasis Balanced Scorecard, Undang-undang No. 25 tahun 2007 Tentang
Pendekatan, kasus, dan Riset Bisnis”. Pasar Modal
Cetakan ke-2. Bumi Askara. Jakarta. Wirajunayasa, Putu Agus A. 2017. Analisis
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. “Analisis Kritis kinerja keuangan Perusahaan Sebelum
atas Laporan Keuangan”. Cetakkan ke- dan Sesudah Initial Public Offerings. E-
Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. “Standar (19). Bali.
Akuntansi keuangan”. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina. 2011. Initial
Public Offering dan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Keuangan Dan
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1364

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai