Arfandi
(Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNP, email: arfanditanjung@gmail.com)
Salma Taqwa
(Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNP, email: salmataqwa@yahoo.com)
Absctract
Deciding for an initial public offering (IPO) has a major influence in improving the company's condition,
improving the company's performance, especially in terms of corporate financial performance. This study aims
to assess financial performance by viewing and analyzing financial reports, non-financial companies that IPO
in 2014 at BEI. Financial analysis uses 6 (six) financial ratios: Return On Investments (ROI), Net Profit Margin
(NPM), Total Asset Turn Over (TATO), Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), and CashFlow Operation
Ratio (CashFlow to Sales). Assessment of financial performance by comparing the difference in performance
before IPO with post IPO so that the data analysis technique used is paired sample T-test. Based on the results
of the analysis found that there are differences in financial performance in the current ratio, and the ratio of
total asset turnover (TATO) before and after the IPO, but there is no difference in financial performance
measured through return on investment (ROI), net profit magin (NPM ), debt to equity ratio (DER), and cash
flow operations ratio. The condition of performance difference in current ratio tends to increase seen from the
average value before doing IPO but TATO ratio tends to decrease from before IPO.
Pasar modal merupakan salah satu dilakukan dengan pelaporan berkala. Tidak
indikator dalam kemajuan perekonomian hanya itu kondisi perusahaan yang sudah dapat
negara karena berperan sebagai suatu instansi dimiliki masyarakat umum harus mematuhi
yang memfasilitasi pihak yang berkelebihan semua peraturan pasar modal yang berlaku.
dana (investor) dengan pihak yang Berdasarkan laporan keuangan tersebut
membutuhkan dana (perusahaan). Perusahaan calon investor dapat melihat dan menilai
yang memilih menerbitkan dan menjual kinerja perusahaan selama periode tertentu
sahamnya dalam mengatasi pendanaan diawal dalam rangka pengambilan keputusan
harus melakukan Initial Public Offering (IPO). investasi. “Penilaian kinerja adalah keadaan
IPO adalah proses penawaran saham perdana dimana laporan keuangan yang berupa neraca
atau proses awal dalam memasuki pasar dan laporan laba rugi suatu perusahaan, bila
modal. Menurut Undang-undang No. 25 disusun secara baik dan akurat dapat
Tahun 2007 (sebagai pengganti Undang- memberikan gambaran keadaan yang nyata
undang no.8 tahun 1995) mendefinisikan mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai
initial public offering sebagai kegiatan oleh suatu perusahaan selama kurun waktu
penawaran efek yang dilakukan oleh emiten tertentu” (Martono dan Harjito, 2005:52).
untuk menjual efek kepada masyarakat Karenanya, kinerja perusahaan akan tergambar
berdasarkan tatacara yang diatur dalam melalui laporan keuangan yang diterbitkannya.
undang-undang dan peraturan pelaksanaanya. Penilaian terhadap kinerja keuangan
Efek dalam hal ini adalah surat berharga yaitu merupakan tolak ukur serta hal yang paling
surat pengakuan hutang, surat berharga dasar dalam menilai dan menentukan arah
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, perencanaan perusahaan ke depan. Perusahaan
dan kontrak berjangka atas efek. yang memilih untuk initial public offering
Dana yang didapatkan dari penawaran memiliki konsekuensi- konsekuensi yang
saham perdana / IPO di pasar perdana dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Oleh
(primery market) diterima langsung oleh sebab itu, penelitian ini penting dilakukan
perusahaan dan segera penggunaanya untuk memberikan penjelasan terkait
dialokasikan sesuai tujuan masing-masing gambaran kemampuan kinerja keuangan
perusahaan dalam melakukan go public. perusahaan pada saat sebelum initial public
Kusumawati (2014) menjelaskan bahwa “dana offering dan setelah initial public offering
hasil IPO tentunya meningkatkan modal sehingga pengambilan keputusan investasi dan
perusahaan yang dapat digunakan untuk bisnis oleh para pemangku kepentingan
exspansi, memperbaiki struktur modal kerja, menjadi tepat dan releven.
dan melunasi sebagian hutang dengan Menurut Cahyani (2017) “kinerja
penawaran untuk konversi dari pinjaman atau keuangan perusahaan merupakan kemampuan
hutang menjadi kepemilikan saham perusahaan dalam menjalankan kegiatan dan
perusahaan sehingga solvabilitas perusahaan aktivitas operasionalnya”. Kinerja keuangan
dapat meningkat, perusahaan dapat terhindar perusahaan ini dapat kita lihat melalui
dari keadaan insolvent dan terhindar dari beberapa rasio keuangan berikut: rasio kredit,
resiko likuiditas”. Keputusan perusahaan rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio pasar,
untuk initial public offering atau yang dikenal dan rasio arus kas (cash flow). Penilaian
sebagai go public juga memiliki konsekuensi terhadap kinerja keuangan menggunakan alat
dimana menjadi perusahaan publik akan ukur rasio keuangan. Rasio keuangan dapat
dituntut untuk menjadi perusahaan yang merefleksikan gambaran kemampuan
professional dan transparan. perusahaan secara keuangan dalam aspek-
Perusahaan yang go public harus terbuka aspek yang menjadi perhatian para pemangku
(transparansi) terhadap segala aspek. Ikhsan kepentingan (user). Aspek yang menjadi
(2011) menjelaskan “bentuk dari keterbukaan perhatian utama salah satunya ialah
ini pada saat IPO, perusahaan harus kemampuan perusahaan dalam melunasi
menerbitkan prospektus yang berisi tentang hutang, tidak hanya itu kemampuan
informasi gambaran kondisi, prospek ekonomi, perusahaan dalam hal lainnya juga perlu di
rencana investasi, ramalan laba, dan dividen ketahui seperti keefisienan pengelolaan aset
yang akan dijadikan dasar dalam pembuatan serta profitabilitas dan lainya.
keputusan”. Bentuk keterbukaan informasi Penelitian ini sangat penting untuk
bagi perusahaan pada selanjutnya setelah IPO dilakukan dalam membantu pengawasan dan
1349 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...
penilaian para pemangku kepentingan terhadap yakni 2015 dan 2016 pada perusahaan sektor
kinerja manajemen perusahaan serta non keuangan.
membantu investor dalam membaca informasi Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari
keuangan guna pengambilan keputusan analisis ini untuk mengetahui dan mempelajari
investasi. Berbeda dengan penelitian aspek-aspek kinerja keuangan sehingga
sebelumnya, dimana penelitian ini akan berguna dalam pengambilan keputusan
membahas analisis kinerja keuangan pada investasi serta membantu para pemangku
perusahaan sektor non keuangan yang kepentingan dalam mengawasi dan menilai
melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada kinerja manajemen perusahaan. penelitian ini
tahun 2014. mengkaji dan menganalisis rasio keuangan
Beberapa kinerja keuangan perusahaan perusahaan sebelum dan sesudah IPO pada
yang akan diteliti dalam hal ini adalah perusahaan yang masuk ke pasar modal / BEI
kemampuan perusahaan dalam melunasi pada tahun 2014 dengan membandingkan
kewajiban atau tingkat hutang dengan periode kinerja keuangan sebelum dan sesudah
menggunakan alat rasio kredit dilihat dari IPO pada masing-masing sektor yang terpilih.
Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio Tujuan penelitian ini adalah untuk
(DER), kemampuan kinerja keuangan mengetahui dan menjelaskan pebedaan kinerja
perusahaan dalam hal menghasilkan laba keuangan yang tegamba melalui rasio
(Profitability) dengan menggunakan alat rasio keuangan pada peusahaan sekto non keuangan
profitabilitas dilihat dari Return On Investment selama 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah
(ROI) dan Net Profit Margin (NPM) serta alat IPO.
rasio pemanfaatan aset dalam menunjang Hasil penelitian ini dihaapkan bemanfaat
menghasilkan laba yang dilihat dari rasio Total sebagai beikut: (1) Bagi Perusahaan, dapat
Asset Turn Over (TATO), dan penelitian ini menjadi rekomendasi pertimbangan
juga meneliti kemampuan keuangan mengevaluasi dan mengambil keputusan guna
perusahaan dalam mengelola arus kas dengan memaksimalkan dan meningkatkan efisiensi
menggunakan alat cash flow ratio yang dilihat usaha atau kegiatan operasional dalam rangka
dari persentase arus kas dibagi total penjualan memperhatikan tingkat kesehatan perusahaan
yang dihasilkan perusahaan. Pemilihan rasio- yang dinilai melalui rasio keuangan. (2) Bagi
rsaio keuangan ini dilakukan dengan Penulis, menambah pengetahuan dan
memperhatikan ketepatan alat ukur dalam pemahaman penulis terkait analisis rasio
menyajikan informasi kinerja keuangan keuangan serta berguna dalam keilmuan
perusahaan yang relevan terhadap aspek dalam penulis dibidang akuntansi yang dapat
penilaian kinerja serta pengambilan keputusan diaplikasikan pada dunia kerja sebagai akuntan
investasi. dan calon investor dalam pengambilan
Pemilihan sektor non keuangan keputusan investasi di pasa modal. (3) Bagi
dilakukan karena sektor non keuangan Pembaca (calon Investor dan Perguruan
mempunyai lebih banyak jenis usaha dimana Tinggi), untuk menambah referensi informasi
calon investor bisa memilih sesuai kebutuhan dan ilmu pengetahuan bagi calon investor dan
atau pertimbangan-pertimbangan tertentu peneliti selanjutnya terkait hal yang serupa.
terhadap jenis atau bidang usaha yang Dan menjadi koleksi penelitian yang berguna
diinginkan. Pemilihan sektor non keuangan dalam melengkapi khazannah pengetahuan di
juga mempertimbangkan dan memperhatikan perguruan tinggi dalam bidang analisis laporan
calon investor muslim akan kebutuhan atas keuangan.
informasi keuangan perusahaan dalam
mengambil keputusan investasi yang 2. Telaah Literatur dan Hipotesis
sahamnya sesuai dengan syariat dan bebas riba Penelitian
sehingga sektor non keuangan akan dapat 2.1 Teori Stakeholder
menyerap lebih banyak calon investor dari Stakeholder merupakan sebuah teori
berbagai kalangan baik muslim maupun non yang sudah berkembang dimana beberapa ahli
muslim. Penelitian ini menjadikan tahun 2014 menjelaskan seperti Ghozali & Chariri (2007)
sebagai cut of terhadap pergerakan kinerja “Teori stakeholder mengatakan bahwa
keuangan antara sebelum IPO yakni tahun perusahaan bukanlah entitas yang hanya
2012 dan 2013 dengan tahun sesudah IPO beroperasi untuk kepentingannya sendiri,
namun harus memberikan manfaat bagi
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1350
rasio keuangan merupakan alat analisis yang 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana
membandingkan angka yang diambil dari pos- dari informasi yang disajikan laporan
pos dalam laporan keuangan yang ditujukan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
untuk mengukur kinerja perusahaan secara 3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah
periode dan mengukur kinerja perusahaan industri lain.
dalam industri yang sejenis. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam
mengisi model-model pengambilan
b. Tahap-tahap menganalisis Kinerja keputusan dan model prediksi (Z-score).
Keuangan 5. Menstandarisasi size perusahaan.
Menurut Fahmi (2012) ada 5 tahapan 6. Lebih mudah membanddingan perusahaan
dalam menganalisis kinerja keuangan suatu dengan perusahaan lain atau melihat
perusahaan secara umum, yaitu: perkembangan perusahaan secara periodik
1. Melakukan review terhadap data laporan atau time series.
keuangan, dilakukan dengan tujuan agar 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta
laporan keuangan sudah dibuat sesuai melakukan prediksi di masa yang akan
penerapan kaidah-kaidah yang berlaku datang.
umum dalam dunia akuntansi sehingga
dengan demikian hasil laporan keuangan d. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan
tersebut dapat dipertanggungjawaban. Menurut Syamsuddin (2011: 37) analisis
2. Melakukan perhitungan, dissesuaikan rasio keuangan memiliki 3 kelompok pihak
dengan kondisi dan permasalahan yang yang paling berkepentingan yaitu:
sedang dilakukan sehingga hasil dari 1. Para pemegang saham dan calon investor
perhitungan tersebut akan memberikan menaruh perhatian utama pada tingkat
suatu kesimpualan sesuai dengan analisis keuntungan
yang diinginkan. 2. Para kreditur pada umumnya merasa
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil berkepentingan terhadap kemampuan
hitungan yang telah diperoleh, metode perusahaan dalam membayar kewajiban-
yang paling umum digunakan untuk kewajiban finansial baik jangka pendek
melakukan perbandingan ini ada 2 yaitu: maupun jangka panjang.
a. Time series analysis, yaitu 3. Manajemen perusahaan merasa
membandingkan secara antar waktu berkepentingan dengan seluruh keadaan
atau antar periode, dengan tujuan itu keuangan perusahaan.
nantinya akan terlihat secara grafik.
b. Cross sectional approach, yaitu e. Jenis-jenis Rasio Keuangan
melakukan perbandingan terhadap 1. Rasio Kredit
hasil hitungan rasio-rasio yang telah Rasio kredit merupakan rasio yang
dilakukan antara satu perusahaan dan berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan
perusahaan lainya dalam ruang dalam memenuhi kewajiban secara keuangan
lingkup yang sejenis yang dilakukan dan resikonya. Rasio kredit terbagi menjadi 2
secara bersamaan. yaitu: rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
4. Melakukan penafsiran (interpretation) Penelitian ini menggunakan rasio 2 rasio kredit
terhadap berbagai permasalahan yang berikut:
ditemukan. 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
5. Mencari dan memberikan pemecahan 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
masalah (solution) terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝐷𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
c. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Keunggulan analisis rasio keuangan 2. Rasio Profitabilitas
menurut Harahap dalam Fahmi (2012:47) Rasio profitabilitas merupakan analisis
sebagai berikut: rasio yang menggambarkan kinerja keuangan
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar perusahaan dalam kemampuan menghasilkan
statistik yang lebih mudah dibaca dan laba. Analisis profitabilitas menurut
ditafsirkan. Subramanyam (2010: 43) dikelompokkan
menjadi tiga (3) aspek yaitu:
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1352
dengan distribusi data teoritis. Artinya, data signifikan antara distribusi data penelitian
selisih antara ROI sebelum dan ROI sesudah dengan distribusi data secara teoritis. Hal ini
Initial Public Offering (IPO) berdistribusi menjadikan data rasio lancar (Current Ratio)
normal, maka kita bisa lakuakan uji beda yang telah diujikan secara statistik dalam
secara parametrik dengan uji T berpasangan melihat uji normalitas dinyatakan berdistribusi
(paired sample t-test). normal.
3. Variabel Rasio Total Aset Turn Over 5. Variabel Deb to Equity Ratio (DER)
(TATO) 𝐻5 = Terdapat perbedaan kinerja
𝐻3 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan dari Debt to Equity Ratio (DER)
keuangan dari rasio Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah IPO pada perusahaan
(TATO) sebelum dan sesudah IPO pada sektor non keuangan yang memutuskan IPO
perusahaan sektor non keuangan yang ditahun 2014.
memutuskan IPO ditahun 2014. Pada tabel rekapitulasi output paired
Data rasio TATO yang telah diuji sample t-test, terlihat untuk proksi variabel
normalitas dan dinyatakan berdistribusi normal DER menunjukkan bahwa rata rata uji beda
selenajutnya dilakukan tes dua rata-rata debt to equity ratio adalah 5,3093E1 persen
berpasangan atau paired sampel t-test. dengan standar deviasi 372,66840 persen. Nilai
Pengujian paired sample t-test masih t hitung dari uji beda rasio ini 0,552 dan
menggunakan program SPSS versi 16.0. Hasil dumping factor (df) = 14 maka diperoleh nilai
pengujian dari tabel rekapitulasi output paired sig. (2-tailed) atau -value adalah 0,590 atau
sample t-test memperlihatkan sebagai berikut: 59%. Nilai -value sebesar 59% tersebut lebih
Pada tabel tersebut, terlihat rata rata nilai besar dibandingkan level alfa 5% atau 0,05.
uji beda TATO adalah 0,07033 atau 70,3% Maka artinya tidak terdapat perbedaan
persen dengan standar deviasi 0,10639. Nilai t
1359 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...
signifikan antara DER sebelum dan DER dana yang terkumpul dari investor kepada hal-
sesudah IPO. hal atau kebijakan yang dapat menghasilkan
pengembalian lebih dari sebelumnya atas
6. Variabel Cash Flow Oeration Ratio / investasi atau sumber daya perusahaan.
CFOR (Cash Flow to Sales. Beberapa indikasi lainya juga dapat
𝐻6 = Terdapat perbedaan kinerja menjadikan kinerja keuangan dari rasio ROI
keuangan dari Cash Flow Operation Ratio seperti pengalokasian dana yang lebih besar
sebelum dan sesudah IPO pada perusahaan untuk menstrukturisasi utang perusahaan
sektor non keuangan yang memutuskan IPO sehingga tidak terdapatnya perbedaan
ditahun 2014. kemampuan pengembalian laba (ROI) pada
Uji normalitas selesai kemudian tahap periode setelah IPO. Salah satu contoh konkrit
kedua dilanjutkan dengan pengujian hipotesis kebijakan dimana dapat menghasilkan
menggunakan paired sample t-tes dengan pengembalian atau return yang lebih besar
output seperti berikut: Pada tabel rekapitulasi dengan melakukan pembahasan dan
output paired sample test, terlihat rata rata uji pengambilan keputusan terkait pemilihan
beda cash flow operation ratio sebesar jenis-jenis investasi yang akan dijalankan
1,0307E2 persen dengan standar deviasi perusahaan sehingga memberikan hasil atau
395,12996 persen. Nilai t hitung uji rasio retun yang sesuai perhitungan baik jangka
adalah 1,010 dan df = 14 maka diperoleh nilai pendek, menengah, maupun jangka panjang.
sig. (2-tailed) atau -value adalah 0,330 atau Adanya pembahasan, perhatian, dan tindakan
33%. Nilai -value tersebut lebih besar dari perusahaan terhadap yang demikian akan dapat
level alfa yaitu 5% atau 0,05. Maka artinya menigkatkan kinerja keuangan dari ukuran
tidak terdapat perbedaan signifikan antara rasio ROI untuk periode setelah IPO.
kinerja keuangan dari rasio arus kas operasi Pentingnya rasio ROI agar tetap bertumbuh
(Cash Flow Oeration Ratio) sebelum dengan karena investor melihat pertama kali pada laba
sesudah IPO. perusahaan tiap tahunnya dan perusahaan akan
sulit mendapatkan dana jika profit perusahaan
4.4 Pembahasan tidak baik.
Pada bagian ini akan dilakukan
pembahasan sehubungan dengan hasil 2. Terdapat perbedaan kinerja keuangan
penelitian yang dikemukakan sebelumnya, dari rasio Net Profit Margin (NPM)
adapun hasil pembahasannya adalah : sebelum dan sesudah IPO pada
1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sektor non keuangan yang
dari rasio Return On Investmen (ROI) memutuskan IPO ditahun 2014.
sebelum dan sesudah IPO pada Hipotesis ke dua yang diajukan dalam
perusahaan sektor non keuangan yang penelitian ini terkait kinerja keuangan yang di
memutuskan IPO ditahun 2014. proksikan dalam variabel rasio Net Profit
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian Margin (NPM) tertolak setelah dilakukannya
ini tertolak, dengan demikian tidak terdapat uji hipotesis. Net Profit Margin (NPM)
perbedaan yang signifikan antara keadaan merupakan rasio yang mengukur jumlah rupiah
kinerja keuangan sebelum dan sesudah IPO laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu
dalam menghasilkan laba (ROI). Tidak rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya
terdapatnya perbedaan kinerja keuangan pada semakin baik, karena menunjukkan
rasio ROI yang didapatkan dari hasil uji beda kemampuan perusahaan menghasilkan laba
diatas, pada bab ini mencoba untuk yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
mendeskripsikan hal-hal terkait hasil tersebut. Dalam penelitian ini, NPM temasuk
Tidak adanya perbedaan kinerja keuangan pada rasio yang menunjukkan hasil uji beda
perusahaan yang dilihat dari ROI pada periode bahwa tidak terdapat perbedaan antara periode
sebelum dan sesudah IPO mengindikasikan sebelum dan sesudah IPO. Hal ini menujukkan
bahwa perusahaan tidak atau belum bahwa dana yang terserap melalui kebijakan
memanfaatkan dana yang diserap dari investor initial public offering belum memiliki
di pasar modal dalam meningkatkan hasil atau pengaruh berarti pada angka penjualan
pengembalian atas investasi milik perusahaan. sehingga kemampuan jumlah laba bersih
Hal ini hendaknya menjadi suatu perhatian perusahaan sama keadaanya saat sebelum IPO.
bagi perusahaan untuk dapat mengalokasikan
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1360
citra perusahaan yang semakin baik seperti 5. Terdapat perbedaan kinerja keuangan
dijelaskan diatas. dari Debt to Equity Ratio (DER)
sebelum dan sesudah IPO pada
4. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sektor non keuangan yang
dari Rasio Lancar (Current Ratio) memutuskan IPO ditahun 2014.
sebelum dan sesudah IPO pada Hipotesis yang ke lima dalam penelitian
perusahaan sektor non keuangan yang ini setelah di ujikan melalui uji beda statistik
memutuskan IPO ditahun 2014. maka hasilnya diketahui tertolak. Tidak
Untuk kinerja keuangan yang dilihat dari terdapat perbedaan kinerja keuangan yang
rasio lancar (current ratio) menunjukkan hasil diproksikan kepada debt to equity ratio (DER)
penelitian bahwa terdapat perbedaan signifikan antara periode sebelum dan sesudah initial
antara sebelum dan sesudah IPO. Artinya public offering. Tidak terdapatnya perbedaan
hipotesis ke empat yang diajukan dalam kinerja keuangan pada rasio ini atau disebut
penelitian ini diterima. Terdapatnya perbedaan juga salah satu rasio solvabilitas karena
nilai rasio lancar antara sebelum dan sesudah tambahan setoran modal belum maksimal
IPO didukung dengan kerangka berfikir secara dihasilkan oleh perusahaan sehingga nilai
teoritis dimana keputusan perusahaan ekuitas perusahaan belum mampu
melakukan initial public offering dalam menghasilkan pebandingan yang lebih baik
memperoleh pendanaan lewat penjualan dari jumlah utang jangka panjang walaupun
kepemilikan saham dapat menambah kas serta beberapa perusahaan memiliki alokasi dana
sisi ekuitas itu sendiri. untuk hal tesebut. Dampaknya rasio
Kas yang bertambah disisi aset dan perbandingan utang terhadap ekuitas belum
masuk dalam pos aset lancar tentu dapat menunjukkan perbedaan yang signifikan dari
menghasilkan perbandingan yang cukup baik periode sebelum IPO.
dalam kemampuan perusahaan melunasi Kurangnya tambahan setoran modal
kewajiban terutama kewajiban jangka pendek diketahui dari sedikitnya perusahaan yang
atau yang jatuh tempo. Oleh sebab itu, mampu mempehatikan hal tesebut walaupun
perbandingan yang dihasilkan aset lancar ada sebagian kecil perusahaan yang menaruh
terhadap kewajiban lancar mendapatkan nilai fokus perhatian pada hal tersebut. Perusahaan
yang lebih baik sehingga mencerminkan yang mempehatikan tingkat tambahan setoran
kemampuan perusahaan yang semakin baik modal dari entitas anak hanya emiten TARA.
dalam melunasi kewajiban lancar nya atau TARA mengalokasikan 63,51% untuk
mengatasi resiko likuiditasnya. peningkatan setoran modal di beberapa entitas
Terdapatnya perbedaan rasio lancar anak. Alasan Perseroan ini melakukan
sebelum dan sesudah IPO seperti yang peningkatan setoran modal di beberapa entitas
dijelaskan diatas didukung dengan penemuan anak tersebut adalah agar entitas anak dapat
dari informasi pengalokasian dana hasil melakukan ekspansi usaha melalui pembelian
penjualan saham perdana dalam prospektus lahan dan untuk tambahan modal kerja,
masing-masing emiten dimana rata-rata sehingga kontribusi entitas anak untuk
perusahaan memang mengalokasikan dana Perseroan TARA dapat meningkat.
tesebut untuk pembayaran utang terutama
untuk yang jatuh tempo. Misalnya perusahaan 6. Terdapat perbedaan kinerja keuangan
emiten TARA yang menganggarkan sebanyak dari Cash Flow Operation Ratio sebelum
36,49% dari keseluruhan dana hasil penjualan dan sesudah IPO pada perusahaan
saham perdana untuk pelunasan utang jangka sektor non keuangan yang memutuskan
pendeknya serta beban bunga kepada PT. Bank IPO ditahun 2014.
Capital Indonesia dan sebagian utangnya Hipotesis yang ke enam dalam penelitian
kepada Trois Rivieres Incorporated. ini terkait kinerja keuangan yang diukur
Perusahaan lain yang juga ikut melalui proksi variabel rasio arus kas operasi
mengalokasikan untuk pembayaan utang (cash Flow Operation Ratio / Cash Flow to
seperti emiten SOCI sebesar 25%, dan emiten Sales) di tolak setelah dilakukannya pengujian
MDIA sebanyak 10% untuk pembayaran hipotesis uji beda. Artinya tidak terdapat
utang. perbedaan kinerja keuangan dari rasio arus kas
operasi (cash Flow Operation Ratio / Cash
Flow to Sales) sebelum dan sesudah IPO pada
Jurnal WRA, Vol 6, No 2, Oktober 2018 1362
perusahaan non keuangan yang memutuskan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis
IPO di tahun 2014. Pada uji paired sample t- statistik data yang telah diuraikan sebelumnya
test rasio arus kas operasi sebelum dan sesudah dapat disimpulkan bahwa:
IPO memiliki nilai =0,096 karena nilai alfa 1. Sesudah IPO pada Rasio Cash Flow
(alfa 5% atau 0,05) artinya tidak terdapat Operation Ratio (Cash Flow to Sales) di
perbedaan signifikan antara kinerja keuangan perusahaan non Tidak terdapat perbedaan
dari rasio arus kas operasi sebelum dan yang signifikan antara kinerja keuangan
sesudah IPO. periode sebelum dan sesudah IPO pada
Hal ini disebabkan oleh perusahaan prosi variabel rasio lancar (Current Ratio)
masih belum menggunakan sebagian besar di perusahaan non keuangan yang
dana-dana yang terserap di pasar modal dalam melakukan IPO di tahun 2014.
kegiatan operasional. Terlihat dari prospektus 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rencana alokasi dana masing-masing emiten antara kinerja keuangan periode sebelum
yang lebih memfokuskan untuk kinerja jangka dan sesudah IPO pada proksi variabel Debt
panjang dengan bentuk meningkatkan alokasi to Equity Ratio (DER) di perusahaan non
belanja modal atau hal lainnya seperti keuangan yang melakukan IPO di tahun
mengakuisisi perusahaan target. Rata-rata 2014.
alokasi dana hasil IPO untuk modal kerja 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
dalam rangka menunjang operasional kinerja keuangan periode sebelum dan
perusahaan berkisar hanya 15% kebawah, sesudah IPO pada proksi rasio Total Asset
namun ada satu perusahaan emiten yang Turn Over (TATO) di perusahaan non
memperlihatkan alokasi dana untuk modal keuangan yang melakukan IPO di tahun
kerja yang cukup besar senilai 60% yaitu 2014.
DAJK. 4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
Sebagian besar terlihat seperti emiten kinerja keuangan periode sebelum dan
MDIA dan WTON yang hanya sesudah IPO pada rasio lancar (current
mengalokasikan sekitar 10% untuk operasional ratio) di perusahaan non keuangan yang
modal kerja, emiten MBAP dan LRNA yang melakukan IPO tahun 2014.
masing-masing hanya mengalokasikan sebesar 5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
6,5% dan 3%. Dengan demikian, kinerja antara kinerja keuangan periode sebelum
operasional yang dilihat dari arus kas operasi dan sesudah IPO pada Rasio Net Profit
perusahaan dalam menghasilkan penjualan Margin (NPM) di perusahaan non keuangan
kurang tersentuh alokasi dana penawaran yang melakukan IPO tahun 2014.
saham saat IPO sehingga perbandingan kinerja 6. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rasio ini tidak terdapat perbedaan yang antara kinerja keuangan periode sebelum
signifikan dari periode sebelum IPO. dan keuangan yang melakukan IPO tahun
2014.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
Kinerja keuangan umumnya pada Berdasarkan kesimpulan yang telah
perusahaan sektor non keuangan yang dijelaskan diatas, adapun saran yang dapat
memutuskan IPO ditahun 2014 untuk periode diberikan dalam penelitian ini ialah sebagai
sebelum IPO menunjukkan kemampuan berikut:
keuangan yang secara standar lebih baik 1. Penelitian selanjutnya perlu
dibanding untuk periode setelah IPO. Terlihat mempertimbangkan tahun penelitian yang
jelas dari beberapa rata-rata rasio yang lebih panjang serta meneliti seluruh sektor
digunakan dalam penelitian ini seperti ROI industri perusahaan yang terdaftar di Bursa
dengan rata-rata 7,9% untuk periode sebelum Efek Indonesia. Hal ini bertujuan agar
IPO namun turun untuk periode setalah IPO penelitian yang dilakukan memiliki objek
menjadi 4,25%. Rasio NPM, TATO dan DER penelitian yang lebih luas serta dapat
menunjukkan secara standar kemampuan yang melihat hasil perbandingannya.
sama seperti ROI. Rasio lancar menunjukkan 2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan
hal yang berbeda karena memperlihatkan meneliti kinerja keuangan sebaiknya
kinerja yang cenderung meningkat yang menggunakan proksi pengukuran rasio yang
terlihat dari rata-rata pergerakan rasionya. berbeda dengan penelitian ini.
1363 Arfandi dan Salma Taqwa: Analisis Kinerja Keuangan...