BAB 1
PENDAHULUAN
perusahaan, dalam hal ini merupakan kinerja keuangan perusahaan yang dapat
mana perkembangan suatu perusaaan. Laporan tersebut terdiri dari neraca, laporan
berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Agar dapat membaca suatu laporan keuangan, diperlukan alat
analisis berupa rasio keuangan. Adanya prediksi terhadap laporan keuangan, dan
untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini maupun yang akan datang, para
dapat mencapai hasil yang diinginkan oleh berbagai pihak yang membutuhkan.
pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba. Disamping itu juga bertujuan
2
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat
berkembang sesuai dengan kegiatan yang dijalankan pada waktu yang akan
datang. Dengan adanya harapan tersebut maka perusahaan diharuskan dan dituntut
untuk dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat dalam segala
ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat
saham perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak, demikian pula halnya dengan
informasi industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik
tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan dan atau bagaimana prospek yang
akan dihadapi dimasa yang akan datang. Sesuai dengan beragam jenis kegunaan
informasi akuntansi, maka jenis-jenis rasio laporan keuangan yang digunakan oleh
3
si pengambil keputusan tergantung pada jenis keputusan yang akan dibuat dan
gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca. Rasio
ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan.
Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan pada masa yang
membayar utang atau kewajibannya. Kita sering kali mendengar atau bahkan
melihat ada perusahaan yang tidak mampu atau tidak sanggup untuk membayar
seluruh atau sebagian utang (kewajibannya) yang sudah jatuh tempo pada saat
ditagih, atau terkadang perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk
dengan para kreditor, atau juga dengan para distributor. Dalam jangka panjang,
kasus ini akan berdampak pula kepada para pelanggan (konsumen). Artinya pada
4
yang selama ini membantu kelancaran usahanya. Padahal kita tahu bahwa
jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor.
Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama
sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana (tidak cukup)
secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan
aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual
yaitu kelebihan dana. Artinya jumlah dana tunai dan dana yang segera dapat
dicairkan melimpah. Kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena ada
dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan berpengaruh terhadap usaha
perusahaan sudah dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai utangnya lebih
tinggi dari harta lancarnya. Seandainya perusahaan sudah menganalisis rasio yang
menunjukkan sejauh mana aset atau modal perusahaan dalam menutup kewajiban.
Kalau perusahaan tidak memiliki kecukupan aset atau modal untuk memenuhi
kewajibannya (kewajiban yang lebih besar, sedangkan modal atau aset sangat
kecil), maka perusahaan ini adalah perusahaan yang tidak solvabel. Itu artinya,
perusahaan terlalu banyak utang tetapi perusahaan tidak memiliki modal dan aset
yang cukup untuk menutupi kewajibannya. Jadi, dalam analisis fundamental, jika
perusahaan tersebut, perusahaan bisa terkena risiko gagal bayar utang. Utang yang
dan selama kinerja perusahaan tetap baik, ketika perusahaan memiliki aset yang
lebih besar dibandingkan utang. Aset penting dalam kaitannya dengan utang,
memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini
keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya
persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat
tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Perputaran aset-aset yang baik
dari setiap perusahaan harus memiliki patokan sendiri. Hal ini dikarenakan setiap
sektor usaha pasti memiliki perputaran aset-aset yang berbeda. Jika Anda ingin
dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas
akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset
Dari hasil pengukuran ini, akan diketahui berbagai hal yang berkaitan
selama ini. Hasil yang diperoleh misalnya dapat diketahui seberapa lama
penagihan suatu piutang dalam periode tertentu. Kemudian hasil ini dibandingkan
dengan target yang telah ditentukan atau dibandingkan dengan hasil pengukuran
beberapa periode sebelumnya. Di samping itu rasio ini juga digunakan untuk
perputaran aktiva tetap dalam satu periode, penggunaan seluruh aktivitas terhadap
Dengan demikian, dari hasil pengukuran ini jelas bahwa kondisi perusahaan
periode ini mampu atau tidak untuk mencapai target yang telah ditentukan.
Apabila tidak mampu untuk mencapai target, pihak manajeman harus mampu
tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya
aktiva seperti persediaan, piutang dan aktiva tetap lainnya. Kemudian manajeman
8
merupakan rasio yang sangat penting, jika perusahaan tidak bisa menghasilkan
bukanlah tempat yang layak untuk investasi. Tujuan akhir perusahaan adalah
yang besar apalagi selama bertahun-tahun berada dalam kondisi naik (konsisten
naik), maka perusahaan itu adalah perusahan yang bagus untuk tempat investasi,
Kondisi laba bersih sangat penting untuk dilihat tetapi rasio profitabilitas
adalah ukuran yang hampir sama atau bahkan lebih penting dibandingkan sekedar
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain,
tingkat profitabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang
baik.
dengan standar.
jumlah yang diperoleh selama periode tertentu dan modal atau aktiva adalah
dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan dibandingkan itu. Laba
yang berasal dari operasi usaha atau laba netto sebelum pajak dibandingkan
dengan seluruh aktiva tangible atau yang akan dibandingan itu laba netto sesudah
digunakan sebagai alat ukur efisien penggunaan modal dalam perusahaan yang
bersangkutan.
yang dijadikan pertimbangan bagi para investor atau pihak yang berkepentingan.
Bursa Efek Indonesia dapat dimiliki oleh masyarakat umum (golongan kelas
menengah) yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya saham yang dimiliki
sehingga investor dan calon investor dapat menentukan investasinya dengan tepat.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di
sehingga bisa memberikan informasi pada masyarakat terlebih pada investor yang
tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lain sebab dalam kondisi krisis
maupun tidak produk dari perusahaan makanan dan minuman tetap dikonsumsi
Tabel 1.1
Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa secara pertumbuhan laba Industri
19,69% ini menunjukkan bahwa perusahaan makanan dan minuman setiap tahun
mengalami peningkatan laba. Secara teori perusahaan yang memiliki laba yang
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk melihat kinerja keuangan
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini peneliti tertarik pada
Indonesia”.
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
12
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Kontribusi Praktis
2. Kontribusi Teoritis
current rasio (rasio lancar) dan quick rasio, rasio solvabilitas yaitu menghitung
debt to total assets dan debt to equity rasio, rasio aktivitas yaitu menghitung
total asset turn over dan receivable turn over, rasio profitabilitas yaitu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Perusahaan Food And Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Laba merupakan tujuan yang harus dicapai setiap perusahaan, maka dari itu
salah satu rasio yang sering digunakan adalah profitabilitas. Penelitian ini
Industri Food dan Beverages. Sample yang digunakan sesuai kriteria terdapat 10
perusahaan. Sumber data yakni data sekunder dengan mengakses website IDX.
Teknik analisis yang digunakan adalah one way Anova. Hasil penelitian
pengujian jenis rasio NPM, GPM, ROI, dan ROE menunjukkan perbedaan nilai
profitabilitas yang signifikan antar setiap perusahaan Food and Beverages yang
dari segi profitabilitas saja sedangkan penelitian ini bukan dari segi profitabilitas
saja tetapi juga rasio rasio lain seperti likuiditas, solvabilitas dan aktivitas.
Dimana objek penelitian adalah PT. INDOSAT Tbk pada kurun waktu 2004 –
2008. Dengan metode Economic Value Added (EVA) didapat hasil positif.
Hal ini menandakan bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai dan
dari hasil perbandingan antara metode EVA dengan ROE dapat disimpulkan
Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dimana Primal Aditya Rizki
pada PT. INDOSAT Tbk sedangkan penelitian ini pada perusahaan makanan
Value Added Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ 45”. Penelitian ini
dan Economic Value Added. Adanya kedua metode ini, akan menunjukkan
tertentu dan apakah perusahaan akan menciptakan nilai atau tidak. Tujuan
analisis yang digunakan adalah metode EVA. Hasil yang diperoleh oleh 9
selama periode tahun 2009 - 2011. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dimana Cendy A.S. Kaunang
saja sedangkan penelitian ini bukan dari segi profitabilitas saja tetapi juga rasio
terdiri dari current ratio dan quick ratio, dapat diketahui bahwa PT. Akasha
dari total asset turn over, PT. Mayora Indah Tbk mempunyai kinerja keuangan
yang lebih baik dan jika dilihat dari receivable turn over, PT. Multi Bintang
perbandingan rasio solvabilitas dapat diketahui bahwa jika dilihat dari debt to
total assets ratio, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai kinerja
terdiri dari profit margin, Return On Assets, dan Return On Equity, PT Multi
Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dimana Risma Ayunda pada 5
Solvabilitas (Studi Kasus Pada Lima Perusahaan Food and Beverage yang Go
mengetahui perusahaan yang memiliki kinerja keuangan paling baik dari lima
perusahaan food and beverage yang go publik. Jenis penelitian ini adalah studi
kasus. Penelitian ini difokuskan pada lima perusahaan food and beverage yang
memiliki laba tertinggi yang terdaftar di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI)
penelitian ini menggunakan rumus rasio likuiditas (current ratio, quick ratio)
rasio profitabilitas (gross profit margin, net profit margin, return on investment,
return on equity), rasio aktivitas (inventory turnover, total assets turn over, fixed
assets turnover), dan rasio solvabilitas (debt to equity, debt to total assets). Hasil
penelitian dari lima perusahaan food and beverage yang go publik, menunjukkan
tingkat kinerja keuangan yang paling baik berdasarkan poin tertinggi dan ranking
kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di BEI dilihat
sedangkan penelitian ini bukan dari segi rangking saja tetapi tiap rasio-rasio yang
Data yang diperoleh dengan metode purposive sampling dengan kriteria (1)
yang memproduksi obat generik dan resep dokter, dan (3) waktu penelitian
Tbk dan PT. Gudang Garam Tbk Periode 2011-2014”. Penelitian ini
Sampoerna Tbk dan PT. Gudang Garam Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
likuiditas (Current ratio dan Quick ratio), rasio solvabilitas (DAR dan DER),
rasio profabilitas (ROE dan ROI), rasio aktivitas (TATO dan ITO). Data yang
Sampoerna Tbk dan PT. Gudang Garam Tbk sebagai objek penelitian. Hasil
keuangan antara PT. HM Sampoerna Tbk dan PT. Gudang Garam Tbk
kinerja keuangan antara PT. HM Sampoerna Tbk dan PT. Gudang Garam Tbk
Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dimana Rivaldy Daniel Lontoh,
Tbk dan PT. Gudang Garam yang terdaftar di BEI sedangkan penelitian ini
Indosat Tbk dari tahun 2006 sampai 2015. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif berupa laporan keuangan tahunan dihitung
asset, net profit margin, total asset turnover dan economic value added
(EVA). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata curent ratio, debt to
equity ratio, return on equity, return on asset, net profit margin, dan total asset
turnover nilai rata-rata PT Telekomunikasi Indonesia Tbk lebih baik dari pada
Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dimana Hafidzul Ulum, Ronny
dalam bentuk uang yang dapat dilihat dari segi pengelolaannya, pergerakanya,
maupun tujuannya.
Kinerja dapat dilihat dari segi kualitatif dan kuantitatif yaitu (Mulyadi,
2003: 428):
a. Segi kualitatif adalah suatu kinerja perusahaan yang tidak dapat diukur
dengan menggunakan suatu analisis tertentu (dalam hal ini analisis laporan
tersebut dapat diketahui dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Dari
hasil analisis tersebut dapat dilihat prestasi dan kelemahan yang dimiliki
laporan keuangan menjadi salah satu aspek yang diperhatikan oleh pemakai
laporan keuangan. Oleh karena itu manajemen suatu perusahaan harus berusaha
kinerja perusahaan adalah rasio neraca (likuiditas dan solvabilitas), rasio laba
rugi (profitabilitas), dan rasio neraca aktivitas (Darsono dan Ashari, 2005:51).
Pudjiastuti, 2006:82).
24
Munawir (2007:6) adalah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan
keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Agar
Laporan keuangan biasanya siap disajikan 7 hari setelah tutup bulan dan 30
hari sebelum tutup tahun. Laporan keuangan yang telah diaudit biasanya tersaji
25
3 bulan setelah tutup tahun. Menurut Darsono dan Ashari (2005:15) laporan
a. Perusahaan masih hidup dan akan terus hidup (going concern). Dalam
asumsi ini dianggap bahwa perusahaan akan tetap menjalankan usahanya untuk
jangka waktu terus-menerus dan tidak ada niat untuk menghentikan usahanya.
b. Perusahaan sebagai satu unit ekonomi yang terpisah dari pemilik. Dalam
asumsi ini perusahaan ini adalah suatu unit yang terpisah dari pemiliknya.
Sebagai unit yang terpisah maka kekayaan antara pemilik dan perusahaan
c. Stabilitas nilai tukar uang. Dalam asumsi ini nilai uang akan stabil dari
transaksi yang diakui pada saat kejadian (dimana hak dan kewajiban timbul)
bukan pada saat kas diterima. Dalam hal ini suatu transaksi sudah diakui
Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan yang pokok yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu neraca, laporan rugi laba, dan laporan
aliran kas (Hanafi dan Halim, 2005:12). Laporan-laporan keuangan tersebut pada
a. Neraca
meliputi aset (sumberdaya atau resources) perusahaan dan klaim atas aset
keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana diperoleh dari pinjaman (hutang)
sama dengan hutang ditambah modal (atau klaim terhadap aset tersebut oleh
b. Laporan Rugi-Laba
waktu tententu (Hanafi dan Halim, 2005:15). Berbeda dengan neraca yang
Dalam jangka waktu tertentu, total usaha aset perusahaan berubah disebabkan
perusahaan yang sebenarnya untuk memperoleh untung. Untuk itu laporan itu
memperoleh laba pada situasi yang tidak normal, misalnya laba dari
penjualan pabrik, rugi karena pabrik perusahaan tersebut terbakar, dan laba
Item-item di atas merupakan laba atau rugi yang muncul bukan dari
suatu analisis data dalam bidang bisnis. Pengguna laporan keuangan dan
d. Pelanggan
e. Karyawan
f. Pemerintah
g. Masyarakat
harus benar-benar memahami bentuk dan isi laporan keuangan tersebut dan
atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2005:72)
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan,
yaitu:
dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun
b. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu
diperlukan pembanding yang bisa dipaki untuk melihat baik tidaknya angka
yang dicapai oleh pihak perusahaan. Rata-Rata industri bisa dipakai sebagai
informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis yang mendalam dari
yang lebih tajam lagi. Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bila
Tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Hanafi dan Halim (2005:6)
meliputi:
a. Investasi saham
atas laba perusahaan, meskipun juga berhak atas rugi yang diperoleh
b. Pemberian Kredit
sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama yang terus-
f. Pemerintah
g. Analisis Internal
perkembangan perusahaan.
h. Analisis pesaing
i. Penilaian Kerusakan
meliputi :
penetapan pajak.
klasifikasi yang terbaru yang telah diterima umum atau lazim digunakan.
metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun
(periode).
yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya pada
laporan keuangan yang sama pada tahun (periode) yang sama. Oleh karena
membandingkan antara pos yang satu dengan yang lainnya pada laporan
keuangan yang sama, maka disebut metode vertikal. Disebut metode statis
35
5) Prosentase total
metode atau teknik analisis data untuk mengetahui tendensi daripada keadaan
d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk
e. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah
suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau
f. Analisa ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau
g. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa
periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu perusahaan.
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut
keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai
adalah analisis rasio, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu
dengan yang lainnya. Analisis dari rasio dapat memberikan pandangan yang
jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis rasio dapat menjelaskan
atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan
atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
keadaan sekarang dengan keadaan tahun lalu. Menurut Hanafi dan Halim
menghasilkan laba
e. Rasio Pasar yaitu rasio yang melihat perkembangan nilai perusahaan relatif
d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing
2007:101)
pembanding “standard rasio” untuk Indonesia sampai saat ini belum dapat
dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun rasio
Analisis rasio keuangan selain merupakan alat yang sangat berguna, juga
a. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara
piutang macet.
d. Jika perusahaan menggunakan tahun fiskal yang berbeda dan jika faktor
e. Perlu hati-hati dalam menentukan apakah suatu ratio tertentu baik atau
adanya masalah dan perlu adanya analisis dan penelitian yang lebih lanjut.
baik. Dalam waktu singkat, banyak cara dapat digunakan untuk membuat
suatu perusahaan tampak sehat sesuai dengan standar industri. Para analisis
Rasio merupakan alat yang sangat berguna, akan tetapi seperti halnya
metode analisis yang lain, alat tersebut harus digunakan dengan bijaksana dan
hati-hati, bukan digunakan tanpa berpikir dan dibuat secara mekanistis. Analisis
40
pendeknya. Menurut Munawir (2007:71) jika dilihat dari rasio likuiditas, suatu
2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban
Hanafi dan Halim (2005:79) menyatakan bahwa ada 2 rasio likuiditas yang
sering digunakan yaitu rasio lancar dan rasio quick (acid test ratio).
(aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu
siklus bisnis). Menurut Hanafi dan Halim (2005:79) Current ratio dapat
Aktiva Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Hutang Lancar
41
200%. Rasio lancar yang terlalu besar (di atas 200%) menunjukkan
pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus karena masih banyak aktiva
yang menganggur.
2. Quick Ratio
sebagai berikut :
(ketentuan baiknya) quick ratio adalah 1 sampai 2 atau 100% sampai 200%.
Rasio cepat yang berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aset yang
Sedangkan pengertian rasio solvabilitas atau juga disebut dengan rasio leverage
(rasio pengungkit) menurut Darsono dan Ashari (2005:54) adalah rasio untuk
42
tersebut dilikuidasi.
leverage meliputi Debt to Asset Rasio (DAR), Debt to Equityt Rasio (DER),
Equity Multiplier (EM), dan Interst Coverage (IC) atau Time Interest Earned.
Total Kewajiban
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Aktiva
(ketentuan baiknya) debt to total assets ratio adalah maksimal 100% yang
Total Kewajiban
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Ekuitas
(ketentuan baiknya) debt to equity ratio adalah maksimal 100% yang berarti
ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga diartikan sebagai berapa porsi dari
aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Menurut Darsono dan
Total Aktiva
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 =
Total Ekuitas
membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Investor dan kreditor lebih
menykai rasio yang tinggi karena rasio yang tinggi menunjukkan margin
EBIT
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
Biaya Bunga
44
sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini
melihatkan perbandingan antar tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis
yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva yaitu persediaan, piutang,
Inventory Turn Over (ITO), Lama Persediaan Mengendap (PM), dan Total
perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini
dimiliki. akan tetapi rasio yang terlalu tinggi juga bisa mengakibatkan
pelanggan yang lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rasio ini
juga bisa menjadi dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat
tidak tertagih. Menurut Darsono dan Ashari (2005:59) Receivable Turn Over
Penjualan Bersih
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =
Rata − rata Piutang Dagang
45
Dengan melihat rasio ini, bisa dilihat dalam jangka waktu berapa hari
piutang akan bisa menjadi kas atau ditagih. Rasio penerimaan piutang yang
365
Rata − rata 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 Piutang =
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟
mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan
diubah menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin cepat
maka semakin likuid persediaan tersebut sehingga tidak ada aktiva yang
46
menganggur terlalu lama. Menurut Darsono dan Ashari (2005:61) LPM dapat
365
Rata − rata 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 Piutang =
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟
penjualan. Total asset turn over bagi perusahaan yang produktif harus di atas
Penjualan Bersih
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑣𝑒𝑟 =
Rata − rata Total Aktiva
Darsono dan Ashari (2005:80) mengatakan bahwa rule of thumb pada setiap
rasio profitabilitas adalah hasil perhitungan rasio harus lebih besar dari bunga
berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih kecil dari suku bunga satu
47
tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih kecil dari pada investasi pada
deposito berjangka.
Menurut Hanafi dan Halim (2005:85) ada tiga rasio yang sering digunakan untuk
mengukur rasio profitabilitas yaitu Profit Margin, Return On Asset, dan Return
On Equity.
a. Profit Margin
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa
perusahaan pada periode tertentu. Menurut Hanafi dan Halim (2005:86) rasio
Laba Bersih
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Penjualan
profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat penjualan tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah
bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut
Laba Bersih
𝑅𝑂𝐴 =
Total Aktiva
efisiensi manajemen.
berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari
sudut pandang pemegang saham. Menurut Hanafi dan Halim (2005:87) rasio ini
Laba Bersih
𝑅𝑂𝐸 =
Total Ekuitas
untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return
Analisis Perbandingan
Analisis Likuiditas
Analisis Solvabilitas
Analisis Aktivitas
Analisis Profitabilitas
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
3.2.2. Sampel
pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh
(BEI)
2) Data laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi dari tahun 2012
sampai 2016
3) Delapan Belas (18) perusahaan dikarenakan dua (2) perusahaan tidak tersedia
neraca dan laporan laba ruginya. Delapan belas perusahaan makanan dan
minuman yaitu :
51
Tabel 1.2
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitaf yaitu
data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian
52
ini bersumber dari laporan keuangan tahun 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016
Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
laporan keuangan tahun 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016 delapan belas
http://www.idx.co.id.
Bursa Efek Indonesia, yaitu dengan mencatat data tahun 2012, 2013, 2014, 2015
dan 2016 terutama neraca dan laporan laba rugi dari delapan belas perusahaan
Data diambil dari neraca dan laporan laba rugi diolah dalam bentuk data
keadaan obyek yang diteliti dan menyajikan data yang diperoleh kemudian
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : analisis
rasio likuiditas, analisis rasio solvabilitas, analisis rasio aktivitas, analisis rasio
53
adalah :
1) Menghitung rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas,
perusahaan)
- Quick rasio atau acid test ratio yaitu mengukur kemampuan perusahaan
persediaannya.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total assets dan debt to
equity rasio
didukung hutang.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turn over dan
- Total asset turn over yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dimiliki.
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti
55
tertentu