Anda di halaman 1dari 4

Nama : Baldiaz Ryana Sunaryo

No. BP: 2010536006


Akuntan publik adalah profesi yang memberikan jasa sebagai profesional yang
telah memiliki izin dari negara untuk melakukan praktik sebagai akuntan swasta
yang bekerja secara independen. Tugas akuntan publik meliputi analisis laporan
keuangan, audit laporan keuangan, audit pajak, dan sebagainya. Setiap akuntan
publik wajib menjadi anggota IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia), asosiasi
profesi yang diakui oleh pemerintah.
Bidang Jasa
Jasa akuntan publik terdiri dari dua layanan, yaitu Jasa Atestasi dan Jasa Non-
Atestasi, berikut penjelasannya:

1. Jasa Atestasi

Jasa Atestasi adalah jasa yang mencakup audit umum atas laporan keuangan,
pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, pemeriksaan atas
laporan keuangan prospektif, review atas laporan keuangan, dan jasa audit atestasi
lainnya.

2. Jasa Non-Atestasi

Jasa Non-Atestasi mencakup jasa yang berhubungan dengan akuntansi, keuangan,


manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi. 

Perizinan Akuntan Publik

Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 tahun.
Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 46 sebagai berikut:

 Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik) yang sah
yang diterbitkan oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan
publik.
 Apabila tanggal kelulusan USAP telah lewat dua tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam dua tahun terakhir.
 Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling
sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 jam diantaranya
memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh
Pemimpin/Pemimpin Rekap KAP.
 Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan KTP atau
bukti lainnya.
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
 Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
 Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5
tahun atau lebih.
 Menjadi anggota IAPI.
 Tidak berada dalam pengampunan.
 Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan
Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan. 

Perencanaan audit adalah prosedur-prosedur yang dilakukan setelah proposal


disetujui atau perikatan audit telah ditandatangani dan merupakan jembatan untuk
pekerjaan pengujian. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi
menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. 

Langkah-langkah dalam kegiatan perencanaan audit meliputi:


 Memahami bisnis dan industri klien
 Memahami dan menilai struktur pengendalian intern
 Menentukan tingkat materialitas awal dan salah saji yang bisa diterima
 Menentukan tingkat risiko audit awal
 Melakukan komunikasi dengan auditor lain, jika bertindak sebagai auditor
utama
 Menyusun rencana audit
 Menyusun audit program

1. Memahami Bisnis dan Industri Klien


 Informasi yang harus diperoleh dalam rangka pengetahuan tentang bisnis yang
diharapkan meliputi:
 Kondisi ekonomi secara umum
  Industri dimana klien berusaha
 Rasio-rasio keuangan rata-rata industri
 Entitas klien
 Karakteristik penting kepemilikan dan manajemen: struktur korporasi,
pemilik, struktur permodalan, dewan komisaris, manajemen dan fungsi audit
intern
 Bisnis entitas: produk, pasar, pemasok, sumber pembiayaan, dan
operasi
 Kinerja keuangan (prosedur analitik)
 Lingkungan pelaporan
 Peraturan perundangan yang terkait
 Kebijakan dan prosedur akuntansi
 Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan nama
auditornya
 Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
keputusan manajemen
 Kasus hukum yang sedang dihadapi

2. Memahami dan Menilai Struktur Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
 Keandalan pelaporan keuangan
 Efektivitas dan efisiensi operasi
 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

 Tujuan pemahaman terhadap pengendalian intern adalah untuk merencanakan


audit. Pemahaman atas pengendalian intern meliputi pemahaman atas desain
pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dan pemahaman
atas operasi pengendalian intern. Pengetahuan tersebut harus digunakan untuk:
 Mengidentifikasi tipe salah saji potensial dan kecurangan yang mungkin  
mempengaruhi laporan keuangan
 Mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji
material
 Mendesain pengujian substantif
Kesimpulan atas efektifitas struktur pengendalian intern harus meliputi hal-hal berikut
ini:

 Penilaian menyeluruh atas struktur pengendalian intern klien dan sikap tim
terhadap pengendalian, yaitu:
 Pengendalian intern memadai dan tim akan menguji pengendalian
tersebut (rely on control)
 Pengendalian intern memadai tetapi tim tidak akan menguji
pengendalian karena lebih efektif langsung melakukan pengujian substanti
 Pengendalian intern tidak memadai dan tim tidak mengandalkan
pada pengendalian intern
 Penilaian atas risiko kecurangan (risk of fraud)
 Tindak lanjut yang diperlukan apabila ditemukan kemungkinan risiko audit
yang tidak bisa ditanggulangi oleh pengendalian intern klien.

3. Menentukan Tingkat Materialitas Awal dan Salah Saji Yang Bisa Diterima

Materialitas adalah besarnya nilai yang jika dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi yang dapat mengakibatkan perubahan atau berpengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut.

Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan prosentase salah saji terhadap:


 Laba bersih sebelum pajak
 Total aktiva
 Total aktiva lancar
 Total ekuitas pemegang saham

 Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji, misalnya:


 Kemungkinan terjadinya pelanggaran hukum
 Kemungkinan terjadinya ketidakberesan
 Intensitas kesalahan yang tinggi
 Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank
(covenant) yang mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa rasio
keuangan pada tingkat minimum tertentu
 Adanya gangguan dalam trend laba

Dalam perencanaan audit, tim harus menetapkan materialitas pada dua tingkat
berikut ini:
 Tingkat laporan keuangan (materialitas awal)
 Tingkat saldo akun (salah saji yang bisa diterima/tolerable error)
Penentuan materialitas awal biasanya didasarkan dari sudut pandang pemakai
laporan keuangan. Selain itu, materialitas awal juga dipengaruhi pengalaman tim
audit terhadap salah saji yang ditemukan pada audit tahun-tahun sebelumnya (jika
audit berulang).

4. Menentukan Tingkat Risiko Audit Awal

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material. Jenis-jenis risiko:
 Risiko audit yang dapat diterima adalah suatu ukuran seberapa besar
auditor menerima salah saji material dalam laporan keuangan setelah audit
diselesaikan dan opini wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan
 Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan
dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait
 Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu
asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur
pengendalian intern entitas.
 Risiko deteksi adalah risiko yang timbul sebagai akibat auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan


dengan pekerjaa. Dalam survei pendahuluan, auditor internal mengidentifikasi
tujuan operasi, risiko, kondisi-kondisi operasi, dan kontrol yang diterapkan.
Dalam pekerjaan lapangan mereka mengumpulkan bahan bukti tentang
efektivitas sistem kontrol, efisiensi operasi, pencapaian tujuan, dan dampak
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai