Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG (LONG TERM


LIABILITAS)

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan 2 yang
dibimbing oleh: Ibu Denari Dhahana Edtiyarsih, S.A., M.A

Disusun Oleh:
Kelompok 9

Sindi Irtifaul Laili 204105030081

Ayu Puspitasari 204105030090

Muhammad Ridwan Firdaus 204105030096

PRODI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami mampu untuk menyelesaikan karya tulis
ini yang berjudul “Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang (Long Term
Liabilties)”. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Denari
Dhahana Edtiyarsih, S.A., M.A selaku dosen mata kuliah Pengauditan 2 atas
bimbingannya dalam menyelesaikan makalah ini dan juga kepada teman–teman
yang telah mensupport hingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dan harapan yang telah ditentukan. Walaupun dalam proses pembuatan
makalah ini kami mendapat beberapa hambatan dan masalah tapi dengan bantuan
beberapa pihak dan dengan seizin Tuhan akhirnya kami bisa menyelesaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan maupun kelemahan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan dan akan diterima dengan
senang hati demi menyempurnakan makalah ini dimasa mendatang.

Jember,17 oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sifat dan Contoh Liabilitas Jangka Panjang.........................................


B. Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang...................................
C. Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang.................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Liabilitas jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada
pihakketiga yang harus dilunasi dan jatuh tempo lebih dari satu tahun atau
setelah tanggal neraca.Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa
biayabiaya yang masih harus dibayar atau hutang yang umumnya tidak
dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka panjang biasanya
pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis.
Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk yang
disebut perjanjian kredit.
Perjanjian kredit ini berisikan jumlah hutang yang diberikan,
tingakat bunga, syaratsyarat pembayaran kembali pokok dan bunga,
barangbarang  yang dijadikan jaminan dan lainlain. Contoh dari liabilitas
jangka panjang diantaranya, Kredit Investasi (Long Trem Loan), Utang
Obligasi (Bond Payable), Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes),
Utang kepada Pemegang Saham Atau Perusahaan Induk (Holding
Company) Atau Perusahaan Afilasi (Affilliated Company), Utang
Subordinasi (Subordinated Loan),Bridging Loan, Utang Leasing (utang
Dalam Rangka Sewa Guna).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat dan contoh dari liabilitas jangka panjang?
2. Apa tujuan dilakukannnya audit atas pemeriksaan liabilitas jangka
panjang?
3. Bagaimana prosedur dalam melakukan audit atas liabilitas jangka
panjang?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sifat-sifat dan contoh liabilitas jangka panjang.
2. Untuk mengetahui tujuan audit pemeriksaan liabilitas jangka panjang.
3. Untuk mengetahui prosedur-prosedur audit liabilitas jangka panjang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. SIFAT DAN CONTOH LIABILITAS JANGKA PANJANG


Menurut PSAK (IAI, 2015: 1.8)
Kewajiban berbunga jangka panjang diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang dengan jangka waktu pembayaran dua belas
bulan sejak tanggal neraca, apabila:
a) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu dari dua
belas bulan
b) Perusahaan membiayai kembali kewajibannya dengan jangka waktu
yang lebih lama, dan
c) Maksud tersebut pada huruf
d) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau penjadwalan
kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan
disetujui. 

Menurut Sukrisno Agoes (AUDITING -BUKU 2; 2013)


Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada
pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari
satu bulan. Contoh dari liabilitas jangka panjang diantaranya;
1) Kredit Investasi (Long Trem Loan)
Kredit investasi adalah sebuah pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan bukan bank, yang digunakan untuk pembelian aset tetap,
kecuali tanah, misalnya gedung dan mesin.
Off-shore loan merupakan sebuah pinjaman yang diperoleh dari
bank atau lembaga keuangan di luar negeri. Tingkat bunga dari Off-
shore loan biasanya lebih rendah dari tingkat bunga pinjaman dalam
negeri, yaitu satu atau sdua persen di atas LOBOR (London Inter Bank
Offered Rate) atau SIBOR (Singapore Inter Bank Offered Rate). Hal
tersebut disebabkan, suku bunga di pasar internasional lebih rendah dari
nilai tukar Indonesia dan nilai tukar dolar terhadap rupiah terancam
naik. Untuk meminimalkan risiko ini, perusahaan biasanya melakukan
SWAP dengan bank mata uang, membayar premi tertentu. Suku bunga
pinjaman investasi biasanya lebih rendah dari suku bunga pinjaman
modal kerja (working capital loan). Penyebabnya diantaranya;
a) Jumlah pinjaman investasi biasanya jauh lebih tinggi daripada
jumlah pinjaman kerja.
b) Kredit investasi biasanya digunakan untuk membeli aktiva tetap,
pada saat memulai usaha baru atau memperluas usaha, sehingga
membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menghasilkan
pendapatan (Revenue).
c) Jangka waktu pinjaman investasi biasanya lebih dari satu tahun,
sehingga bagi bank sebagai pemberi pinjaman, berarti sumber daya
keuangan akan pasti memberikan hasil berupa pendapatan bunga
dalam waktu yang singkat dan lama (lebih dari satu tahun).
d) Untuk meringankan beban perusahaan debitur, bank biasanya
memberikan tenggang waktu dimana perusahaan tidak harus
membayar pembayaran pinjaman, bahkan terkadang tidak bunga.
2) Utang Obligasi (Bond Payable)
Utang obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu
perusahaan dengan menjual obligasi, di dalam negeri maupun di luar
negeri.Ada beberapa jenis pbligasi, diantaranya sebagai berikut:
a. Registered Bonds yaitu obligasi yang mencantumkan nama
pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga jika berpindah
kepemilikan harus di-endors di bagian belakangnya.
b. Cupon Bondsi atau Bearer Bonds yaituobligasi bukti yang
tidak dilampirkan nama pemilik pada sertifikat obligasinya,
sehingga tidak perlu dikonfirmasi atau di-endorse pada waktu
dipinda tangankan.
c. Term Bondsyaitu obligasi yang jatuh tempo pada tanggal
tertentu.
d. Serial Bonds yaituObligasi yang jatuh temponya bertahap
(pada berbagai tanggal tertentu).
e. Convertible Bonds yaitu Obligasi yang dapat ditukar dengan
surat berharga
f. Secured Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada
perusahaan yang menerbitkan obligasi, untuk melunasi obligasi
tersebut sebelum tanggal jatuh temponya.
g. Unsucured Bonds (Debenture Bonds) yaitu Obligasi tanpa
jaminan.
3) Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes)yang jatuh temponya
lebih dari satu tahun
Wesel Bayar yang jatuh temponya lebih dari satu tahun yaitu suatu
pernyataaan tertulis oleh debitur bahwa ia berjanji akan membayar
sejumlah tertentu pada tanggal tertentu, dengan memperhitungkan
tingkat bunga tertentu
4) Utang kepada Pemegang Saham Atau Perusahaan Induk (Holding
Company) Atau Perusahaan Afilasi (Affilliated Company)
Hutang kepada pemegang saham atau perusahaan (holding
company) atau perusahaan asosiasi (associate company) ini biasanya
diberikan untuk membantu perusahaan atau holding company yang baru
memulai dan membutuhkan pinjaman (pinjaman bisa berbunga ataubisa
juga tidak).
5) Utang Subordinasi (Subordinated Loan)
Utang Subordinasi (Subordinated Loan)yaituutang pemegang
saham atau induk perusahaan, yang memiliki beberapa karakteristik
diantaranya sebagai berikut:
a. Tanpa bunga
b. Dilunasi hanya bila perusahaan mampu melunasi utangnya
c. Mempunyai kemungkinan untuk di transfer sebagai setoran
modal.
6) Bridging Loan
Bridging Loan yaitu kredit sementara yang akan dikembalikan
ketika kredit investasi yang diperlukan untuk perusahaan sudah
diperoleh. Bunganya biasanya lebih tinggi dari suku bunga pasar dan
bisa berupa pinjaman jangka pendek atau panjang.
7) Utang Leasing (utang Dalam Rangka Sewa Guna)
Utang Leasing(utang yang terkait dengan sewa) merupakan utang
yang diterima oleh perusahaan leasing untuk pembelian aset tetap
(dalam bentuk sewa modal atau sewa-jual), yang biasanya dicicil dalam
jangka panjang.
Bagian utang leasing yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari
satu tahun dikelompokkan sebagai liabilitas jangka pendek. Sedangkan
yang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun dikelompokkan sebagai
liabilitas jangka panjang. Dan istilah tersebut yang sekarang digunakan
dalam PSAK adalah uatang sewa.

B. TUJUAN PEMERIKSAAN AUDIT (AUDIT OBJECTIVES


LIABILITAS JANGKA PANJANG)
Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka panjang untuk mentukan
apakah:
1. Terdapat pengendalian internal(internal control)yang baik atas liabilitas
jangka panjang. Ciri-ciri pengendalian intern yang baik adalah:
a. Perolehan hutang jangka panjang harus disetujui oleh pejabat resmi
perusahaan (Direksi, Dewan komisaris, RUPS), biasanya dalam bentuk
risalah rapat.
b. Kewajiban jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata
uang asing dilindungi oleh SWAP untuk menghindari kerugian yang
timbul jika terjadi devaluasi.
c. Perusahaan yang menjual obligasi harus menggunakan Independent
Trustee (biro administrasi) untuk mengelola obligasi yang beredar,
mengelola pembayaran bunga obligasi. dan mengurus obligasi jatuh
tempo.
2. Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan telah dicatat
sepenuhnya oleh karyawan yang tercantumper tanggal laporan posisi
keuangan(Neraca) dan diotorisasi pejabat perusahaan yang
berwenang.Dalam kasus ini auditor harus yakin bahwa seluruh kewajiban
jangka panjang perusahaan sudah dicatat dan dilaporkan di neraca per
tanggal neraca dan jangan sampai ada yang belum tercatat (unrecorded).
Misalnya, jika ada hutang leasing untuk pembelian kendaraan, maka harga
perolehan kendaraan dan hutang leasing harus dicatat
sebesar nilai tunainya.
3. Liabilitas jangka panjang yang tercantum dalam neraca (balance sheet)
benar-benar merupakan kewajiban perusahaan.
Disini Auditor harus yakin bahwa hutang jangka panjang yang diperoleh
benar-benar digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan,
bukan digunakan oleh pihak lain anak perusahaan. Misalnya; PT. Jaya
Abadi memperoleh kredit investasi dari Bank ABC sebesar Rp
10.000.000.000. Dari jumlah tersebut, yang digunakan PT. Jaya Abadi
hanya Rp 5.000.000.000 yang lainnya digunakan oleh anak perusahaan,
yaitu PT. X (Rp.1000.000.0000, PT.Y (Rp.2000.000.000) dan PT. Z
(Rp.2000.000.000).
4. Liabilitas jangka panjang yang timbul dari tuntutan hukum (Legal Claim)
atau aset yang dijamin telah diidentifikasi.
Auditor harus yakin bahwa bila ada hutang yang berasal dari tuntutan
hukum, hutang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca. Selain itu,
jika ada aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas hutang jangka
panjang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca oleh perusahaan.
5. Liabilitas jangka panjang dalam mata uang asing per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) telah dikonversikan ke dalam rupiah sesuai
dengan kurs rata-rataBank Indonesiaper tanggal tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) dan dari selisih kurs yang dihasilkan tercermin dalam
laba rugi tahun berjalan.
Misalnya; Tanggal 1 Desember 2007 PT. A memperoleh kredit investasi
sebesar US$ 1.000.000, kurs saat itu Rp 14.000 per 1 US$. Kurs tengah
Bank Indonesia per 31 Desember 2010 adalah Rp 14.500per 1 US$.
Jurnal umum yang seharusnya dibuat perusahaan adalah :
1 Desember 2007 : Bank Rp 2.200.000.000
Hutang Jangka Panjang Rp 2.200.000.000
31 Desember 2007 : L/R Selisih Kurs Rp 50.000.000
Hutang Jangka Panjang Rp 50.000.000
Untuk mencatat kerugian selisih kurs sebesar :
Rp 50 X Rp 1.000.000 = Rp 50.000.000
6. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka serata
amortisasi premi/diskonto dicatat pertanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
Kadang klien lupa untuk mencatat biaya bunga yang terhutang, atau tidak
menchek lagi pembebanan amortisasi premium/discount obligasi. Karena
itu auditor harus menchek perhitungan pembebanan bunga dan amortisasi
premium/discount obligasi.
7. Biaya bunga liabilitas jangka panjang yang dicatat pada tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) betul terjadi, diperhitungkan dengan akurat dan
merupakan beban perusahaan.
Auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan rugi
laba merupakan beban perusahaan, bukan beban perusahaan lain yang
dijadikan beban perusahaan untuk tujuan tertentu. 
8. Semua persyaratan perjanjian kredit yang telah diikuti perusahaan .
sehingga tidak terjadi bank “default”.
Bank default maksudnya adalah pelanggaran terhadap kriteriakriteria yang
tercantum dalam perjanjian kredit. Jika terjadi bank default, maka hal
tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
9. Bagian dari liabilitas jangka panjang diklasifikasikan sebagai kewajiban
lancar yang jatuh tempo dalam satu tahun yang akan datang.
Auditor harus yakin bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidak
mengreklasifikasi, dengan tujuan agar current ratio perusahaan menjadi
lebih baik.
10. Liabilitas jangka panjang, termasuk diskon, asuransi, premi dan bunga
yang masih harus dibayar, dicatat dan diklasifikasikan dengan benar serta
diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk lampiran laporan
keuangan, sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Auditor harus yakin bahwa halhal penting mengenai hutang jangka
panjang sudah dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya:
tingkat bunga, jaminan kredit, jenis leasing dan lainlain. Selain itu auditor
harus yakin bahwa hutang jangka panjang disajikan sesuai dengan SAK.

C. AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN


Audit prosedur yang disarankan adalah sebagai berikut:
1. Pelajari dan evaluasi pengendalian internal atas liabilitas jangka
panjang.Dalam hal ini biasa digunakan internal control questionnaires
atau penjelasan narative, tidak perlu flow chart
2. Dapatkan dan periksa ringkasa perubahan liabilitas jangka panjang
berikut; diskount, premium, dan bungan selama periode yang
diperika.Ringkasan tersebut harus menunjukkan perubahan selama
setahun (periode yang diperiksa), baik untuk hutang maupun
bunganya. Perlu juga diminta perubahan discound dan premium dari
obligasi selama periode yang diperiksa
3. Kirimkonfirmasi kepada bank, yang antara lain menanyakan
mengenai; plafon kredit, saldo pertanggal laporan keuangan, tingkat
bunga jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
Surat konfirmasi bisa dibuat khusus untuk konfirmasi hutang jangka
panjang atau tergabung dalam konfirmasi bank yang standar.
4. Mintalah perjanjian kredit sebagai arsip permanen, kemudian
perhatikan apakah keterangan dalam perjanjian kredit tersebut sesuai
dengan keterangan pada kertas kerja pemeriksaan kewajiban jangka
panjang. Buat excerpt (ringkasan) dari perjanjian kredit untuk
permanent file untuk lebih memudahkan.
5. Periksa apakah hutang jangka panjang yang diperoleh sudah disetujui
direksi/dewan komisaris/pemegang saham, yang biasanya diberikan
melalui notulen rapat.
6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga, dan amortisasi
discout/premium dari obligasi. Kaitkan jumlah beban bunga dan
amortisasi pinjaman konsesi/premi dengan jumlah yang ditunjukkan
pada laporan laba rugi. Discout/premium yang belum belum di
amortisasi harus dilaporkan sebagai penurunan/peningkatan nilai
nominal obligasi.
7. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang
telah diperpanjang (direnewedy)setelah tanggal laporan posisi
keuangan (neraca), untuk mengetahui apakah utang tersebut masih
harus dilaporkan sebagai hutang jangka panjang atau utang
lancar.Selain itu harus diperhatikan juga apakah ada liabilitas jangka
panjang atau wesel bayar yang (benar-benar telah) dilunasi setelah
tanggal laporan posisi keuangan (neraca), walaupun jatuh tempo.
Maksudnya untuk mengetahui apakah liabilitas jangka panjang
tersebut harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek atau
tidak.
8. Jika ada utang pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan
afilasi, harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah terdapat
pembebanan bunga ats pinjaman tersebut
9. Jika terdapat utang leasing, periksa apakah pencatatan dan
penyajiannya di laporan posisi keuangn (neraca) sudah sesuai dengan
standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK NO. 30 Revisi 2015
tentang sewa).
a. Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai
aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha
sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha
ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa
guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa
guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan
dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan
beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan
terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
b. Aktiva yang disewa guna usaha harus diamortisasi dalam jumlah
yang wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
c. Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban
lancar dan jangka panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk
jenis usaha penyewa guna usaha.
d. Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaaan kembali (sales
and leaseback) maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai
dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi
sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva
yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau
kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau
kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional
dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa guna usaha apabila
leaseback merupakan capital lease atau secara proporsional dengan
biaya sewa apabila leaseback merupakan operating lease.

Selain itu PSAK No 30 juga mengatur mengenai pelaporan dan


pengungkapan transaksi sewa guna usaha dalam bentuk capital lease
oleh penyewa guna usaha sebagai berikut :

a. Aktiva yang di sewa guna usaha dilaporkan sebagai bagian


aktiva tetap dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna
usaha yang bersangkutan harus disajikan terpisah dari
kewajiban.
b. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalan catatan
atas laporan keuangan mengenai halhal sebagai berikut;
 Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar
paling tidak untuk dua tahun berikutnya.
 Penyusutan aktiva yang disewa guna usahakan yang
dibebankan dalam tahun berjalan.
 Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa
guna usaha.
 Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta
amortisasinya sehubung dengan transaksi sales and leaseback..
 Ikatanikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian
sewa guna usaha (major covenants).
10. Periksa apakah ada bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi
sebagai hutang jangka pendek.
11. Jika ada hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata
uang asing, periksa apakah per tanggal neraca sudah dikonversikan
kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per
tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan
pada rugi laba tahun berjalan.
12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap
hutang jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pencatatan biaya bunga.
Contoh;

2009 2008 Naik (Turun)


Hutang Jangka Rp.1.500 Juta Rp.500 Juta Rp.1000 Juta
Panjang 200%
Bunga Rp.150 Juta Rp.75 Juta Rp.75 Juta 100%
Jika dilihat sekilas, bunga tahun 2009 terlalu kecil, kemungkinan terdapat
kesalahan , akan tetapi mungkin saja benar apabila;
 Pinjaman tahun 2009 dilakukan tidak pada awal tahun.
 Tingkat bunga pinjaman tahun 2009 lebih kecil dari tahun 2008.
13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang dilaporan
posisi keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuangan dilakukan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAKAFRS.
Biasanya di top scedule auditor mencantumkan kesimpulan
pemeriksaanya, berdasarkan semuaaudit prosedur yang telah
dilakukannya, mengenai kewajaran penyajian liabilitas jangka
panjang.Dalam catatan atas laporan keuangan harus dijelaskan;
a. Nomor dan tanggal perjanjian kredit serta plafon kredit
b. Nam kreditur
c. Tingkat bunga dan jangka waktu kredit
d. Mengenai jaminan, apakah berupa asset, jaminan pribadi atau
corporate guarantee
e. Apakah pembayaran bunga dan pembayaran kembali pinjaman dalam
rupiah atau matauang asing
f. Apakah ada bank default.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut PSAK (IAI, 2015: 1.8) Kewajiban berbunga jangka panjang
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang dengan jangka waktu
pembayaran dua belas bulan sejak tanggal neraca, apabila : Kesepakatan
awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu dari dua belas bulan,
Perusahaan membiayai kembali kewajibannya dengan jangka waktu yang
lebih lama, dan didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan
keuangan disetujui. 
Adapun contoh liabilitas jangka panjang seperti kredit investasi, utang
obligasi,wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun, utang kepada
pemegang saham ata perusahaaan induk atau perusahaan afiliasi, utang
subordinasi,bridging loan, utang leasing.
Adapun tujuan pemeriksaan untuk mengetahui seperti Liabilitas jangka
panjang yang tercantum dalam neraca (balance sheet) benar-benar
merupakan kewajiban perusahaan, Liabilitas jangka panjang yang timbul
dari tuntutan hukum (Legal Claim) atau aset yang dijamin telah
diidentifikasi, Auditor harus yakin bahwa bila ada hutang yang berasal
dari tuntutan hukum, hutang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di
neraca dan lain-lain dan prosedur pemeriksaan audit terdapat banyak
langakah disesuaikan dengan kebutuhan audit.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 20017. Auditting: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh

Akuntan Publik. Buku 2, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai