Anda di halaman 1dari 30

SISTEM BIAYA

STANDAR
Rehan Muhammad Farhan (1120042)
Nara Bagja Sukmadi (1120048)

Kelas PAKA 202


Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Materi yang akan dibahas:

● Pengertian sistem biaya standar


● Manfaat sistem biaya standar
● Kelemahan sistem biaya standar
● Prosedur penentuan biaya standar
● Analisa penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar
● Analisis selisih biaya produksi langsung
● Selisih biaya overhead pabrik
Apa itu
Sistem Biaya Standar? 01
Pengertian Sistem Biaya Standar
Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya
sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan perusahaan yang biayanya
menyimpang dari biaya standar yang ditentukan. Sistem biaya standar ini mencatat biaya yang
seharusnya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara
biaya standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan analisa penyimpangan biaya sesungguhnya
dari biaya standar.
Matz dan Usry (2008) cit. Arfah (2017) menyatakan, biaya standar adalah biaya yang ditetapkan
terlebih dahulu untuk memproduksi suatu unit atau suatu jumlah unit produk selama periode tertentu
dimasa mendatang.
Jadi, sistem biaya standar ini merupakan suatu media yang sesuai dengan pimpinan untuk
mengawasi biaya produksi. Dengan memakai sistem ini, manajemen dapat menganalisa apakah biaya
produksi yang sebenarnya sama diatas atau dibawah biaya standar yang ditetapkan. Sistem ini
membantu pimpinan dalam menjalankan fungsi perencanaan.
Manfaat Sistem Biaya
Standar 02
Manfaat Sistem Biaya Standar
● Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya, sistem biaya standar juga merupakan
alat untuk merencanakan kegiatan produksi dan sebagai pedoman dalam pengawasan biaya produksi.
Biasanya kegunaan biaya standar antara lain sebagai dasar penyusunan anggaran dan sebagai alat
pengawasan biaya produksi.
● Dengan menggunakan analisis sistem biaya standar, pimpinan dapat segera mengetahui dimana
terjadi pemborosan biaya dan berapa besarnya.
● Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya seharusnya untuk
melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan pengurangan
biaya dengan cara memperbaiki metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lainnya.
Kelemahan Sistem
Biaya Standar 03
Kelemahan Sistem Biaya Standar
● Menurut Mulyadi (2009) cit. Luluk et all (2016) menyatakan bahwa kelemahan biaya standar itu
terlihat dari tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat, meskipun
telah ditetapkan jenis standar yang dibutuhkan oleh perusahaan. Namun, tidak ada jaminan bahwa
standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran
yang relatif sama. Standar seringkali cenderung menjadi kaku atau tidak fleksibel meskipun
dalamjangka waktu pendek.
● Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, namun perbaikan standar jarang sekali dilakukan.
Perubahan standar akan menimbulkan masalah persediaan. Jika standar sering diperbaiki maka
standar akan berjalan kurang efektif sebagai alat pengukur pelaksana. Namun jika tidak diadakan
perbaikan standar apabila telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi
pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis.
Prosedur penentuan
biaya standar 04
Berikut ini akan dibahas prosedur penentuan biaya standar yang dibagi kedalam tiga bagian:

01 02 03
Biaya bahan Biaya tenaga Biaya overhead
baku standar kerja standar pabrik standar
1. Biaya bahan baku standar
Biaya bahan baku standar dihitung berdasarkan:
- Harga bahan baku standar
- Kuantitas bahan baku standar
Kuantitas standar bahan baku ditentukan dengan menggunakan:
- Penyelidikan khusus (pengujian teknis)
- Analisis catatan masalalu
Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa:
- Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu
tahun,
- Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar,
- Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
2. Biaya tenaga kerja standar
Terdapat dua standar yang harus ditetapkan untuk biaya tenaga kerja langsung yaitu:
- Tarif upah standar
- Efisiensi standar (jam kerja).
Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar:
- Perjanjian dengan organisasi karyawan,
- Data upah masa lalu yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar adalah rata-rata hitung,
timbang atau media dari pada upah karyawan masa lalu,
- Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
Jam kerja standar dapat ditentukan dengan cara:
- Memperhitungkan rata-rata jam kerja yang dikonsumsikan dalam satu pekerjaan dari kartu harga
pokok periode yang lalu,
- Membuat tes run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan,
- Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata
yang diharapkan,
- Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi
produksi dan produk.
3. Biaya overhead pabrik standar
Tarif overhead pabrik dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas normal dengan kapasitas normal. Manfaat utama tarif overhead standar ini meliputi, unsur
biaya overhead pabrik variabel dan tetap adalah untuk menentukan harga pokok dan perencanaan. Agar
tarif overhead ini dapat dimanfaatkan untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan
kedalam tariff tetap dan variabel. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar
perlu dibuat anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan
biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu. Dengan adanya
anggaran fleksibel ini maka dapat memberikan analisa yang baik terhadap penyimpangan.
Menurut Mulyadi (2001) cit. Afrah (2017) yang membagi standar didasarkan
pada tingkat ketaatan dan kelonggaran yaitu:

1. Standar teoritis 2. Rata-rata biaya yang lalu

4. Pelaksanaan terbaik yang dapat


3. Standar normal dicapai (Attainable High Perfomance)
Analisa penyimpangan
biaya sesungguhnya 05
dari biaya standar
Analisa penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya
standar
Penyimpangan biaya yang sesungguhnya dari biaya standar disebut sebagai selisih (variance).
Selisih biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar yang dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki
penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan.
Analisis selisih biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung berbeda dengan selisih biaya overhead
pabrik.
Terdapat 2 macam kapasitas dalam analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
yaitu:
- Kapasitas sesungguhnya
- Kapasitas standar.
Sedangkan dalam analisis biaya overhead pabrik dikenal 3 macam kapasitas:
- Kapasitas sesungguhnya
- Kapasitas standar
- Kapasitas normal
Analisis Biaya
Produksi Langsung 06
Analisis Biaya Produksi Langsung

Terdapat 3 model analisis biaya produksi langsung, yaitu:


- Model satu selisih (the one way model)
- Model dua selisih (the two way model)
- Model tiga selisih (the three way model)
Analisis Biaya Produksi Langsung
● Model satu selisih (the one way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecahkan ke dalam
selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih harga dan selisih kuantitas. Hasil
perhitungan selisih diberi tanda L (selisih laba) dan R (selisih rugi). Analisis selisih dalam model ini dapat
digambarkan dengan rumus berikut:
Analisis Biaya Produksi Langsung
● Model dua selisih (the two way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecahkan menjadi dua
macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi. Rumus perhitungan selisih dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
Analisis Biaya Produksi Langsung
● Model tiga selisih (the three way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecahkan menjadi tiga
macam selisih: selisih harga, selisih kuantitas dan selisih efisiensi. Masing-masing selisih tersebut dapat
digambarkan dengan rumus sebagai berikut:
Selisih Biaya Overhead
Pabrik 07
Selisih Biaya Overhead Pabrik
Perhitungan biaya overhead pabrik berbeda dengan perhitungan selisih biaya produksi langsung.
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas sesungguhnya yang ingin
dicapai. Dalam perusahaan yang menggunakan sistem biaya standar, analisis selisih biaya overhead
pabrik dipengaruhi oleh kapasitas standar.
Ada 4 model selisih biaya overhead pabrik:
- Model satu selisih
- Model dua selisih
- Model tiga selisih
- Model empat selisih
Selisih Biaya Overhead Pabrik
● Model satu selisih
Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi biaya overhead
pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
Selisih Biaya Overhead Pabrik
● Model dua selisih
Selisih BOP yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecahkan menjadi dua macam selisih:
selisih terkendali dan selisih volume.
Selisih Biaya Overhead Pabrik
● Model tiga selisih
Selisih BOP yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecahkan menjadi tiga selisih: selisih
pengeluaran, selisih kapasitas dan selisih efisiensi.
Selisih Biaya Overhead Pabrik
● Model empat selisih
Model empat selisih merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini selisih efisiensi dalam
model tiga selisih dipecahkan lebih lanjut menjadi dua selisih berikut: selisih efisiensi variabel dan selisih
efisiensi tetap.
CONTOH SOAL
PT. Cahaya Mentari pada tahun 1996 memproduksi produk jadi sebanyak 120.000 unit. Bahan baku yang
diberi dari pemasok sebanyak 750.000 kg, sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak
700.000 kg. Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg/unit
dengan standar harga Rp. 2,150,-/kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam/
unit dengan standar tariff upah Rp. 2.400,-/jam. Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku
sesungguhnya hanya Rp. 2.100,-/kg dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam
dengan tariff Rp. 2.500,-/jam.
Hitunglah:
1. Selisih harga bahan baku
2. Selisih kuantitas bahan baku
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung
4. Selisih tariff tenaga kerja langsung
PENYELESAIAN
Thank You
For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai