BIAYA STANDAR
Metode perhitungan biaya atau harga pokok produksi telah dibahas pada bab sebelumnya
yaitu: metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses. Kedua metode tersebut
menggunakan data aktual untuk biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, tetapi
untuk biaya overhead menggunakan dasar alokasi tertentu untuk dibebankan sebagai harga pokok.
Metode ini disebut dengan penentuan harga pokok normal (normal costing). Namun, ketika
perusahaan harus melaporkan biaya produksi kepada para pengguna eksternal laporan keuangan,
perusahaan harus menggunakan biaya yang sesungguhnya atau aktual (actual costing). Bab ini akan
menjelaskan bentuk lain dari metode perhitungan biaya atau harga pokok, yaitu biaya standar.
Berbicara mengenai biaya standar, maka pasti akan teringat dengan istilah "standar". Di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai
patokan. Untuk itu, jika kita menggunakan istilah biaya standar, maka dapat diartikan sebagai ukuran
(dalam satuan rupiah) tertentu yang dipakai sebagai patokan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu produk/jasa.
Menurut Horngren (2012, 269) biaya standar (standard cost) adalah "a carefully determined cost
used as a benchmark for judging performance". Definisi tersebut menyatakan bahwa biaya standar
merupakan suatu benchmark atau tingkat pengukur yang dipilih secara hati-hati untuk melakukan
penilaian atas suatu kinerja. Hal ini berarti bahwa untuk menentukan besaran biaya standar
bukanlah sesuatu yang dengan mudah ditentukan oleh manajemen, manajemen harus menentukan
biaya standar tersebut dengan mempertimbangkan tingkat efisiensi operasional yang dapat dicapai,
kondisi internal dan eksternal perusahaan, maupun fakto- faktor lainnya.
Sementara metode perhitungan biaya standar adalah suatu metode perhitungan biaya yang
menggunakan biaya standar dengan tujuan mengendalikan biaya. Hal ini sebagaimana disebutkan
oleh Horngren (2012, 269). Metode ini dirancang untuk dapat mengetahui berapa besar blaya
produksi untuk produk atau jasa dengan tingkat pengukur/benchmark yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Perbedaan antara metode biaya standar dan metode lainnya dapat dilihat pada Tabel 12.1 berikut.
Tabel 12.1 memperlihatkan bahwa biaya yang sesungguhnya atau aktual adalah biaya yang
dilaporkan dalam kondisi sebenarnya khususnya untuk pengguna laporan keuangan eksternal.
Metode biaya aktual hanya dapat dilakukan setelah proses produksi selesai atau setelah melewati
periode tertentu. Metode biaya normal umumnya digunakan untuk kepentingan internal
perusahaan dalam menetapkan harga atau menghitung harga pokok produksi dengan metode harga
pokok proses. Pada metode ini digunakan tarif overhead pabrik yang ditetapkan lebih dahulu
(predetermined FOH rate) yang dikelompokkan dalam akun Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan
(applied factory overhead). Di akhir periode kemudian akan dilakukan penyesuaian antara biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan. Sementara
pada metode biaya standar, seluruh biaya dihitung dan dicatat dengan menggunakan biaya standar,
perbedaan dari biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya akan dicatat sebagai varian
(variances). Analisis varian dapat dilakukan untuk mencari penyebab perbedaan tersebut dan
dilanjutkan dengan perbaikan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan.
1) Untuk mengendalikan biaya, perusahaan melalui biaya standar dapat memastikan bahwa
biaya yang seharusnya dikeluarkan sebesar standar yang telah ditetapkan. Hal ini akan
membantu perusahaan dalam oi mengendalikan biaya yang harus dibebankan.
2) Sebagai dasar perbandingan untuk melihat selisih antara aktual I dan standar. Biaya standar
dapat dijadikan acuan (benchmark), dan jika terdapat varian antara aktual dan standar, akan
menunjukkan adanya ketidakefisienan, serta dapat diketahui pada bagian mana
ketidakefisienan terjadi. Berdasarkan nilai varian tersebut, kemudian dapat diambil tindakan
perbaikan agar tingkat efisiensi yang diharapkan dapat tercapai.
3) Sebagai dasar untuk menilai kinerja suatu bagian berdasarkan kemampuan bagian tersebut
mencapai standar yang ditetapkan.
4) Untuk memotivasi para pekerja agar bekerja lebih baik, khususnya jika standar yang
ditetapkan dapat dicapai.
5) Prosedur untuk menentukan biaya standar per unit produk dikenal sebagai metode
perhitungan biaya standar (standard costing), dan selanjutnya berguna dalam penyusunan
anggaran (budget).
1) Tidak seluruh produk dapat distandardisasi, khususnya produk/ jasa yang dihasilkan
berdasarkan permintaan para pelanggan. Para pelanggan menginginkan spesifikasi produk
yang berbeda-beda dan pengeluaran antara produk yang satu dengan produk yang lain.
2) Proses penetapan standar tidak mudah dan membutuhkan analisis yang tidak sederhana
dari segi waktu maupun biaya. Perusahaan harus mengetahui keahlian teknis dari setiap
proses untuk menghasilkan produk atau jasa dan menentukan siapa yang bertanggung
jawab atas setiap teknis proses tersebut. Hal ini harus dilakukan oleh perusahaan agardapat
melakukan analisis varian serta siapa yang harus bertanggung jawab atas selisih yang terjadi.
3) Standar yang telah ditetapkan tidak dapat berlaku selamanya. Penetapan standar harus
disesuaikan dengan perubahan yang terjadi di lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
1) Standar saat ini (current standard) adalah standar yang ditetapkan hanya untuk jangka
pendek tertentu, biasanya satu tahun. Penetapan standar saat ini mengikuti tingkat produksi
yang mungkin dilakukan dalam periode tersebut, dan standar ini dapat dianggap sebagai
standar yang paling memadai karena seluruh faktor yang menyebabkan penurunan produksi
sudah diperhitungkan.
2) Standar ideal (ideal standard) adalah standaryang ditetapkan denga asumsi tingkatefisiensi
yang tinggi. Standar ini merupakan standaryang mengasumsikan bahwa semuanya berjalan
dengan baik dan efisien proses produksi berjalan secara efisien, tidak ada kesalahan/reworN
cacat, harga biaya input minimal, dan kondisi internal dan eksteia kurang realistis dan sulit
untuk dicapai.
3) Standar dasar (basic standard) adalah standar yang telah ditetapkan perusahaan untuk
periode yang tidak terbatas sehingga sering dianggap sebagai standar jangka panjang. Oleh
karena ditetapkan untuk jangka panjang biasanya tidak dilakukan perubahan kecuali ada
perubahan dalam spesifikasi bahan baku ataupun teknologi produksi. Oleh karena proses
penyusunannya tidak memperhatikan kondisi yang ada saat ini, mengakibatkan standar ini
tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja dan acuan efisiensi.
4) Standar normal (normal standard) adalah standar yang ditetapkan dengan mengantisipasi
kebutuhan dan perubahan di masa yang akan datang, biasanya adalah satu siklus operasi
perusahaan. Oleh karena panjangnya periode yang akan dicakup dalam standar ini, maka
standar ini sulit digunakan untuk mengendalikan biaya.
Pada akhir periode, seluruh akun varian yang ada pada Biaya Bahan Baku Langsung, Biaya
Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik dapat ditutup ke akun Beban Pokok Penjualan,
jika nilainya tidak signifikan atau dibebankan secara proporsional pada akun Persediaan Bahan Baku,
akun Barang dalam Proses dan akun Beban Pokok Penjualan jika nilainya signifikan.