Anda di halaman 1dari 25

BIAYA RELEVAN DAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN
(Tugas Mata Kuliah Management Accounting)

DISUSUN OLEH :

1. SENTIA HASANAH 1510631030181


2. YUKEN SITUMORANG 1510631030203
3. ZALFA SALSABILLA M 1510631030207
4. NISA FATHANAH F 1510631030212

KELAS AKT 6
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur hanya milik Allah SWT. Hanya karena
izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak
lupa kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh
insan yang dikehendaki-Nya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok


mata kuliah Management Accounting yang berisi tentang Harga Pokok
Pesanan.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta


bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika
kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Syamsul Huda SE, M.Sc selaku dosen mata kuliah


Management Accounting.
2. Teman-teman dan segenap pihak yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu.
Tidak ada suatu apapun yang sempurna di dunia, demikian juga
kiranya makalah ini, tentu masih banyak kekurangannya serta masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang. Harapan kami
semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Aamiin.

Karawang, November 2017

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Biaya Relevan............................................................................ 3
2.2 Tugas Manajer ................................................................................................ 3
2.3 Menolak atau Menerima Order Khusus .................................................... 5
2.4 Kebijakan Harga ............................................................................................. 9
2.5 Mengembangkan atau Menutup Suatu Divisi atau Departemen ..... 13
2.6 Laba pada Keterbatasan Kapasitas ........................................................ 15
2.7 Membuat Sendiri atau Membeli ................................................................ 16
BAB III KESIMPULAN .................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan seringkali dihadapkan pada berbagai alternatif
guna penekanan biaya tapi dengan hasil yang maksimal agar
memperoleh keutungan jangka pendek tanpa mengabaikan
keuntungan jangka panjang. Perusahaan harus mampu mengambil
keputusan dari alternatif-alternatif yang dihadapkan. Keputusan
seperti ini dinamakan keputusan taktis. Dalam keputusan taktis ini
mencakup biaya relevan yaitu biaya-biaya masa depan yang
berbeda pada setiap alternatif.
Contoh aplikasi biaya relevan ini dapat berupa : keputusan
menolak atau menerima order khusus, keputusan kebijakan harga,
keputusan mengembangkan atau menutup suatu divisi atau
departemen, keputusan laba pada keterbatasan kapasitas,
keputusan membuat sendiri atau membeli dan keputusan
menentukan biaya kesempatan. Untuk itu, penulis merasa perlu
untuk membahas mengenai materi tersebut dalam makalah yang
berjudul ”pengambilan keputusan taktis”

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Biaya Relevan ?
2. Apa saja tugas manajer ?
3. Bagaimana perhitungan dalam pengambilan keputusan menolak
atau menerima order khusus ?
4. Bagaimana perhitungan dalam pengambilan keputusan
kebijakan harga ?
5. Bagaimana perhitungan dalam pengambilan keputusan
membuat sendiri atau membeli ?

1
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Biaya
Relevan
2. Untuk mengetahui apa saja tugas manajer
3. Untuk mengetahui Bagaimana perhitungan dalam
pengambilan keputusan menolak atau menerima order
khusus
4. Untuk mengetahui Bagaimana perhitungan dalam
pengambilan keputusan kebijakan harga
5. Untuk mengetahui Bagaimana perhitungan dalam
pengambilan keputusan membuat sendiri atau membeli

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya Relevan

Biaya relevan ialah biaya masa mendatang dalam berbagai


alternatif untuk mengambil keputusan manajemen. Biaya relevan sering
disebut biaya diferensial yaitu biaya yang berbeda-beda akibat adanya
tingkat produksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya
tetap. Kedua jenis biaya hakikatnya sama, yakni berbagai alternatif biaya
yang disebabkan oleh tingkat produksi. Biaya relevan lazim digunakan
untuk mengambil keputusan taktis

Biaya relevan merupakan hasil pengolahan data historis oleh


akuntan intern, atau oleh ahli yang lainnya. Ia disebut relevan karena
berhubungan erat dengan pengambilan keputusan manajemen. Ia
merupakan biaya masa mendatang karena digunakan untuk menyusun
anggaran, perencanan laba dan pengendalian kegiatan yang bertumpu
pada program kerja jangka pendek dan jangka panjang.

2.2 Tugas Manajer

Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan


berdasarkan informasi akuntansi yang relevan. Keputusan itu terdiri dari
keputusan rutin dan keputusan khusus. Yang dimaksud keputusan rutin
adalah keputusan operasi sehari hari sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemen (pemasaran, produksi, dan keuangan). Sedangkan keputusan
khusus adalah keputusan yang hanya kadangkala saja dibuat. misalnya
keputusan tentang :

1) Menolak atau menerima order khusus

2) Menetapkan kebijakan harga.

3) Menutup divisi atau mengembangkan

3
4) Menentukan laba pada keterbatasan kapasitas

5) Membuat sendiri atau membeli produk

Peranan akuntan intern sangat penting sekali dalam menyajikan


informasi akuntansi bagi keputusan manajemen. Informasi akuntansi yang
disajikan oleh akuntan intern itu harus tepat (accuras), relevan dan harus
dapat dipercaya, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

Arti “Informasi Relevan” yaitu informasi yang diharapkan masa


mendatang yang berbeda-beda di antara berbagai alternatif pilihan.
Informasi relevan itu dalam dunia akuntansi manajerial lazim disebut
“Biaya Relevan” atau informasi biaya relevan, yaltu biaya diharapkan
masa mendatang yang berbeda-beda di antara berbagai alternatif pilihan.
Keputusan hakikatnya adalah memilih yang terbaik dari berbagai informasi
untuk masa mendatang yang tersedia.

Contoh biaya relevan adalah bila suatu produk misalnya produk


sabun cuci Rinso memiliki biaya utama (prime cost) yang terdiri dari biaya
material dan biaya upah buruh, dimana perusahaan memungkinkan
menggunakan material A atau B, di mana biaya material A Rp 50 per unit
dan biaya material B Rp 52 per unit, dan perusahaan juga memungkinkan
menggunakan tenaga kerja buruh Aman dan Amin. di mana biaya upah
Aman dan Amin masing-masing Rp 60 per jam untuk mengolah material
tersebut. Maka yang termasuk biaya relevan adalah biaya material,
karena berbeda harganya, dan manajemen dapat mengambil keputusan
(memilih) menggunakan material A atau B. Sedangkan biaya upah buruh
bukan biaya relevan, karena manajemen tidak dapat mengadakan pilihan,
karena baik buruh Aman atau Amin biaya upah sama besarnya (tidak ada
alternatif pilihan), Keputusan manajemen itu didasarkan pada biaya yang
paling murah atau paling ekonomis dan ada alternatif pilihan. Jika
informasi tentang biaya hanya satu informasi saja, maka manajemen
dipaksa harus menggunakan informasi tersebut untuk mengambil
keputusan, maka informasi biaya itu tidak relevan untuk mengambil
keputusan.

4
Biaya relevan hakikatnya adalah informasi relevan tentang biaya,
artinya data historis biaya yang diolah oleh menjadi suatu informasi yang
disajikan kepada manajemen untuk mengambil keputusan.

Hubungan alur pikir informasi dengan relevansi pengambilan


keputusan manajemen dapat disajikan dalam Tabel 7.1

Tabel 7.1

Alur pikir keputusan berdasar informasi relevan

Informasi tentang : Relevan untuk :


Masa lalu dan Sekarang Peramalan
Hasil Peramalan Pengambilan Keputusan
Hasil Kerja Penilaian kinerja
Penyimpangan (variances) Perbaikan dan Pengendalian

2.3 Menolak atau Menerima Order Khusus

Order khusus ialah penjualan yang harganya di bawah harga pasar


karena perusahaan ingin menggunakan kapasitas yang menganggur atau
ingin menjual kelebihan persediaan barang jadi. Misalnya kapasitas penuh
adalah 1.000 unit output, sekarang bekerja 800 unit output, sisa 200 unit
output diproduksi kemudian di jual dengan harga di bawah harga pasar,
atau produksi 800 unit dijual 700 unit, maka sisa 100 unit dijual dengan
harga khusus.

Order khusus diterima jika menambah laba operasi, dan sebaliknya


ditolak jika mengurangi laba operasi Untuk menentukan order khusus
diterima atau ditolak harus menggunakan pendekatan Direct Costing atau
Variable costing di mana seluruh biaya tetap dinyatakan sebagai beban
(expenses). Dengan demikian yang dimaksud biaya produksi adalah
hanya terdiri dari biaya variabel yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga
kerja langsung atau upah buruh, dan biaya overhead pabrik variabel.

5
Biaya overhead pabrik tetap dikatagorikan sebagai beban (expenses)
terhadap pendapatan perusahaan.

Jika harga order khusus lebih besar daripada harga pokok produksi
variabel (variable costing atau direct costing), maka akan menambah laba
operasi, dan itu berarti order khusus harus diterima dengan catatan bahwa
biaya-biaya yang lainnya tidak berubah (biaya pemasaran dan biaya
administrasi baik variabel maupun tetap.

Ilustrasi : Menerima atau Menolak Order Khusus

Perusahaan tersebut memiliki struktur biaya standar sebagai berikut


tersebut

Tabel 7.2

Keterangan AVC (Rp) TFC (Rp) AFC (Rp) AC (Rp)


Biaya bahan langsung 5 0 0 5
Biaya upah langsung 4 0 0 4
Biaya overhead pabrik 3 4.000 4 7
Biaya pemasaran 2 4.000 4 6
Biaya administrasi 1 2.000 2 3
Jumlah 15 10.000 10 25

Keterangan Tabel 7.2:

1. AVC = average variable cost; AFC = average fixed cost; TFC = total
fixed cost

2. Harga pokok produksi model direct costing Rp 12 per unit (biaya


bahan langsung + biaya upah langsung + biaya overhead variabel)

3. Harga pokok produksi model full costing Rp 16 per unit (biaya


bahan langsung + biaya upah langsung + biaya overhead variable
+ biaya overhead tetap)

Kapasitas normal 1.000 unit diproduksi dan dijual, kapasitas


maksimum 1.500 unit, harga Rp 30/unit. Produksi 1.200 unit, terjual 1.100

6
unit dengan harga Rp 30 per unit. Dengan demikian ia dapat memenuhi
order khusus 400 unit dengan harga Rp 15 per unit agar kapasitas
pabriknya bisa dipakai penuh. Apakah order khusus diterima atau ditolak?

Menerima Order Khusus 400 unit @Rp 15

Perhitungan Rugi-Laba: Full Costing

Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) + (400 x 15) 39.000
Harga pokok penjualan (1.500 x 16) 24.000
Laba kotor 15.000
Beban pemasaran (1.100 x 2) + 4000 6.200
Beban administrasi (1.100 x 1) + 2000 3.100
Laba operasi 5.700

Menolak Order Khusus 400 unit @Rp 15

Perhitungan Rugi-Laba: Full Costing

Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) 33.000
Harga pokok penjualan (1.100 x 16) 17.600
Laba kotor 15.400
Beban pemasaran (1.100 x 2) + 4000 6.200
Beban administrasi (1.100 x 1) + 2000 3.100
Laba operasi 6.100

Kesimpulan:

Terjadi penurunan laba operasi Rp 400 yaitu (Rp 6.100 – Rp 5.700), maka
order khusus ditolak.

1) Penurunan laba Rp 400 itu adalah dari persediaan akhir barang jadi
400 unit (Rp 15 – Rp 16) = -Rp 400, di mana Rp 12 adalah harga

7
pokok produksi menurut direct costing (biaya bahan langsung +
biaya upah langsung + biaya overhead variabel = 5+4+3) dan Rp
16 menurut full costing (biaya bahan langsung + biaya upah
langsung + biaya overhead variabel + biaya overhead tetap =
5+4+3+4).
2) Dengan menggunakan perhitungan Full Costing, maka keputusan:
Menolak order khusus, karena terjadi penurunan laba Rp 400.

Menerima Order Khusus 400 unit @Rp 15

Perhitungan Rugi-Laba: Direct Costing

Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) + (400 x 15) 39.000
Harga pokok penjualan (1.500 x 12) 18.000
Margin kontribusi kotor 21.000
Beban pemasaran (1.100 x 2) 2.200
Beban administrasi (1.100 x 1) 1.100
Margin kontribusi 17.700
Biaya tetap 10.000
Laba operasi 7.700

Menolak Order Khusus 400 unit @Rp 15

Perhitungan Rugi-Laba: Direct Costing

Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) 33.000
Harga pokok penjualan (1.100 x 12) 13.200
Margin kontribusi kotor 19.800
Beban pemasaran (1.100 x 2) 2.200
Beban administrasi (1.100 x 1) 1.100
Margin kontribusi 16.500
Biaya tetap 10.000

8
Laba operasi 6.500

Kesimpulan:

Terjadi kenaikan laba operasi Rp 1.200 (Rp 7.700 – Rp 6.500)

Penjelasan menerima order khusus:

1. Dengan menggunakan perhitungan Direct Costing, maka


keputusan: Menerima order khusus, karena terjadi kenaikan laba
Rp 1.200. Laba tersebut adalah dari 400 x (15 – 12), di mana 12
adalah harga pokok produksi variabel.
2. Suatu perusahaan biasanya menerima order khusus dari
pelanggannya. Yang dimaksud order khusus ialah pesanan dengan
harga di bawah harga pasar. Order khusus itu bisa dilayani bila:
(1) Harga order khusus di atas harga biaya produksi variabel
(2) Tidak merusak hubungan bisnis yang sudah terjalin selama ini
(3) Tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah atau dengan
undang-undang
(4) Tidak berakibat meningkatkan biaya tetap dan biaya variabel
pemasaran dan administrasi
(5) Kapasitas produksi masih mampu melayani
(6) Pemesan khusus harus pelanggan yang setia; jika pelanggan
khusus adalah pelanggan baru akan membahayakan
pemasaran produk tersebut yaitu bisa merusak harga pasar;
Oleh sebab itu, manajemen harus hati-hati menetapkan order
khusus.

2.4 Kebijakan Harga

Dalam dunia marketing, kebijakan penetapan harga suatu produk


diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Harga produk baru


2) Adaptasi harga

9
3) Perubahan harga

Khusus mengenai produk baru, kebijakan penetapan harga sangat


penting sekali karena menentukan pangsa pasarnya. Pada umumnya
kebijakan harga produk baru adalah:

1) Skimming Pricing, di mana harga mula-mula diputuskan tinggi


dengan tujuan untuk menutup biaya riset dan pengembangan
produk, kemudian secara tahap demi tahap diturunkan disesuaikan
dengan tingkat persaingan.
2) Penetration Pricing, di mana harga mula-mula diputuskan rendah
dengan tujuan untuk merebut dan menguasai pasar, kemudian
tahap demi tahap dinaikkan setelah pelanggan mulai loyal terhadap
produk.

Di samping itu harga juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan


pelanggan, kebijakan semacam ini disebut adaptasi harga. Kebijakan
adaptif ini terdiri dari:

1) Geographical Pricing : harga harus didasarkan pada daya beli


masyarakat dan biaya transportasi untuk mendistribusikan produk.
2) Price Discount and Allowance : pelanggan yang melakukan
pembelian dalam jumlah banyak, mendapatkan potongan khusus.
3) Promotional Pricing : untuk menarik pelanggan baru, produsen
memperkenalkan harga promosi.
4) Discriminatory Pricing : daya beli, selera, kebutuhan konsumen
yang beraneka ragam, menjadi dasar untuk menetapkan harga
berbeda-beda. Di samping itu karakteristik dan kualitas produk
yang berbeda menentukan harga yang berbeda.
5) Product Mix Pricing : bauran produk dapat dijadikan penetapan
harga.

Dalam dunia bisnis tidak ada yang tetap sepanjang waktu, terutama
masalah harga. Perubahan itu disebabkan oleh berbagai faktor antara lain

10
faktor ekonomi, sosial dan politik. Khusus mengenai harga, dapat berubah
karena disebabkan oleh:

1) Perubahan nilai tukar mata uang, biasanya disebabkan oleh nilai


ekspor dan impor atau oleh neraca perdagangan
2) Inflasi, biasanya dalam kondisi ekonomi yang buruk
3) Perubahan teknologi produksi dan komunikasi
4) Persaingan

Dalam dunia akuntansi manajerial, manajemen membuat kebijakan harga


bertumpu pada perilaku biaya, yang dituangkan dalam rumus “cost +
markup”. Ada empat macam teknik penetapan harga yang lazim dipakai
yaitu:

1) Biaya produksi variabel ditambah rencana laba


2) Biaya produksi fungsional ditambah rencana laba
3) Biaya variabel ditambah rencana laba
4) Total biaya ditambah rencana laba
Dalam dunia akuntansi manajerial, manajemen membuat kebijakan
harga bertumpu pada perilaku biaya, yang dituangkan dalam bentuk:
“cost+ markup”. Ada empat macam teknik penetapan harga yang lazim
dipakai yakni:
1. Biaya produksi variabel ditambah rencana laba
2. Biaya produksi fungsional ditambah rencana laba
3. Biaya variabel ditambah rencana laba
4. Total biaya ditambah rencana laba

Ilustrasi
Tabel 7.3. struktur Biaya (kapasitas Nomal = 1.000 output)
Keterangan Biaya Total biaya Biaya tetap
variabel per tetap (Rp) per unit (Rp)
unit (Rp)
Biaya bahan 5 0 0
langsung

11
Biaya upah 4 0 0
langsung
Biaya overhead 3 4.000 4
pabrik
Biaya pemasaran 2 4.000 4
Biaya administrasi 1 2.000 2
Jumlah 15 10.000 10

Berdasarkan struktur biaya di atas atau berdasarkan perilaku biaya di


atas, maka dapat disusun penetapan biaya sebagai berikut:

1. Harga = biaya produksi Variabel + Rencana Laba


Biaya produksi variabel adalah biaya bahan langsung ditambah
biaya upah langsung ditambaj biaya overhead variabel = 5+4+3
= 12 atau 12 per unit. Jika rencana laba 50% jumlah tersebur
mak Harga yang aka diputuskan = 12 +50% (12) = Rp 18.
2. Harga = biya produksi Fungsional + Rencana Laba
Biaya produksi fungsional adalah biaya bahan langsung
ditambah biaya upah langsung ditambah biaya overhead
variabel ditambah biaya overhead pabrik tetap =5+4+3+
(4.000/1.000) = 16 atau Rp 16 per unit. Jika di rencanakan laba
40% jumlah tersebut maka harga yang akan diputuskan = 16 +
40% (16) = Rp 22,40
3. Harga = Biaya Variabel + Rencana Laba
Biaya variabel adalah biaya bahan langsung ditambah biaya
upah langsung ditambah biaya overhead variabel ditambah
biaya marketing variabel ditambah biaya administrasi variabel =
5+4+3+2+1 = 15 atau Rp 15 per unit . jika rencana laba 40 %
jumlah tersebut maka harga yang akan diputuskan = 15 + 40%
(15) = Rp 21,00
4. Harga = BIya Total + Rencana Laba

12
Biya total per unit adalah Rp 15 ditambah (10.000/ 1.000) = Rp
25 per unit. Jika manajemen memutuskan rencana laba 10 %
dari jumlah tersebut, maka harag sebesar 25 +10%(25) = Rp
27,50.

2.5 Mengembangkan atau Menutup Suatu Divisi atau Depertemen

Kerugian suatu devisi pada umumnya disebabkan oleh perlaku


biaya tetap. Perilaku biaya tetap .perilaku biaya tetap daapt dalam
bentuk:
1. Biaya tetap yang dapat dihapuskan bila suatu depertemen/
divisi ditutup, misalnya gaji karyawan
2. Biay tetap yang tidak dapat dihapuskan walau
depertemen/divisi sudah ditutu, misalnya penyusutan aktiva
tetap depertemen / divisi yang bersangkutan, asuransi,
pemeliharaan , biaya manajemen, dan lain lain.
Ilustrasi mengembangkan atau menutup suatu devisi
Keterangan Divisi X (Rp) Divisi Y (Rp) Divisi Z (Rp) Total (Rp)
Penjualan 1.000 800 200 2.000
Biaya variabel 800 600 150 1.550
Margin kontribusi 200 200 50 450
Biaya tetap:
Dapat dihindarkan 150 40 10 200
Tidak dapat 60 110 30 200
dihindarkan
Laba (rugi) operasi (10) 50 10 50

Keterangan 7.4
1. Biaya tetap yang dapat dihindarkan = avoidable fixed
cost
2. Biaya tetap yang tidak dapat dihindarkan = unavoidable
fixed cost

13
3. Jika kerugian lebih besar daripada biaya tetap yang tidak
dapat dihindarkan, makadivisi yang rugi harus ditutup,
karena akan mengurangi otal laba.

Tabel 7.5 Menutup Divisi x


Keterangan Divisi X (Rp) Divisi Y (Rp) Divisi Z (Rp) Total (Rp)
Penjualan 0 800 200 1.000
Biaya variabel 0 600 150 750
Margin kontribusi 0 200 50 250
Biaya tetap:
Dapat dihindarkan 0 40 10 50
Tidak dapat 60 110 30 200
dihindarkan
Laba (rugi) operasi (60) 50 10 0

Berdasarkan perhitungan diatas , divisi X tidak perlu ditutup, karena


perusahaaan secara keseluruhan tidak memperolah laba. Jika divisi x
tetap operasi perusahaan secara keseluruhan memperoleh laba Rp 50.
Oleh sebab itu, manajemen harus hati hati menutup suat devisi, karena
adanya tetap yang tidak dapat dihindarkan.

Tabel 7.6. laporan Laba - Rugi Menutup divisi x dan mengembangkan


Divisi Y

Keterangan Devisi X (Rp) Divisi Y (Rp) Divisi Z (Rp) Total (Rp)


Penjualan 600 800 200 1.600
Biaya variabel 420 600 150 1.170
Margin kontribusi 180 200 50 430
Biaya tetap dapat 20 40 10 70
dihindarkan
Biaya tetap tidak 60 110 30 200
daoat dihindarkan

14
Laba operasi 100 50 10 160

2.6 Laba pada Keterbatasan Kapasitas

Suatu perusahaan pada umumnya memproduksi banyak produk


seperti misalnya PT Unilever Indonesia pada kapasitas peralatan yang
terbatas. Keterbatasan peralatan itu memaksa manajemen untuk
mengambil keputusan memprodukasi yang memiliki sumbangan laba
terbanyak secara keseluruhan, bukan laba per unit. Hal ini disebabkan
karena manajemen harus berpikir secara keseluruhan (holistik) bukan
berpikir secara parsial. Untuk memudahkan alur pikir sumbangan laba per
unit pada keterbatasan kapasitas, dibawah ini disajikan ilustrasi PT
Relevan 4. Ia memiliki kapasitas peralatan 1.000 jam. Harga jual produk X
Rp 40 per unit dan produk Y Rp 60. Margin kontribusi produk X 20% dan
Y 30%.

Tabel 2.7 Perhitungan Margin Kontribusi


Keterangan Produk X Produk Y
Harga penjualan per unit (Rp) 40 60
Biaya variabel per unit (Rp) 32 42
Margin kontribusi per unit (Rp) 8 18
Rasio margin kontribusi (%) 20 30
Produksi per jam (unit) 3 1
Margin kontribusi per jam (Rp) 24 18
Total margin kontribusi (Rp) 24.000 18.000

Berdasar perhitungan diatas, maka manajemen harus


mengembangkan produk X dari pada produk Y, karena secara total
produk X memberi kontribusi lebih besar daripada produk Y.
Ternyata kapasitas pabrik (peralatan) mempunyai pengaruh
langsung pengaruh terhadap margin kontribusi secara keseluruhan.

15
2.7 Membuat Sendiri atau Membeli

Keputusan manajemen untuk membuat sendiri atau membeli dari


pihak ketiga sesuai produk, hakikatnya adalah masalahnya penggunaan
peralatan untuk memproduksi produk yang paling besar memberikan
sumbangan laba. Pertimbangan utama untuk memutuskan membeli atau
membuat sendiri adalah “Biaya Relevan”, dimana dikategori biaya yang
diperhitungkan adalah biaya material langsung, upah langsung, overhead
pabrik variabel dan fixed overhead pabrik yang dapat dihapuskan
(avoidable fixed overhead). Untuk memahami alur pikir konsep membeli
atau membuat sendiri, dibawah ini disajikan ilustrasinya.

Tabel 2.8 Struktur Biaya


Keterangan Biaya Biaya Tetap
Variabel per Total (Rp)
unit (Rp)
Biaya bahan langsung 5 0
Biaya upah langsung 4 0
Biaya overhead pabrik 3 4.000
Biaya pemasaran 2 3.500
Biaya administrasi 1 2.500
Jumlah 15 10.000

Produksi penjualan 1.000 unit, maka biaya tetap rata-rata untuk


overhead pabrik Rp 4, pemasaran Rp 3,5 dan administrasi Rp 2,5.
Biaya rata-rata per unit secara fungsional adalah sebesar Rp 5 +
Rp 4 + Rp 3 + Rp 4 = Rp 16 per unit.
Jika perusahaan mnawarkan produk sejenis dengan harga Rp 15
dan jika tawaran itu diterima maka perusahaan mampu
menghapuskan biaya tetap overhead (avidable fixed factory
overhead) sebesar Rp 2.000, yaitu misalnya gaji manajer dan
pegawai pabrik, biaya pemeliharaan peralatan pabrik dan
sebagainya. Jika biaya tetap overhead pabrik yang dapat

16
dihapuskan itu jumlahnya kecil, maka biaya relevan perusahaan
tersebut makin kecil dan sebaliknya. Perilaku biaya tetap overhead
pabrik sangat penting dalam masalah ini. Kosekuensi keputusan itu
berdasar konsep biaya relevan adalah sebagai berikut.

Tabel 2.9 Biaya Relevan


Biaya Biaya
Keterangan membuat membeli per
sendiri per unit (Rp)
unit (Rp)
Biaya bahan langsung 5
Biaya upah langsung 4
Biaya overhead pabrik langsung 3
variabel 2
Biaya overhead pabrik tetap yang
dapat dihindarkan 14 15
Jumlah

Ternyata lebih mahal daripada membuat sendiri, karena biaya


relevan membuat Rp 14 dan membeli Rp 15. Mengapa biaya
membuat hanya dihitung Rp 14 per unit? Hal itu disebabkan bahwa
kalau membeli berarti perusahaan akan dihitungkan biaya yang
tidak menjadi bebannya yaitu sebesar biaya material, biaya upah,
biaya overhead pabrik variabel dan biaya tetap menanggung biaya
overhead tetap yang tidak dapat dihindarkan (unavidable fixed
factory overhead cost) sebesar Rp 4.000 – Rp 2.000 = Rp 2.000
Jika keputusan manajemen membeli produk dari luar,
kosekuensinya peralatan harus disewakan atau dipergunakan
untuk mengembangkan produk lain. Misalnya keputusan membeli
dan peralatan disewakan dengan harga sewa Rp 2.000 atau untuk
mengembangkan produk lain dengan memperoleh margin Rp 3.000
maka perhitungan biaya relevannya disajikan di tabel 2.10

17
Tabel 2.10 Biaya Relevan
Membeli 1.000
Membeli Membeli unit dan
1.000 unit 1.000unit peralatan
Keterangan Membuat dan dan digunakan
sendiri peralatan menyewakan memproduksi
(Rp) idie (Rp) peralatan produk lain
(Rp) (Rp)
Pendapatan 0 0 2.000 0
sewa
Margin 0 0 0 3.000
kontribusi
Biaya (14.000) 0 0 0
produksi
Biaya 0 (15.000) (15.000) (15.000)
membeli
Biaya relevan (14.000) (15.000) (13.000) (12.000)

Keputusan yang terbaik adalah membeli dan mengoperasikan


peralatan untuk mengembangkan produk lain, karena biaya
relevannya paling kecil diantara alternatif di atas. Keputusan yang
terburuk adalah membeli dan membiarkan peralatan menganggur;
keputusan semacam ini tidak akan terjadi dalam pemikiran
manajemen rasional; jika keputusan itu dilakukan pertimbangannya
adalah karena peralatan tidak dapat dipergunakan untuk
mengembangkan produk lain atau tidak disewakan.

2.8 Menentukan Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)

Biaya kesempatan merupakan salah satu pilihan manajemen untuk


pengambilan keputusan. Pengertian biaya kesempatan adalah
kesempatan memperoleh hasil yang dikorbankan karena memilih alternatif

18
lain untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan menggunakan
sumber daya terbatas. Dengan pengertian lain biaya kesempatan adalah
menolak hasil yang sudah pasti untuk mengejar hasil yang lebih besar
dimasa mendatang yang belum pasti.

Misalnya suatu peralatan saat ini disewakan dengan harga sewa


Rp 5.000. Ini merupakan hasil yang pasti yang saat ini diterima oleh
prusahaan. Manajemen mempertimbangkan untuk
mengembangkan produk X dengan pengharapan mendapat
pendapatan Rp 10.000 dan biaya yang diperkirakan Rp 4.000.
Alternatif yang lainnya adalah mengembangkan produk Y dengan
pengharapan mendapat pendapatan Rp 12.000 dan biaya yang
diperkirakan Rp 5.000. Dalam hal ini manajemen dihadapkan pada
tiga alternatif untuk memudahkan pilihan dari tiga alternatif tersebut
dijadikan dua alternatif. Tindakan manajemen untuk mempersempit
alternatif pilihan itu adalah konsep dasar biaya kesempatan
(opportunity cost).

Tabel 2.11 Perhitungan Perbandingan Kontribusi Laba


Keterangan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
mengembangkan mengmbangk menyewakan
produk X (Rp) an produk Y peralatan
(Rp)
Hasil 10.000 12.000 5.000
mendatang
Biaya 4.000 5.000 0
mendatang
Margin 6.000 7.000 5.000
kontribusi

Dari tiga alternatif tersebut dijadikan dua alternatif, agar mudah


mengadakan pilihan seperti disajikan pada Tabel 2.11. Pilihan

19
rasional adalah memilih alternatif 2 karena margin kontribusinya
lebih besar dari pada alternatif 1 dan 3.

Tabel 2.12 Pertimbangan Biaya Kesempatan (Opportunity


Cost)
Keterangan Alternatif 1 Alternatif 2
mengembangkan mengembangkan
produk X (Rp) produk Y (Rp)
Hasil mendatang 10.000 12.000
Biaya mendatang 4.000 5.000
Opportunity cost 5.000 5.000
Margin kontribusi 6.000 7.000

20
BAB III KESIMPULAN

Biaya relevan ialah biaya masa mendatang dalam berbagai


alternatif untuk mengambil keputusan manajemen. Tugas pokok manajer
adalah membuat keputusan berdasarkan informasi akuntansi yang
relevan. Keputusan itu terdiri dari keputusan rutin dan keputusan khusus.
Yang dimaksud keputusan rutin adalah keputusan operasi sehari hari
sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen (pemasaran, produksi, dan
keuangan). Sedangkan keputusan khusus adalah keputusan yang hanya
kadangkala saja dibuat. misalnya keputusan tentang :

1) Menolak atau menerima order khusus

2) Menetapkan kebijakan harga.

3) Menutup divisi atau mengembangkan

4) Menentukan laba pada keterbatasan kapasitas

5) Membuat sendiri atau membeli produk

6) Menentukan biaya kesempatan

21
DAFTAR PUSTAKA

Utari Dewi, Ari Purwanti, Darsono Prawironegoro. 2013. Akuntansi


Manajemen. Erlangga: Jakarta

22

Anda mungkin juga menyukai