Anda di halaman 1dari 35

BAB 3 PROFESI AKUNTAN PUBLIK

PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Pelaksanaan auditing menggunakan auditor untuk meningkatkan keandalan suatu


informasi keuangan. Informasi keuangan yang dapat diandalkan sangat penting dalam
lingkungan masyarakat bisnis.

keputusan untuk membeli atau menjual saham


investor

bank menyetujui pinjaman

pemerintah memungut pajak dari laba perusahaan

keandalan informasi
perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT. terbuka),
saham perusahaan dijual kepada masyarakat umum melalui pasar modal. Pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari manajemen perusahaannya.

Pada badan usaha ini, pemilik modal mempercayakan dana mereka


kepada manajemen perusahaan untuk mengelola perusahaan dan
manajemen perusahaan berkewajiban mempertanggungjawabkan dana
yang dipercayakan kepada mereka.

Laporan perusahaan ini digunakan untuk


menilai kinerja manajemen dalam pengelolaan
dana di perusahaan.
Gambar 1.1
Struktur Hubungan antara Akuntan Publik dengan Manajemen
Perusahaan, Kreditur, Investor, Pemerintah, dan Pihak Luar Lain

Pemakai
Pembuat Asersi
Informasi

Menyajikan (1) Kreditur, Investor dan


Manajemen Laporan Pihak Luar Lain
Perusahaan Keuangan

Menyajikan (4)

Mengaudit
(melakukan Laporan Keuangan
atestasi) Auditan
(2)
Auditor
Independen

Profesi Akuntan Laporan Audit


Publik
Menyusun
(3)
PERAN AKUNTAN PUBLIK

Akses ke Pasar Modal Agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum


diperdagangkan di pasar modal perusahaan
harus memenuhi ketentuan hukum persyaratan
audit terlebih dahulu

Kos (Cost ) Modal yang Lebih Rendah

Dari sudut pandang investor, investor mau menerima tingkat


pengembalian (return ) yang lebih rendah apabila mereka
mempercayai informasi keuangan perusahaan. Kepercayaan itu
diperoleh dengan menyediakan informasi yang berkualitas dan
andal, yaitu informasi keuangan yang telah diaudit
Penangguhan Ketidakefisienan dan
Kecurangan

para pegawai menjadi lebih berhati-hati dan berusaha sesedikit mungkin


melakukan kesalahan dalam melaksanakan fungsi akuntansi dan pengelolaan
aset apabila perusahaan tersebut hendak diaudit. Oleh karena itu, audit dapat
mendorong peningkatan kualitas kerja dan keandalan informasi yang disediakan
oleh pegawai, dan ini juga mampu menekan tindakan-tindakan kecurangan.

Peningkatan Pengendalian dan Operasional

Pada akhir dilaksanakannya audit, sering kali auditor menyediakan saran-


saran untuk meningkatkan pengendalian serta mencapai efisiensi operasi
yang lebih tinggi di dalam organisasi klien dan manfaat ekonomi ini
menjadi sangat bernilai bagi perusahaan-perusahaan skala kecil dan
menengah.
STANDAR AUDIT

ketentuan dan pedoman utama yang harus diterapkan oleh akuntan publik
dalam melaksanakan audit nantinya

Standar Umum

Standar Pekerjaan Lapangan

Standar Pelaporan
bersifat pribadi dan berkaitan
Standar Umum dengan persyaratan auditor dan
mutu pekerjaannya

Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama.
Standar umum pertama menegaskan bahwa betapa pun tingginya
kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang
bisnis dan keuangan, la tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan
dalam standar auditing ini, jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman
memadai dalam bidang auditing. Pendidikan formal auditor independen dan
pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain.

Standar poin 2 mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah


dipengaruhi, karena la melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum
(dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian, ia
tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimanapun
sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak
memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan
pendapatnya.
STANDAR UMUM KEDUA
1. Independent In Appearance
(independensi dilihat dari 2. Independent In Fact
penampilannya (Independensi dalam
kenyataannya/dalam
akuntan publik adalah independen karena menjalankan tugasnya).
merupakan pihak di luar perusahaan
sedangkan internal auditor tidak
independen karena merupakan pegawai
perusahaan

akuntan publik seharusnya independen, sepanjang dalam


menjalankan tugasnya memberikan jasa profesional, bisa menjaga
integritas dan selalu mentaati kode etik, Profesi akuntan publik
dan standar profesional akuntan publik
STANDAR UMUM KEDUA

3. Independent in Mind

(Independensi dalam pikiran) misalnya seorang


auditor mendapatkan temuan audit yang
memiliki indikasi pelanggaran atau korupsi.

Kemudian dia berpikir untuk menggunakan


audit findings tersebut untuk memeras auditee.
Walaupun baru dipikirkan, belum dilaksanakan,
in- mind auditor sudah kehilangan
independensinya
Standar Umum Ketiga

"Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib


menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama". Hal-hal
berikut dimuat dalam PSA No. 04 (SA Seksi 230

Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan


pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.
Penggunaan kemahiran profesional dengan kecermatan dan kesaksamaan menekankan
tanggung jawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor independen untuk
mengamati standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan saksama


menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana
kesempurnaan perkerjaannya tersebut.
Standar Pekerjaan Lapangan

Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan akuntan di lapangan (audit field
work), mulai dari perencanaan audit dan supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern,
pengumpulan bukti-bukti audit melalui compliance test, substantive test, analytical review, sampai
selesainya audit field work

Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi:


"Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya". Standar ini berisi pedoman bagi auditor dalam membuat perencanaan dan
melakukan supervisi.

Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi:


"Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”.

Standar ini menjelaskan mengenai unsur-unsur pengendalian intern dan bagaimana cara auditor
mempetimbangkan pengendalian intern tersebut dalam merencanakan dan melaksanakan suatu audit.
Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
"Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan yang diaudit".

Standar ini menjelaskan mengenal cara-cara yang harus dilakukan oleh auditor dalam
mengumpulkan bahan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung pendapat
yang harus diberikan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan yang diauditnya.
Standar Pelaporan

Standar pelaporan pertama menyatakan:


"Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia".

Istilah standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan dalam standar
pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip dan praktik akuntansi, tetapi juga
metode penerapannya. Standar pelaporan pertama tidak mengharuskan auditor untuk
menyatakan tentang fakta, namun standar tersebut mengharuskan auditor untuk menyatakan
suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar
akuntansi tersebut.
Standar pelaporan kedua

“Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan


standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya”

 
Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan
keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan standar akuntansi,
auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya. Juga dinyatakan secara tersirat
dalam tujuan standar tersebut bahwa standar akuntansi tersebut telah diamati konsistensi
penerapannya dalam setiap periode akuntansi yang bersangkutan. Standar tersebut secara tersirat
mengandung arti bahwa auditor puas bahwa daya banding laporan keuangan di antara dua periode
akuntansi tidak dipengaruhi secara material oleh perubahan standar akuntansi dan bahwa standar
akuntansi tersebut telah diterapkan secara konsisten di antara dua atau lebih periode akuntansi
Standar pelaporan keempat berbunyi:
“Laporan auditor harus memuat suatu pemyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian lidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan
auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor”.
JENIS-JENIS AUDITOR

1. Auditor Independen

Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan


jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas
laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi
keuangan seperti: kredirur, investor, calon kreditur, calon investor,
dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak).
Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang
tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang
ditujukan kepada pemerintah.

Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah, namun


umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), serta instansi pajak. BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Auditor yang bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan audit atas laporan
keuangan instansi pemerintahan, projek-projek pemerintah, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), projek pemerintah, dan perusahaan-
perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar di
dalamnya. BPK adalah lembaga tinggi negara yang tugasnya melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan Presiden RI dan aparat di bawahnya kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Instansi pajak adalah unit organisasi di bawah Departemen
Keuangan yang tugas pokoknya adalah mengumpulkan beberapa jenis pajak yang
dipungut oleh pemerintah.

Tugas pokok auditor yang bekerja di instansi pajak adalah mengaudit


pertanggungjawaban keuangan masyarakat wajib pajak kepada pemerintah
dengan tujuan untuk memverifikasi apakah kewajiban pajak telah dihitung oleh
wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang
pajak yang berlaku.
Auditor Intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara
maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan
efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
OPINI AUDIT

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified opinion)


2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified opinion with
explanatory language)
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified opinion)
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse opinion)
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer opinion)
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
(Unqualified opinion)

Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang
ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti yang terdapat dalam standar
profesional akuntan publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian
cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan
material atas penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS, maka auditor dapat memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian.

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan


keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas sesuai dengan
SAK/ETAP/IFRS.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified
opinion with explanatory language)

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan
oleh auditor.
Keadaan tersebut meliputi:
1. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

2. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit secara material tidak konsisten
dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

3. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) namun tidak disajikan
atau tidak di-review

4. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan standar akuntansi atau
dalam metode penerapannya.
Pendapat Wajar dengan
Pengecualian

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus
kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang
dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan bilamana:

1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor
berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak
menyatakan tidak memberikan pendapat.
2. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS, yang
berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
3. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan
dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragrat pendapat. la harus juga mencantumkan
bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf penjelasan di dalam paragraf pendapat.
Pendapat Tidak Wajar
(Adverse opinion)

laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ ETAP/IFRS. Pendapat ini dinyatakan bila, menurut
pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar
sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Apabila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus
menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya :

1. Semua alasan yang mendukung pendapat


tidak wajar,

2. Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian


pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas dan arus kas, jika secara praktis untuk
dilaksanakan.
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer opinion)

auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari SAK/ETAP/IFRS. Jika
pemyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor harus
menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan substantif yang mendukung pemyataannya tersebut.
la harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan.

Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang


dilaksanakan dan tidak harus menjelaskan karakteristik
auditnya dalam suatu paragraf (yaitu, paragraf lingkup audit
dalam laporan auditor bentuk baku). Jika auditor
menjelaskan bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia,
tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan tidak
memberikan pendapat
BAB 4
LAPORAN AUDITOR
INDEPENDEN
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan
masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keuangan suatu entitas.

Laporan Auditor berdasarkan SA 700

Judul
Laporan auditor harus memiliki sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa
laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
Pihak yang dituju
Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak sebagaimana yang diharuskan menurut
ketentuan perikatan.
Paragraf pendahuluan
Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor harus:
1. Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit;
2. Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit;
3. Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan;
4. Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lainnya; dan
5. Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang menjadi
bagian dari laporan keuangan.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan


Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggung jawab pihak-pihak dalam organisasi
yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
Tanggung jawab auditor
Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul "Tanggung Jawab Auditor".
Laporan auditor harus menjelaskan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan Standar Audit
yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ("IAPI"). Laporan auditor juga
harus menjelaškan bahwa štandar tersebut mengharuskan auditor untuk mematuhi
ketentuan etika dan bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan
penyajian material.

Opini auditor
Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul "Opini".
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor harus menggunakan frasa di
bawah ini:
Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,.. sesuai
dengan Standar Akuntansi keuangan di Indonesia.
Tanggung jawab pelaporan lainnya
Jika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas
laporan keuangan yang merupakan tambahan terhadap tanggung jawab auditor
berdasarkan SA untuk melaporkan laporan keuangan, maka tanggung jawab pelaporan
lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu bagian terpisah dalam laporan auditor yang
diberi judul "Pelaporan Lain atas Ketentuan Hukum dan Regulasi," atau judul lain yang
dianggap tepat menurut isi bagian ini.

Tanda Tangan Auditor


Laporan auditor harus ditandatangani.

Tanggal Laporan Audit

Alamat auditor
Thank You

Anda mungkin juga menyukai