Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KEUANGAN

RINGKASAN MATERI KULIAH


( RMK )

Materi Kuliah ke- 2


Keputusan Investasi dalam Keadaan Pasti dengan Menggunakan Metode Payback Period,
Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate of Return

Oleh:
Kelompok 2

Komang Dian Widiarini (1907531150)

Ni Putu Ayu Astini (1907531057)

Ida Ayu Putu Renita Sri Naravika (1907531163)

Komang Ayu Wulandari (1907531165)

Ni Made Ria Paramita Wiraningsih (1907531175)

Ni Made Wangi Juliasih (1907531188)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN AJARAN 2020/2021


PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1 BAB I
2 PENDAHULUAN
3 A. LATAR
BELAKANG
4 Setiap individu pada
dasarnya memerlukan
investasi, karena dengan
5 investasi setiap orang
dapat mempertahankan
dan memperluas basis
kekayaan
6 yang dapat digunakan
sebagai jaminan social di
masa depannya.
Seseorang
7 sering tidak menyadari
dirinya telah melakukan
investasi, misalnya
dengan
8 menabung dan
sebagainya. Agar tak
terjebak melakukan
investasi ke dalam
9 portofolio “sampah”,
atau bahkan ditipu oleh
pihak yang tak
bertanggung jawab
10 dengan iming-iming
yang menarik, anda harus
mengedepankan
rasionalitas dan
11 memahami betul
resiko-resiko yang
dihadapi dalam
berinvestasi. Karena
banyak
12 sekali jenis dari
investasi tersebut. Jangan
sampai terbuai dengan
iming-iming
13 menarik yang tinggi,
tapi uang anda habis sia-
sia. Investasi pun banyak
jenis dan
14 macamnya jadi harus
pandai melihat ke sektor
mana kita akan
menanamkan
15 saham kita. Peran
penting sekali dari
beberapa pihak baik dari
pemerintah dan
16 tiap kali individu.
17 Peran individu
sangatlah penting dalam
berperan aktif karena
dapat mencegahnya
18 harga barang yang tak
terkontrol. Pemerintah
sebaiknya mengatur
beberapa
19 aturan tentang
peraturan penanaman
modal, karena sejak
pelaksanaan otonomi
20 daerah, pemerintah
pusat terpaksa
mengeluarkan kepres
khusus mengenai
21 penanaman modal
karena banyaknya
kendala yang dihadapi
oleh para investor.
22 Yng ingin membuka
usaha daerah, khususnya
yang berkaitan dengan
proses
23 pengurusan izin usaha.
Investor sering kali
dibebani oleh urusan
birokrasi yang
24 berbelat-belit sehingga
membutuhkan waktu
yang cukup lama dan
disertai
25 dengan biaya
tambahan yang cukup
besar. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi
setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaan yang dapat
digunakan sebagai jaminan social di masa depannya. Seseorang sering tidak menyadari
dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak
terjebak melakukan investasi ke dalam portofolio “sampah”, atau bahkan ditipu oleh
pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming yang menarik, anda harus
mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam
berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut. Jangan sampai terbuai
dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang anda habis sia-sia. Investasi pun
banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita akan
menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah
dan tiap kali individu. Peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena
dapat mencegahnyaharga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur
beberapa aturan tentang peraturan penanaman modal, karena sejak pelaksanaan otonomi
daerah, pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman
modal karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor. Oleh karena itu, kita
harus mengetahui metode – metode penilaian yang digunakan dalam investasi, hal ini
juga berguna untuk memudahkan kita untuk mengambil keputusan investasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Payback Period (PP)?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Net Present Value (NPV)?

1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Profitability Index (PI)?


1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Internal Rate of Return (IRR)?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Mengetahui maksud dari Payback Period (PP).

1.3.2 Mengetahui maksud dari Net Present Value (NPV).

1.3.3 Mengetahui maksud dari Profitability Index (PI).

1.3.4 Mengetahui maksud dari Internal Rate of Return (IRR).

PEMBAHASAN

10.1 Metode Payback Periode (PI)

Secara sederhana Payback Periode dapat diartikan sebagai jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang telah dikeluarkan.  Dimana
payback periode merupakan jangka waktu yang diperlukan agar dana investasi yang
masuk ke dalam suatu kegiatan investasi dapat diperoleh kembali secara
penuh/seluruhnya. Metode analisis Payback Periode ini bertujuan untuk mengetahui
berapa lama (periode) investasi yang akan dapat dikembalikan saat terjadinya
kondisi break even-point (titik impas).

Kelemahan dan Kelebihan Payback Periode

Metode payback periode memiliki beberapa kelemahan yaitu antara lain sebagai berikut:

1. Mengabaikan penerimaan investasi atau proceeds yang didapat setelah payback


periode tercapai.
2. Mengabaikan Time Value Of Money (Nilai Waktu Uang). Tidak memberikan
informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan.
3. Mengabaikan tingkat likuiditas perusahaan secara keseluruhan Pay back period
digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana, dan tidak mengukur
keuntungan proyek pmbangunan yang telah direncanakan. 
4. Metode ini tidak membedakan antara proyek yang membutuhkan investasi kas yang
berbeda Metode ini mengabaikan biaya yang digunakan untuk mendukung investasi,
bahkan selama payback period Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi 

Meskipun metode analisis payback period ini memiliki banyak kelemahan, namun
metode ini masih cukup populer untuk digunakan dan memberikan beberapa manfaat
bagi para pelaku usaha dan investor. Berikut ini kelebihan dari metode payback periode:
1. Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian
investasi dengan risiko yang besar dan sulit Dapat digunakan untuk menilai dua
proyek investasi yang mempunyai rate of return dan risiko yang sama, sehingga
dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat. 
2. Metode cukup sederhana untuk memilih beberapa alternatif investasi. 
3. Mudah dan sederhana bisa dihitung untuk menentukan lamanya waktu pengembalian
dana yang diinvestasikan akan kembali. 
4. Memberikan informasi mengenai lamanya Break Even Point (BEP) project. Sebagai
alat pertimbangan risiko karena semakin pendek payback periodnya maka semakin
pendek pula risiko kerugiannya.

Indikator Payback Period

 Jika periode pengembalian lebih cepat dari waktu yang ditentukan,


maka Layak/Diterima untuk melakukan investasi;
 Jika periode pengembalian lebih lama atau melebihi waktu yang telah ditentukan,
maka Tidak layak/Ditolak untuk melakukan investasi;
 Jika alternatif proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang
diambil adalah yang lebih cepat.

Rumus Payback Period


Payback Period atau Periode Pengembalian Modal dapat dihitung dengan cara
membagikan nilai investasi (cost of invesment) dengan aliran kas bersih yang masuk per
tahun (annual net cash flow).
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama

Catatan : Rumus di atas mengasumsikan bahwa besarnya kas masuk bersih adalah
sama pada setiap periode atau arus kas tetap setiap tahunnya.

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda

Keterangan:
n : Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum menutup investasi mula-mula
a : Jumlah investasi mula-mula
b : Jumlah investasi arus kas pada tahun ke-n
c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1
10.2 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas
yang masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar pada sebuah waktu periode. Dapat
dikatakan bahwa NPV adalah Nilai Sekarang dari Aset yang dikurangi dengan harga
pembelian awal. Maka dari itu, untuk melakukan perhitungan dengan metode NPV
diperlukan data aliran kas keluar awal, aliran kas masuk bersih di masa yang akan datang
dan rate of return minimum yang diinginkan.

Net Present Value atau NPV merupakan nilai keseluruhan arus kas masa depan,
baik yang positif maupun negatif. sepanjang masa penanaman modal yang dikenakan
diskon pada saat ini. Analisis NPV adalah bentuk penilaian intrinsik dan difungsikan
secara general untuk kegiatan yang menyangkut keuangan dan akuntansi guna penentuan
nilai bisnis, keamanan investasi, proyek modal, usaha baru, program pengurangan biaya,
dan segala tindakan yang melibatkan arus kas.
NPV biasanya digunakan untuk alokasi modal untuk menganalisa keuntungan
dalam sebuah proyek yang akan dilaksanakan. Net Present Value yang positf
menandakan bahwa proyeksi pendapatan yang dihasilkan oleh sebuah proyek atau
investasi melebihi dari proyeksi biaya yang dikeluarkan. Pada umumnya nilai NPV yang
positif akan menjadi menguntungkan dan proyek yang memiliki NPV negatif akan
menghasilkan kerugian. Konsep ini merupakan dasar dari hukum Net Present Value,
yang mengindikasikan bahwa investasi yang bagus hanya dapat dilakukan. Berikut ini
adalah beberapa definisi dan pengertian NPV menurut para ahli :

1. Dr. Sobarsa Kosasih dalam buku Manajemen Operasi (2009:99)

NPV adalah Kelebihan Present Value (PV) dari cash inflow yang dihasilkan oleh
suatu proyek atas sejumlah investasi awal.

2. Dian Wijayanto dalam buku Pengantar Manajemen (2012:246)

Net Present Value (NPV) merupakan kombinasi antara present value penerimaan dan
present value pengeluaran.

3. R. Agus Sartono (2010:195), 

Net Present Value adalah Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering
disebut juga dengan procceed dengan present value Investasi.

4. Syafaruddin Alwi (2001,163), 

Net Present Value merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows
keseluruhan dari suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan
Discount Rate tertentu.
NPV ini banyak digunakan dalam penganggaran modal untuk menganalisa
profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Para pemilik modal ataupun
manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV ini untuk mengevaluasi
apakah akan berinvestasi atau tidak berinvestasi pada suatu proyek baru ataupun investasi
pada pembelian aset baru. Dalam bahasa Indonesia, Net Present Value atau NPV ini
disebut juga dengan “Nilai Bersih Sekarang” atau “Nilai Bersih Saat Ini”

a. Kelebihan Net Present Value (NPV)

Net present value memberikan sumbangan atas nilai waktu uang yang
menjadikannya pendekatan yang lebih baik daripada teknik penilaian investasi yang tidak
mendiskontokan arus kas masa depan seperti periode pengembalian dan tingkat
pengembalian akuntansi. NPV bahkan lebih baik daripada beberapa teknik arus kas
diskon lainnya seperti Internal Rate of Return atau IRR. Dalam situasi ketika IRR dan
NPV memberikan hasil yang berseberangan, maka perusahaan bisa lebih mengarah pada
nilai NPV.

b. Kekurangan Net Present Value (NPV)

Satu masalah utama dalam menilai keuntungan investasi dari nilai NPV yaitu NPV terlalu
bergantung banyak asumsi dan perkiraan, jadi akan ditemukan banyak kesalahan
didalamnya. Sebuah proyek mungkin memiliki pengeluaran yang tak terduga untuk
memulainya dan mungkin juga sebuah proyek memiliki pengeluaran tambahan di akhir
proyek. Ditambah lagi diskonto dan perkiraan arus kas masuk tidak setara dengan risiko
yang ada pada sebuah proyek dan kemungkinan mengasumsikan arus kas maksimal pada
periode investasi. Ini bisa terjadi apabila investor terlalu optimistis pada proyek tersebut.
Oleh karena itu perlu adanya pengaturan untuk mengantisipasi biaya yang tidak terduga
pada arus kas yang terlalu optimistis. Selain itu NPV hanya menilai arus kas yang
dihasilkan dalam periode yang dihitung namun hal itu akan mengabaikan waktu yang
dibutuhkan dalam operasi agar balik modal.

c. Perhitungan Net Present Value

Rumus NPV ini cukup rumit karena menambahkan semua arus kas masa depan dari
investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan menguranginya
dengan Investasi awal. Persamaan dan Rumus Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat
dibawah ini :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

Atau
Dimana :

NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)


Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)

T = jangka waktu

Selain rumus NPV diatas, kita juga dapat menggunakan tabel PVIFA (Present Value
Interest Factor for an Annuity) kemudian masukan hasilnya ke persamaan atau rumus
NPV dibawah ini :

NPV = (Ct x PVIFA(r)(t)) – C0

Nilai NPV yang positif (NPV > 0) menunjukan bahwa penerimaan lebih besar
dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan sedangkan nilai NPV negatif (NPV < 0)
menandakan penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran atau akan
mengalami kerugian pada investasinya setelah mempertimbangkan Nilai Waktu Uang
(Time Value of Money). Namun apabila hasil perhitungan NPV adalah Nol (NPV = 0),
maka artinya investasi atau pembelian tersebut hanya balik modal (tidak untung dan tidak
rugi). Dan tentunya, Semakin besar angka positifnya, semakin besar pula penerimaan
yang bisa didapatkannya. Oleh karena itu, perhitungan NPV ini tidak saja digunakan
untuk mengevaluasi layak atau tidaknya untuk berinvestasi, namun juga digunakan untuk
membandingkan investasi mana yang lebih baik jika terdapat dua pilihan investasi atau
lebih.

10.3 Profitability Index (PI)

Metode Profitability Index (PI) atau sering disebut dengan Desirability Index (DI)


merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
di masa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays).

Rumus yang digunakan untuk menghitung Profitability Index (PI) adalah sebagai berikut:

Total PV dari Proceeds


PI = Investasi atau PI =

PI = PV proceeds/ PV investasi (Outlays)

Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka, seperti
halnya dalam NPV untuk menghitung dengan metode Profitability Index (PI), harus
menghitung Present Value dari proceeds setiap tahunnya terlebih dahulu untuk dijumlahkan
sehingga diperoleh jumlah Present Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari
investasi.
Kriteria kelayakan :

Bila PI > 1, maka suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak

Bila PI < 1, maka suatu investasi yang diusulkan dinyatakan tidak layak

Kelebihan Profitability Index (PI):


1. Memberikan informasi percentage future cash flows dengan cash initial
2. Perhitungan sudah mempertimbangkan cost of capital
3. Perhitungan sudah mempertimbangkan time value of money
4. Sudah mempertimbankan semua cash flow
Kekurangan Profitability Index (PI):
1. Tidak dapat memberikan informasi mengenai return suatu project.
2. Dibutuhkan cost of capital untuk dapat menghitung Profitability Index.
3. Tidak dapat memberikan informasi mengenai resiko seuatu proyek.

10.4 Metode Internal Rate of Return (IRR)

Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa
investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai
sekarang) investasi saat ini dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan
datang. Rumus IRR ini sendiri bisa digunakan untuk membuat suatu peringkat usulan yang
berasal dari investasi yakni dengan cara menggunakan tingkat pengembalian atau investasi
yang bisa dihitung yakni dengan cara mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilanya
sekarang dari irus kas yang berhasil masuk ke dalam proyek yang diharapkan dengan suatu
yang memiliki nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang sudah
membuat NVP sama dengan nol.
IRR bisa dijadikan sebuah indicator dari tingkat efisiensi dari suatu investasi, sebuah
proyek maupun investasi bisa dilakukan jika ada sebuah laju pengembaliannya atau biasa
disebut dengan rate of return yakni lebih besar dari laju pengembaliannya jika melakukan
suatu investasi yang lainnya atau bunga deposito bank, reksadana dan lain sebagainya. IRR
memiliki fungsi untuk bisa digunakan dalam menentukan apakah benar jika investasi tersebut
bisa dilakukan atau tidak, hal ini dikarenakan biasanya digunakan dengan menggunakan
acuan jika investasi yang sudah dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum Acceptable Rate
of Return atau yang disingkat dengan MARR. Metode IRR ini mungkin metode yang paling
sering dilakukan. Mungkin karena mudah digunakan dan banyak yang beranggapan dan
percaya bahwa perhitungan IRR adalah hitungan yangmenunjukkan tingkat return yang
sebenarnya.

a. Kelebihan Internal Rate of Return


1. Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang
2. Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.
3. Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi
4. Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi bisa
membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.
5. Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas belakangan

b. Kekurangan Internal Rate of Return

1. Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai yang
kemungkinan bisa dicapai
2. Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and error apabila
tidak menggunakan software.
3. Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan dalam ukuran
dan keadaan investasi. 
4. Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak menghasilkan
nilai IRR sama sekali.

c. Perhitungan IRR

Sebuah  suku bunga IRR akan didapat apabila  NPV = 0 maksutnya suku bunga yang
dapat diberikan investasi yang memberikan NPV = 0. Syarat paling utama yaitu ialah IRR >
dari  suku bunga MARR nya.

Untuk memperoleh suatu  hasil akhir dari  sebuah perhitungan IRR, maka kita harus
mencari  terlebih dahulu nilai dari discount rate yang akan  menghasilkan NPV positif.
kemudian  kita  cari discount rate yang  akan menghasilkan NPV negatif.  Berikut ini adalah
Rumus IRR:

Keterangannya :

IRR = Internal Rate of Return

i1 = Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV bernilai (+)

i2 = Tingkat Diskonto yang akan  menghasilkan NPV bernilai (-)

NPV1=Net Present Value yaitu bernilai positif

NPV2= Net Present Value yaitu bernilai negatif

IRR memiliki tiga buah  nilai dimana  pada masing-masing nilai tersebut memiliki
makna tersendiri terhadap suatu  kriteria investasi. Berikut ini untuk lebih jelasnya:
IRR < SOCC, maksutnya bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial.

IRR = SOCC, maksutnya  suatu usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break
even point.

IRR > SOCC, maksutnya yaitu suatu  usaha atau proyek tersebut layak secara finansial.

10.5 Contoh Kasus

10.5.1 Kasus PP
1). Perusahaan PT. ABC mengusulkan proyek investasi dengan dana Rp. 900 juta
dan ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya adalah Rp. 90 juta, berapa
payback periodnya?
Penyelesaian :
Diketahui
Nilai Investasi    = Rp. 900 juta
Proceeds             = Rp. 90 juta

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama

Payback Period = Rp. 900.000.000,- = 10 Tahun


Rp.   90.000.000,-

Jadi nilai Proyek sebesar Rp. 900 juta dapat kembali nilai investasinya dalam waktu 10
tahun 0 bulan.

2). Diketahui rencana proyek investasi dari PT. Jaya Makmur Sentosa senilai Rp. 900 juta
dengan umur ekonomis yang telah ditentukan selama 6 tahun, dan syarat
pengembaliannya selama 2 tahun 5 bulan, dengan arus kas pertahunnya sebagai berikut:
Tahun 1 Rp 450 juta
Tahun 2 Rp 350 juta
Tahun 3 Rp 300 juta
Tahun 4 Rp 250 juta
Tahun 5 Rp 200 juta
Tahun 6 Rp 150 juta
Penyelesaian:

Tahun Arus kas Arus kas kumulatif


1 450.000.000 450.000.000
2 350.000.000 800.000.000
3 300.000.000 1.100.000.000
4 250.000.000 1.350.000.000
5 200.000.000 1.550.000.000
6 150.000.000 1.700.000.000

Diketahui:
a : Rp 900 juta
b : Rp 800 juta
c : Rp 1.100.000.000 ( N+1) = Tahun ke-2 + 1 = tahun ke-3
n : 2 tahun

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda

Pay Back Period  = 2 + Rp. 900.000.000 – Rp. 800.000.000 X 1 tahun


                                    Rp. 1.100.000.000 – Rp. 800.000.000
                           = 2 + Rp 100.000.000 X 1 tahun
                                            Rp 300.000.000
                           = 2,33 atau  2 tahun 4 bulan

Jadi Payback Period sebesar Rp 900.000.000 dengan masa pengembalian selama 2 tahun
5 bulan Layak/Diterima, karena waktu pengembalian yaitu 2 tahun 4 bulan memenuhi
syarat pengembaliannya.

10.5.2 Kasus NPV

Manjemen Perusahaan AAZZ ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan


jumlah produksi produknya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar Rp.
150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk
diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi
pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?

Penyelesaiannya :

Diketahui :

Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0


NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) –
150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24

Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.

Menggunakan Tabel PVIFA

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa NPV juga dapat dihitung dengan
mengggunakan tabel PVIFA. Jika kita memiliki tabel PVIFA ini, perhitungan NPV
menjadi lebih mudah dan cepat.

Berdasarkan tabel PVIFA, angka yang didapat dari suku bunga 12% (r) dan periode 5
tahun (t) adalah sebesar 3.6048. Angka tersebut dimasukan ke rumus NPV dibawah ini :

NPV = (Ct x PVIFA(r)(t)) – C0


NPV = (50 x PVIFA(12%)(5)) – C0
NPV = (50 x 3,6048) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Hasilnya juga sama dengan nilai NPV yang didapat dari rumus NPV pertama yaitu
se30,24 atau Rp. 30,24 juta.
 Analisis NPV

Dari hasil perhitungan contoh soal kita diatas, nilai bersih saat ini atau nilai Net
Present Value (NPV) adalah Positif dengan nilai sebesar Rp. 30,24 juta. Ini berarti Mesin
Produksi yang bersangkutan dapat menghasilkan sekitar Rp. 30,24 juta setelah melunasi
biaya pembelian mesin dan juga biaya bunga. Sesuai dengan perhitungan tersebut, oleh
karena nilai NPV posituf maka dapat diputuskan bahwa rencana investasi pembelian
mesin produksi baru dapat dilanjutkan.

10.5.3 Kasus PI

Seorang pebisnis menganalisis konsdisi usahanya, dimana nilai kas bersih (proceeds)
yang dimiliki dalam satu tahun adalah Rp. 85.500.000. Dari nilai kas yang dikeluarkan untuk
kebutuhan Investasi (Outlays) adalah Rp 55.700.000. Maka, berdasarkan data tersebut hitunglah
profitability index dan tentukan kelayakannya.

Total PV dari Proceeds


PI = Investasi

85.500.000
=
55.700.000

=1,535

Oleh karena PI = 1,535 > 1 maka bisnis tersebut dinyatakan layak


10.5.4 Kasus IRR

Perusahan Zamanria sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi


senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa. Arus kas
yang dihasilkan :
Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000
Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000
Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000

Jika diasumsikan RRR = 10 % berapakah IRR?

Jawab :
Dicoba dengan faktor diskonto 16%
Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 0,8621 = Rp.51.726.000
Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x 0,7432 = Rp37.160.000
Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x 0,6417 = Rp25.668.000
Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x 0,5523 = Rp19.330.500
Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x 0,6419 = Rp17.973.200
___________________________________________________+
Total PV = Rp100.131.700
Investasi Awal = Rp150.000.000
Net Present Value = Rp-49.868.300

Dicoba dengan faktor diskonto 10%


Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 0,9090 = Rp54.540.000
Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x 0,8264 = Rp 41.320.000
Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x 0,7513 = Rp30.052.000
Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x 0,6830 = Rp23.905.000
Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x 0,6209 = Rp17.385.200
____________________________________________________+

Total PV = Rp167.202.200
Investasi Awal = Rp150.000.000
Net Present Value = Rp 17.202.200

Perhitungan interpolasi :
IRR = 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %
IRR = 11,5388 %

Kesimpulan :
Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR > 10%

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiagustini, Ni Luh Putu, 2014, Dasar – dasar Manajemen Keuangan, Udayana Press,
Denpasar.

2. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2010, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi
keenam, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

3. https://proposalusahaku.com/

4. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-npv-rumus-npv-net-present-value/

5. https://id.investing.com/analysis/pengertian-dan-definisi-net-present-value-npv-
200200035

Anda mungkin juga menyukai