Anda di halaman 1dari 15

PSAK 68: PENGUKURAN NILAI WAJAR

TEORI AKUNTANSI (F2)

Dosen Pengampu: 
Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, M.Si., Ak. CA

KELOMPOK 13 :

Sella Lolita                                             (1907531134)


Ni Luh Putu Ayu Kusumaning Dewi (1907531138)
 
 

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Pengertian
Sering sekali kita mendengar istilah nilai wajar / fair value, baik dalam bidang
akuntansi,  bidang perpajakan, maupun bidang lainnya. PSAK 68 mendefinisikan nilai
wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi yang teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran. Dari definisi tersebut kita dapat mencatat beberapa
unsur/elemen nilai wajar, yaitu harga, aset atau liabilitas, transaksi dan pelaku pasar.
Berdasarkan definisi di atas, PSAK 68 menganut exit price dalam menentukan nilai
wajar, yaitu harga untuk melepaskan suatu aset atau liabilitas, bukan harga untuk
memperoleh suatu aset atau liabilitas (entry price).
Nilai wajar adalah pengukuran berbasis pasar, bukan pengukuran yang spesifik atas
suatu entitas . Untuk beberapa aset dan liabilitas, transaksi pasar atau informasi pasar
yang dapat diobservasi dapat tersedia. Ketika harga aset atau liabilitas yang identik tidak
dapat diobservasi, entitas mengukur nilai wajar menggunakan teknik penilaian lain yang
memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan
meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

2. Ruang Lingkup
Pengungkapan yang disyaratkan dalam pernyataan ini tidak disyaratkan untuk hal
sebagai berikut :
a) Transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53: Pembayaran
Berbasis Saham;
b) Transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan
c) Pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar tetapi bukan
merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net realisable value) dalam PSAK
14: Persediaan atau nilai pakai (value in use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset
Pengungkapan tidak diterapkan atas:
a) Aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja;
b) Investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan
PSAK 18: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya; dan
c) Aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi biaya
pelepasan sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset
3. Pengukuran
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi penjualan aset atau
pengalihan liabilitas terjadi di pasar utama (principal market) atau pasar yang paling
menguntungkan (most advantageous market). Pasar utama merupakan pasar dengan
volume dan tingkat aktivitas terbesar untuk aset atau liabilitas. Sedang pasar yang paling
menguntungkan adalah pasar yang memaksimalkan jumlah yang akan diterima untuk
menjual aset atau meminimalkan jumlah yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas
setelah memperhitungkan biaya transaksi dan biaya transportasi. Oleh karena itu, dalam
pengukuran nilai wajar entitas harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang
paling menguntungkan pada tanggal pengukuran, meskipun entitas juga tidak perlu untuk
dapat menjual aset atau mengalihkan liabilitas.
3.1 Aset atau Liabilitas
Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas tertentu. Oleh karena
itu, ketika mengukur nilai wajar entitas memperhitungkan karakteristik aset atau
liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika
menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik
tersebut termasuk, sebagai contoh, hal sebagai berikut :
a) kondisi dan lokasi aset
b) perbatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset .
Dampak pengukuran yang timbul dari suatu karakteristik tertentu akan berbeda
bergantung pada bagaimana karakteristik tersebut akan diperhitungkan oleh pelaku
pasar.
Aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari salah hal
sebagai berikut yaitu,  aset atau liabilitas yang berdiri sendiri (misalnya instrumen
keuangan atau aset nonkeuangan) dan sekelompok aset, sekelompok liabilitas
atau sekelompok aset dan liabilitas (misalnya suatu unit penghasil kas atau
bisnis).
Apakah aset atau liabilitas merupakan suatu aset atau liabilitas yang berdiri
sendiri, sekelompok awet, sekelompok liabilitas atau sekelompok aset dan liabilitas
untuk tujuan pengakuan atau pengungkapan bergantung pada unit akunnya.
3.2 Transaksi
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau liabilitas dipertukarkan
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan
liabilitas pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset
atau mengalihkan liabilitas terjadi :
a) di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut
b) jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk
aset atau liabilitas tersebut
Entitas tidak perlu melaksanakan pencarian menyeluruh atas seluruh pasar yang
ada untuk mengidentifikasi pasar utama, atau jika tidak terdapat pasar utama, pasar
yang paling menguntungkan, namun entitas memperhitungkan seluruh informasi
yang sewajarnya tersedia.
Jika terdapat pasar utama untuk aset atau liabilitas, maka pengukuran nilai wajar
merepresentasikan harga di pasar tersebut, bahkan jika harga di pasar yang berbeda
berpotensi lebih menguntungkan pada tanggal pengukuran.
Entitas harus memiliki akses ke pasar utama pada tanggal pengukuran. Karena
entitas yang berbeda dengan aktivitas yang berbeda dapat memiliki akses ke pasar
yang berbeda, pasar utama untuk aset atau liabilitas yang sama mungkin berbeda
untuk entitas yang berbeda. Oleh karena itu, pasar utama dan juga pelaku pasar
dipertimbangkan dari perspektif entitas, sehingga memungkinkan terdapatnya
perbedaan antara entitas dengan aktivitas yang berbeda.
Meskipun entitas harus dapat mengakses pasar, entitas tidak perlu untuk dapat
menjual aset atau mengalihkan liabilitas tertentu tersebut pada tanggal pengukuran
untuk dapat mengukur nilai wajar berdasarkan harga di pasar tersebut.
3.3 Pelaku Pasar
Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas menggunakan asumsi
yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas
tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik
terbaiknya.
Dalam mengembangkan asumsi tersebut, entitas tidak perlu mengidentifikasi
pelaku pasar yang spesifik. Sebaliknya, entitas mengidentifikasi karakteristik yang
membedakan pelaku pasar secara umum, mempertimbangkan faktor yang spesifik
untuk seluruh hal sebagai berikut :
a) aset atau liabilitas
b) pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau
liabilitas
c) pelaku pasar yang akan melakukan transaksi dengan entitas di pasar
tersebut

3.4 Harga
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di
pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) pada tanggal pengukuran
dalam kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluar) terlepas apakah harga tersebut dapat
diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain.
Harga yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar adalah harga pada tanggal
pengukuran dalam kondisi pasar saat ini, terlepas apakah harga tersebut dapat
diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain.
Harga yang digunakan tidak perlu disesuaikan dengan biaya transaksi, karena biaya
transaksi dicatat sesuai PSAK yang berlaku.
3.5 Teknik Penilaian
Entitas menggunakan teknik produksi yang sesuai dengan keadaan dan ada data
yang memadai guna mengukur nilai wajar, memaksimaikan penggunaan input yang
dapat diobservasi yang relevan dan menggunakan input yang tidak dapat
diobservasi. Tujuannya adalah untuk mengestimasi harga saat transaksi atau
mengalihkan liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran
dalam kondisi pasar saat ini.  Ada tiga pendekatan yang dapat dipakai yaitu
pendekatan pasar, biaya dan penghasilan. 
Dalam berbagai kasus, penggunaan teknik akan berbeda-beda ada yang
menggunakan teknik tunggal, ada yang beberapa teknik  pengukuran. Jika beberapa
teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai, maka hasilnya dievaluasi
kewajaran nilai yang diindikasikan oleh hasil tersebut.  Pengukuran nilai wajar
adalah titik dalam rentang tersebut yang mewakili nilai wajar dalam keadaan
tersebut.
Jika transaksi bernilai wajar pada saat pengakuan awal dan teknik yang
menggunakan input yang tidak dapat diobservasi akan digunakan untuk mengukur
nilai yang wajar dalam periode selanjutnya, maka teknik pengukuran dikalibrasi
sehingga pada saat pengakuan awal hasil dari teknik penilaian akan sama dengan
harga transaksi. Kalibrasi memastikan bahwa teknik penilaian  mencerminkan
kondisi pasar saat ini dan membantu apakah perlu melakukan penyesuaian atau
tidak.
Teknik yang digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan secara
konsisten.  Akan tetapi, suatu perubahan, dapat terjadi jika perubahan tersebut
menghasilkan pengukuran yang sama atau lebih memperlihatkan nilai wajar yang
lebih baik. Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar
penggunaan input yang dapat diobservasi dan menggunakan input yang tidak dapat
diobservasi. 
Dalam beberapa kasus yang relevan entitas dapat memberikan suatu premi atau
diskon.  Akan tetapi, pengukuran nilai yang wajar tidak memasukkan premi atau
diskon yang tidak konsisten dengan unit akun dalam Pernyataan yang mensyaratkan
atau rekomendasi pengukuran nilai wajar. Dalam seluruh kasus, jika terdapat harga
kuotasian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas, maka entitas menggunakan harga
tersebut tanpa diukur ketika mengukur nilai wajar,
Jika ditemui ada harga bid dan harga ask, maka harga dalam bid-ask spread
yang merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan untuk
mengukur nilai wajar, terlepas dari mana input tersebut dikategorikan dalam hirarki
nilai  wajar
Pernyataan ini tidak menentukan penentuan harga tengah pasar (penetapan
harga pasar menengah) atau konvensi harga yang digunakan pelaku pasar sebagai
panduan praktis (praktis) untuk mengukur nilai wajar dalam bid-ask spread. 

4. Penerapan pada Aset Nonkeuangan


Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku
pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dari aset tersebut dengan mempergunakan
aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest best and use), atau menjualnya
kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan
tertinggi dan terbaiknya. Dalam menentukan highest best and use suatu aset
nonkeuangan, entitas mempertimbangkan yaitu penggunaan secara fisik dimungkinkan,
penggunaan secara hukum diizinkan, dan penggunaan layak secara keuangan.
4.1 Penggunaan Tertinggi dan Terbaik untuk Aset Nonkeuangan
Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku
pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam
penggunaan tertinggi dan terbaiknya atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar
lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan
terbaiknya.
Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan memperhitungkan
penggunaan aset yang secara fisik dimungkinkan (physically possible), secara
hukum diizinkan (legally permissible), dan layak secara keuangan (financially
fousible).
Penggunaan tertinggi dan terbaik ditentukan dari perspektif pelaku pasar,
bahkan jika entitas memiliki intensi untuk penggunaan yang berbeda. Akan tetapi,
penggunaan aset nonkeuangan saat ini oleh entitas dianggap sebagai penggunaan
tertinggi dan terbaiknya, kecuali pasar atau faktor lain menunjukkan bahwa
penggunaan yang berbeda oleh pelaku pasar akan memaksimalkan nilai aset
tersebut.
Untuk melindungi posisi kompetitifnya, atau untuk alasan lain, entitas dapat
memiliki intensi untuk tidak secara aktif menggunakan aset nonkeuangan yang telah
diperoleh secara aktif atau entitas dapat memiliki intensi untuk tidak menggunakan
aset berdasarkan penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
4.2 Premis Penilaian untuk Aset Nonkeuangan
Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan menetapkan penilaian yang
digunakan untuk mengukur nilai wajar aset, sebagai berikut :
a) Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat memberikan nilai
maksimum kepada pelaku pasar melalui penggunaan aset tersebut dalam
kombinasi dengan aset lain sebagai satu kelompok atau dalam kombinasi
dengan aset dan liabilitas lain.
b) Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat menyediakan
nilai maksimum kepada pelaku pasar secara tersendiri. Jika penggunaan
tertinggi dan terbaik aset adalah untuk digunakan secara tersendiri, maka
nilai wajar aset adalah harga yang akan diterima dalam transaksi saat ini
untuk menjual aset tersebut kepada pelaku pasar yang akan menggunakan
aset tersebut secara tersendiri aset.
Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan mengasumsikan bahwa aset dijual
secara konsisten dengan unit akun sebagaimana dijelaskan dalam SAK. Hal tersebut
juga bahkan ketika pengukuran nilai wajar tersebut mengasumsikan bahwa
penggunaan tertinggi dan terbaik aset adalah untuk digunakan dalam kombinasi
dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain, karena pengukuran nilai wajar
mengasumsikan bahwa pelaku pasar telah memiliki aset pelengkap dan linbilitas
yang terkait.

5. Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri


Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau liabilitas
monkeuangan, atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri (contohnya kepemilikan
saham yang diterbitkan sebagai pembayaran dalam kombinasi bisnis) dialihkan kepada
pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik
entitas sendiri mengasumsikan hal sebagai berikut :
a) Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan akan
disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Liabilitas tidak akan
diselesaikan dengan pihak lawan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
b) Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku pasar yang
menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait
dengan instrumen tersebut. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan atau
diakhiri pada tanggal pengukuran.
Bahkan ketika tidak terdapat pasar yang dapat diobservasi untuk menyediakan
informasi penentuan harga mengenai pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik
entitas sendiri (contohnya karena pembatasan kontraktual atau pembatasan hukum lain
yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrumen ekultas milik entitas sendiri
tersebut), mungkin terdapat pasar yang dapat diobservasi atas liabilitas atau instrumen
ekuitas milik entitas sendiri tersebut jika dimilild oleh pihak lain sebagai aset (contohnya
obligusi perusahaan atau call option tas saham entitas).
Dalam seluruh kasus, entitas memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi untuk memenuhi tujuan pengukuran nilai wajar, yaitu untuk mengestimasi
harga di mana transaksi teratur untuk mengalihkan liabilitas atau instrumen ekuitas akan
terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini.
Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau instrument ekuitas milik
entitas sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas
milik entitas sendiri yang identik dimiliki pihak lain sebagai aset entitas mengukur nilai
wajar liabilitas utau instrumen ekuitas dari perspektif pelaku pasar yang memiliki
liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik sebagai aset pada
tanggal pengukuran.
Dalam kasus tersebut, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas
sebagai berikut :
a) Menggunakan harga kuotasiun di pasar aktif untuk liabilitas atau instrumen
ekuitas yang identik yang dimiliki pihak lain sebagai aset, jika harga tersebut
tersedia.
b) Jika harga tersebut tidak tersedia, maka menggunakan input lain yang dapat
diobservasi, seperti harga kuotasian di pasar yang tidak aktif untuk liabilitas
atau instrumen ekuitas yang identik yang dimiliki pihak lain sebagai aset.
Entitas menyesuaikan harga kuotasian liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas
sendiri yang dimiliki pihak lain sebagai aset hanya jika terdapat faktor yang spesifik atas
aset tersebut yang tidak dapat diterapkan pada pengukuran nilai wajar liabilitas atau
instrumen ekuitas. Entitas memastikan bahwa harga aset tidak mencerminkan dampak
dari pembatasan yang mencegah penjualan aset tersebut. Beberapa faktor yang dapat
mengindikasikan bahwa harga kuotasian aset perlu untuk disesuaikan termasuk hal
sebagai berikut :
a) Harga kuotasian aset terkait dengan liabilitas atau instrumen ekuitas yang serupa
(tetapi tidak identik) yang dimiliki pihak lain sebagai aset. Sebagai contoh,
liabilitas atau instrumen ekuitas dapat memiliki karakteristik tertentu (contohnya
kualitas kredit penerbit) yang berbeda dari yang tercermin dalam nilai wajar
liabilitas atau instrumen ekultas serupa yang dimiliki sebagai aset.
b) Unit akun aset tidak sama dengan unit akun liabilitas atau instrumen ekuitas.
Sebagai contoh, untuk liabilitas, dalam beberapa kasus harga aset
mencerminkan kombinasi harga untuk paket yang terdiri dari jumlah terutang
dari penerbit dan peningkatan kualitas kredit pihak ketiga. Jika unit akun
liabilitas bukan untuk paket kombinasi, maka tujuannya adalah untuk mengukur
nilai wajar liabilitas penerbit, bukan nilai wajar dari paket kombinasi. Dengan
demikian, dalam kasus tersebut, entitas akan menyesuaikan harga observasian
aset tersebut untuk mengecualikan dampak peningkatan kualitas kredit pihak
ketiga.

6. Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Tidak Dimiliki Pihak Lain sebagai Aset
Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik
entitas sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas
milik entitas sendiri yang identik tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas
mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas menggunakan teknik penilaian dari
perspektif pelaku pasar yang telah menerbitkan klaim atas ekuitas.
Sebagai contoh, ketika menerapkan teknik nilai kini entitas dapat memperhitungkan
salah satu dari hal sebagai berikut :
a) Arus kas keluar masa depan yang diperkirakan akan dikeluarkan pelaku pasar
dalam memenuhi kewajiban, termasuk kompensasi yang disyaratkan pelaku
pasar untuk mengambil alih kewajiban tersebut.
b) Jumlah yang akan diterima pelaku pasar untuk melakukan atau menerbitkan
liabilitas atau instrumen ekuitas yang identik, menggunakan asumsi yang akan
digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga liabilitas atau instrumen
ekuitas yang di pasar utama untuk menerbitkan liabilitas atau instrumen ekuitas
dengan menggunakan persyaratan kontraktual yang sama.

7. Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Dimiliki Pihak Lain sebagai Asset
Ketika harga kuotasian  untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik
entitas itu tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas itu sendiri
yang identik dimiliki pihak lain sebagai aset, nilai wajar diukur dari perspektif pelaku
pasar yang memiliki liabilitas atau instrument ekuitas sebagai asset pada pengukuran.
Jika seperti itu, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas sebagai
berikut:
a) Menggunakan harga kuotasian di pasar aktif (pasar aktif) untuk liabilitas atau
instrumen ekuitas yang identik yang dimiliki pihak lain sebagai aset, jika harga
tersebut tersedia. 
b) Jika harga tersebut tidak tersedia, maka menggunakan input lain yang dapat
diobservasi,
c) Jika harga yang dapat diobservasi dalam seperti yang disebutkan diatas  tidak
tersedia, maka menggunakan teknik penyediaan lain, seperti: pendekatan
penghasilan dan pendekatan pasar.
Entitas menyesuaikan harga liabilitas kuotasian atau instrumen ekuitas entitas
sendiri yang dimiliki pihak lain sebagai aset jika terdapat faktor spesifik atas aset
tersebut yang tidak dapat diterapkan pada penilaian nilai wajar atau instrumen ekuitas.
Ketika entitas menerapkan teknik nilai kini maka dapat dengan memperhitungkan salah
satu dari hal sebagai berikut : arus kas keluar  masa depan yang diperkirakan akan
dikeluarkan pelaku pasar dalam memenuhi kewajiban, dan  jumlah yang akan diterima
pelaku pasar untuk menerbitkan liabilitas atau instrument ekuitas yang identik.

8. Hirarki Nilai Wajar


Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran nilai yang
wajar dan pernyataan yang terkait, Pernyataan ini mengacu pada hirarki nilai wajar yang
mengategorikan dalam tiga tingkat input untuk teknik yang digunakan dalam pengukuran
nilai wajar yaitu input Level 1, input level 2 dan input Level 3. 

8.1 Input Level 1 


Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa survei) di pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik yang dapat diakses saat  tanggal pengukuran. Harga
kuotasian di pasar aktif menyediakan bukti yang paling baik dari nilai yang wajar
dan digunakan tanpa mengukur nilai wajar yang tersedia.
Input Level 1 akan tersedia untuk kebanyakan aset keuangan dan liabilitas
keuangan, beberapa dapat  dipertukarkan di beberapa pasar aktif.  Oleh karena itu,
control  pada Level 1 adalah untuk menentukan dua hal yaitu, pasar utama untuk
aset atau liabilitas dan apakah entitas dapat melakukan transaksi untuk aset atau
liabilitas tersebut.
Entitas tidak membuat penyesuaian terhadap input Level 1 kecuali dalam
beberapa keadaan sebagai berikut:
1. Ketika entitas memiliki aset  atau liabilitas  yang serupa dalam jumlah besar
yang diukur pada nilai wajar dan harga yang wajar dalam pasar aktif
tersedia tetapi tidak dapat diakses untuk setiap aset atau liabilitas tersebut
secara individual. 
2. Ketika kuotasian di pasar aktif tidak merepresentasikan nilai wajar pada
tanggal pengukuran. 
3. Ketika mengukur nilai wajar atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri
Jika ada urutan asetata liabilitas di pasar aktif maka nilai wajar aset atau
liabilitas yang diukur dalam Level  1 sebagai produk dari harga kuotasian untuk aset
atau liabilitas individu dan kuantitas yang dimiliki oleh entitas.  Hal ini berlaku saat
volume perdagangan harian normal di pasar tidak mampu untuk menyerap kuantitas
yang dimiliki, dan menempatkan pesanan untuk menjual dalam transaksi tunggal
dapat mempengaruhi kuotasian tersebut.
8.2 Input Level 2
Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1
yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak
langsung.  Jika aset atau liabilitas memiliki persyaratan (kontraktual) yang spesifik,
maka input Level 2 harus dapat diobservasi untuk total jangka waktu yang
substansial dari aset atau liabilitas tersebut.  Level Input 2 termasuk hal sebagai
berikut :
1. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif. 
2. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau serupa di pasar
yang tidak aktif. 
3. input selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas.
4. input yang mengambil pasar (input yang dikuatkan pasar). 
Penyesuaian terhadap input Level 2 akan beragam, bergantung pada faktor
spesifik atas aset atau liabilitas.  Faktor tersebut termasuk hal sebagai berikut:
kondisi atau lokasi aset;  tingkat di mana yang terkait dengan aset atau liabilitas dan
volume atau tingkat aktivitas di mana input dapat diamati. 
8.3 Input Level 3
Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas.  Hal ini digunakan untuk mengukur nilai wajar  input yang dapat
diobservasi yang relevan tidak tersedia. Pengukuran nilai wajar tetap sama. Oleh
karena itu, input yang tidak dapat diobservasi mencerminkan asumsi yang akan
digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas, termasuk
asumsi  mengenai risiko. 
Asumsi risiko termasuk risiko yang diwariskan dalam teknik pengukuran yang
digunakan untuk mengukur nilai wajar dan risiko yang diwariskan dalam input
untuk teknik.  Pengukuran yang tidak menghitung atas risiko yang tidak akan
mewakili penilaian nilai wajar jika pelaku pasar akan menghitung tabel yang
menentukan harga atau penilaian.
Entitas dapat mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi menggunakan
informasi yang tersedia dalam keadaan tersebut, yang dapat termasuk data milik
entitas sendiri. Dalam mengembangkan masukan yang tidak dapat diobservasi,
entitas dapat memulai dengan datanya sendiri, tetapi perlu menyesuaikan data
tersebut jika informasi yang umum tersedia bahwa pelaku pasar lain akan
menggunakan data yang berbeda atau terdapat suatu hal tertentu pada entitas yang
tidak tersedia bagi pelaku pasar lain. 

9. Pengungkapan
Entitas mengungkapkan dua hal sebagai berikut :
1. untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang atau tidak
berulang dalam laporan keuangan setelah pengakuan awal, teknik pengukuran
dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut. 
2. pengukuran nilai yang wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak
dapat diobservasi yang signifikan (Level 3), dampak dari pengukuran pada laba
rugi atau tahap laporan lain untuk periode tersebut. 
Untuk memenuhi hal tersebutt maka perlu mempertimbangkan seluruh hal sebagai
berikut: tingkat rincian yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan;
berapa banyak yang ditentukan pada setiap persyaratan; berapa banyak penggabungan
atau pemisahan yang perlu dilaksanakan dan apakah pengguna kngran keuangan yang
membutuhkan informasi tambahan untuk mengembangkan informasi yang memerlukan
informasi. Entitas perlu mengungkapkan hal-hal berikut :
1. untuk pengukuran nilai yang wajar dan tidak berulang, pelaporan, dan untuk
pengukuran nilai yang wajar padaakhir periode pelaporan dan untuk pengukuran
nilai wajar tidak berulang alasan utnuk pengukuran.
2. untuk pengukuran nilai yang wajar dan tidak berulang, tingkat hirarki nilai
wajar di mana pengukuran nilai wajar dikategorikan secara total (Level 1, 2 atau
3).
3. untuk aset dan liabilitas yang dimiliki pada akhir periode pelaporan yang
diamati pada nilai yang wajar.
4. untuk pengukuran nilai yang wajar dan tidak berulang yang dikategorikan dalam
Level 2 dan Level 3 hirarki nilai wajar, deskripsi mengenai teknik penilalan dan
input yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar. 
5. pengukuran nilai wajar berulang yang dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai
wajar, rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir, mengungkapkan terpisah
perubahan selama periode.
6. untuk pengukuran nilai wajar berulang yang dikategorikan dalam Level 3
hirarki nilai wajar.
7. untuk pengukuran nilai wajar berulang dan tidak berulang yang dikategorikan
dalam Level 3 hirarki nilai wajar.
8. untuk pengukuran nilai wajar berulang yang dikategorikan dalam Level 3
hirarki nilai wajar:
9. untuk pengukuran nilai yang wajar dan tidak berulang, jika penggunaan
tertinggi dan terbaik aset yang tidak berbeda dari penggunaan saat ini, maka
mengungkapkan fakta tersebut dan mengapa aset yang tidak digunakan dengan
cara yang berbeda dari penggunaan dan terbaiknya. 
Entitas menentukan kelas aset dan liabilitas yang sesuai dengan sifat, faktor dan
risiko aset atau liabilitas dan level hirarki nilai wajar di mana pengukuran nilai wajar
tersebut dikategorikan. Entitas mengungkapkan dan mengikuti kebijakannya secara
konsisten dalam menentukan kapan antarwaktu pada tingkat hirarki nilai wajar telah
terjadi. Kebijakan waktu mengenai wujud aslinya dan untuk perpindahan ke tingkat
tersebut dan untuk keluar dari tingkat tersebut. 
Untuk setiap kelas aset dan liabilitas yang tidak dinilai pada nilai yang wajar dalam
laporan dalam laporan wajar maka untuk aset dan liabilitas tersebut, entitas tidak perlu
menyediakan pengungkapan lain yang disyaratkan oleh Pernyataan ini.Untuk liabilitas
yang diukur pada nilai wajar dan diterbitkan dengan peningkatan kualitas kredit pihak
ketiga yang tak terpisahkan, penerbit mengungkapkan keberadaan peningkatan kualitas
kredit dan apakah hal tersebut telah tercermin dalam pengukuran nilai wajar liabilitas.
Entitas menyajikan pengungkapan kuantitatif yang sudah disyaratkan dalam format tabel
kecuali terdapat format lain yang lebih sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Jenderal Soedirman. 2020. PSAK 68 Bagian 1 Pengukuran Nilai Wajar.


https://accountingunsoed.org/accounting-standar-resume-psak-68/, diakses pada tanggal
19 Agustus 2021.
Universitas Jenderal Soedirman. 2020. PSAK 68 Bagian 2 Pengukuran Nilai Wajar.
https://accountingunsoed.org/accounting-standar-resume-psak-68-2/, diakses pada
tanggal 18 Agustus 2021.
Wahyuni, Ersa Tri. 2017. PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar.
http://feb.mercubuana.ac.id/wp-
content/uploads/2017/03/PSAK_68_nilai_wajar_TOT_IAI_KAPd.pdf, diakses pada
tanggal 18 Agustus 2021.

Anda mungkin juga menyukai