Oleh :
(21) Sella Lolita ( )
1907531134
G. Laba Akuntansi
Laba dapat didefinisikan sebagai kenaikan atau peningkatan kesejahteraan.
Pengukuran laba merupakan informasi penting yang menunjukkan prestasi
perusahaan dari informasi yang berguna sebagai dasar pembagian laba, kebijakan
investasi, dan pembagian hasil. SFAC No 1 menyatakan bahwa informasi laba
berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan
kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba menaksir resiko dalam
meminjam atau investasi.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2007:13) dalam kerangka
penyusunan laporan keuangan laba didefinisikan sebagai peningkatan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan dan
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan bersih
(laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran
yang lain seperti imbalan investasi (return of investment) atau penghasilan per
saham (earning per share) (Dwiati, 2008).
Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk
pengukuran presensi, hasil usaha laba dan posisi keuangan. Pengukuran laba
penting untuk menentukan prestasi perusahaan dan sebagai informasi bagi
pembagian dividen dan penentuan kebijakan investasi. Penghitungan laba rugi
adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk satu
periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini
untuk menentukan probalilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. Perhitungan
laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor
yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus
kas masa depan (Kieso dan Weygandt, 2002 : 149).
Belkaoui (1993) dalam Chariri dan Ghozali (2005 : 214) menyebutkan
bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut:
1) Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal
dari penjualan barang atau jasa
2) Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada
kinerja perusahaan selama satu periode tertentu
3) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan
pendapatan.
4) Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam
bentuk cost historis.
5) Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyani, Rai. D. 2015. Kemampuan Laba, Arus Kas Operasi dalam Memprediksi
Arus Kas Masa Depan. Skripsi.Universitas Udayana. Denpasar.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Kieso, D.E. 2002. Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jakarta: Erlangga.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., dan Warfield, T. D. 2010. Intermediate Accounting
(13th ed.). New Jersey: John Wiley & Sons Asia Pte Ltd.
Raharjo. 2012. Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan
Arus Kas Masa Mendatang.Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Syafriadi, H. 2000. Kemampuan Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi
Earnings dan Arus Kas Masa Depan: Studi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi.
Utami, Dillah. 1999. Muatan Informasi Tambahan Arus Kas dari Aktivitas
Operasi, Investasi dan Pendanaa, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 1.
Wulandari, Made Dwi, dan Sukartha I Made. 2015. Kemampuan Informasi Laba
dan Arus Kas dalam Memprediksi Deviden di Bursa Efek Indonesia.E-
jurnal Akuntansi. Universitas Udayana.
Yaniartha, P. D’yan. 2010. Kemampuan Prediksi Laba dan Arus Kas dalam
Memprediksi Laba dan Arus Kas pada Masa
Mendatang.Skripsi.Universitas Udayana.
Zaki Baridwan. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.