Dosen Pengampu :
Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si.
Kelompok 4
PEMBAHASAN
Hutang jangka pendek adalah hutang yang diperguakan perusahaan dengan jangka
waktu maksimum 1 (satu) tahun terdiri dari hutang dagang, hutang wesel dan kredit jangka
pendek dari bank. Biaya modal masing-masing diuraikan sebagai berikut:
Biaya hutang dagang adalah eksplisit. Bila perusahaan kesempatan mendapatkan cash
discount selama setahun maka biaya eksplisitnya dapat dihitung dengan membandingkan
cash discount yang hilang dengan jumlah rata-rata hutang dagang selama setahun.
Contoh
Cash discount yang hilang selama setahun sebesar Rp 5.000.000 dan hutang dagang rata-
rata sebesar Rp 50.000.000 maka biaya hutang dagang yang eksplisit sebelum pajak
Biaya ini adalah "tax deductible expense" karena bunga modal diperhitungkan sebelum kena
beban pajak, sehingga dengan adanya bunga maka keuntungan yang kena pajak menjadi
lebih kecil.
Biaya penggunaan hutang setelah pajak (after-tax cost of debt) dapat dihitung dengan cara:
Biaya hutang setelah pajak = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)
Misalkan
Tingkat pajak penghasilan 40% maka biaya hutang setelah pajak adalah:
2. Hutang wesel
Hutang wesel mempunyai bunga yang tetap yang dihitung dari harga nominal. Bunga
yang dibayar harus dihubungkan dengan jumlah uang yang diterima atau tersedia secara
efektif untuk digunakan.
Biasanya bank langsung memotong bunga hutang di muka dari jumlah uang yang
diberikan sehingga penerima kredit penerima jumlah uang yang lebih kecil dari hutang
nominal.
Contoh
Misalnya hutang wesel sebesar Rp 1.000.000 dengan bunga 15% per tahun dengan
umur satu tahun. Kita hanya menerima uang sebesar Rp 850.000 (Rp 1.000.000-150.000),
sehingga tingkat bunga yang sebenarnya sebelum pajak adalah :
Bila tingkat pajak sebesar 40% maka biaya setelah pajak adalah:
Prinsip ini juga diterapkan dalam menghitung biaya penggunaan hutang dari kredit
jangka pendek yang diberikan oleh bank.
Contoh
Misalnya bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp 1.000.000 dengan bunga 2%
per bulan selama 8 bulan dengan syarat bahwa jaminan aktiva diasuransikan selama umur
kredit misalnya premi asuransi sebesar Rp 50.000. Jumlah uang yang dibayarkan bank
sebesar Rp 1.000.000 bunga selama 8 bulan + premi asuransi yaitu:
Obligasi dikeluarkan dengan harga nominal per lembar Rp 10.000 dengan umur 10 tahun.
Hasil penjualan obligasi bersih yang dterima sebesar Rp 9.700. bunga atau kupon obligasi
per tahunnya 4%. Berapakah besarnya biaya obligasi tersebut ?
1. Dengan menggunakan rumus shortcut atau atas dasar kira – kira ( approximate
method ). Ada 4 langkah dalam metode ini diantaranya :
a. Mengadakan estimasi jumlah rata – rata dari dana yang tersedia bagi kita
selama 10 tahun
b. Menghitung biaya rata – rata tahunan dari penggunaan dana tersebut
c. Menghitung persentase biaya rata – rata tahunan dari jumlah data rata – rata
yang tersedia
d. Menyesuaikan biaya obligasi itu berdasarkan setelah pajak
Jawaban :
a. Dana rata – rata yang tersedia yang akan digunakan selama 10 tahun :
= 9. 850
b. Biaya ekstra sebesar Rp 300 ( yaitu selisih antara dana yang diterima dengan jumlah
dana yang harus dibayar setelah 10 tahun ). Bila biaya ekstra tersebar merata 10 tahun
maka biaya ekstra per tahun adalah Rp 300 ) ditambahkan pada bunga yang
d. Biaya obligasi juga dapat dihitung dengan rumus pendapatan obligasi yaitu
= 4,36%
e. Langkah terakhir adalah penyesuaian biaya obligasi dengan pajak. Bila tingkat pajak
sebesar 40% maka biaya setelah pajak :
4,36% ( 1 – 0,4 ) = 2,62%
2. Menggunakan pendekatan Present Value ( PV ) atau Metode Accurate
Metode ini mencari tingkat bunga yang menjadikan nilai sekarang dari pembayaran
bunga tahunan sebesar Rp 400 + pembayaran akhir sebesar Rp 10.000 sama dengan
nilai sekarang dari penerimaan sebesar Rp 10.000 sama dengan nilai sekarang dari
penerimaan sebesar Rp 9.700 persamaannya adalah :
Gunakan tingkat bunga 4% dan 6% untuk interpolasi, maka :
Tingkat Bunga 4%
Biaya bunga tahunan selama 10 tahun ( Rp 400 x 8,11 ) Rp 3.244
Pembayaran pokok pada akhir tahun ke 10 ( Rp 10.000 x 0,676 ) Rp 6.760
Rp 10.004
Tingkat Bunga 6%
Biaya bunga tahunan selama 10 tahun ( Rp 400 x 7,36 ) Rp 2.944
Pembayaran pokok pada akhir tahun ke 10 ( Rp 10.000 x 0,55 ) Rp 5.580
Rp 8.524
4% Rp 10.004 Rp 10.004
6% Rp 8.524 Rp 9.700
2% Rp 1.479 Rp 304
Selisih
r = 4% + 0,4% = 4,4%
Saham preferen memiliki sifat antara hutang dengan saham biasa, bersifat hutang karena
mengandung kewajiban tetap untuk membayar dividen preferen dan dalam likuidasi
pemegang saham preferen memiliki hak mendahului dibanding saham biasa. Namun
tidak seperti hutang kegagalan membayar dividen preferen tidak mengakibatkan
pembubaran perusahaan. Risiko saham preferen lebih kecil dari hutang tapi lebih besar
dari saham biasa.
Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham preferen dapat dihitung dengan
membagi dividen per lembar saham preferen (Dp) dengan harga penjualan saham
preferen (Pn)
Contoh:
Misalnya perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai nominal Rp10.000
per lembar dengan deviden sebesar Rp600. Hasil penjualan bersih yang diterima dari
saham preferen tersebut sebesar Rp9.000
Biaya saham preferen sudah berdasarkan atas dasar setelah pajak sehingga tidak perlu
disesuaikan dengan pajak.
400
= 10%
4,000
Berdasarkan rumus di atas maka besarnya “cost of new common stock” dapat dihitung sebagai
berikut :
Contoh soal :
Sebuah perusahaan yaitu PT. Wisatawan memiliki struktur modal sebagai berikut :
Hutang Jangka Panjang Rp 60.000,00
Saham Preferen Rp 10.000,00
Modal Sendiri Rp 130.000,00
Serta biaya penggunaan dari masing-masing sumber tersebut adalah :
Hutang = 6%
Saham Preferen = 7%
Modal Sendiri = 10%
Pajak = 50%
Hitunglah weighted average cost of capital (WACC) dengan menggunakan
jumlah modal rupiah untuk menetapkan weight!
Jawab :
Menghitung WACC dengan menggunakan jumlah modal rupiah
Menyesuaikan pajak dengan biaya hutang : 6% (1-0,5) = 3%
Maka besarnya biaya modal rata-rata tertimbang dari PT.Wisatawan tersebut adalah sebesar
7,75%. Artinya adalah jika kebutuhan dana perusahaan lebih besar dari keseluruhan dana
baru yang telah ditetapkan maka biaya modal akan meningkat sebesar 7,75%.
DAFTAR PUSTAKA
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2014. Manajemen Keuangan. Denpasar : Udayana University
Press.