PENGANTAR BISNIS
FUNGSI PRODUKSI
Dosen : Anak Agung Ayu Sriathi, SE, MM
Kelompok 1
Putu Nanda Puspadewi (1907531017)
I Gusti Ayu Novi Yudiantari (1907531161)
Ni Kadek Dwi Feby Sugiantari (1907531162)
Ida Ayu Renita Sri Naravika (1907531163)
Ni Made Rita Dewi (1907531164)
1
A. Hakikat Fungsi Produksi
Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk
mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan
mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil
produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya.
Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi yang dikenal dengan
“empat tepat” yaitu :
1. Tepat Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga
Perencanaan luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak jumlah
volume produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu. Untuk itulah
maka luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan secara cermat terlebih dahulu.
Adapun faktor – faktor penentu produksi tersebut adalah sebagai berikut:
Suatu model yang dapat kita pergunakan untuk menganalisa ini adalah analisa “Titik Pulang
Pokok” atau “Titik Impas” atau “Break Even Point”. BEP ini akan menggambarkan kondisi
perongkosan produksi serta hasil yang diperoleh dari produksi itu. Dalam hal ini kita harus
membedakan perongkosan produksi itu menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
adalah ongkos yang tidak berubah besarnya meskipun volume produksi bertambah. Misalnya:
biaya gaji pegawai, biaya penyusutan mesin, dan lain sebagainya. Sedangkan biaya variabel
adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti dan tergantung dari besar kecilnya volume
produksi.
2
Perpotongan antar garis total ongkos dengan total hasil merupakan apa yang disebut sebagai
titik impas atau titik pulang pokok atau BEP. Grafik untuk menentukan BEP adalah sebagai
berikut Total hasil
Biaya
(Total Revenue)
Total biaya
(Total Cost)
BEP
Apabila pengusaha dapat memperoleh omset penjualan yang lebih tinggi dari titik BEP itu
maka berarti dia akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya apabila omsetnya hanya kurang
dari titik BEP itu maka dia akan menderita kerugian. Karena BEP adalah titik potong antara
Total Hasil dengan Total Biaya maka kita akan dapat mencari titik BEP tersebut dengan
membuat persamaan garis dari keduanya yaitu:
TR = TC
TR = FC + VC
p.q = FC + v.q
p.q – v.q = FC
(p-v) q = FC
q =
Dimana:
TR = Total hasil
TC = Biaya total
3
p = Harga jual per unit produk
q = Kuantitas barang
Bahan Baku
Pasar
Lahan untuk Ekspansi
Pembangkit Tenaga (Power)
Tenaga Kerja
Fasilitas Transportasi
Dampak Lingkungan
Pada umumnya kondisi lahan di daerah pinggiran kota merupakan daerah yang paling banyak
memenuhi syarat dari beberapa factor tersebut di atas. Apabila didirikan di tengah kota maka
akan banyak mencemarkan lingkungan pemukiman yang berada di tengah kota tersebut.
Sebaliknya apabila terlalu jauh dari kota akan mengakibatkan biaya angkutan barang jadi
untuk di bawa ke pasar yaitu di kota menjadi sangat mahal, selain pembangkit tenaga ataupun
permodalannya menjadi kesulitan.
4
diperuntukkan bagi masing-masing keperluan di atas. Beberapa pertimbangan penting yang
ada dalam mengatur susunan atau layout pabrik ada beberapa macam yaitu :
Bahan dasar yang tersedia harus cukup untuk menjamin kelancaran proses produksi. Agar
tersedianya bahan harus diaadakan proses pembelian bahan baku baik secara besar-besaran
ataupun secara kecil-kecilan. Konsekuensi biaya yang terjadi dalam pengadaan bahan itu ada
dua yaitu:
Biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan pembelian atau
pemesanan bahan bakunya atau dapat dikatakan biaya untuk melakukan kegiatan
pembelian.
Biaya yang harus ditanggung karena kita harus menyimpan bahan yang sudah dibeli dan
belum dipergunakan dalam proses produksi.
Kedua biaya tersebut ditanggung bersama-sama oleh pengusaha. Maka secara bersama akan
membentuk total biaya yang merupakan jumlah dari kedua biaya itu. Ketika biaya
penyimpanan sama besarnya atau berpotongan dengan biaya pemesanan ketika tulah titik
terendah dari total biaya persediaan yang menimbulkan titik EOQ tersebut akan tercapai.
C = cTq
5
Keterangan:
T = Periode (1 tahun)
q = Jumlah pembelian
O= Ro
Keterangan:
Dari formulasi biaya pesan dan biaya penyimpanan itu maka dapat kita perhitungkan
titik EOQ karena titik itu terjadi pada saat biaya simpan sama dengan biaya pemesanan,
mak:
C=O
cTq = Ro
2 Q x 2q
ctq = 2 Ro
q = 2 Ro q= 2 Ro
6
F. Perencanaan Lingkungan Kerja
Dengan lingkungan kerja yang baik, aman serta nyaman maka akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan, termasuk perencanaan lingkungan kerja yaitu perencanaan
terhadap penganturan berbagai fasilitas pelayanan, masalah kondisi kerja dan hubungan kerja
antar karyawan
Bagi perusahaan yang sudah cukup besar dan teratur, maka dapat diselenggarakan jenis
pelayanan bagi karyawan seperti:
2. Kondisi kerja
Dengan kondisi kerja yang nyaman, maka karyawan akan merasa aman dan lebih
produktif dalam bekerja sehari-hari. Hal ini dapat diciptakan perusahaan dari sisi:
Penerangan, penerangan ini dapat berasal dari cahaya matahari maupun dari listrik
atau lampu minyak. Hanya saja yang perlu diperhatikan yaitu agar sinar yang ada
tidak terlalu silau dan sebaliknya juga tidak terlalu redup
Suhu udara, apabila suhu udara terlalu panas maupun terlalu dingin akan
menurunkan kegairahna kerja bahkan bisa menimbulkan kecelakaan maupun
kesalahn dalam bekerja
Suara bising, yang sering timbul dari pengoprasian mesin- mesin dapat dikurangi
dengan cara isolasi, penggunaan alat peredam, pemasangan sistem akustrik atau
pemakaian alat pelindung telinga dari karyawan.
Ruang gerak, penempatan mesin dan alat produksi lain supaya diatur sedemikian
rupa sehinga ruang gerak karyawan dalam bekerja tidak terlalu sempit.
faktor bawaan
faktor pendidikan dan latihan
7
faktor gizi
faktor lingkungan
faktor kemauan untuk bekerjasama
Jadi pimpinan harus mengetahui bagaimana agar faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi.
Hubungan antar karyawan secara individual maupun antar bagian dalam perusahaan perlu
dibina terus menerus, sebab tanpa adanya semangat kerjasama yang baik, mustahil semua
pekerjaan akan diselesaikan tepat pada waktunya disertai kualitas yang baik.
G. Pengendalian Produksi
Pengendalian Produksi adalah rangkaian prosedur yang diarahkan pada semua elemen dalam
proses produksi, antara lain pengendalian bahan, harga beli bahan baku, proses produksi,
standar kualitas produksi, tenaga kerja dan sebagainya sehingga memberikan hasil dengan
ongkos terendah dalam waktu tercepat.
Pengendalian produksi yang dilakukan oleh perusahaan satu dengan yang lain tidaklah sama
tergantung dari sistem kebijakan perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi bisa
dilakukan melalui:
Order Control yaitu perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen
sehingga kegiatan operasionalnya tergantung dari pesanan tersebut.
Tujuan kedua pengendalian tersebut adalah sama, bagaimana jangka waktu arus material
apakah sudah sesuai dengan apa yang direncanakan, demikian pula dengan bagaimana
transportasi dari pabrik proses produksi ke gudang dan dari gudang ke tempat penyimpanan.
Berikut merupakan tahap-tahap pengendalian produksi :
8
Routing adalah sebuah tahapan untuk menentukan alat dan bahan apa saja yang
nantinya akan dipergunakan untuk melakukan proses produksi.
Scheduling adalah sebuah tahapan untuk menentukan kapan akan dimulainya proses
produksi.
Dispatching adalah sebuah tahapan di mana ada surat perintah bagi para anggota
untuk melakukan kegiatan apapun nanti dalam produksi.
Analisis pulang pokok atau Break Even Point merupakan analisis untuk mengetahui apakah
luas produksi yang dapat dibuat perusahaan sudah mendatangkan keuntungan apa malah
justru merugikan.. keadaan pulang pokok adalah keadaan produksi atau penjualan perusahaan
dimana jumlah pendapatan/ penerimaan penjualan sama besarnya dengan jumlah
pengeluaran/biaya. Atau singkatnya tidak untung dan tidak juga rugi. Dalam analisis pulang
pokok ini ada 3 jenis biaya yang biasa dikenal :
Biaya Tetap ( Fixed Cost =FC), adalah biaya yang jumlahnya selalu tetap tidak
terpengaruh oleh besar kecilnya tingkat produksi perusahaan. Contoh biaya tetap ; sewa
gedung atau kantor; penyusutan mesin dan peralatan ; gaji karyawan / self
Biaya Variable ( Variable Cost = VC ), yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan tingkat produksi perusahaan. Ada tiga jenis biaya variable yaitu biaya
variable progresif, biaya variable proporsional, dan biaya variable degresif.
Biaya Semi Variable ( Semi Variable Cost =SVC), yaitu jenis biaya yang sebagian
variable dan sebagian tetap , yang kadang-kadang disebut pula dengan biaya semi tetap /
semi fixed cost.
Di dalam analisis pulang pokok, terdapat asumsi-asumsi yang harus digunakan ;
biaya dalam perusaahaan dapat dibagi dalam golongan tetap dan golongan variable
besarnya biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara proporcional dengan volume
penjualan / volume produksi. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap
sama
harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis
9
perusahaan hanya membuat satu macam produk. Jika dibuat lebih dari 1 macam produk ,
perimbangan hasil penjualan antara masing-masing produk atau salex mix nya adalah
tetap konstan
10