Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 ( DUA)


1. ANJES TATEMA ZEFANYA NDRAHA(222201032 )
2. JELI ASRI SUSANTI ZEBUA (222201204 )
3. VERDIAN C. TELAUMBANUA (222201383)
4. DANIEL SO’AROTA ZEBUA (222201083)

Prodi : Manajemen
M.K : Pengantar akuntansi II
Kelas : MA 2
Semester : 2 (Dua)
Dosen pengampu : Intan Hulu,SE.,M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NIAS
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar.Tujuan utama suatu
perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya perusahaan
serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah
mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.Hal ini
dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja
yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus mengalami
perubahan dan perputaran. Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat
penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah
satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru
diperoleh, diproduksi dan dijual.Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus
dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya
operasi perusahaan.Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk
memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam
pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba
perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan
harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami
peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan
mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan
kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar. Dari
penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi
perusahaan.Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu 6 perusahaan agar
membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan.Menurut prinsip-prinsip
akuntansi persediaan merupakan barang dagang yang disimpan kemudian dijual dalam operasi
normal perusahaan.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Bagaimana model manajemen persediaan tradisional?


2. Bagiamana model manajemen persediaan JIT?
3. Apa itu teori kendala dan bagaimana teori kendala digunakan untuk mengelola
persediaan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah Untuk Memahami Perhitungan
Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL

Berbagai perusahaan menyadari pentingnya mengelola tingkat persediaan untuk


memperoleh keunggulan kompetitif jangka panjang, kulaitas, rekayasa produk, harga, lembur,
kapasitas berlebih, kemampuan untuk merespon pelanggan, waktu tunggu dan profitabilitas
keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Memahami manajemen
persediaan tradisional memberikan latar belakang yang diperlukan untuk memahami
keunggulan metode manajemen persediaan yang digunakan dalam lingkungan manufaktur yang
canggih, seperti JIT dan teori kendala.

B. Biaya Persediaan
Jika persediaan berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya
yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, jika
bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan dan
biaya penyimpanan. Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima
pesanan.Contohnya mencakup biaya pemrosesan pesanan (biaya administrasi dan dokumen),
biaya asuransi untuk pengiriman, dan biaya pembongkaran. Biaya persiapan atau penyetelan
adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk
memproduksi produk atau komponen tertentu. Contohnya adalah upah pekerja bagian produksi
yang tidak terpakai, biaya fasilitas produksi yang tidak terpakai (penghasilan yang hilang), dan
biaya uji coba produksi (tenaga kerja, bahan baku dan overhead). 8 Biaya penyimpanan adalah
biaya-biaya yang menyimpan persediaan contohnya adalah asuransi, pajak persediaan,
keusangan, biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan
ruang penyimpanan persediaan. Biaya pemesanan dan persiapan mempunyai sifat yang sama,
keduanya mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan. Satu-satunya
perbedaan terletak pada sifat aktivitas sebelum perolehan (mengisi formulir dan menempatkan
pesanan versus menyiapkan peralatan dan fasilitas). Jika permintaan tidak diketahui dengan
pasti, maka akan timbul kategori keiga dari biaya persediaan yang disebut biaya habisnya
persediaan. Biaya habisnya persediaan adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat
menyediakan produk ketika diminta pelanggan.Contohnya penjualan yang hilang, biay
ekspedisi, serta biaya akibat produksi yang terganggu.
C. Alasan Tradisional Untuk Memiliki Persediaan

Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang berkaitan


dengan persediaan.Namun, meminimalkan biaya penyimpanan mendukung pemesanan atau
produksi dalam jumlah kecil, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan mendukung
pemesanan dalam jumlah besar dan jarang (meminimalkan biaya persiapan mendukung operasi
produksi dalam waktu yang lama dan jarang).Jadi, meminimalkan biaya penyimpanan
mendorong jumlah persediaannya sedikit atau bahkan tidak ada.Sementara itu, meminimalkan
biaya pemesanan atau biaya persiapan mendorong jumlah persediaan yang besar. Kebutuhan
unuk menyeimbangkan dua kelompok biaya tersebut agar total biaya penyimpanan dan
pemesanan dapat di minimalkan adalah salah satu alas an perusahaan memilih untuk
menyimpan persediaan. Masalah ketidakpastian permintaan adalah alasan utama kedua untuk
memiliki persediaan.Persediaan komponen dan bahan mentah sering dipandang perlu karena
ketidakpastian pasokan. Jadi, persediaan penyangga untuk komponen dan bahan baku
diperlukan untuk menjaga aliran produksi bila terjadi keterlambatan pengiriman atau 9
berhentinya pengiriman (pemogokan, cuaca yang buruk, dan kebangkrutan adalah
contohcontoh kejadian tidak pasti yang dapat menyebabkan terputusnya pasokan).

D. Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) : Model Persediaan Tradisional

Kuantitas pesanan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan asumsikan permintaan
diketahui. Dalam menentukan kuantitas pesanan atau ukuran lot produksi, manajer hanya perlu
memperhatikan biaya pemesanan (persiapan) dan penyimpanan. Total biaya pemesanan
(persiapan) dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut:

TC =PD/Q + CQ/2

= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan

Dimana:

TC= Total biaya pemesanan (atau persiapan) dan biaya penyimpanan

P= Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan (atau biaya persiapan pelaksanaan
produksi)

D= Jumlah permintaan tahunan yang diketahui

Q= Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan (atau ukuran lot produksi)

C= Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama 1 tahun

Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap organisasi yang memiliki
persediaan, termasuk perusahaan eceran, jasa, dan manufaktur. Tentu saja, model biaya
persediaan yang menggunakan biaya persediaan dan ukuran lot sebagai input hanya berklaku
untuk perusahaan yang memproduksi sendiri persediannya (komponen atau barang jadi). Agar
dapat mengilustrasikan aplikasinya bagi organisasi jasa, asumsikan nilainilai berikut diterapkan
untuk sebuah komponen yang digunakan dalam reparasi lemari es (komponen itu dibeli dari
pemasok eksternal).

10 D= 10.000 unit

Q= 1.000 unit

P= $ 25 per pesanan

C= $ 2 per unit

Pembagian antara D dan Q menghasilkan jumlah pesanan per tahun, yaitu sebesar 10
(10.000/1.000).mengalihkan jumlah pesanan per tahun dengan biaya pemesana dan penerimaan
pesanan (D/QxP) menghasilkan

total biaya pemesanan sebesar $250 (10x$25). Total biaya penyimpanan selama 1 tahun
adalah CQ/2;persamaan ini ekuivalen dengan perkalian persediaan rata-rata yang dimiliki (Q/2)
dengan biaya penyimpanan per unit (C untuk pesanan sebnayak 1.000 unit dengan biaya
penyimpanan sebesar $2 per unit, persediaan rata-rata adalah 500 (1.000/2) dan biaya
penyimpanan untuk tahun tersebut adalah $1.000 (500x$2). (mengasumsikan persediaan rata-
rata adalah Q/2 sama dengan mengasumsikan persediaan di konsumsi secara merata) Dengan
menerapkan persamaan 4.1 total biaya adalah $1.250 ($250 + $1000) namun, kuantitas pesanan
sebanyak 1000 dengan total biaya $1.250 mungkin bukan merupakan pilihan terbaik.

E. Menghitung EOQ
Karena EOQ adalah kuantitas yang minimalkan persamaan 14.1 rumus untuk
menghitung kuantitas ini dapat diturunkan dengan mudah.

Q= EOQ =√2𝑃�𝐷�/𝐶�

Dengan menggunakan data dari contoh sebelumnya, EOQ dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan 14.2

EOQ =√(2𝑥�$25𝑥�10.000)/$2 11

=√250.000 =500

Memasukkan 500 sebagai nilai Q ke persamaan 14.1 menghasilkan total biaya sebesar
$1.000

Jumlah pesanan yang akan di lakukan menjadi 20(10.000/500) jadi,total biaya


pemesanan adalah $500 (20x$25). Persediaan rata-rata adalah 250 (500/2) dengan total biaya
penyimpanan sebesar $500 (250x$2). Perhatikan bahwa biaya penyimpanan sama dengan biaya
pemesanan. Hal ini selalu berlaku untuk model EOQ yang sederhana, seperti yang di uraikan
pada persamaan 14.2

Perhatikan pula bahwa kuantitas pesanan sebesar 500 lebih murah dari pada kuantitas
pesanan sebesar 1000 ($1000 dibandingkan $1.250.
F. Titik Pemesanan Kembali

Adalah titik waktu dimana sebuah pesanan hal baru harus dilakukan (atau persiapan
dimulai. HalIni merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu, dan tingkat dimana persediaan hamper
habis. Waktu tunggu adalah waktu yang di perlukan untuk menerima kuantitas pesanan
ekonomis setelah pesanan dilakukan atau pesiapan di mulai. Mengetahui tingkat penggunaan
dan waktu tunggu akan memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali yang
memenuhi tujuan berikut.

ROP (reorder point) = tingkat penggunaan x waktu tunggu

Asumsikan produsen menggunakan 50 komponen per hari dan waktu tunggunya adalah
4 hari.Jika demikian, sebuah pesanan harus ditempatkan ketika tingkat persdiaan komponen
lemari es turun hingga 200 unit (4x50). 12

Ketidak pastian permintaan dan titik pemesanan kembali jika permintaan atas
komponen atau produk tidak diketahui dengan pasti, maka persediaan mungkin habis sebagi
contoh , jika komponen lemari es digunakan pada tingkat 60 komponen per hari (bukanya 50)
maka perusahaan akan menggunakan 200 komponen selama 3 seper 3 hari. Untuk menghindari
hal ini, organisasi sering memilih untuk menyimpan persediaan pengaman.Persediaan
pengaman adalah persediaan extra yang di simpan sebagai jaminan atas fruktuasi
permintaan.Persediaan pengaman dihitung melalui perkalian waktu tunggu dengan selisih
antara tingkat penggunaan maksimal dan tingkat rata-rata penggunaan titik sebagai contoh, jika
penggunaan maksimal komponen lemari es 60 unit per hari, rata-rata penggunaan adalah 50
unit per hari.Dan waktu tunggu ada 40 hari, maka persediaan pengaman di hitung sebagai
berikut.

Penggunaan maksimal 60

Rata-rata penggunaan 50

Selisih 10

Waktu tunggu x4

Persediaan pengamanan 40

Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dihitung sebagai


berikut.

ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan x waktu tunggu) + persediaan pengaman

Pada contoh komponen lemari es, titik pemesanan kembali untuk persediaan dengan
persediaan pengaman dihitung sebagai berikut.

ROP = (50 x 4) + 40 = 240 unit

Jadi secara otomatis, pesanan ditempatkan ketika tingkat persediaan turun menjadi 240 unit.
G. EOQ dan Manajemen Persediaan

Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai system just in
case.Pada beberapa situasi, sistem persediaan just in case benar-benar sangat tepat.Sebagai
contoh, rumah sakit memerlukan persediaan obat resep, obat-obatan, dan perlengkapan penting
lainnya sepanjang waktu untuk menangani situasi darurat.Model EOQ berguna untuk mengatasi
masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan
pengaman.Pentingnya model EOQ bagi banyak perusahaan industry di AS dari jaman dulu
dapat di apresiasikan secara lebih baik dengan memahami sifat lingkungan manufaktur
tradisional.

H. MANAJEMEN PERSEDIAAN JIT


Perusahaan asing menawarkan produk berkualitas lebih tinggi dan berharga lebih
rendah fitur khusus sehingga menviptakan tekanan berat pada perusahaan domestic yang
memiliki batch besar dan biaya persiapan yang tinggi untuk meningkatkan kualitas dan
keanekaragaman produk sambil mengurangi total biaya secara simultan. Tekanan persaingan ini
telah menyebabkan perusahaan meninggalkan model EOQ dan beralih ke pendekatan just-in-
time untuk proses manufaktur dan pembelian.

Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system berdasarkan tarikan
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang
membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang ada, bukan didorong
kedalam system pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.Jit adalah
pendekatan manufaktur yang memproduksi barang berdasarkan permintaan yang sesungguhnya
ada, bukannya berproduksi dengan jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi permintaan. Dalam
pull system, permintaan pelanggan menarik bahan baku untuk masuk proses produksi. Prinsip
yang sama digunakan dalam proses. Setiap aktivitas produksi hanya dilakukan jika diperlukan
untuk memenuhi permintaan aktivitas berikutnya. Bahan baku atau suku cadang tersedia hanya
pada waktu dibutuhkan untuk aktivitas produksi sehingga permintaan tetap dapat dipenuhi. 14

JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu:

1. Untuk meningkatkan laba, dan


2. memperbaiki posisi bersaing perusahaan.

I. Karakteristik dasar JIT


Hansen & Mowen (2005:479) menyatakan ada beberapa karakteristik dasar Just In
Time (JIT):

a. Tata letak pabrik

Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu pola sel
manufaktur. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan,
biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.Mesin-mesin diatur sehingga mereka dapat
digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara berurutan.Tiap sel dipersiapkan untuk
menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu.Produk dipindah dari satu mesin ke yang
lainnya dari awal hingga selesai.Para pekerja ditugaskan pada sel-sel dan dilatih untuk
mengoperasikan semua mesin dalam sel.

b. Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan

Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki pengaruh pada
relokasi dukungan pelayanan pada sel. Sebagai tambahan dari pekerjaan produksi langsung,
para pekerja sel dapat melakukan tugas persiapan, memindahkan barang setengah jadi dari
bagian ke bagian lain dalam sel, melakukan perawatan pencegahan dan perbaikan kecil,
melakukan inspeksi kualitas, dan melakukan tugas pembersihan. Kemampuan multitugas ini
secara langsung berhubungan pada pendekatan tarikan melalui produksi. 15

c. Total quality control

Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada pengelolaan kualitas.
Total quality control pada intinya adalah suatu pengerjaan tanpa henti untuk suatu kualitas
sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.

d. Ketelusuran biaya overhead

Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada
produk individual: penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga
metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga, lebih disukai daripada
dua metode lainnya.

e. Pengaruh persediaan J

ust In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah.
Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikan dari persediaan adalah vital bagi kesuksesan
Just In Time.Just In Time (JIT) menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi dari
masalah-masalah ini. Bahkan, persediaan tidak hanya dipandang sebagai pemborosan namun
sebagai sesuatu yang langsung berhubungan dengan kemampuan

J. Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional.

 Biaya persiapan dan penyipanan :

pendekatan JIT JIT merupkan pendekatan untuk meminimalkan total biaya


penyimpanan dan biaya persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan
tradisional mengakui keberadaan biaya persiapan, kemudian menentukan kuantitas pesanan
yang merupakan perimbangan terbaik dari dua kategori biaya. Di lain pihak, JIT tidak
menerima biaya persiapan (atau pemesanan). Justru sebaliknya, JIT mencoba menekan biaya-
biaya ini sampai nol. Jika biaya persiapan dan biaya pemesanan menjadi tidak signifikan, maka
biaya yang tersisa untuk dikurangi adalah biaya penyimpanan yang dicapai dengan mengurangi
persediaan sampai ketigkat yang sangat rendah.Pendekatan ini yang menjelaskan dorongan
untuk persediaan nol dalam system JIT.
 Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran
Data Elektronik dan JIT II.

Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih fungsi


manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan dan berapa
banyak persediaan yang harus dipesan kembali. Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk
awal dari perdagangan elektronik yang pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari
pengiriman informasi dari komputer ke komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan
kontrak terbuka, jangka panjang yang dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak abadi
tidak memiliki tanggal berakhir, tidak membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan
resiko permintaan bagi pemasok.

 Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT

Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi


kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh tempo bukan dengan
menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis.

 Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses : Pendekatan JIT


Kebanyakan

penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan : kegagalan mesin,
kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku atau subperakitan.
Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua masalah tersebut.

a. Pemeliharaan Pencegahan Total. Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan


pencegahan total. Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan,
sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari.
b. Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia ketika
dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah
sistem informasi yang mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu.
Kanban penarikan merinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses
sebelumnya. Kanban produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses
sebelumnya. Kanban pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok agar
menyerahkan lebih banyak komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.

 Keterbatasan JIT

JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera.
Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di sini dibutuhkan
kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan – namun ini bukan berarti
ia mudah atau sederhana untuk diterapkan. Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi
yang dilakukan terlihat bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat
menyebabkan arus kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja
produksi. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk
menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap,
adalah teori kendala (TOC).
DAFTAR PUSTAKA

http://zetzu.blogspot.nl/2012/02/teori-kendala-theory-of-constraint.html

http://prianttaruh.blogspot.nl/2016/01/makalah-manajemen-persediaan-inventory.html

http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.co.id/2012/08/makalah-manajemenpersediaan.html

Anda mungkin juga menyukai