Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN PERSEDIAAN
AKUNTANSI MANAJEMEN

Kelas : Akuntansi/III/B
DISUSUN OLEH :
Febi Yolanda Putri Pane (225310672)
Lorencia Ayu Lestari (225310622)
Najwa Muhansa Rizki(225310594)
Tiara Amanda Putri Juleita(225310554)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "MANAJEMEN
PERSEDIAAN".Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

PEKANBARU,8 OKTOBER 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manajemen persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva
lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan,
menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “opportunity
cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan). Demikian pula,
bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-
biaya dari terjadinya kekurangan bahan.

Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun
eksternal. Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau
produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang
menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan
istilah persediaan keluaran produk (product output), dimana hampir semua orang
mengidentifikasi secara cepat sebagai persediaan.

Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya yang berkaitan
dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan dapat dicapai dengan memesan
atau memproduksi dalam ukuran lot yang kecil, sedangkan untuk meminimalkan biaya
pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan yang besar dan jarang (meminimalkan
biaya penyiapan dengan melaksanakan produksi yang lama dan sedikit). Masalah utama
persediaan bahan baku adalah penetapan jumlah pesanan ekonomis (economic order
quantity). Model jumlah pesanan ekonomis berusaha menjawab pertanyaan berapa jumlah,
harga dan kapan bahan baku dipesan agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapat minimal.
Dalam hal produksi massal suatu jenis komponen, masalah yang harus dipecahkan mirip
dengan jumlah pesanan ekonomis. Dalam hal ini komponen harus dibuat lebih dahulu dengan
kecepatan pembuatan yang tetap untuk digunakan dalam proses produksi lebih lanjut.

Terkait dengan uraian diatas, pada umumnya setiap perusahaan selalu mempunyai
persediaan bahan baku dalam keadaan dan jumlah yang berbeda-beda untuk mendukung
kelancaran peruses produksinya. Hal-hal yang mempengaruhi dalam mengadakan persediaan
yaitu ketersediaan modal atau anggaran pembelian, pola permintaan dari konsumen, serta
kebijakan dari perusahaan. Penentuan jumlah persediaan cadangan (safety stock) untuk
mengantisipasi timbulnya lonjakan jumlah permintaan dan cacat produksi hanya ditentukan
dengan perkiraan atau kemungkinan (probabilitas). Hal tersebut akan berpengaruh terhadap
total biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan persediaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang Dimaksud Dengan Manajemen Persediaan Tradisional?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Persediaan JIT?

1.3 TUJUAN MASALAH


1.Menjelaskan Manajemen Persediaan Tradisional
2. Menjelaskan Manajemen Persediaan JIT
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Persediaan Tradisional


Pengelolaan persediaan merupakan salah satu strategi untuk memperoleh keunggulan
bersaing untuk jangka panjang. Bagi perusahaan yang memiliki tingkat persediaan yang lebih
tinggi dari pesaingnya biasanya cenderung memiliki posisi kompetitif yang lebih rendah.
Tentunya untuk itu kita perlu memahami kebijakan manajemen persediaan untuk membantu
mendapatkan keunggulan bersaing bagi perusahaan merupakan fokus pada pembahasan ini.

Biaya terkait persediaan

Permintaan akan sebuah produk atau bahan baku dalam satu periode waktu tertentu (satu tahun)
itu diketahui secara pasti maka berhubungan dengan persediaan terdapat dua biaya utama yaitu:

1. Persediaan yang bersumber dari luar perusahaan, Maka biaya terkait yaitu Biaya
pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost)
2. Persediaan yang bersumber dari dalam perusahaan, Maka biaya terkait yaitu biaya set up
dan biaya penyimpanan

Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima sebuah pesanan, contoh
biaya pesan Ponpes pesanan biaya biaya untuk penuh menerima pesanan.

Biaya penyimpanan adalah biaya biaya untuk memelihara dan menyimpan persediaan Contohnya
yaitu biaya asuransi, pajak persediaan, keuangan, biaya peluang dari dana yang terikat dari
persediaan biaya Penanganan dan tempat penyimpanan.
Namun jika persediaan tersebut tidak diketahui secara pasti berapa kebutuhannya Maka timbul
biaya yang disebut dengan biaya kehabisan persediaan (stockout costs).

Biaya karena kehabisan persediaan adalah biaya Karena produksi tidak tersedia saat diminta oleh
seorang pelanggan atau biaya karena tidak memiliki bahan baku saat diperlukan untuk produksi.
Contohnya adalah kehilangan penjualan baik saat ini maupun masa yang akan datang, biaya
mempercepat produksi seperti beban transportasi yang meningkat, lembur dan sebagainya dan
biaya dari terganggunya produksi misalnya para pekerja yang menganggur.

Berikut alasan-alasan umum untuk menyimpan persediaan:

 untuk menyeimbangkan buaya pemesanan atau setup dan biaya penyimpanan


 Untuk memenuhi Permintaan pelanggan misalnya memenuhi tanggal pengiriman
 Untuk menghindari penghentian fasilitas produksi karena
o Kerusakan mesin
o Suku cadang yang rusak
o Suku cadang yang tidak tersedia
o Pengiriman suku cadang yang terlambat

 Untuk menyangga terhadap proses produksi yang tidak handal


 Untuk mengambil keuntungan dari potongan harga
 Untuk lindung nilai terhadap kenaikan harga pada masa depan

Economic Order Quantity: Model Persediaan Tradisional

Ada dua hal pertanyaan besar yang harus diajukan pada saat perusahaan memutuskan untuk
menyimpan persediaan.

Berapa jumlah yang harus dipesan?

Dan kapan pesanan seharusnya ditempatkan?

Untuk memilih kuantitas yang dipesan manajer cukup memperhatikan biaya pesanan dan biaya
penyimpanan. Rumus untuk menghitung kedua biaya tersebut adalah

Total biaya terkait persediaan = Blaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan


Biaya Pemesanan = Jumlah per Tahun x Blaya Menempatkan Sebuah Pesanan

Jumlah Unit Persediaan Rata-rata = Jumlah yang Dipesan

Biaya Penyimpanan = Jumlah unit Persediaan Rata-rata x Biaya Penyimpanan Satu unit dalam
persediaan

Contoh 4.1:

PT SAS menjual beberapa merek mesin cuci dan menyediakan layanan purna jual untuk merek-
merek mesin cuci tersebut. Suku cadang S5X digunakan untuk memperbaiki pompa air setiap
tahun 10.000 unit Suku Cadang S5X digunakan saat ini suku cadang tersebut dibeli dari pemasok
di luar perusahaan jumlah unit yang dibeli setiap pemesanan adalah 1.000 unit biaya untuk
menempatkan setiap pesanan bagi mesin cuci adalah Rp 25 dan biaya penyimpanan Rp2 per
suku cadang per tahun

Diminta:

1. Berapakah jumlah pesanan untuk suku cadang S5X yang ditempatkan oleh PT SAS per tahun?

2. Berapakah total biaya pesanan suku cadang S5X per tahun?

3. Berapakah total biaya penyimpanan suku cadang S5X per tahun?

4. Berapakah total biaya dari kebijakan persediaan PT Sas untuk suku cadang S5X per tahun?

Jawab:

Jumlah Pesanan = Jumlah Unit yang digunakan dalam Setahun/Jumlah Unit setiap kali Pesanan
ditempatkan

10.000/1.000

10 pesanan / tahun

Total biaya pemesanan = Jumlah Pesanan X Biaya per Pemesanan


10 Pesanan X Rp 25

= Rp 250.

Total Biaya Penyimpanan = Jumlah Unit dalam Persediaan Rata-rata X Biaya Penyimpanan Satu
unit Persediaan

= (1,000/ 2) X Rp 2.

= Rp 1.000

Total Biaya Terkait Persediaan = Total Biaya Pemesanan + Total Biaya Penyimpanan

= Rp 250+ Rp 1000.

= Rp 1.250.

Idealnya jumlah minimum yang disimpan adalah nol, jumlah yang dimiliki perusahaan sesaat
sebelum pesanan baru diterima oleh karena itu jumlah rata-rata dalam persediaan adalah Jumlah
maksimum ditambah jumlah minimum dibagi dengan dua:

Persediaan Rata-rata = Jumlah Maksimum-Jumlah Minimum / 2

Total biaya dari kebijakan terkini PT SAS adalah Rp 1.250, namun kuantitas pemesanan
sebanyak 1.000 unit dengan total biaya sebesar Rp 1.250. mungkin bukan pilihan yang terbaik.
Beberapa kuantitas pemesanan mungkin menghasilkan total biaya lebih rendah. Tujuannya
adalah untuk menemukan kuantitas pesanan yang akan menimbulkan total biaya. Jumlah unit
dalam kuantitas pesanan dengan ukuran optimal disebut dengan Economic Order Quantity
(EOQ) oleh karena adalah kuantitas yang akan meminimalkan total biaya yang terkait dengan
persediaan rumusnya sebagai berikut:

EOQ=√2X COX D/CC

Ket:

EOQ Jumlah Unit optimal yang dipesan pada suatu waktu

CO Jumlah Unit optimal yang dipesan pada suatu waktu

D Permintaan tahunan atas satu produk dalam unit


CC Biaya penyimpan satu unit dalam persediaan selama setahun

Contoh 4.2:

Merujuk pada kasus PT SAS maka diminta:

1. Berapakah EOQ untuk suku cadang S5X?


2. Berapakah jumlah pesanan pertahun untuk Suku Cadang S5X yang akan ditempatkan
oleh PT SAS dengan kebijakan S5X?
3. Berapakah total biaya pemesanan tahunan dan Suku Cadang S5X selama setahun dengan
kebijakan EOQ?
4. Berapakah total biaya penyimpanan tahunan dari Suku Cadang SSX selama setahun
dengan kebijakan EOQ?
5. Berapakah total biaya terkait persediaan tahunan untuk Suku Cadang S5X dengan
kebijakan EOQ?

Jawab

1. EOQ = sqrt(2XCOXD / C * C)

= sqrt 2XRp * 25 * 10 / R p2

= sqrt(500/2)

= 500 unit

2. Jumlah Pesanan = Jumlah unit yang digunakan setahun /Jumlah unit dalam setiap pemesanan

= 10/500

= 20 pemesanan per tahun

3. Total Biaya Pemesanan = Jumlah Pesanan x Blaya Per Pemesanan

= 20 Pesanan x Rp 25

= Rp 500
4. Total Biaya Penyimpanan = Jumlah Unit dalam persediaan Rata- rata x Biaya Penyimpanan
satu unit dalam persediaan

= (500/2) * Rp * 2

= Rp 500

5. Total baya terkait persediaan = Total biaya pemesanan total biaya penyimpanan

= Rp 500 +Rp 500

= Rp 1.000

Dari 2 contoh yang diberikan kita dapat melihat bahwa kuantitas pemesanan dengan model EOQ
sebesar 500 memilio biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan kuantitas pesanan standar
sebesar 1000 (Rp 1.000 dari Rp 1.250)

Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Titik pemesanan kembali adalah titik dalam waktu saat pemesanan baru harus ditempatkan (atau
setup dimulai). Titk pemesanan kembali adalah fungsi dan EOQ. Lead time dan tingkatan
penggunaan persediaan Lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menerima kuantitas
pesanan ekonomis setelah pesanan ditempatkan atau setup dimulai.

Untuk menghindari biaya yang muncul karena tidak memiliki persediaan yang dibutuhkan
(Stockout costs) dan untuk meminimalkan biaya penyimpanan, sebuah pesanan seharusnya
ditempatkan sehingga pesanan tersebut tiba saat sebelum unit berakhir dalam persediaan yang
digunakan

Titik Pemesanan Kembali Tingkat Penggunaan X Lead Time

Contoh 4.3:
PT SAS menjual beberapa merek mesin cuci dan menyediakan layanan purna jual untuk merek-
merek mesin cuci tersebut Suku cadang S5X digunakan untuk memperbaiki pompa air. Setiap
tahun, 10.000 unit Suku Cadang S5X digunakan saat ini, Suku Cadang SSX digunakan sebanyak
40 unit per hari. Dibutuhkan waktu 5 hari untuk waktu 5 han untuk PT SAS sejak pesanan
ditempatkan sampai dengan pesanan tersebut tiba.

Diminta:

Hitunglah Titik Pemesanan

Jawab

Titik Pemesanan = Penggunaan Harian X Lead Time

Titik Pemesanan = 40 X 5 Hari

= 200 unit

Persediaan Pengaman (Safety Stock) Adalah tambahan persediaan yang disimpan untuk
bertindak sebagai jaminan terhadap perubahan dalam permintaan Persediaan pengaman dihitung
dengan mengalikan lead time dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimum dan
penggunaan rata-rata.

Persediaan Pengaman = (Penggunaan Harian Maksimum - PenggunaanHarian Rata-rata) X Lead


Time

Contoh 4.4:

PT SAS menjual beberapa merek mesin cuci dan menyediakan layanan purna jual untuk merek-
merek mesin cuci tersebut. Suku cadang S5X digunakan untuk memperbaiki pompa air. Setiap
tahun, 10,000 unit Suku Cadang S5X digunakan saat ini, Suku Cadang S5X digunakan sebanyak
40 unit per hari. Namun, untuk beberapa han, sebanyak 50 unit digunakan setiap harinya.
Dibutuhkan waktu 5 hari untuk PT SAS sejak pesanan ditempatkan sampai dengan pesanan
tersebut tiba.

Diminta:
1. Hitunglah jumlah persediaan pengaman

2. Hitunglah titik pemesanan kembali dengan persediaan pengaman

Jawab:

1. Persediaan Pengaman = (Penggunaan Harian Maksimum - Penggunaan Harian Rata- rata)


x Lead Time
=(50-40) x 5 hari
= 50 unit
2. Titik Pemesanan kembali = (Penggunaan Harian Maksimum X Lead Time)
= 50 unit x 5 hari
=250 unit

Atau

Titik pemesanan Kembali = (Penggunaan Harian Maksimum X Lead Time)+Persediaan


Pengaman

= (40 x 5 hari)+50

= 250 unit

4.2 Manajemen Persediaan JIT

Beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh metode JIT:

1. Dianggap sebagai sebuah program yang menyederhanakan tetapi tidak berarti bahwa JIT
bersifat sederhana dan mudah untuk diterapkan.

2. Membutuhkan waktu untuk membangun hubungan yang baik dengan Pemasok.

3. Penelitian menunjukkan bahwa pengurangan cadangan persediaan yang tajam berefek


terhadap alur kerja para produksi

4. Tidak adanya persediaan sebagai cadangan jika terjadi gangguan produksi.

5. Jika permintaan meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasokan persediaan
pengecer maka pengecer tidak mampu membuat penyesuaian pesanan dengan cepat untuk
menghindari hilangnya penjualan dan mengganggu pelanggan.
BAB III

PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Dari pemaparan materi diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam melakukan pengelolaan persediaan
merupakan salah satu strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing jangka panjang. Adapun hal yang
perlu kita pahami dalam mengambil kebijakan manajemen persediaan untuk membantu mendapatkan
keunggulan bersaing bagi perusahaan yaitu, biaya terkait persediaan dan biaya pemesanan. Biaya terkait
persediaan dibagi menjadi dua yakni, persediann yang bersumber dari luar perusahaan dan persediaan
yang berasal dari dalam perusahaan. Sedangkan biaya pemesanan adalah biaya biaya untuk menempatkan
dan menerima sebuah pesan.

Selanjutnya, biaya karena kehabisan persediaan adalah biaya karena produksi tidak tersedia saat diminta
oleh seorang pelanggan atau biaya karena tidak memiliki bahan baku saat diperlukan untuk produksi.

Selain itu, juga terdapat manajemen persediaan JIT yang terdapat beberapa keterbatasan yang dimiliki
oleh metode ini diantaranya, dianggap sebagai sebuah program yang menyederhanakan tetapi tidak berarti
bahwa jit bersifat sederhana, membutuhkan waktu untuk membangun hubungan yang baik dengan
pemasok, pengurangan cadangan persediaan yang tajam berefek terhadap alur kerja para produksi, tidak
adanya persediaan sebagai cadangan jika terjadi gangguan produksi, dan jika permintaan meningkat jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan pasokan persediaan pengecer maka pengecer tidak mampu membuat
penyesuaian pesanan dengan cepat untuk menghindari hilangnya penjualan dan mengganggu pelanggan.

3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan:

1. Penulis mengharapkan makalah ini bisa menjadi salah satu referensi dalam belajar mengenai
manajemen persediaan.
2. Pembaca diharapkan dapat memahami perbedaan antara manajemen persediaan tradisional
dengan manajemen persediaan JIT
3. Penulis juga mengharapkan materi ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai