MANAJEMEN PERSEDIAAN
AKUNTANSI MANAJEMEN
Kelas : Akuntansi/III/B
DISUSUN OLEH :
Febi Yolanda Putri Pane (225310672)
Lorencia Ayu Lestari (225310622)
Najwa Muhansa Rizki(225310594)
Tiara Amanda Putri Juleita(225310554)
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manajemen persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva
lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan,
menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “opportunity
cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan). Demikian pula,
bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-
biaya dari terjadinya kekurangan bahan.
Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun
eksternal. Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau
produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang
menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan
istilah persediaan keluaran produk (product output), dimana hampir semua orang
mengidentifikasi secara cepat sebagai persediaan.
Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya yang berkaitan
dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan dapat dicapai dengan memesan
atau memproduksi dalam ukuran lot yang kecil, sedangkan untuk meminimalkan biaya
pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan yang besar dan jarang (meminimalkan
biaya penyiapan dengan melaksanakan produksi yang lama dan sedikit). Masalah utama
persediaan bahan baku adalah penetapan jumlah pesanan ekonomis (economic order
quantity). Model jumlah pesanan ekonomis berusaha menjawab pertanyaan berapa jumlah,
harga dan kapan bahan baku dipesan agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapat minimal.
Dalam hal produksi massal suatu jenis komponen, masalah yang harus dipecahkan mirip
dengan jumlah pesanan ekonomis. Dalam hal ini komponen harus dibuat lebih dahulu dengan
kecepatan pembuatan yang tetap untuk digunakan dalam proses produksi lebih lanjut.
Terkait dengan uraian diatas, pada umumnya setiap perusahaan selalu mempunyai
persediaan bahan baku dalam keadaan dan jumlah yang berbeda-beda untuk mendukung
kelancaran peruses produksinya. Hal-hal yang mempengaruhi dalam mengadakan persediaan
yaitu ketersediaan modal atau anggaran pembelian, pola permintaan dari konsumen, serta
kebijakan dari perusahaan. Penentuan jumlah persediaan cadangan (safety stock) untuk
mengantisipasi timbulnya lonjakan jumlah permintaan dan cacat produksi hanya ditentukan
dengan perkiraan atau kemungkinan (probabilitas). Hal tersebut akan berpengaruh terhadap
total biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan persediaan.
PEMBAHASAN
Permintaan akan sebuah produk atau bahan baku dalam satu periode waktu tertentu (satu tahun)
itu diketahui secara pasti maka berhubungan dengan persediaan terdapat dua biaya utama yaitu:
1. Persediaan yang bersumber dari luar perusahaan, Maka biaya terkait yaitu Biaya
pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost)
2. Persediaan yang bersumber dari dalam perusahaan, Maka biaya terkait yaitu biaya set up
dan biaya penyimpanan
Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima sebuah pesanan, contoh
biaya pesan Ponpes pesanan biaya biaya untuk penuh menerima pesanan.
Biaya penyimpanan adalah biaya biaya untuk memelihara dan menyimpan persediaan Contohnya
yaitu biaya asuransi, pajak persediaan, keuangan, biaya peluang dari dana yang terikat dari
persediaan biaya Penanganan dan tempat penyimpanan.
Namun jika persediaan tersebut tidak diketahui secara pasti berapa kebutuhannya Maka timbul
biaya yang disebut dengan biaya kehabisan persediaan (stockout costs).
Biaya karena kehabisan persediaan adalah biaya Karena produksi tidak tersedia saat diminta oleh
seorang pelanggan atau biaya karena tidak memiliki bahan baku saat diperlukan untuk produksi.
Contohnya adalah kehilangan penjualan baik saat ini maupun masa yang akan datang, biaya
mempercepat produksi seperti beban transportasi yang meningkat, lembur dan sebagainya dan
biaya dari terganggunya produksi misalnya para pekerja yang menganggur.
Ada dua hal pertanyaan besar yang harus diajukan pada saat perusahaan memutuskan untuk
menyimpan persediaan.
Untuk memilih kuantitas yang dipesan manajer cukup memperhatikan biaya pesanan dan biaya
penyimpanan. Rumus untuk menghitung kedua biaya tersebut adalah
Biaya Penyimpanan = Jumlah unit Persediaan Rata-rata x Biaya Penyimpanan Satu unit dalam
persediaan
Contoh 4.1:
PT SAS menjual beberapa merek mesin cuci dan menyediakan layanan purna jual untuk merek-
merek mesin cuci tersebut. Suku cadang S5X digunakan untuk memperbaiki pompa air setiap
tahun 10.000 unit Suku Cadang S5X digunakan saat ini suku cadang tersebut dibeli dari pemasok
di luar perusahaan jumlah unit yang dibeli setiap pemesanan adalah 1.000 unit biaya untuk
menempatkan setiap pesanan bagi mesin cuci adalah Rp 25 dan biaya penyimpanan Rp2 per
suku cadang per tahun
Diminta:
1. Berapakah jumlah pesanan untuk suku cadang S5X yang ditempatkan oleh PT SAS per tahun?
4. Berapakah total biaya dari kebijakan persediaan PT Sas untuk suku cadang S5X per tahun?
Jawab:
Jumlah Pesanan = Jumlah Unit yang digunakan dalam Setahun/Jumlah Unit setiap kali Pesanan
ditempatkan
10.000/1.000
10 pesanan / tahun
= Rp 250.
Total Biaya Penyimpanan = Jumlah Unit dalam Persediaan Rata-rata X Biaya Penyimpanan Satu
unit Persediaan
= (1,000/ 2) X Rp 2.
= Rp 1.000
Total Biaya Terkait Persediaan = Total Biaya Pemesanan + Total Biaya Penyimpanan
= Rp 250+ Rp 1000.
= Rp 1.250.
Idealnya jumlah minimum yang disimpan adalah nol, jumlah yang dimiliki perusahaan sesaat
sebelum pesanan baru diterima oleh karena itu jumlah rata-rata dalam persediaan adalah Jumlah
maksimum ditambah jumlah minimum dibagi dengan dua:
Total biaya dari kebijakan terkini PT SAS adalah Rp 1.250, namun kuantitas pemesanan
sebanyak 1.000 unit dengan total biaya sebesar Rp 1.250. mungkin bukan pilihan yang terbaik.
Beberapa kuantitas pemesanan mungkin menghasilkan total biaya lebih rendah. Tujuannya
adalah untuk menemukan kuantitas pesanan yang akan menimbulkan total biaya. Jumlah unit
dalam kuantitas pesanan dengan ukuran optimal disebut dengan Economic Order Quantity
(EOQ) oleh karena adalah kuantitas yang akan meminimalkan total biaya yang terkait dengan
persediaan rumusnya sebagai berikut:
Ket:
Contoh 4.2:
Jawab
1. EOQ = sqrt(2XCOXD / C * C)
= sqrt 2XRp * 25 * 10 / R p2
= sqrt(500/2)
= 500 unit
2. Jumlah Pesanan = Jumlah unit yang digunakan setahun /Jumlah unit dalam setiap pemesanan
= 10/500
= 20 Pesanan x Rp 25
= Rp 500
4. Total Biaya Penyimpanan = Jumlah Unit dalam persediaan Rata- rata x Biaya Penyimpanan
satu unit dalam persediaan
= (500/2) * Rp * 2
= Rp 500
5. Total baya terkait persediaan = Total biaya pemesanan total biaya penyimpanan
= Rp 1.000
Dari 2 contoh yang diberikan kita dapat melihat bahwa kuantitas pemesanan dengan model EOQ
sebesar 500 memilio biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan kuantitas pesanan standar
sebesar 1000 (Rp 1.000 dari Rp 1.250)
Titik pemesanan kembali adalah titik dalam waktu saat pemesanan baru harus ditempatkan (atau
setup dimulai). Titk pemesanan kembali adalah fungsi dan EOQ. Lead time dan tingkatan
penggunaan persediaan Lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menerima kuantitas
pesanan ekonomis setelah pesanan ditempatkan atau setup dimulai.
Untuk menghindari biaya yang muncul karena tidak memiliki persediaan yang dibutuhkan
(Stockout costs) dan untuk meminimalkan biaya penyimpanan, sebuah pesanan seharusnya
ditempatkan sehingga pesanan tersebut tiba saat sebelum unit berakhir dalam persediaan yang
digunakan
Contoh 4.3:
PT SAS menjual beberapa merek mesin cuci dan menyediakan layanan purna jual untuk merek-
merek mesin cuci tersebut Suku cadang S5X digunakan untuk memperbaiki pompa air. Setiap
tahun, 10.000 unit Suku Cadang S5X digunakan saat ini, Suku Cadang SSX digunakan sebanyak
40 unit per hari. Dibutuhkan waktu 5 hari untuk waktu 5 han untuk PT SAS sejak pesanan
ditempatkan sampai dengan pesanan tersebut tiba.
Diminta:
Jawab
= 200 unit
Persediaan Pengaman (Safety Stock) Adalah tambahan persediaan yang disimpan untuk
bertindak sebagai jaminan terhadap perubahan dalam permintaan Persediaan pengaman dihitung
dengan mengalikan lead time dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimum dan
penggunaan rata-rata.
Contoh 4.4:
PT SAS menjual beberapa merek mesin cuci dan menyediakan layanan purna jual untuk merek-
merek mesin cuci tersebut. Suku cadang S5X digunakan untuk memperbaiki pompa air. Setiap
tahun, 10,000 unit Suku Cadang S5X digunakan saat ini, Suku Cadang S5X digunakan sebanyak
40 unit per hari. Namun, untuk beberapa han, sebanyak 50 unit digunakan setiap harinya.
Dibutuhkan waktu 5 hari untuk PT SAS sejak pesanan ditempatkan sampai dengan pesanan
tersebut tiba.
Diminta:
1. Hitunglah jumlah persediaan pengaman
Jawab:
Atau
= (40 x 5 hari)+50
= 250 unit
1. Dianggap sebagai sebuah program yang menyederhanakan tetapi tidak berarti bahwa JIT
bersifat sederhana dan mudah untuk diterapkan.
5. Jika permintaan meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasokan persediaan
pengecer maka pengecer tidak mampu membuat penyesuaian pesanan dengan cepat untuk
menghindari hilangnya penjualan dan mengganggu pelanggan.
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Dari pemaparan materi diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam melakukan pengelolaan persediaan
merupakan salah satu strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing jangka panjang. Adapun hal yang
perlu kita pahami dalam mengambil kebijakan manajemen persediaan untuk membantu mendapatkan
keunggulan bersaing bagi perusahaan yaitu, biaya terkait persediaan dan biaya pemesanan. Biaya terkait
persediaan dibagi menjadi dua yakni, persediann yang bersumber dari luar perusahaan dan persediaan
yang berasal dari dalam perusahaan. Sedangkan biaya pemesanan adalah biaya biaya untuk menempatkan
dan menerima sebuah pesan.
Selanjutnya, biaya karena kehabisan persediaan adalah biaya karena produksi tidak tersedia saat diminta
oleh seorang pelanggan atau biaya karena tidak memiliki bahan baku saat diperlukan untuk produksi.
Selain itu, juga terdapat manajemen persediaan JIT yang terdapat beberapa keterbatasan yang dimiliki
oleh metode ini diantaranya, dianggap sebagai sebuah program yang menyederhanakan tetapi tidak berarti
bahwa jit bersifat sederhana, membutuhkan waktu untuk membangun hubungan yang baik dengan
pemasok, pengurangan cadangan persediaan yang tajam berefek terhadap alur kerja para produksi, tidak
adanya persediaan sebagai cadangan jika terjadi gangguan produksi, dan jika permintaan meningkat jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan pasokan persediaan pengecer maka pengecer tidak mampu membuat
penyesuaian pesanan dengan cepat untuk menghindari hilangnya penjualan dan mengganggu pelanggan.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan:
1. Penulis mengharapkan makalah ini bisa menjadi salah satu referensi dalam belajar mengenai
manajemen persediaan.
2. Pembaca diharapkan dapat memahami perbedaan antara manajemen persediaan tradisional
dengan manajemen persediaan JIT
3. Penulis juga mengharapkan materi ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari