Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Persediaan di banyak perusahaan merupakan salah satu aset yang paling mahal, manajer oprasional di dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu adalah hal yang sangat penting. Suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara mengurangi tingkat persediaan yang ada di perusahaan, karena dengan adanya persediaan yang overload akan menjadikan biaya menjadi bertambah. Di lain pihak konsumen akan merasa tidak puas jika suatu produk stoknya habis, dan hal ini akan memungkinkan konsumen berpindah pada produk lain, maka perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dengan tingkat pelayanan konsumen. Dari permasalahan di atas tentunya pengelolaan persediaan sangatlah penting.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas kami merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagia berikut: 1. Apakah yang Dinamakan dengan Persediaan dalam Sebuah Perusahaan? 2. Ada Berapakah Jenis Persediaan ? 3. Apakah Fungsi dari Persediaan? 4. Apa sajakah yang Termasuk dalam Biaya Persediaan ? 5. Apa yang Dimaksud dengan Model Economis Order Quantity? C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk Mengetahui Persediaan dalam Sebuah Perusahaan. 2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Persediaan . 3. Untuk Mengetahui Fungsi dari Persediaan. 4. Untuk Mengetahui Apa yang Termasuk dalam Biaya Persediaan . 5. Untuk Mengetahui Model Economis Order Quantity.

Manajemen Persediaan Kelompok 4

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Persediaan Sebelum kita masuk pada pembahasan yang lebih lanjut, terlebih akan menjelaskan tentang pengertian persediaan. Menurut Handoko (1999:333) persediaan adalah "suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan". Permintaan tersebut meliputi bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi ataupun produk final (produk jadi). Sedangkan pengertian persediaan menurut Harjanto (2004:219) persediaan adalah merupakan "barang atau bahan yang disimpan yang digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu". Misalnya saja untuk proses produksi, perakitan, untuk dijual kembali dan sebagai suku cadang dari sebuah mesin. Pendapat lain mengatakan bahwa Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual (Achun, 2008). Berdasarkan pengertian tersebut maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi siap disalurkan pada konsumen.

B. Jenis-jenis Persediaan. Persediaan terbagi dalam beberapa jenis, setiap jenisnya memiliki karakteristik dan ciriciri khusus tersendiri. Dalam pengelolaan dan pemeliharaanya pun berbeda-beda. Persediaan ini bisa berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, dan barang jadi ataupun suku cadang. Menurut beberapa ahli manajemen oprasional mereka menyebutkan definisi yang berbeda-beda namun masih memiliki muatan materi inti yang sama. Heizer & Render (2004:61) menyebutkan bahwa untuk mengakomodasi fungsi persediaan, perusahaan memiliki 4 Jenis persediaan, yaitu:

1. Persediaan bahan baku (raw material inventory). Adalah sebuah bahan baku yang belum memasuki proses produksi yang kegunaanya untuk memisahkan para pemasok dari proses produksi. 2. Persediaan barang setengah jadi (Working in proses- WIP inventory).
Manajemen Persediaan Kelompok 4 2

Adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami proses produksi tapi masih belum sempurna atau masih belum menjadi produk jadi. 3. MRO (Maintenen/repair/ operating). Pemeliharaan/ perbaikan/ operasi. Di perlukan untuk berjaga-jaga jika ada kerusakan mesin dalam salah satu proses produksi dan MRO ini harus di jadwalkan atau di antisipasi. 4. Persediaan barang jadi ( finished goods inventory). Produk akhir yang sudah jadi dan siap untuk dijual. 5. Persediaan Komponen-komponen Rakitan ( Purchased parts/component). Persediaan yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaanperusahaan lain, dimana komponen tersebut dapat dirakit kembali menjadi suatu produk. 6. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (suplies). Persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan komponen atau bagian dari barang jadi.

C. Fungsi-fungsi persediaan. Pentingnya diadakan persediaan adalah untuk menunjang kelancaran proses produksi atau operasi, maka bahan baku dan barang dalam proses harus selalu ada setiap saat sehingga menjamin kelangsungan hidup perusahaan.Tujuan pengendalian persediaan yaitu; Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisaan persediaan hingga mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar Menjaga agar pembeliaan secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini dapat berakibat biaya pemesanan menjadi besar.

Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Persediaan memiliki berbagai fungsi karena jika perusahaan mengalami kekurangan barang persediaan maka akan berakibat pada hal-hal seperti tertundanya penjualan sehingga akan menghambat proses pendapatan laba. Kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan. Maka disini persediaan memiliki peranan penting dalam perusahaan.

Manajemen Persediaan Kelompok 4

Adapun fungsi-fungsi dari persediaan adalah seperti yang telah disebutkan Handoko (1999: 335-336) dalam bukunya yang berjudul " Dasar-dasar manajemen produksi dan operasi". Persediaan memilik tiga fungsi, Yaitu: 1. Fungsi Decoupling Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada pengadaanya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan dapat digunakan untuk menghadapi fluiktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut juga dengan fluctuation stock.

2. Fungsi Economic Lot Sizing. Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber daya dalam kuantuitas yang dapat mengurangi biaya-biaya perunit. Persediaan "lot size" ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan, karena perusahaan membeli dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.

3. Fungsi Antisipasi. Persediaan memiliki fungsi antisipasi terhadap fluktuasi pelanggan atau konsumen yang tidak dapat diramalkan berdasar pengalamn-pengalaman masa lalu atau permintaan musiman sehingga perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (Seasional inventories). Disamping itu perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama satu periode, sehingga membutuhkan persediaan ekstra atau disebut dengan persediaan pengaman.

Selain itu persediaan (inventory) dapat memiliki berbagai fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari proses produksi, atau operasi suatu perusahaan. Yaitu :

1. Untuk memberikan suatu stock barang; agar dapat memenuhi permintaan yang di antisipasi dari konsumen yang bersifat fluktuatif

Manajemen Persediaan Kelompok 4

2. Untuk memangkas produksi dengan distribusi. Misalnya bila permintaan produksinya tinggi hanya pada musim panas, perusahaan dapat memenuhi stock selama musim dingin, sehingga biaya kekurangan stok dan kehilangan pelanggan dapat dihindari. 3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah.karena pembelian dalam jumlah yang besar secara substansial dapat menurunkan biaya produk. 4. Untuk melakukan Holding terhadap inflasi dan perubahan harga. Untuk menghindar dari kekurangan stok yang dapat terjadi karena perubahan cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. 5. Untuk menjaga agar opeasi dapat berjalan dengan baik dengan menggunakan barang dalam proses yang telah di sediakan. Hal seperti ini diperlukan karena kebutuhan waktu yang digunakan untuk memproduksi barang dan sepanjang berlangsungnya proses terkumpulnya persedian (Heizer & Render, 2001:314).

D. Biaya-biaya persedian. Persediaan merupakan salah satu asset penting perusahaan. Pengelolaan persediaan pun memperoleh perhatian dari manajemen. Tanpa persediaan sama sekali akan menjadikan proses produksi menjadi terhambat dan persediaan yang terlalu banyak, juga itu tidak baik baik bagi perusahaan. Mengapa tidak baik? Jawabannya tidak lain biaya persediaan. Menurut Mulyana (2007) Unsur biaya yang terdapat dalam persediaan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1. Biaya pemesanan. 2. Biaya penyimpanan. 3. Biaya kekurangan persediaan. Biaya pemesanan dikeluarkan terkait aktifitas pemesanan bahan atau barang sejak dari penempatan pemesanan sampai tersedia di gudang. Handoko (1999:336-338) menyebutkan bahwa dalam pembuatan sebuah keputusan yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah) persediaan, maka manajer oprasional harus memertimbangkan biaya-biaya variabel yang terkait dengan pengadaan persediaan. Dengan mengetahui biaya-biaya yang terdapat atau terkait dengan persediaan maka manajer diharapkan mampu mengambil keputusan yang bijak mengenai kadar persediaan yang paling ekonomis dalam perusahaanya. Biaya-biaya tersebut Yaitu:

Manajemen Persediaan Kelompok 4

1. Biaya penyiapan (manufacturing). Biaya ini keluar jika perusahaan meproduksi bahan-bahan dasar dalam pabrik sendiri, maka perusahaan menghadapi biaya penyiapan (Setup Cost) untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya tersebut meliputi: a. Biaya mesin-mesin menganggur b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung c. Biaya scheduling d. Biaya ekspedisi. 2. Biaya pemesanan (pembelian). Setiap kali bahan dipesan, maka perusahaan akan menanggung biaya pemesanan. Biayabiaya tersebut meliputi: a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi b. Upah c. Biaya telepon d. Pengeluaran surat-menyurat. e. Biaya pengepakan dan penimbangan f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan. g. Biaya pengiriman ke gudang h. Biaya Hutang lacar

3. Biaya Penyimpanan (holding cost atau carrying cost). Biaya penyimpanan ini bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan perperiode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya penyimpanan meliputi: a. Biaya fasilitas penyimpanan seperti penerangan, pemanas, pendingin atau yang lainnya. b. Biaya modal yaitu alternative pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan. c. Biaya keusangan d. Biaya perhitungan pisik dan konsiliasi laporan e. Biaya asuransi persediaan. f. Biaya pajak persediaan
Manajemen Persediaan Kelompok 4 6

g. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan (jika ada). h. Biaya penanganan persediaan

4. Biaya kekurangan atau kehabisan Bahan (Shortage cost) Biaya ini paling sulit diperkirakan biaya ini timbul bila mana persediaan tidak memenuhi atau mencukupi adanya permintaan bahan,yang termasuk dalam biaya ini adalah:

a. Kehilangan penjualan b. Kehilangan langganan c. Biaya pemesanan Khusus d. Biaya ekspedisi e. Selisih Harga f. Terganggunya operasi g. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial.

E. Model Economic Order Quantity (EOQ). Masalah utama persediaan adalah penetapan jumlah persediaan yang ekonomis. karena manajer sering dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan seperti, berapa jumlah persediaan yang dibutuhkan? Kapan bahan baku itu di pesan agar biaya bisa minimal? Dan berapa jumlah persediaan yang harus diadakan agar mampu meminimalkan ongkos pemeliharaan dan penyimpanan persediaan dan produksi? Sehingga penentuan persediaan yang optimal dapat digunakan model kuantitas pemesanan yang ekonomis: Economic Ordering Quantity Model (EOQ). EOQ adalah Kuantitas persediaan yang optimal atau yang menyebabkan biaya persediaan mencapai titik terendah. Model EOQ ini merupakan Suatu rumusan untuk menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimumkan biaya persediaan (Kusuma, 2002:132).

Dari pertanyaan dan pernyataan tersebut dapat kita simpulkan Metode persediaan yang paling terkenal adalah model-model economic order quantity (EOQ), atau economic lot size (ELS). Namun dalam pembahasan ini digunakan EOQ yang mencakup pengertian keduanya EOQ dan ELS (Handoko, 1999:339). Dalam teori, konsep EOQ kadang-kadang juga disebut model fixed order quantity. Sederhan. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persedian untuk

Manajemen Persediaan Kelompok 4

meminimumkan biaya langsung biaya penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pesanan persediaan. Untuk menghitung EOQ sederhana dapat mengunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: D = penggunaan atau permintaan yang diperkirakan perperiode waktu. S = Biaya pemesanan (persiapan pesanan dna penyiapan mesin) per pesanan H = biaya penyimpanan per unit per tahun. Model EOQ diatas dapat di terapkan dengan asumsi a. Permintaan akan produk adalah konstan seragam dan diketahui b. Harga per unit produk adalah konstan c. Biaya penyimpanan Unit pertahun (H) adalah konstan d. Biaya pemesanan per pesanan (S) adalah konstan e. Waktu antara pesanan yang dilakukan dan barang-barang yang diterima (lead,time, L) adalah konstan f. Tidak terjadi kekurangan barang atau backorder

Selain dari model EOQ sederhana tersebut ada lagi Model EOQ yaitu: 1. EOQ dengan Backorder. Sangat sering perusahaan akan dapat mengalami kekurangan persediaan tanpa kehilangan penjualan selama periode kehabisan persediaan (out off stock). Bila barang yang disuplai terlambat dipesanan-pesanan dimasa lalu backordering persediaan unit dan barang dipesan kembali, Model sederhana dapat digunakan untuk menentukan EOQ. Anggapan-anggapan dan istilah-istilah model backorder identik engan EOQ dasar tetapi ada beberapa pengecualian yaitu terperinci sebagai berikut: a. Ada waktu (t1) dimana ada surplus persediaan (I) b. Waktu (t2) dimana ada kekurangan persediaan (Q I) c. Setiap siklius memerlukan waktu yang sama d. Biaya back ordering per unit pertahun adalah konstan ( B, Rp /unit/ tahun) e. Backorder dan persediaan dipenuhi secara bersamaan.

Rumus EOQ model Backordering dapat dirumuskan, sebagai berikut Rumus surplus persediaan ; Rumus Biaya persediaan total tahunan

Manajemen Persediaan Kelompok 4

2. EOQ dengan Tingkat Produksi Terbatas (Finite Production Rate). Model EOQ dasar menganggap bahwa kuantitas yang di pesan di terima seluruhnya pada saat yang sama. Dalam jumlah Tunggal Q. Berapa produk yang dibeli dan di produksi sendiri perusahaan tidak selalu memenuhi anggapan tersebut. Jadi, persediaan tidak di penuhi semua secara bersamaan tetapi secara bertahap. Kuantitas pesanan tidak diterima dalam jumlah besar, tetapi diterima dalam jumlah atau kuantitas yang lebih kecil sejalan dengan kemajuan produksi. Produk-produk yang dibeli atau diproduksi sendiri mempunyai tingkat produksi (P) yang relati f lebih besar dari tingkat permintaan (d). Anggapan-anggapan atau istilah-istilah model ini yang berbeda dari model dasar dapat di perinci sebagai berikut: a. Kuantitas pesanan tidak dipenuhi semuanya pada saat yang sama tetapi tersedia dalam kuantitas-kuantitas yang lebih kecil pada tingkat produksi atau pemenuhan yang konstan (P). b. Tingkat permintaan (d) relatif lebih besar dari pada tingkat produksi. c. Selama produksi dilakukan (tp), tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan (p d ). d. Selama Q unit diproduksi, besarnya tingkat persediaan maksimum kurang dari Q karena penggunaan selama pemenuhan.

3. Model-model Potongan Kuantitas. Model-model sebelumnya telah memperhatikan bahwa potongan kuantitas atau harga per unit lebh rendah mungkin diberikan bila perusahaan membeli dalam kuantitas-kuantitas persediaan yang lebih besar. Pada umumnya, tidak ada rumusan sederhana untuk memecahkan masalah EOQ bila potongan diberikan. Ada beberap algorithma umum yang dapat digunakan bila potongan kuantitas diberikan. Dua algorithma akan di jelaskan sebagai berikut. Karena harga bervariasi dengan jumlah yang dipesan, fungsi biaya total paling sedikit mencakup tiga macam biaya : biaya-biaya penyimpanan, pemesanan dan pembelian. Dengan C sama dengan harga pembelian, fungsi biaya total sekarang. TC = DC + H + S

Manajemen Persediaan Kelompok 4

Hubungan antara harga (C) dan kuantitas (Q) biasanya diberikan dalam suatu tabel atau skedul. Konsekuensinya, biasanya tidak ada fungsi matematik sederhana yang dapat menggambarkan hubungan antara C dan Q. Oleh karena itu, sering diperlukan pecarian yang sistematik untuk menentukan kuantitas pesanan yang paling baik.

a. Potongan kuantitas dengan biaya penyimpanan merupakan suatu persentase dari harga. Dalam situasi ini supplier memberikan pengurangan harga kepada para langganan pada kuantitas pada kuantitas yang berbeda-beda dan biaya penyimpanan per unit dinyatakan dalam persentase dari harga. Sebagai contoh prosentase biayapenyimpanan per unit (h) adalah 22% dari harga. b. Potongan kuantitas dengan biaya penyimpanan tertentu. Bila biaya pemesanan per unit bukan dinyatan dalam persentase dari harga pembelian tetapi bervariasi sesuai ketentuan, pencarian kuantitas pesanan yang optimal memerlukan perhitungan seluruh biaya-biaya minimum feasibel.

Manajemen Persediaan Kelompok 4

10

BAB III KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, kami dapat menyimpulkan beberapa hal bahwa Persediaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perusahaan. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persedian, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai opportunity cost (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih mengutungkan). Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan. Persediaan merupakan suatu hal yang sangat penting karena persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk. Maka manajer Oprerasi harus bisa mengatur persediaan dengan baik. Karena kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat berakibat fatal, suatu contoh Persediaan terlalu kecil, mengakibatkan Hilangnya kesempatan untuk menjual dan memperoleh laba. Sedangkan jika Persediaan terlalu besar, maka akan berakibat pada biaya besar, sehingga memperkecil laba, dan malah akan memperbesar resiko. Tujuan dari manajemen Persediaan adalah menyediaan persediaan yang dibutuhkan untuk menyokong operasi dengan biaya minimum (optimal dapat digunakan model kuantitas pemesanan yang ekonomis).

Manajemen Persediaan Kelompok 4

11

Anda mungkin juga menyukai