Anda di halaman 1dari 17

Nama : Pascal Alvito Rizqi Fatiha

NIM : F0221197
Kelas : Manajemen C 2021
PENGERTIAN INVENTORY INDEPENDEND DEMAND SYSYTEM

Inventory adalah suatu teknik untuk memanajemen material, yang berkaitan dengan
persediaan. Manajemen material dalam inventory dilakukan dengan beberapa input yang
digunakan yaitu ; permintaan yang terjadi (demand), dan biaya-biaya yang terkait dengan
penyimpanan, serta biaya apabila terjadi kekurangan persedian atau stock out. Tujuan
pengawasan bahan dasar ialah berusaha menyediakan bahan dasar yang diperlukan untuk
proses produksi sehingga proses produksi dapat befjalan lancer tidak terjadi ( out of stock ) dan
dengan biaya yang minimal (Sukanto Reksohadiprodjo, 1986). Inventory adalah persediaan
material yang digunakan sebagai sarana produksi atau untuk memuaskan dan memenuhi
permintaan pelanggan. Inventory Independend Demand System adalah Manajemen Persediaan
yang tidak didasarkan pada proses produksi namun dipengaruhi langsung oleh permintaan
pasar.

JENIS-JENIS PERSEDIAAN

Pada setiap jenis persediaan, memiliki karakteristik tersendiri serta cara pengelolaan yang
berbeda-beda. Jenis-jenis persediaan berdasarkan bentuk fisiknya dibedakan menjadi beberapa
jenis.Adapun jenis-jenis persediaan yang tergantung pada karateristik perusahaan itu sendiri
yaitu apakah perusahaan dagang atau perusahaan industri atapun perusahaan jasa.Persediaan
dibagi menjadi 5, yaitu :

1. Persediaan Bahan mentah (Raw Materials)


Yaitu persediaan barang-barang berwujud seperti besi, kayu, serta komponen-
komponen lain yang di gunakan dalam proses produksi.
2. Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (Purchases Part/Components)
Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperolehdari perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Perusahaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies)
Yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Proccess)
Yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap dalam proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih
lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods)
Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik
dan sip untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.

Persediaan dapat dibedakan menurut fungsinya sebagai berikut

1. Batch stock atau lot size inventory


Yaitu persediaan yang diadakan karena perusahaan membeli atau membuat
barang-barang dalam jumlah yang banyak dibanding jumlah yang dibutuhkan pada saat
itu. Keuntungan dari batch stock adalah :
a. Potongan harga pada pembelian
b. Effesiensi produksi
c. Penghematan biaya angkutan
2. Fluctuation stock
Persediaan yang diadakan untuk menghindari fluktuasi permintaan konsumen yang
tidak dapat diramalkan. Jika terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar maka
persediaan yang dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik
turunnya permintaan.
3. Anticipation stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk
menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. Di samping itu,
anticipation stock dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh
bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi atau menghindari
kemacetan produksi.

FUNGSI-FUNGSI PERSEDIAAN

Didalam persedian pastinya terdapat hal-hal yang perlu diketahui termasuk tujuan dari
persediaan itu sendiri. Tujuan kebijakan persediaan adalah untuk merencanakan tingkat
optimal investasi persediaan, dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui
persediaan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan bertujuan untuk menjaga kelancaran usaha. Bagi
perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi
permintaan pembeli. Sedangkan bagi perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang
dalam proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, sedangkan persediaan barang
jadi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Ada empat faktor yang dijadikan fungsi dari
persediaan, yaitu:

1. Faktor Waktu
Menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi sampai
kepada komsumen.
2. Faktor Ketidakpastian waktu Datang dari Supplier
Menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan agar tidak menghambat proses
produksi maupun keterlambatan pengiriman kepada konsumen.
3. Faktor Ketidakpastian Penggunaan dari Dalam Perusahaan
Disebabkan oleh kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin,
keterlambatan operasi, bahan cacat dan berbagai aspek lainnya.
4. Faktor Ekonomis
Adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan alternatif biaya rendah dalam
memproduksi atau membeli item dengan menentukan jumlah yang paling ekonomis.

Persediaan mempunyai fungsi :

1. Fungsi Decoupling
Yaitu persediaan yang memungkinkan suatu organisasi dapat memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan diadakan agar organisasi tidak
akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu
pengiriman.
2. Fungsi Economic Lot Sizing
Persediaan mempertibangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian,
biaya pengakutan per unit menjadi lebih murah. Hal ini disebabkan karena organisasi
melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-
biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gedung, investasi, resiko).
3. Fungsi Antisipasi
Yaitu persediaan untuk menghadapi flukuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan
diramalkan atau data masa lalu, yaitu permintaan musiman.
BIAYA-BIAYA PERSEDIAAN

Dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku, perusahaan tidak terlepas dariadanya biaya-
biaya persediaan yang harus ditanggung. Dalam hal ini dikenaldua biaya persediaan yaitu biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Biayapemesanan adalah biaya persediaan yang jumlahnya
akan semakin besar apabila frekuensi pemesanan bahan baku semakin besar dan
biayapenyimpanan adalah biaya persediaan yang jumlahnya akan semakin besarapabila jumlah
unit yang disimpan dalam perusahaan semakin tinggi. Dalam pembuatan setiap keputusan yang
akan mempengaruhi besarnya (jumlah) persediaan, harus dipertimbangkan komponen-
komponen biaya berikut:

1. Biaya pembelian (purchasing cost), adalah semua biaya yang digunakan untuk membeli
barang/bahan.
2. Biaya pesan (ordering cost), adalah semua biaya yang diperlukan pada saat
mendatangkan barang/bahan untuk disimpan.

Biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan bahan-bahan atau barang dari penjual,
sejak dari pemesanan (order) dan dikirim oleh penjual, sampai bahan atau barang tersebut tiba
dan diinspeksi di gudang. Biaya-biaya tersebut antara lain:

1. Biaya pengeluaran surat menyurat.


2. Biaya telepon.
3. Biaya pemeriksaan (inspeksi) saat penerimaan.
4. Biaya bongkar muat, dan biaya lainnya.
5. Biaya simpan (holding cost), adalah semua biaya yang timbul akibat penyimpanan
bahan (diantaranya : biaya fasilitas penyimpanan, sewa gudang, biaya keusangan,
asuransi, pajak, dll).
6. Biaya kekurangan persediaan adalah semua biaya yang timbul akibat tidak dapatnya
memenuhi demand karena kurangnya persediaan (antaranya : keuntungan yang hilang,
biaya sub kontrak, dll).
7. Biaya sistemik adalah biaya yang dipakai untuk membangun sistem persediaan

PERSEDIAAN MINIMUM

Persediaan minimum merupakan batas jumlah persediaan yang paling rendah/kecil yang harus
ada untuk suatu jenis bahan/persediaan (stock out).Untuk mengatasi hal tersebut maka
persediaan minimum ini merupakan cadangan untuk menjamin keselamatan operasi atau
kelancaran proses produksi perusahaan, oleh karena itu persediaan ini disebut persediaan
penyelamat (safety stock). Jadi besarnya persediaan minimum hendaknya sama dengan esarnya
persediaan penyelamat.

PERSEDIAAN MAKSIMUM

Persediaan maksimum merupakan batas jumlah persediaan yang paling besar yang sebaiknya
dapat diadakan oleh perusahaan. Batas persediaan maksimum kadang-kadang tidak didasarkan
pada pertimbangan efektifitas dan efisiensi kegiatan perusahaan. Adapun maksud dan
persediaan ini adalah agar perusahaan dapat menghindari kerugian-kerugian karena
kekurangan bahan (stok out) dan tidak melakukan pengadaan yang berlebihan, yang dapat
menimbulkan pengeluaran biaya yang banyak. Adapun besarnya persediaan maksimum yang
sebaiknya dimiliki oleh perusahaan adalah jumlah dari pesanan standar (standard order)
ditambah dengan besarnya biaya penyelamat (safety order). Dengan diketahui besarnya
persediaan maksimum, maka akan dapat membantu pimpinan perusahaan dalam menentukan
besarnya investasi maksimum yang perlu disediakan untuk bahan-bahan tertentu yang
dibutuhkan.

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

Dalam menentukkan jumlah persediaan perusahaan harus benar-benar


memperhitungkan secara jelih, sebab terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan akan
menimbulkan biaya tersendiri yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan perusahaan.
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan model yang dapat digunakan perusahaan
untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Jay Haizer & Barry Render (2015) Economic
Order Quantity merupakan Teknik pengendalian persediaan yang meminimalkan total biaya
pemesanan dan penyimpanan. EOQ merupakan model klasik yang pertama kali diteliti dan
diperkenalkan oleh Ford W. Harris pada tahun 1915. Dengan asumsi tersebut, grafik
penggunaan persediaan dari waktu ke waktu berbentuk gigi gergaji, seperti pada Gambar
12.3. Pada Gambar 12.3, Q mewakili jumlah yang dipesan. Jika jumlah ini adalah 500 gaun,
semua 500 gaun tiba pada satu waktu (saat pesanan diterima). Dengan demikian, tingkat
inventaris melonjak dari 0 menjadi 500 gaun. Secara umum, tingkat persediaan meningkat
dari 0 menjadi Q unit saat pesanan tiba. Karena permintaan konstan dari waktu ke waktu,
persediaan turun pada tingkat yang seragam dari waktu ke waktu. (Lihat garis miring pada
Gambar 12.3 .) Setiap kali persediaan diterima, tingkat persediaan kembali melompat ke
unit Q (diwakili oleh garis vertikal). Proses ini berlanjut tanpa batas dari waktu ke waktu.

a. Meminimalkan Biaya
Tujuan dari sebagian besar model persediaan adalah untuk meminimalkan total
biaya. Dengan asumsi yang baru saja diberikan, biaya yang signifikan adalah biaya
penyiapan (atau pemesanan) dan biaya penyimpanan (atau pengangkutan). Semua biaya
lainnya, seperti biaya persediaan itu sendiri, adalah konstan. Jadi, jika kita
meminimalkan jumlah biaya penyetelan dan penyimpanan, kita juga akan
meminimalkan biaya total. Untuk membantu Anda memvisualisasikan hal ini, pada
Gambar 12.4 kami menggambarkan biaya total sebagai fungsi dari kuantitas pesanan,
Q . Ukuran pesanan optimal, Q*, akan menjadi kuantitas yang meminimalkan total
biaya. Ketika kuantitas yang dipesan meningkat, jumlah total pesanan yang
ditempatkan per tahun akan berkurang. Jadi, ketika kuantitas yang dipesan meningkat,
biaya pengaturan atau pemesanan tahunan akan menurun [Gambar 12.4 (a)]. Tetapi
ketika jumlah pesanan meningkat, biaya penyimpanan akan meningkat karena
persediaan rata-rata yang lebih besar dipertahankan [Gambar 12.4 (b)].

Seperti yang dapat kita lihat pada Gambar 12.4 (c), pengurangan biaya
penyimpanan atau penyetelan akan mengurangi kurva biaya total. Penurunan kurva
biaya setup juga mengurangi kuantitas pesanan yang optimal (ukuran lot). Selain itu,
ukuran lot yang lebih kecil berdampak positif pada kualitas dan fleksibilitas produksi.
Di Toshiba, konglomerat Jepang senilai $77 miliar, para pekerja hanya dapat membuat
10 komputer laptop sebelum berganti model. Fleksibilitas ukuran lot ini telah
memungkinkan Toshiba bergerak menuju sistem kustomisasi massal "build-to-order",
kemampuan penting dalam industri yang memiliki siklus hidup produk yang diukur
dalam bulan, bukan tahun. Perlu diperhatikan bahwa pada Gambar 12.4 (c), jumlah
pesanan optimal terjadi pada titik di mana kurva biaya pemesanan dan kurva biaya
tercatat berpotongan. Ini bukan kebetulan. Dengan model EOQ, kuantitas pesanan yang
optimal akan terjadi pada titik di mana total biaya setup sama dengan total biaya
penyimpanan. 2 Kami menggunakan fakta ini untuk mengembangkan persamaan yang
menyelesaikan langsung untuk Q *. Langkah-langkah yang diperlukan adalah: 1)
Kembangkan ekspresi untuk biaya penyetelan atau pemesanan. 2) Kembangkan
ekspresi untuk biaya penyimpanan. 3) Tetapkan biaya penyetelan (pesanan) sama
dengan biaya penyimpanan. 4) Selesaikan persamaan untuk jumlah pesanan optimal.

Dengan menggunakan variabel-variabel berikut, kita dapat menentukan biaya


penyetelan dan penyimpanan dan menyelesaikan Q*:Q

Q = Jumlah unit per pesanan

Q* = Jumlah unit optimal per pesanan (EOQ)

D = Permintaan tahunan dalam unit untuk item persediaan

S = Setup atau biaya pemesanan untuk setiap pesanan

H = Biaya penyimpanan atau pengangkutan per unit per tahun


b. Model Kuat
Manfaat dari model EOQ adalah kuat. Yang kami maksud dengan kuat adalah
memberikan jawaban yang memuaskan bahkan dengan variasi substansial dalam
parameternya. Seperti yang telah kita amati, menentukan biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan persediaan yang akurat seringkali sulit. Akibatnya, model yang kuat
menguntungkan. Total biaya EOQ sedikit berubah di sekitar minimum. Kurvanya
sangat dangkal. Ini berarti bahwa variasi dalam biaya penyetelan, biaya penyimpanan,
permintaan, atau bahkan EOQ membuat perbedaan yang relatif kecil dalam biaya total.

Model EOQ dasar adalah rumus untuk menentukan ukuran pesanan optimal
yang meminimalkan total biaya penyimpanan dan pemesananbiaya

- Permintaan diketahui dengan pasti dan konstan dari waktu ke waktu.


- Tidak ada kekurangan yang diperbolehkan.
- Waktu tunggu untuk penerimaan pesanan adalah konstan.
- Kuantitas pesanan diterima sekaligus
Memesan cycle adalah waktu antara penerimaan pesanan dalam siklus persediaan Total
biaya pemesanan tahunan dihitung dengan mengalikan biaya per pesanan, ditunjuk
sebagai (Co), dikalikan jumlah pesanan per tahun. Sejak permintaan tahunan
(D)diasumsikan diketahui dan konstan, jumlah pesanan akan menjadi D/Q, dimana Q
adalah jumlah pesanan
Total biaya tercatat tahunan dihitung dengan mengalikan carrying cost per unit
tahunan,yang ditetapkan sebagai (Cc), dikalikan dengan tingkat persediaan rata-rata.
Tingkat persediaan rata-rata adalah setengah dari Q atau Q/2 :

Total biaya persediaan tahunan adalah jumlah biaya pemesanan dan penyimpanan

MODEL KUANTITAS PESANAN PRODUKSI

Ada keadaan di mana perusahaan menerima persediaan dalam rentang waktu tertentu. Kasus
ini memerlukan model yang berbeda-beda, yang tidak memerlukan asumsi penerimaan secara
langsung. Model Kuantitas Pesanan Produksi dapat digunakan dalam dua situasi: (1) saat
persediaan mengalir atau menumpuk secara berkelanjutan selama suatu waktu setelah pesanan
ditempatkan atau (2) saat unit-unit dihasilkan dan dijual secara serempak. Dalam kondisi ini,
perusahaan perlu memperhitungkan tingkat aliran persediaan dan tingkat permintaan harian.

Model Kuantitas Pesanan Produksi berguna saat persediaan menumpuk secara berkelanjutan
selama waktu tertentu dan saat asumsi kuantitas pesanan produksi berlaku. Model ini akan
membuat biaya penyimpanan menjadi lebih rendah dari pada harus menerima persediaan dalam
satu waktu. Karena model ini sangat cocok untuk lingkungan produksi, biasanya disebut model
kuantitas pesanan produksi. Hal ini berguna ketika persediaan terus meningkat dari waktu ke
waktu, dan asumsi kuantitas pesanan ekonomi tradisional berlaku. Kami memperoleh model
ini dengan menetapkan biaya pemesanan atau penyetelan sama dengan biaya penyimpanan dan
memecahkan ukuran pesanan yang optimal, Q*. Dengan menggunakan simbol berikut, kita
dapat menentukan ekspresi biaya penyimpanan persediaan tahunan untuk model kuantitas
pesanan produksi:
Q = Jumlah unit per pesanan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

P = Laju produksi harian

D = Tingkat permintaan harian, atau tingkat penggunaan

T = Lama produksi berjalan dalam hari

MODEL DISKON KUANTITAS

Untuk meningkatkan penjualan, banyak perusahaan menawarkan diskon kuantitas kepada


pelanggannya. Diskon kuantitas (quantity discount) hanyalah pengurangan harga untuk sebuah
barang juka dibeli dalam kuantitas besar. Manajemen harus memutuskankapan dan seberapa
banyak persediaan yang harus dipesan. Dengan adanya kesempatan untuk menghemat uang
pada diskon kuantitas, hal ini akan menjadi pertimbangan tambahan bagi manajer operasi
dalam menentukan banyaknya pesanan.

Seperti halnya model-model persediaan lain, tujuan keseluruhan dari penerapan model ini
adalah meminimalkan total biaya. Diskon kuantitas hanyalah pengurangan harga ( P ) untuk
suatu barang ketika dibeli dalam jumlah yang lebih besar. Jadwal diskon kuantitas tipikal
muncul pada Tabel 12.2. Seperti yang dapat dilihat pada tabel, harga normal barang tersebut
adalah $100. Ketika 120 hingga 1.499 unit dipesan sekaligus, harga per unit turun menjadi $98;
ketika kuantitas yang dipesan pada satu waktu adalah 1.500 unit atau lebih, harganya adalah
$96 per unit. Kuantitas 120 dan 1.500 disebut kuantitas pemutusan harga karena mewakili
jumlah pesanan pertama yang akan menghasilkan harga baru yang lebih rendah. Seperti biasa,
manajemen harus memutuskan kapan dan berapa banyak yang dipesan. Namun, mengingat
diskon kuantitas ini, bagaimana manajer operasi membuat keputusan ini?

Seperti model inventaris lainnya, tujuannya adalah untuk meminimalkan total biaya. Karena
biaya satuan untuk diskon kedua pada Tabel 12.2 adalah yang terendah, Anda mungkin tergoda
untuk memesan 1.500 unit. Menempatkan pesanan untuk jumlah itu, bagaimanapun, bahkan
dengan harga diskon terbesar, mungkin tidak meminimalkan total biaya persediaan. Ini karena
biaya penyimpanan meningkat. Dengan demikian, pertukaran utama ketika
mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara pengurangan biaya produk dan peningkatan
biaya penyimpanan. Ketika kami memasukkan biaya produk, persamaan untuk total biaya
persediaan tahunan dapat dihitung sebagai berikut:

Total biaya tahunan = Biaya penyiapan (pemesanan) tahunan + Biaya


penyimpanan tahunan + Biaya produk tahunan.

Q = Jumlah yang dipesan

D = Permintaan tahunan dalam satuan

S = Setup atau biaya pemesanan per pesanan

P = Harga per satuan

Perhatikan bahwa biaya penyimpanan adalah IP, bukan H seperti yang terlihat pada model
EOQ reguler. Karena harga barang merupakan faktor dalam biaya penyimpanan tahunan, kita
tidak mengasumsikan bahwa biaya penyimpanan adalah konstan ketika harga per unit berubah
untuk setiap diskon kuantitas. Dengan demikian, biasanya biaya penyimpanan dinyatakan
sebagai persen (I) dari harga satuan (P) ketika mengevaluasi biaya jadwal diskon kuantitas.

Rumus EOQ (12-1) dimodifikasi untuk masalah diskon kuantitas sebagai berikut:
Kemudian menentukan jumlah yang akan meminimalkan total biaya persediaan tahunan.
Karena ada beberapa diskon, proses ini melibatkan dua langkah. Pada Langkah 1, kami
mengidentifikasi semua kemungkinan jumlah pesanan yang bisa menjadi solusi terbaik. Pada
Langkah 2, kami menghitung biaya total dari semua jumlah pesanan terbaik yang mungkin,
dan jumlah pesanan yang paling murah dipilih.

REORDER POINT (ROP)

ROP (Reorder Point) Menurut Sofjan Assauri (2004;196), tingkat pemesanan kembali (reorder
point) adalah : “Tingkat pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan
yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali”.

ROP (Re-Order Point) Menurut Sofjan Assauri (2004;196), tingkat pemesanan kembali
(reorder point) adalah : “Tingkat pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah
persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah :

1. Lead Time. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan
hingga sampai diperusahaan.
2. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu.
3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan barang minimum
yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan
keterlambatan datangnya bahan baku.

Dari ketiga faktor di atas, maka reorder point dapat dicari dengan rumus berikut ini :
Titik pemesanan kembali = ROP = d x L

D = Hariantuntutan

L = Waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang diperlukan untuk mengirimkan
pesanan

Dimasukkannya safety stock ( ss ) mengubah ekspresi menjadi:

ROP = d x L + ss

TJumlah persediaan pengaman yang dipertahankan bergantung pada biaya terjadinya


kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya stockout tahunan
dihitung sebagai berikut:

Biaya kehabisan persediaan tahunan = Jumlah kekurangan unit untuk setiap tingkat
permintaan x Probabilitas tingkat permintaan tersebut x Biaya kehabisan persediaan/unit x
Jumlah pesanan per tahun.

Ketika sulit atau tidak mungkin untuk menentukan biaya kehabisan stok, seorang
manajer dapat memutuskan untuk mengikuti kebijakan menyimpan stok pengaman yang
cukup untuk memenuhi tingkat layanan pelanggan yang ditentukan. Misalnya, Gambar 12.8
menunjukkan penggunaan safety stock ketika permintaan (untuk kit resusitasi rumah sakit)
bersifat probabilistik. Terlihat bahwa persediaan pengaman pada Gambar 12.8 adalah 16,5
unit, dan titik pemesanan kembali juga meningkat sebesar 16,5.

Manajer mungkin ingin mendefinisikan tingkat layanan sebagai memenuhi 95% dari
permintaan (atau, sebaliknya, kehabisan stok hanya 5% dari waktu). Dengan asumsi bahwa
permintaan selama lead time (periode pemesanan ulang) mengikuti kurva normal, hanya rata-
rata dan deviasi standar yang diperlukan untuk menentukan persyaratan persediaan untuk
setiap tingkat layanan tertentu. Data penjualan biasanya cukup untuk menghitung mean dan
standar deviasi. Contoh 11 menggunakan kurva normal dengan rata-rata (m) dan standar
deviasi (s) yang diketahui untuk menentukan titik pemesanan ulang dan persediaan pengaman
yang diperlukan untuk tingkat layanan 95%. Kami menggunakan rumus berikut:
Model Probabilistik Lainnya

Persamaan (12-13) dan (12-14) mengasumsikan bahwa estimasi permintaan yang diharapkan
selama lead time dan standar deviasinya tersedia. Ketika data permintaan waktu tunggu tidak
tersedia, rumus sebelumnya tidak dapat diterapkan. Namun, tiga model lain tersedia. Kita
perlu menentukan model mana yang digunakan untuk tiga situasi:

1. Permintaan adalah variabel dan lead time adalah konstan


2. Lead time adalah variabel dan permintaan konstan
3. Baik permintaan maupun lead time adalah variabel
Ketiga model mengasumsikan bahwa permintaan dan lead time adalah variabel independen.
Perhatikan bahwa contoh kami menggunakan hari, tetapi minggu juga dapat digunakan. Mari
kita periksa ketiga situasi ini secara terpisah, karena diperlukan formula ROP yang berbeda
untuk masing-masing situasi.

1. Permintaan Bervariasi dan Lead Time Konstan

2. Waktu Pimpin Bervariasi dan Permintaan Konstan


Ketika permintaan konstan dan hanya lead time yang variabel, maka:
3. Permintaan dan Waktu Pimpin Bervariasi
Ketika permintaan dan waktu tunggu bervariasi, rumus untuk titik pemesanan ulang
menjadi lebih kompleks:

Model Periode Tunggal

Model persediaan satu periode menggambarkan situasi di mana satu pesanan dilakukan
untuk suatu produk. Pada akhir periode penjualan, produk yang tersisa memiliki nilai yang
kecil atau tidak sama sekali. Ini adalah masalah khas untuk pohon Natal, barang musiman,
barang roti, surat kabar, dan majalah. (Memang, masalah inventaris ini sering disebut "masalah
kios".) Dengan kata lain, meskipun barang di kios dipesan setiap minggu atau setiap hari,
barang tersebut tidak dapat disimpan dan digunakan sebagai inventaris pada periode penjualan
berikutnya. Jadi keputusan kami adalah berapa banyak yang harus dipesan di awal periode.

Karena permintaan yang tepat untuk produk musiman seperti itu tidak pernah diketahui,
kami mempertimbangkan distribusi probabilitas yang terkait dengan permintaan. Jika distribusi
normal diasumsikan, dan kami menyimpan dan menjual rata-rata (rata-rata) 100 pohon Natal
setiap musim, maka ada 50% kemungkinan kami akan kehabisan stok dan 50% kemungkinan
kami memiliki sisa pohon. Untuk menentukan kebijakan penebaran pohon yang optimal
sebelum musim dimulai, kita juga perlu mengetahui standar deviasi dan mempertimbangkan
dua biaya marjinal ini:

Periode Tetap ( P )

Sistem Model inventaris yang telah kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem kuantitas tetap,
atau Q. Artinya, jumlah tetap yang sama ditambahkan ke persediaan setiap kali pesanan
dilakukan. Kami melihat bahwa pesanan dipicu oleh peristiwa. Ketika persediaan menurun ke
titik pemesanan ulang (ROP), pesanan baru untuk Q unit dilakukan.

Untuk menggunakan model fixed-quantity, persediaan harus terus dipantau. Hal ini
membutuhkan sistem persediaan perpetual. Setiap kali item ditambahkan atau ditarik dari
inventaris, catatan harus diperbarui untuk menentukan apakah ROP telah tercapai. Sebaliknya,
dalam sistem periode tetap (juga disebut tinjauan berkala, atau sistem P), persediaan dipesan
pada akhir periode tertentu. Kemudian, dan baru setelah itu, persediaan di tangan dihitung.
Hanya jumlah yang diperlukan untuk membawa persediaan total ke tingkat target yang
ditentukan sebelumnya ( T ) yang dipesan. Gambar 12.9 mengilustrasikan konsep ini.

Sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama dengan sistem kuantitas
tetap EOQ dasar:

- Satu-satunya biaya yang relevan adalah biaya pemesanan dan penyimpanan.


- Lead time diketahui dan konstan.
- Item tidak tergantung satu sama lain. Garis miring ke bawah pada Gambar 12.9 sekali lagi
mewakili tingkat persediaan di tangan. Tapi sekarang, ketika waktu antara pesanan ( P )
berlalu, kami melakukan pemesanan untuk menaikkan persediaan hingga jumlah target (
T ).
Jumlah yang dipesan selama periode pertama mungkin Q1 , periode kedua Q2 , dan
seterusnya. Nilai Qi adalah selisih antara persediaan saat ini dan tingkat persediaan target.

Keuntungan dari sistem periode tetap adalah bahwa tidak ada penghitungan fisik
persediaan setelah item ditarik—hal ini hanya terjadi ketika waktu untuk tinjauan berikutnya
muncul. Prosedur ini juga nyaman secara administratif.

Sistem periode tetap (P) sesuai ketika vendor melakukan kunjungan rutin (yaitu, pada
interval waktu tetap) ke pelanggan untuk mengambil pesanan baru atau ketika pembeli ingin
menggabungkan pesanan untuk menghemat biaya pemesanan dan transportasi (oleh karena itu,
mereka akan memiliki periode peninjauan yang sama untuk item inventaris serupa). Misalnya,
perusahaan mesin penjual otomatis mungkin datang untuk mengisi ulang mesinnya setiap hari
Selasa. Ini juga terjadi di Anheuser-Busch, yang perwakilan penjualannya dapat mengunjungi
toko setiap 5 hari.

Kerugian dari sistem P adalah karena tidak ada penghitungan persediaan selama periode
peninjauan, ada kemungkinan kehabisan stok selama waktu ini. Skenario ini dimungkinkan
jika pesanan besar membuat tingkat persediaan turun ke nol tepat setelah pesanan dilakukan.
Oleh karena itu, tingkat stok pengaman yang lebih tinggi (dibandingkan dengan sistem
kuantitas tetap) perlu dipertahankan untuk memberikan perlindungan terhadap kehabisan stok
selama waktu antara tinjauan dan waktu tunggu.

Anda mungkin juga menyukai