A. PENGERTIAN
Manajemen persediaan atau manajemen inventori adalah pengawasan aset non-
kapital (persediaan) dan stok barang. Manajemen persediaan juga termasuk dalam
manajemen rantai pasokan, yang mengawasi aliran barang dari produsen ke gudang dan
dari fasilitas penyimpanan ke titik penjualan. Fungsi utama manajemen ini adalah
menyimpan catatan terperinci untuk setiap produk baru atau yang dikembalikan saat
memasuki atau meninggalkan gudang atau tempat penjualan [ CITATION Sug20 \l
1033 ].
Manajemen persediaan adalah bagian dari perusahaan yang mengatur persediaan
barang yang dimiliki. Mulai dari cara memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai
persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan. Persediaan adalah aset perusahaan
yang menganggur (idle). Atau aset yang masih disimpan atau aset yang menunggu
untuk digunakan (dijual) Contoh persediaan adalah persediaan barang dagang (pada
perusahaan dagang) Dan pada perusahaan manufaktur, jenis persediaan bisa lebih
banyak lagi, seperti persediaan bahan baku (material), barang setengah jadi dan barang
jadi. Mengatur persediaan bisa dikatakan gampang gampang susah. Apabila persediaan
yang tersedia jumlahnya berlebihan, maka persediaan akan menimbulkan pengeluaran
yang tinggi. Setiap barang yang disimpan pasti memerlukan biaya. Namun apabila
persediaan yang tersedia kurang, maka akan menghambat kegiatan produksi, risikonya
bisa kehilangan penjualan dan konsumen. Terlebih lagi dengan adanya ketidakpastian
mengenai waktu pemesanan, pasokan dari supplier dan ketidakpastian permintaan. Dan
bahkan barang seperti barang pecah belah dan barang yang cepat rusak/busuk
memerlukan perlakuan khusus. Untuk itulah diperlukan manajemen persediaan agar
perusahaan bisa menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan mengeluarkan
biaya yang sangat rendah namun masih bisa memenuhi kebutuhan. [ CITATION
Nic18 \l 1033 ]
B. FUNGSI
[ CITATION Ayu20 \l 1033 ] Manajemen persediaan sangat penting bagi perusahaan. Hal
ini karena fungsi dari aktivitas tersebut cukup beragam. Berikut apa saja fungsi dari
manajemen persediaan.
a) Mengantisipasi Kekurangan Persediaan
Hal ini harus diperhatikan terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam memproduksi
barang. Meskipun pada umumnya supply bahan memang sudah pasti datang sesuai
jadwal, langkah antisipasi tetap penting untuk dilakukan. Untuk berjaga-jaga jika
seumpama persediaan datang terlambat dan akan berpotensi mengganggu proses
produksi.
[ CITATION Nic18 \l 1033 ]Ada beberapa faktor yang diperhitungkan oleh manajemen
persediaan dan bisa mempengaruhi tingkat persediaan perusahaan, seperti:
1. Jumlah dana yang tersedia, ketersediaan dana yang dimiliki sangat berpengaruh
terhadap prioritas pembelian persediaan, item apa yang urgen untuk dibeli dan
item apa yang masih bisa ditunda.
2. Lead time, waktu tunggu barang yang dipesan sampai barang diterima
3. Frekuensi penggunaan, semakin sering digunakan, semakin kecil persediaan
yang tersedia
4. Daya tahan persediaan, persediaan yang memiliki daya tahan yang lemah seperti
buah, daging dan barang sejenis harus segera cepat
dikeluarkan/dijual/digunakan.
F. METODE MANAJEMEN PERSEDIAAN
[ CITATION Ayu20 \l 1033 ] ada 5 metode inventory manajemen yang biasa
dipergunakan oleh perusahaan untuk mengelola persediaan diantaranya :
1. Metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode pengelolaan persediaan
dengan cara membeli persediaan sesuai dengan pesanan yang diterima. Dengan
begitu perusahaan tidak akan sampai terjadi bahan sisa alias pas. Cara ini banyak
membawa manfaat. Mulai dari tidak ada biaya pemeliharaan, serta biaya gudang
untuk menyimpan sisa bahan.
2. Metode MRP (Material Requirement Planning). Metode untuk menjamin bahan
baku selalu tersedia. Metode ini berguna memastikan persediaan berjumlah
sedikit agar biaya menjaga persediaan juga sedikit. Dalam metode ini akan
dilakukan beberapa perencanaan. Mulai dari penjadwalan pembelian, jadwal
produksi, hingga waktu pengiriman persediaan bahan baku.
3. Metode JIT (Just In Time). Metode ini memungkinkan perusahaan sebisa
mungkin tidak menyetok atau memiliki persediaan agar tidak ada biaya
persediaan. Perusahaan akan mengusahakan untuk membeli persediaan hanya
saat sedang dibutuhkan saja. Sehingga tidak akan ada sisa, caranya yaitu
membina hubungan baik dengan para pemasok bahan baku. Membuat mereka
seolah-olah bagian dari perusahaan. Sehingga kapan pun dan berapa pun
pemasok akan selalu siap menyuplai persediaan.
4. Metode Analisa ABC. Metode ini dilakukan penggolongan persediaan di mana
dasar penggolongan tersebut adalah nilai serta persediaan. Nilai di sini adalah
nilai total dari persediaan. Setiap item persediaan akan diberikan label sesuai
kelasnya masing-masing. Ini dilakukan karena setiap item persediaan
diperlakukan berbeda.Misalnya kayu bisa dilabeli dengan grade A, karena Kayu
perlu perlakuan khusus untuk penyimpanan dalam gudang supaya tidak rusak.
5. Metode Periodic Review. Metode ini memungkinkan dilakukan pemesanan
persediaan bahan dalam jarak waktu yang sama. Jadwal pesan barang sudah
terjadwal secara rutin, jadi manajer keuangan dapat memperkirakan berapa
pengeluaran untuk pembelian bahan baku tersebut. Metode ini punya
keunggulan salah satunya mampu meredam fluktuasi permintaan kebutuhan
bahan baku. Metode ini juga sangat mudah dilakukan karena tidak perlu
melewati proses administrasi yang panjang. Hal tersebut karena proses
pembelian persediaan sudah terjadwal rutin. Namun metode ini mengharuskan
perusahaan memperbanyak stok untuk mengantisipasi saat tiba-tiba pesanan
produksi membludak.
CONTOH MANAJEMEN PERSEDIAAN
PT. ABHIRMA KRESNA
Nama : Alfina
NIM : 1908216
PT. Abhirama Kresna merupakan salah satu industri perseroan terbatas yang
bergerak dalam bidang plywood dengan berbahan baku sengon laut. Lokasi PT.
Abhirama Kresna adalah terletak di jalan Raya Solo – Wonogiri Km. 21 kabupaten
Sukoharjo, propinsi Jawa Tengah. PT. Abhirama Kresna didirikan dengan tujuan
mencari keuntungan atau laba usaha, memenuhi kebutuhan kayu lapis polywood
khususnya di pulau jawa, ikut membantu ekonomi masyarakat diluar maupun disekitar
daerah pabrik dengan membuka lapangan pekerjaan.
A. Analisis Manajemen Persediaan PT. Abhirama Kresna menggunakan Metode EOQ
(Economic Order Quantity).
1. Perhitungan Jumlah Pembelian Bahan Baku Optimal
Pembelian ekonomis kayu sengon :
2 RS
Dik : R = 74.878,05 m3 EOQ = Q*=
√ C
C = Rp 137,00 per m3 = 17.376 m3
S = Rp. 276.200
2. Perhitungan Frekuensi Pembelian Optimal
Frekuensi pembelian yang optimal untuk untuk kayu sengon
R
Dik : R =74.878,05 F* =
Q∗¿ ¿
74878,05
Q* = 18.018,72 m3 F* = = 4 kali
17.376
3. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Optimal
Total Biaya Persediaan kayu sengon
Q R 17376 74878,05
Dik : R = 74.878,05 m3 TIC=( )c+( )S = ( ) 137 +( )
2 Q 2 17376
276200
C = Rp 137,00 per m3 = Rp.2.380.400,00
S = Rp. 276.200
Q = 17.376 m3
4. Perhitungan Safety stock ( Persediaan Pengaman )
274168571
SD=√ ∑ ¿ ¿ ¿ =
√ 12
= 4.779,89
5. Besarnya Titik Pemesanan Kembali atau Re order point. Untuk menentukan kapan
diadakan pemesanan kembali atau re order point dapat dihitung
Dik : Lead Time = 14 hari ROP=dxL+SS =
Safety Stock 4.779,89 m3 = ( 14 x 249,59 ) + 4.779,89
Jumlah hari kerja dalam satu tahun = 300 hari kerja = 8.274 m3
Jumlah pemakaian bahan baku = 74.878,05 m3
Rata – rata pemakaian bahan baku adalah =
74878,05
= 249.59
300
Keterangan :
R = Jumlah pembelian (permintaan ) selama satu periode
C = Biaya simpan tahunan dalam rupiah / unit
S = Biaya setiap kali pemesanan
Q* = Jumlah pemesanan optimum
F* = Frekuensi pembelian
Q* = Jumlah barang pada setiap pesanan
TIC = Total biaya persediaan tahunan (total annual inventory cost)
Q = Kuantitas pemesanan (unit / cost)
SD = Standar Deviasi
x = Jumlah rata – rata pemakaian bahan baku
x = Jumlah pemakaian bahan baku sesungguhnya tiap periode
n = Jumlah data
Zs = Persediaan pengaman
Z = Faktor keamanan dibentuk atas dasar kemampuan
ROP = Titik pemesanan kembali
Lead Time = Waktu tunggu
Safety stock = Persediaan pengaman
Jika dibandingkan antara manajemen persediaan yang mengikuti kebijakan
perusahaan dengan menggunakan metode EOQ dari segi total biaya yang digunakan lebih
efesien memakai metode EOQ. Dimana sebelumnya telah diketahui bahwa Total biaya
persediaan optimal selama satu tahun dengan mengikuti kebijakan perusahaan sebesar Rp
3.741.800,00 sedangkan jika dianalisis menggunakan metode sebesar Rp.2.380.400,00.