2
PENGERTIAN PERSEDIAAN [2]
Sumber: http://www.slideshare.net/Lambok_siregar/8-manajemenpersediaan
3
ALASAN PENGADAAN PERSEDIAAN [1]
4
ALASAN PENGADAAN PERSEDIAAN [2]
3. Pertimbangan ekonomi skala (economies of scale)
Pengadaan akan bersifat ekonomis jika dilakukan pada jumlah tertentu,
sehingga perusahaan seringkali melakukan pemesanan melebihi jumlah
yang dibutuhkan untuk periode waktu tertentu. Kelebihan jumlah ini
menjadi persediaan di perusahaan tersebut.
6
SIKLUS ALIRAN MATERIAL
Waktu siklus
95% 5%
8
BIAYA PERSEDIAAN
9
PENGHITUNGAN NILAI PERSEDIAAN
10
PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN
• Penentuan nilai persediaan (inventory costing) adalah proses
menghitung nilai persediaan yang ada pada perusahaan dengan
menggunakan metode-metode seperti:
– Standard Cost
penghitungan nilai persediaan dilakukan berdasarkan ketetapan dan acuan
dari perusahaan. Jika terdapat selisih perhitungan dengan transaksi yang
terjadi, maka akan dilakukan penyesuaian nilai (adjustment).
– Moving Average
penghitungan nilai persediaan dilakukan dari nilai rata-rata transaksi yang
sedang berjalan. Nilai rata-rata transaksi yang dihitung dilakukan pada saat
yang sama ketika ada persediaan yang masuk maupun keluar.
– FIFO (first-in first-out)
penghitungan nilai persediaan dilakukan dengan prinsip persediaan yang
masuk lebih dahulu akan dikeluarkan lebih dahulu pula. Penghitungan
dilakukan berdasarkan tanggal terjadinya transaksi.
– LIFO (last-in last-out)
berkebalikan dari metode FIFO. Pada metode LIFO, penghitungan nilai
persediaan dilakukan dengan prinsip persediaan yang masuk lebih dahulu
akan dikeluarkan kemudian. Penghitungan dilakukan berdasarkan tanggal
terjadinya transaksi.
11
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
2
ALAT BANTU PENGENDALIAN PERSEDIAAN
3
ALAT BANTU PENGENDALIAN PERSEDIAAN
• ABC Analysis
ABC Analysis adalah teknik pengendalian persediaan dengan
memperhatikan kelompok barang sesuai tingkat kepentingan masing-
masing kelompok barang tersebut. Pengelompokan barang dalam ABC
Analysis berdasarkan total nilai penjualan dalam setahun.
Dalam ABC Analysis, biasanya barang-barang dikelompokkan menjadi
tiga kelas, yaitu A, B, dan C. Kelas A adalah kelompok barang yang
sangat penting (nilai penjualan terbesar), kelas B adalah kelompok
barang dengan nilai penjualan menengah, dan kelas C adalah
kelompok barang dengan nilai penjualan terkecil.
Berdasarkan pengelompokan tersebut, perusahaan akan memberikan
prioritas perhatian tertinggi terhadap kelas A, diikuti terhadap kelas
B, dan terakhir terhadap kelas C. Prioritas perhatian dilakukan
terutama terhadap tingkat persediaannya.
Pembagian kelompok tersebut tidak selalu menjadi tiga kelas (A, B,
dan C) saja, namun tergantung kebijakan perusahaan yang
bersangkutan. Apabila diperlukan, pengelompokan barang bisa
dilakukan, misalnya, menjadi empat kelas (A, B, C, dan D).
4
ANALISIS ABC
• Dalam Analisis ABC, persediaan dibagi menjadi tiga
kelas berdasarkan nilai penjualan dalam setahun.
þ Kelas A – Nilai penjualan tahunan tinggi
þ Kelas B – Nilai penjualan tahunan sedang
þ Kelas C – Nilai penjualan tahunan rendah.
• Analisis digunakan untuk menetapkan kebijakan untuk
fokus pada jenis-jenis persediaan yang penting
berdasarkan nilai penjualannya.
• Selain berdasarkan volume penjualan, Analisis ABC bisa
menggunakan kriteria lainnya, seperti:
þ Antisipasi terhadap perubahan teknologi
þ Masalah pengiriman
þ Masalah kualitas
þ Biaya unit yang tinggi
Sumber: Heizer & Render (2005)
5
ANALISIS ABC
• Kebijakan-kebijakan dalam penerapan Analisis ABC
misalnya:
þ Lebih fokus terhadap pengembangan pemasok (supplier
development) untuk item-item Kelas A.
þ Lebih fokus dalam pengendalian persediaan secara fisik item-
item Kelas A.
þ Lebih teliti dalam peramalan (forecasting) item-item Kelas A.
Buatlah “ABC Analysis” untuk data penjualan toko di atas berikut grafik-nya.
9
PERHITUNGAN ANALISIS ABC
Harga/ Volume
Unit Penjualan Pendapatan Akumulasi
No. Nama Produk (Rp) Tahunan (unit) (Rp) % % Kelas
1 Minuman Teh Hijau 10,000 35,000 350,000,000 42%
73% A
2 Minuman Kopi 8,000 32,000 256,000,000 31%
3 Minuman Coklat 7,000 12,000 84,000,000 10%
4 Minuman Soda 5,000 11,000 55,000,000 7% 21% B
5 Air Mineral 2,500 14,000 35,000,000 4%
6 Minuman Berenergi 3,000 8,000 24,000,000 3%
7 Minuman Teh 2,000 5,000 10,000,000 1%
8 Minuman Buah 2,000 3,000 6,000,000 1% 6% C
9 Minuman Susu 3,000 2,000 6,000,000 1%
10 Minuman Jamu 2,500 2,000 5,000,000 1%
124,000 831.000.000 100%
10
GRAFIK ANALISIS ABC
Persentase Volume Penjualan
80 – Kelas A
70 –
60 –
50 –
40 –
30 – Kelas B
20 –
10 – Kelas C
| | | | | | | | | |
0 –
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
11
CONTOH SOAL “CYCLE COUNTING”
Sebuah supermarket mempunyai 30.000 item, mencakup
makanan, minuman, produk kebutuhan sehari-hari, produk
perawatan tubuh, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.
12
CONTOH PERHITUNGAN SOAL “CYCLE COUNTING”
Kebijakan
Cycle Jumlah Item yang
Kelas Persentase Jumlah Counting Dihitung Setiap Hari
A 15% 4.500 25 4.500/25 = 180/hari
13