Anda di halaman 1dari 4

Nama : Firli Melinda Putri

NIM : 200301032

Kelas : Manajemen A Pagi, Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG)

Mata Kuliah : Manajemen Operasional

Pertemuan Ke- 12

1. Mengapa perusahaan penting melakukan pengendalian persediaan?

Pengendalian persediaan perlu dilakukan karena persediaan bisa mengakibatkan perusahaan stop
operasi. Sehingga pengendalian persediaan dimaksudkan untuk mengoptimalisasi biaya dan
menjaga barang yang disimpan. Dengan kata lain tujuan utama dari pengendalian persediaan
adalah kelancaran proses produksi dan penjualan dengan menggunakan biaya yang sehemat dan
seoptimal mungkin.

2. Jelaskan perbedaan antara persediaan dan sistem persediaan ?

Definisi persediaan adalah semua stok atau sumber daya yang digunakan oleh perusahaan (Chase
Aquilano, 2006), baik itu berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, komponen-
komponen pelengkap produk, peralatan kantor yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran
administrasi kantor.

Sistem persediaan itu sendiri adalah seperangkat kebijakan dan pengendalian yang berfungsi
untuk memonitor : tingkat persediaan, menentukan berapa banyak persediaan yang harus
dipertahankan, kapan persediaan harus diisi lagi dan berapa banyak kuantitas yang harus dipesan
pada pemasok.

3.Bagaimana hubungan antara permintaan independen dengan sistem persediaan ?

4. Gambar dan jelaskan bagan total biaya minimal, biaya pesanan dan biaya
penyimpanan?

5. Bagaimana cara perusahaan mengklasifikasikan persediaan ke dalam kategori A, B, C?

Konsep ABC Inventory Analysis pertama kali dikenalkan oleh H.F. Dickie di General Electric
pada awal tahun 1950-an. Teknik ABC ini merupakan salah satu alat manajemen yang sangat
berharga untuk mengidentifikasi dan mengendalikan item-item persediaan yang penting. Konsep
ABC membagi atau mengelompokkan item-item persediaan menjadi tiga kelompok:

1) Kelompok A

item-item persediaan yang dikelompokkan ke dalam kelompok A ini adalah item-item


persediaan yang bernilai besar namun merupakan bagian kecil dari keseluruhan item persediaan
yang ada. Ciri khusus dari kelompok ini antara lain memiliki nilai berkisar antara 70% - 80%
dari seluruh nilai persediaan yang ada, dan kuantitasnya berkisar antara 15% - 30% dari seluruh
jumlah persediaan.

2) Kelompok C

item-item persediaan yang masuk kategori C adalah item-item persediaan yang memiliki nilai
rendah, namun merupakan bagian terbesar dari seluruh persediaan. Nilai persediaan kelompok
ini berkisar antara 5% - 15% dari seluruh nilai persediaan, dan jumlahnya berkisar 50% dari
seluruh jumlah persediaan.

3) Kelompok B

suatu item persediaan akan dikategorikan dalam kelompok B bila memiliki karakteristik antara A
dan C.

Perlu diketahui bahwa angka-angka prosentase yang diberikan dalam penjelasan bukanlah
harga mati, angka-angka tersebut hanyalah guidelines saja. Sebenarnya, tidak ada aturan yang
spesifik berkaitan dengan batasan antara kelompok A, kelompok B, dan kelompok C.
Jika pengelompokkan persediaan tersebut digambarkan secara grafis dimana sumbu vertikal
menunjukkan prosentase nilai persediaan dan sumbu horisontal menunjukkan prosentase jumlah
persediaan, maka akan terlihat seperti kurva dan disebut kurva ABC.

Dari analisis persediaan ABC, manajemen memperoleh informasi yang dapat digunakan
untuk mengendalikan persediaan. Misalnya, persediaan yang masuk kelompok A
menggambarkan investasi persediaan yang bersifat substansial sehingga persediaan tersebut
memerlukan pengawasan dan pengendalian yang ketat yang meliputi pencatatan yang lebih
akurat dan komplit, pengawasan dan inspeksi tingkat persediaan yang terus menerus,
perhitungan yang tepat, menempati posisi prioritas utama dan diberi perhatian yang maksimum
berkaitan dengan jumlah dan frekuensi pemesanan.

Sebaliknya, untuk persediaan yang masuk kategori C, relatif kurang membutuhkan


perhatian atau pengendalian yang seketat kelompok A maupun B. Jumlah yang besar sering
memberikan keuntungan dalam hal pengurangan biaya pengangkutan, dan tingkat prsediaan
dapat diawasi secara periodik tanpa membutuhkan catatan-catatan formal. Sementara, persediaan
kategori B yang merupakan persediaan dengan nilai dan jumlah yang berada di tengah-tengah
antara A dan C, memerlukan pengendalian dan pengawasan yang lebih dari C, namun tidak
seketat pengendalian dan pengawasan untuk persediaan kategori A.

6. Seorang penjual lemper basah keliling menyatakan bahwa rata-rata dia bisa menjual 50
buah lemper setiap hari. Penjual keliling tersebut membeli lemper basah di pasar seharga
Rp 1500,- per biji , dan dijual ke konsumen dengan harga Rp 3500,-. Jika lemper tidak
terjual maka penjualnya di pasar mau membeli kembali dengan harga Rp 500,-. Standar
Deviasi penjualan lemper basah sebesar 8 biji . Berapa sebaiknya jumlah pembelian
lemper basah dilakukan oleh penjual kue keliling?

7. Diketahui data perusahaan Ruwet sebagai berikut :

Permintaan tahunan perusahaan sebesar 12.000 unit dengan harga beli Rp 7.500,-/unit dan
biaya setiap kali melakukan pesanan sebesar Rp 5.000,-, biaya penyimpanan per tahun
sebesar 5% dari harga beli /unit. Jangka waktu pesanan mulai dilakukan sampai barang
datang 3 hari . (Asumsi 1 tahun = 365 hari)

•Berapa kuantitas pemesanan yang paling ekonomis?

•Berapa nilai titik pemesanan ulang ( reorder point )?

•Gambar dan jelaskan siklus penggunaan persediaan perusahaan Ruwet!

•Berapa total biaya yang ditanggung oleh perusahaan Ruwet?

8. Perusahaan Busa memiliki permintaan harian sebanyak 30 unit dengan standar deviasi
yang konstan sebesar 2 unit. Persediaan direview setiap 30 hari, dan saat ini persediaan
yang tersisa sebanyak 75 unit, Jangka waktu mulai dari pemesanan sampai dengan produk
pesanan datang adalah 5 hari. Manajemen menetapkan kebijaksanaan bahwa minimal
97% permintaan konsumen harus dapat dipenuhi oleh perusahaan.

Pertanyaan

Berapa kuantitas pemesanan perusahaan Busa saat ini ?

Anda mungkin juga menyukai