Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN KAPASITIAS

Nama Kelompok:
1. Ni Nyoman Sri Purwaningsih (2102612010563/16)
2. I Kadek Romi Gunawan (2102612010564/17)
3. Komang Anggara Putra (2102612010551/05)
4. I Wayan Verry Arimbawa (2102612010568/21)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang berlimpah kami hantarkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa,karena atas berkat dan karuniaNYAlah, kami telah menyelesaikan tugas makalah
Manajemen Operasional,tepat pada waktunya.
Tulisan ini sedikit memberikan penjelasan tentang materi perencanaan kapasitas.
Dengan ini diharapkan bisa membantu menambah pengetahuan pembaca.
Kami juga menyadari,begitu banyak kekurangan yang ada dalam tulisan ini, untuk itu,
segala saran dan kritikan yang bisa membangun, mutlak kami butuhkan demi kebaikan
bersama. saya berharap agar tulisan ini, bisa bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca sekalian.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
Latar Belakang........................................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................4
Tujuan.....................................................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................6
Pengertian kapasitas...............................................................................................................6
Pengertian Perencanaan Kapasitas.........................................................................................6
Analisis Titik Impas (Break-even Point)................................................................................9
Menerapkan Pohon Keputusan pada Keputusan Kapasitas..................................................13
Investasi Yang Dipicu Oleh Strategi....................................................................................15
CONTOH SOAL..........................................................................................................................18
BAB III.......................................................................................................................................20
PENUTUP..................................................................................................................................20
KESIMPULAN....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam teori ekonomi, kegiatan perusahaan adalah memproduksi sampai


kepada tingkat di mana keuntungan mencapai jumlah yang maksimum. Sehingga
tujuan memaksimumkan keuntungan merupakan tujuan yan paling penting. Di mana
dalam teori ekonomi tidak membedakan apakah perusahaan itu perusahaan
pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan itu berbentuk perusahaan
perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas. Untuk tujuan itu, perusahaan
menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan faktor-faktor
produksi dengan carayang seefisien mungkin sehingga usaha memaksimumkan
keuntungan.
Di samping itu, perusahaan harus mampu mengukur kemampuannya dalam
memenuhi permintaan para konsumen dan pasar dengan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya. Kapasitas yang tersedia akan menentukan seberapa besar atau banyak
keluaran atau output yang dihasilkan. Olehkarena itu, peran salah satu kegiatan
manajemen sangat penting yakni dalamhal ini perencanaan kapasitas.
Perancanaan kapasitas merupakan bagian dari keputusan strategis perusahaan
yang dirumuskan berdasarkan hasil peramalam permintaan dimasa mendatang.
Apabila kapasitas yang tersedia di perusahaan terbatas,maka output yang dihasilkan
akan berada di bawah tingkat permintaan pasar. Sehingga menyebabkan sebagian
potensi pasar tidak dapat dilayanidan mungkin akan dikuasai oleh pesaing lain.
Sebaliknya, apabila kapasitas yang ada terlalu besar, output kemungkinan akan
menganggur dan tidak akan terpasarkan seluruhnya dan menyebabkan pemborosan
pemakaian sumber daya ekonomi perusahaan yang seharusnya dioptimalkan
penggunaannya.
Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan mengenai perencanaan kapasitas
dan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar tujuan-tujuan perusahaan yang
diinginkan dapat tercapai. Maka, dalam makalah ini akan membahas tentang

4
perencanaan kapasitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat
mencapai keuntungan yang optimal dan maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan kapasitas?
b. Apa yang dimaksud dengan perencanaan kapasitas?
c. Apa yang dimaksud analisis titik impas?
d. Bagaimana menerapkan pohon keputusan
e. Apa yang dimaksud dengan investasi yang dipicu oleh strategi?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi kapasitas;
b. Untuk mengetahui tentang perencanaan kapasitas;
c. Untuk mengetahui analisis titik impas:
d. Untuk mengetahui penerapan pohon keputusan:
e. Untuk mengetahui investasi yg dipicu oleh strategi:

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kapasitas


Menurut Chase dan Aquilano serta Russel dan Taylor, kapasitas merupakan
jumlah keluaran yang dapat dihasilkan oleh suatu sistem produksi dalam waktu
tertentu, yaitu selama satu tahun atau dalam beberapa tahun mendatang. Kapasitas
dapat pula diartikan sebagai jumlah unit produk yang dapat ditangani,
diterima,disimpan, atau diakomodasi dalam waktu tertentu. Pengertian pertama
terpakai dalam menyatakan kemampuan menghasilkan dari sebuah pabrik. Sedang
makna kapasitas yang kedua, lazim dipakai untuk menyatakan kemampuan sebuah
fasilitas jasa.
Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi
dalam waktu tertentu biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan
waktu.Adapula jenis-jenis kapasitas sebagai berikut:
 Jenis-Jenis Kapasitas
Menurut T. Hani Handoko, terdapat beberapa macam jenis kapasitas,
yakni:
1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk
mana pabrik dirancang.
2. Rated capacity,yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai
kemampuan memproduksinya.
3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu
yang ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi
manajemen, supervise.

2.2 Pengertian Perencanaan Kapasitas


Perencanaan kapasitas adalah keputusan menentukan jumlah kapasitas yang
harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan. Perencanaan kapasitas menjadi hal penting
karena jika ada perubahan dalam perencanaan kapasitas, akan menyebabkan
perubahan kepada seluruh proses, yaitu perencanaan induk dan material requirement
planning.Perencanaan Kapasitas dibedakan menjadi 3 yaitu:

6
 Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek,Menengah Dan Panjang
1. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani
secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang,
misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika
dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperasi penuh
selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per
minggu. Jika perusahaan beroperasi selama delapan jam per hari (satu shift)
dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah
40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas
maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan
untuk bekerja melebihi kapasitas normal,sehingga kapasitas output
maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan
kapasitas mungkin perusahaan akan melakukan penambahan dan pengurangan
jam kerja,melakukan sub-kontrak dengan perusahaan lain apabila terjadi
perubahan permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat
lima cara yang dapat digunakan perusahaan, yakni:
a. Meningkatkan jumlah sumber daya, yaitu:
 Penggunaan kerja lembur
 Penambahan regu kerja
 Memberikan kesempatan kerja secara part-time
 Sub-kontrak
 Kontrak kerja
b. Memperbaiki penggunaan sumber daya, yaitu:
 Mengatur regu kerja
 Menetapkan skedul
c. Modifikasi produk, yaitu:
 Menentukan standar produk
 Melakukan perubahan jasa operasi
 Melakukan pengawasan kualitas
d. Memperbaiki permintaan, yaitu:
 Melakukan perubahan harga

7
 Melakukan perubahan promosie.
e. Tidak memenuhi permintaan, yaitu dengan tidak mensuplai semua
permintaan

2. Perencanaan Kapasitas Jangka Menengah


Perencanaan kapasitas jangka menengah merupakan perencanaan dengan
tenggat waktu 3 hinggai 8 bulan. Berbeda dengan perencanaan kapasitas
jangka pendek yang hanya berfokus pada penggunaan kapasitas yang ada,
pada jangkamenengah perusahaan melakukan dua pendekatan, yaitu
mengoptimalkan kapasitas yang ada dan mencoba perlahan mengubah
kapasitas yang ada. Dalam menggunakan kapasitas, perusahaan dapat
melakukan penambahan karyawan ataupembuatan persediaan. Sedangkan
pendekatan mengubah kapasitas dilakukan dengan subkontrak, menambah
peralatan, atau menambah shift

3. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang


Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam
menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat
diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya
produksi per unit yang dalam jangka pendek sangat sulit untuk dicapai karena
produk yang dihasilkan masih berskala kecil. Tetapi dalam jangka panjang
rencana tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan kapasitas produksi.
Persoalan yang timbul adalah berapa jumlah produk yang harus dihasilkan
agar biaya produksi seminimum mungkin. Penentuan jumlah produksi yang
dapat menghadirkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti
pola permintaan jangka panjang dan siklus kehidupan produk yang dihasilkan.
Dalam kaitannya dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi
yang dapat ditempuh perusahaan, yaitu:

1) Strategi melihat dan menunggu (wait and see strategy),


strategi ini dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas
produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah

8
naik.Strategi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi
kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena
investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam jumlah unit yang
sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi.
2) strategi ekspansionis,
yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi
ini perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran
yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain.
Selain itu perusahaan berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik
dengancara menjamin tersedianya produk di pasaran.

2.3 Analisis Titik Impas (Break-even Point)

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita kerugian dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian
sama dengan nol.Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya
menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya
tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya
variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian.Dan
sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan
biaya tetap yang harus di keluarkan.Analisa Break even mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan program budget, walaupun analisa Break even dapat diterapkan
dengan data historis, tetapi akan sangat berguna bagi manajemen kalau diterapkan
pada data taksiran periode yang akan datang.
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada
pimpinan, bagaimana pula hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu.Analisis Break even
dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai
berikut:
1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
2. umlah penjualan yang harus digapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu
3. Beberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita rugi
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Salah satu kelemahan dari BEP adalah bahan hanya ada satu macam barang
yang diproduksi atau dijual jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau
komposisi penjualannya(sales mix) akan tetap konstan jika dilihat di jaman sekarang
9
ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya, mereka menciptakan
banyak produk jadi hal ini sangat sulit.Ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan
barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada
perubahan harga secara umum.Hal ini sulit ditemukan dalam kenyataan dan
prakteknya.
 Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel Cost (biaya variabel)


Variabel Cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya
variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit
dikalikand engan penjualan dalam unit.

2. Fixed Cost (biaya tetap)


Fixed Cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh
oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (fungtion of
time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.contoh
biaya sewa, depresiasi, bunga, Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya
ini tetap dikeluarkan
3. Semi Variabel Cost
Semi Variabel Cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan
sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost.Biaya
yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi
salesman dimana komisi bagis alesman ini tetap untuk range atau volume
tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.

 Asumsi Titik Impas (Break Even Point)


Analisis break-even point sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui
hubungan antara biaya, volume dan laba, khususnya informasi mengenai
jumlah penjualan minimum dan besarnya penurunan realisasi penjualan dari
rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.Analisis Break
Even Point membutuhkan asumsi tertentu sebagai dasarnya. Bila asumsi dasar
salah satunya mengalami perubahan, maka akan berpengaruh pada posisi titik
impas, sehingga perubahan tersebut akan berpengaruh juga terhadap laba
perusahaan.
Terdapat beberapa asumsi dasar dalam analisis Break Even Point yaitu :
1. Satu-satunya faktor yang memengaruhi biaya adalah perubahan volume.
2. Manajer menggolongkan setiap biaya (atau komponen biaya gabungan)
baik sebagai biaya variabel maupun biaya tetap.
3. Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume
relevannya.
4. Tingkat persediaan tidak akan berubah.
5. Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah. Penjualan gabungan
merupakan kombinasi produk yang membentuk total penjualan.

10
Sedangkan menurut Mulyadi (2000:260-261), asumsi yang mendasari
break-even point adalah:
1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang
diramalkan. Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisar volume
yang dipakai dalam perhitungan break-even point, sedangkan biaya
variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
2. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai
tingkat kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan
dilakukan penurunan harga jual atau dengan memberikan potongan
harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya-volume-laba.
3. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan.
Penambahan fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan
biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya-volume-laba.

 Penentuan Tingkat Titik Impas (Break-even Point)


Untuk dapat menentukan tingkat Break even, maka biaya yang terjadi
harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Semakin besar
hasil produksi, maka biaya tetap persatuan akan semakin kecil, sebaliknya
semakin rendah hasil produksi maka biaya tetap persatuan akan semakin
besar.Pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dalam praktek biasanya bukan
merupakan masalah yang mudah,jenis biaya semi variabel atau semi tetap
dalam analisa Break even perlu dipisahkan lebih dahulu menjadi biaya
variabel dan biaya tetap dengan menggunakan metode - metode tertentu.
Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat Break even
dapat dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk
menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau
bagan Break even.secara mathematic tingkat Break even dapat ditentukan
dengan berebagai rumus.Dengan demikian tingkat Break even dapat
ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan matematis dan
pendekatan grafik.
Berikut beberapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis
Break Even Point (BEP) yakni sebagai berikut:

1. Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung Break-even Point
yang harus diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel
per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau harga jual per
unit.Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

a) Break-even Point dalam unit

FC
BEP= P−VC

11
Keterangan:
BEP = Break Even Point
FC = Fixed Cost
VC = variabel Cost
P = Price per unit.

b) Break-even Point dalam rupiah


FC
BEP= 1− VC
P

Keterangan:
BEP = Break Even Point
FC = Fixed Cost
VC = variabel Cost
P = Price per unit

2. Pendekatan Grafik
Pendekatan grafik menggambarkan hubungan antara volume
penjualan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
serta laba. Selain itu juga untuk mengetahui biaya tetap dan
biaya variabel dan tingkat kerugian perusahaan. Asumsi yang
digunakan dalam analisis peluang pokok ini adalah bahwa harga
jual, biaya variabel per unit adalah konstan.
Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit
penjualan terdapat informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan,
biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau rugi. Jadi
manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan
terlihat seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas
ditunjukkan baik dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.

12
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-
unsur biaya dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam
gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total
yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan
garis penghasilan penjualan.

2.4 Menerapkan Pohon Keputusan pada Keputusan Kapasitas


Pohon keputusan (decision tree) merupakan sebuah tampilan grafis proses
keputusan yang mengindiksikan alternatif keputusan yang ada, kondisi alami dan
peluangnya, serta imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi
alami.
Kriteria yang paling sering digunakan untuk mengalasisi pohon keputusan adalah
EMV (Expected Monetary Value). EMV adalah nilai uang yang diperkirakan. Satu
langkah awal analisis ini adalah menggambarkan pohon keputusan dan menetapkan
konsekuensi finansial dari semua hasil untuk masalah tertentu.
Menganalisis masalah menggunakan pohon keputusan mencakup lima langkah
yaitu:
1. Mengidentasi masalah,
2. Menggambar pohon keputusan,
3. Menentukan peluang bagi kondisi alami,
4. Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan
kondisi alami yang mungkin,

13
5. menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi setiap titik
kondisi alami. hal ini dilakukan dengan mengerjakan dari belakang ke
depan (backward), yaitu memulai dari sisi kanan pohon terus menuju ke
titik keputusan di sebelah kirinya.
 Kelebihan dari metode pohon keputusan adalah:
1. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat
global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.
2. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena Ketika
menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya
berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.
3. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang
terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain
dalam metode yang sama.Kefleksibelan metode pohon keputusan ini
meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingakan
Ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih
konvensial.
4. Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya
sangat banyak,seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan baik
itu distribusi dimensitinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi kelas
tersebut. Metode pohon keputusan dapat menghindari munculnya
permasalahan ini dengan menggunakan kriteria yang jumlahnya lebih
sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas
keputusan yang dihasilkan.
 Kekurangan Pohon Keputusan
1) Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan kriteria yang
digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut juga dapat
menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan jumlah
memori yang diperlukan
2) Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah pohon
keputusan yangbesar.
3) Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal.
4) Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon
keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain

14
2.5 Investasi Yang Dipicu Oleh Strategi
 MENERAPKAN ANALISIS INVESTASI TERHADAP INVESTASI
YANG DIPACU STRATEGI.
Manajer operasi merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk
retumn on investment (EOI). Dimana manajer harus memilih dari beragam
pilihan keuangan juga alternatif kapasitas dan proses yang
tersedia.Analisisnya harus menunjukkan investasi modal, biaya variable, dan
arus uang, begitu juga net present value.

 Net Present Value


Net Present Value adalah cara menentukan nilai yang terpotong dari
penerimaan kas di masa depan.
Rumus Present Value:
F
P= (1+ㅡ i) n

Keterangan:
P: present value
F: future value
i: tingkat suku bunga
N: jumlah tahun
 Menentukan net present value dari penerimaan masa depan dengan nilai yang
setara Investasi yang menghasilkan sedretan nilai uang yang sama dan
seragam untuk menetapkan nilai sekarang dari sejumlah uang di masa depan
yang dinamakan sebuah anuitas.
Rumus: S = RX
Keterangan:
S: nilai sekarang dari serangkaian penerimaan tahunan yang seragam.
R: penerimaan yang di terima dengan jumlah yang sama setiap tahun anuitas.
X: sebuah faktor yang terdapat dalam table atau dapat di hitung dengan rumus
1/(1+i)n.
Contoh soal:

15
Medical Clinic berniat untuk berinvestasi pada sebuah peralatan kesehatan
baru yang canggih.Alat ini akan menghasilkan pendapatan $7000 per tahun
selama 5 tahun.Berapakah present value arus uang ini? Asumsikan tingkat
suku bunga 6 % ?R= $7000 (4,212)=$29.484
Metode net Present Value merupakan satu metode terbaik untuk berbagai
alternative presentasi. Cukup dengan menghitung present value dari semua
arus uang untuk setiap alternative investasi. Saat harus memilih pilihalah net
present value yang tertinggi karena lebih baik untuk di investasikan daripada
investasi yang memiliki net present value rendah.
 Menentukan Net Present Value dari Penerimaan Masa Depan dengan nilai
yang berbeda
Contoh soal:
Investasi A Investasi A Tahun Nilai sekarang pada
Arus Uang Arus Uang 8%
$ 10.000 $ 9000 1 0,926
$ 9000 $ 9000 2 0,857
$ 8000 $ 9000 3 0,794
$ 7000 $ 9000 4 0,735

Perhitungan

Tahun Nilai sekarang investasi Nilai sekarang investasi


A B
1 (0,926)( $ 10.000 ) = $9260 (0,926 )( $ 9000 ) = $8834
2 (0,857)( $ 9000 ) = $7713 (0,857 )( $ 9000 ) = $7713
3 (0,794)( $ 8000 ) = $6352 (0,794 )( $ 9000 ) = $7146
4 (0,735)( $ 7000 ) = $5146 (0,735 )( $ 9000 ) = $6615
Total = $28470 =$29808
Dikurangi Investasi Awal -25.000 -26.000
Net Present value $3470 $3808

Kriteria Net Present Value menunjukkan investasi B lebih menarik di bandingkan


investasi A karena investasi B memiliki present value lebih tinggi. Walaupun Net Present
Value merupakan salah satu pendekatan terbaik tetapi ada beberapa kelemahan yaitu :

16
1. Investasi dengan net present value yang sama mungkn memiliki proyeksi dan nilai
sisa yang sangat berbeda
2. Investasi dengan net present value yang sama mungkin memiliki mungkin memiliki
arus uang yang berbeda yang dapat membuat perbedaan yang sangat berarti dalam
kemampuan perusahaan membayar tagihan.

CONTOH SOAL

17
1. Contoh Kasus BEP dalam Unit
PT. BintangMalang. PT. Bintang Malang ingin merencanakan luas produksi
sehubungandengan rencana produksi perdananya. Data berikut menunjukkan
informasi yang berhubungan dengan PT. Bintang Malang
Biaya tetap (FC) Rp 800.000,-

Biaya variabel per unit (VC) Rp 40.000,-

Harga jual per unit (P) Rp 200.000,-

Untuk menentukan berapa kuantitas minimum yang harus dijual agar PT.Bintang
Malang dalam kondisi impas dapat menggunakan formulasi sebagai berikut:

FC
BEP=
P−VC

Jika data di atas dimasukkan dalam formulasi di atas maka

800.000
BEP= 200.000−40.000

BEP=5.000 unit
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dinyatakan jika PT. Bintang Malang
merencanakan produksi dan menjual di bawah 5.000unit akan mengalami kerugian,
sedangkan jika memproduksi dan menjual di atas 5.000unit akan memperoleh
keuntungan.

2. Contoh kasus BEP dalam rupiah


PT. BintangMalang. PT. Bintang Malang ingin merencanakan luas produksi
sehubungandengan rencana produksi perdananya. Data berikut menunjukkan
informasi yang berhubungan dengan PT. Bintang Malang
Biaya tetap (FC) Rp 800.000,-
Biaya variabel per unit (VC) Rp 40.000,-
Harga jual per unit (P) Rp 200.000,-
Hitunglah berapa omset yang harus didapatkan PT.Bintang Malang agar mencapai
kuantitas minimumnya atau BEP.

18
FC
BEP= 1−
VC
P
800.000
BEP= 1−
40.000
200.000
800.000
BEP= 1−0.2
800.000
BEP= 0.8

BEP=Rp 1.000.000
Jadi PT.Bintang Malang harus mendapatkan omset sebesar Rp 1.000.000 agarM
mencapai kuantitas minimum.

BAB III
PENUTUP
19
KESIMPULAN
1. Menurut Chase dan Aquilano serta Russel dan Taylor, kapasitas merupakan
jumlah keluaran yang dapat dihasilkan oleh suatu sistem produksi dalam waktu
tertentu, yaitu selama satu tahun atau dalam beberapa tahun mendatang.
2. Perencanaan kapasitas adalah keputusan menentukan jumlah kapasitas yang harus
tersedia untuk memenuhi kebutuhan. Perencanaan kapasitas menjadi hal penting
karena jika ada perubahan dalam perencanaan kapasitas, akan menyebabkan
perubahan kepada seluruh proses, yaitu perencanaan induk dan material
requirement planning.Perencanaan Kapasitas dibedakan menjadi 3
yaitu:Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek ,Menengah Dan Panjang
3. Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita kerugian dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian
sama dengan nol.
4. Pohon keputusan (decision tree) merupakan sebuah tampilan grafis proses
keputusan yang mengindiksikan alternatif keputusan yang ada, kondisi alami dan
peluangnya, serta imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi
alami.Kriteria yang paling sering digunakan untuk mengalasisi pohon keputusan
adalah EMV (Expected Monetary Value).
5. MENERAPKAN ANALISIS INVESTASI TERHADAP INVESTASI YANG
DIPACU STRATEGI.Manajer operasi merupakan pihak yang bertanggung jawab
untuk retumn on investment (EOI). Dimana manajer harus memilih dari beragam
pilihan keuangan juga alternatif kapasitas dan proses yang tersedia.Analisisnya
harus menunjukkan investasi modal, biaya variable, dan arus uang, begitu juga net
present value.

DAFTAR PUSTAKA

20
https://www.academia.edu/42944263/Makalah_Perencanaan_Kapasitas
https://id.scribd.com/doc/307210346/Perencanaan-Kapasitas-makalah

21

Anda mungkin juga menyukai