Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI KINERJA (EVALUATION PEFORMANCE)

 Pengertian Evaluasi Kinerja


Evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Evaluasi kinerja digunakan untuk
mengetahui apakah hasil kerja dari karyawan telah sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya serta standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan yang baik
diharapkan memiliki kinerja kerja yang optimal setiap harinya dan mampu mencapai
target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

 Evaluasi menurut para ahli


1. Leon C. Menggison
penilaian prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang
digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan
pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Andrew E. Sikula
penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai
dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau
penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun
sesuatu (barang).
 Tujuan Evaluasi Kerja Bagi Perusahaan dan Karyawan
1. Memberikan Penghargaan bagi Karyawan dengan Kinerja Terbaik
Pada umumnya, evaluasi kerja menjadi ajang penilaian manajer untuk mengukur
kinerja individu karyawan atau di dalam tim selama jangka waktu tertentu.
Nantinya hasil penilaian akan menunjukkan apakah karyawan tersebut pantas
untuk diberikan apresiasi atau tidak.
2. Mengetahui Aspek yang Harus Diperbaiki
Evaluasi kerja juga bisa menunjukkan berbagai aspek atau kelemahan yang harus
diperbaiki oleh karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Misalnya, ada
karyawan yang tidak cakap dalam satu bidang, maka perusahaan harus
menjadikan kesempatan ini untuk memberikan pelatihan.
3. Melindungi Perusahaan Secara Hukum
Perusahaan memiliki hak untuk melakukan pemutusan hubungan kerja apabila
karyawan melakukan kesalahan fatal, tidak mampu memenuhi kewajiban, atau
memiliki dampak negatif bagi perusahaan. Semua hasil penilaian evaluasi kerja
akan dikumpulkan menjadi dokumen. Nantinya, dokumen ini bisa dijadikan untuk
antisipasi jika sewaktu-waktu ada mantan karyawan yang menggugat perusahaan.
4. Menentukan Pelatihan Karyawan
Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan karyawan dari hasil evaluasi kerja,
maka perusahaan bisa merancang program pelatihan yang tepat. Hal ini dilakukan
untuk dapat mendorong kemajuan dan meningkatkan produktivitas karyawan.
Program pelatihan yang tepat akan meningkatkan keahlian untuk pengembangan
karir dan kontribusi maksimal bagi perusahaan.
 Manfaat Evaluasi Kinerja Bagi Karyawan dan Perusahaan
1. Karyawan
a. Memperbaiki performa kinerja dan melihat prestasi secara nyata
Dengan evaluasi, karyawan akan mengetahui kinerja yang perlu ditingkatkan
lagi. Selain itu, karyawan dapat diajak untuk melihat pencapaian apa saja yang
telah mereka raih dalam kurun waktu tertentu.Hal inilah yang dapat
meningkatkan motivasi karyawan, karena mereka merasa dihargai dan
dipedulikan dalam pengembangan perusahaan
b. Mendapatkan pelatihan
Berdasarkan hasil penilaian kinerja, di akhir karyawan akan mengetahui
kompetensi apa yang harus ditingkatkan kembali.Untuk mengatasi hal
tersebut, perusahaan biasanya mengadakan pelatihan bagi karyawan dalam
rangka peningkatan kualitas kerja.
c. Mendapatkan feedback dari perusahaan
Memberikan umpan balik atau feedback sama-sama bermanfaat bagi
karyawan maupun perusahaan. Penyampaian feedback secara langsung,
relevan, dan tepat antara dua pihak, dapat dijadikan sebagai bahan untuk
berkembang lebih baik kedepannya
d. Mencegah kesalahpahaman dalam berkomunikasi
Perusahaan yang sehat dapat dinilai dari sistem komunikasi yang ada di
dalamnya.Biasanya, karyawan takut untuk mengkomunikasikan permasalahan
mereka kepada pihak manajemen atau atasannya langsung.Dengan
memberikan penilaian, karyawan mendapat kesempatan untuk
mengkomunikasikan apa yang menjadi motivasi mereka, bahkan
mengkomunikasikan tantangan dan hambatan yang mereka hadapi dalam
pekerjaan.

2. Perusahaan
a. Mengidentifikasi keberhasilan sistem kerja
Sistem kerja yang terdapat dalam sebuah perusahaan bisa saja mengalami
permasalahan. Maka dari itu dengan evaluasi kinerja, perusahaan dapat
mengidentifikasi apakah sistem kerja sudah sesuai dengan visi, misi, nilai,
serta targetperusahaan.
b. Melihat peluang kompetensi karyawan
Melalui penilaian kinerja, perusahaan dapat melihat siapa saja karyawan yang
memiliki kinerja yang bagus. Kemudian, perusahaan dapat menjadikan mereka
sebagai kandidat pemimpin/leader untuk memimpin perusahaan di masa
mendatang.
c. Memudahkan pemberian reward
Pemberian reward atau penghargaan merupakan bentuk apresiasi yang
ditujukan kepada karyawan atas kinerjanya yang memuaskan. Evaluasi kinerja
membantu pihak manajemen untuk melihat siapa saja karyawan yang pantas
diberikan reward.
d. Membantu penentuan dalam retensi karyawan
Retensi karyawan merupakan hal wajib yang dilakukan perusahaan dalam
mempertahankan karyawan terbaiknya. Hal ini diperlukan agar karyawan yang
memiliki potensi menjadi loyal terhadap perusahaan, mengurangi angka
turnover karyawan, dan menjamin kualitas perusahaan dalam kondisi terbaik.
e. Meningkatkan dan menjaga kualitas perusahaan
Berdasarkan sebuah penelitian dari University of Rotterdam yang ditulis oleh
Zachary Dechev, bahwa evaluasi kinerja yang dilakukan secara efektif mampu
meningkatkan kepuasan serta kontribusi karyawan. Karena pada akhirnya,
perusahaan yang sehat akan membuat karyawannya nyaman dan ingin terus
mencapai tujuan bersama.
 Metode Evaluasi Kinerja
1. Management by Objectives (MBO)
Dalam metode ini, manajer dan karyawan bekerja sama untuk mengidentifikasi,
merencanakan, mengatur, dan mengkomunikasikan tujuan untuk kesuksesan
dalam periode waktu tertentu dengan menggunakan metode S.M.A.R.T (Specific,
Measurable, Achievable, Realistic, and Time-sensitive). Metode ini digunakan
untuk melihat apakah tujuan yang ditetapkan itu spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan sensitif terhadap waktu. Dengan menentukan tujuan yang ingin
dicapai, karyawan akan memahami tanggung jawab dan hasil yang diharapkan
darinya. Nantinya, progres dalam pencapaian tujuan inilah yang digunakan
sebagai panduan untuk mengukur kontribusi karyawan.
2. Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
‍Metode penilaian kinerja dengan rating scale atau skala penilaian merupakan
metode penilaian yang paling umum digunakan. BARS dianggap metode yang
paling efektif, karena melibatkan penilaian secara kualitatif dan kuantitatif.Metode
ini menggunakan seperangkat kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yang
digunakan manajer untuk mengevaluasi seorang karyawan. Setiap rangkaian
kriteria diberi bobot nilai sehingga skor dapat dihitung pada akhir penilaian
kinerja.
3. 360-Degree Feedback
Metode ini merupakan metode multidimensi yang mengevaluasi karyawan
menggunakan evaluasi yang dikumpulkan dari semua pihak yang berhubungan
dengan kinerja karyawan, seperti manajer, rekan kerja, pelanggan, dan bawahan
langsung. Metode ini tidak hanya akan menghilangkan bias dalam penilaian
kinerja, tetapi juga menawarkan pemahaman yang jelas tentang kompetensi
individu.
4. Assessment Centre Method
‍Dalam metode ini, penilaian kinerja dilakukan dengan menempatkan karyawan
pada sebuah situasi lalu meminta karyawan untuk mengambil peran dalam situasi
tersebut. Tujuannya adalah untuk menonjolkan potensi keberhasilan mereka
dalam berbagai peran dan tanggung jawab.
5. Human-Resource (Cost) Accounting Method
Metode penilaian kinerja ini dilakukan dengan melihat perbandingan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk memberikan gaji kepada karyawan tersebut,
dengan seberapa besar kontribusi yang telah diberikan oleh karyawan.

 Tahapan Dalam Evaluasi Kinerja / Evaluation Performance


1. Menetapkan Standar Kinerja
Proses atau tahapan pertama yang harus dilakukan dalam performance appraisal
adalah penetapan standard kinerja. Nantinya, seorang manajer harus bertanggung
jawab dalam menentukan keterampilan dan kemampuan apa yang harus
dievaluasi. Standard-standar kinerja tersebut nantinya harus dimasukkan ke dalam
deskripsi jabatan dan analisis jabatan.Standar kinerja harus dibuat dengan jelas
dan obyektif supaya para karyawan dapat memahaminya dengan mudah. Jadi
standard kinerja tidak boleh dibuat secara samar-samar, karena hal tersebut tidak
dapat menegaskan standard kinerja dengan jelas.
2. Mengkomunikasikan Stadar Kinerja Kepada Karyawan
Apabila standar kinerja sudah dirancang dengan sedemikian rupa, maka standard
kinerja tersebut perlu dikomunikasikan dan dirundingkan kepada para karyawan.
Hal tersebut bertujuan agar para karyawan mengetahui dan memahami apa yang
diharapkan oleh perusahaan. Jika standard kinerja tidak dikomunikasikan kepada
para karyawan maka hal tersebut akan dapat mempersulit penilaian kinerja.
3. Mengukur Kinerja Nyata
Pengukuran kinerja nyata dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi-
informasi yang didapat dari berbagai sumber misalnya saja laporan lisan, laporan
statistik, pengamatan dan laporan tertulis. Perlu diketahui bahwa pengukuran
kinerja nyata harus dibuat berdasarkan fakta dan temuan yang ada.
4. Membandingkan Kinerja Nyata Dengan Standar Yang Ditentukan
Tahap selanjutnya dalam melakukan penilaian kinerja adalah membandingkan
kinerja nyata dengan standard kinerja yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam
perbandingan tersebut akan terjadi penyimpangan antara kinerja nyata dan
standard kinerja. Penyimpangan tersebut nantinya akan dilakukan perbaikan.
5. Merundingkan Hasil Penilaian Dengan Karyawan
Proses selanjutnya yang harus dilakukan seorang manajer adalah mendiskusikan
atau merundingkan hasil penilaian dengan para tenaga kerja atau karyawan yang
bersangkutan. Perlu diketahui bahwa proses yang satu ini merupakan sebuah
proses yang menantang bagi seorang manajer.Hal tersebut dikarenakan, nantinya
seorang manajer harus menyiapkan dan menyajikan penilaian yang benar-benar
akurat. Dengan adanya penilaian yang akurat, maka diharapkan para karyawan
nantinya akan menerima hasil penilaian tersebut.Merundingkan hasil penilaian
kinerja ini nantinya akan membuat para karyawan mengetahui kekuatan dan
kelemahannya di masa yang akan datang. Dampak yang ditimbulkan bisa negatif
dan positif, tergantung dengan penilaian yang disajikan oleh manajer.
6. Mengambil Tindakan Korektif
Proses Performance appraisal yang terakhir adalah pengambilan tindakan korektif
atau perbaikan. Jadi jika nantinya timbul penyimpangan antara standard kinerja
dan kinerja nyata yang sudah dikomunikasikan kepada karyawan, maka nantinya
akan dilakukan sebuah perbaikan. Dengan begitu maka selanjutnya pihak dari
perusahaan dan karyawan harus mengambil sebuah tindakan untuk memperbaiki
kinerjanya.

Anda mungkin juga menyukai