PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Selain untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, paper
ini kami susun untuk memberikan pengetahuan kepada kami sebagai mahasiswa, tenaga
pengajar, maupun masyarakat mengenai Perencanaan Sumber Daya Manusia, yaitu
meliputi konsep perencanaan SDM, langkah – langkah dalam melakukan proses
perencanaan SDM, dan metode peramalan yang dapat digunakan untuk menilai
kebutuhan SDM dalam organisasi.
1|MSDM-Perencanaan SDM
BAB II
PEMBAHASAN
2|MSDM-Perencanaan SDM
transportasi, biaya pemrosesan, mekanisme pergerakan, dan persediaan. Inti dari filosofi ini
adalah pemikiran bahwa setiap karyawan harus secara terus-menerus meningkatkan
kinerjanya, dari satu periode penilaian ke periode penilaian berikutnya.
Manajemen kinerja sangat bermanfaat bagi pihak atasan, bawahan dan organisasi.
Bagi atasan,manajemen kinerja mempermudah penyelesaian pekerjaan bawahan sehingga
atasan tidak perlulagi repot mengarahkan dalam kegiatan sehari-hari karena bawahan sudah
tahu apa yang harusdilakukan dan apa yang harus dicapai serta mengantisipasi kemungkinan
hambatan yang muncul.
Sebagai acuan untuk penyesuaian tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu
dalam memperbaiki kinerja pegawai.
Untuk meningkatkan komitmen kerja pegawai.
Untuk memperbaiki proses training dan pengembangan.
Untuk meningkatkan keterampilan pegawai.
Sebagai upaya perbaikan dan pengembangan secara berkesinambungan.
3|MSDM-Perencanaan SDM
Manfaat Bagi Seluruh Pegawai
4|MSDM-Perencanaan SDM
karyawan pun cenderung lebih
minim jika dibandingkan dengan
manajemen kinerja.
Manajer secara umum melakukan penilaian sendiri dengan bantuan asumsi awal dan
metode formal seperti satu atau lebih yang diuraikan di bagian ini. Pertimbangan mendasar
dalam merencanakan perangkat penilaian actual adalah mengukur apa dan bagaimana
mengukurnya. Misalnya, tentang mengukur apa, kita mungkin mengukur kinerja karyawan
berkaitan dengan dimensi generic, seperti kualitas, kuantitas, dan kesesuaian waktu dari
pekerjaan. Atau, kita mungkin mengukur kinerja tentang pengembangan kompetensi
seseorang (seperti kemampuan menggunakan Java), atau pencapaian tujuan seseorang.
Mengenai bagaimana mengukurnya,anda akan melihat ada banyak metodologi, termasuk
grafik skala peringkat, metode penggiliran peringkat, dan “MBO”.
5|MSDM-Perencanaan SDM
Skala peringkat grafis adalah teknik penilaian yang paling sederhana dan
paling populer, Gambar 9-3 menunjukkan bagian dari tipikal skala peringkat
biasa.
b. Metode Komparatif
Memerlukan para manajer untuk membandingkan secara langsung kinerja
karyawan mereka terhadap satu sama lain. Metode perbandingan berpasangan
membantu membuat metode penilaian menjadi lebih cepat. Untuk setiap ciri
6|MSDM-Perencanaan SDM
(kuantitas kerja, kualitas kerja, dll.), Anda memasangkan dan membandingkan setiap
bawahan dengan bawahan lainnya.
Misalnya Anda memiliki lima karyawan untuk dinilai. Dalam metode
perbandingan berpasangan, Anda membuat grafik, seperti dalam Gambar 9-7, dari
semua pasangan karyawan yang memungkinkan untuk setiap ciri. Kemudian, untuk
setiap ciri, tandai (dengan + atau -) siapa karyawan yang lebih baik dari pasangan
tersebut. Kemudian, tambabkan jumlah + untuk seriap karyawan. Dalam Gambar 9-7,
Maria ada di peringkat tertinggi (memiliki + terbanyak) untuk kualitas kerja, di mana
Art ada di peringkat terringgi unruk kreativitas. Seperti pada gambar dibawah;
7|MSDM-Perencanaan SDM
Metode Distribusi Kekuatan. Membuat penilaian pada sebuah kurva. Dengan
metode ini, Anda menempatkan persentase dugaan awal penilaian dalam
kategori kinerja. Misalnya, Anda dapat memutuskan untuk mendistribusikan
karyawan sebagai berikut:
15% kinerja tinggi 20% kinerja rata – rata rendah
20% kinerja rata – rata tinggi 15% kinerja rendah
30% kinerja rata – rata
c. Metode Naratif
Para manajer dan spesialis SDM seringkali diharuskan untuk memberikan
informasi penilaian tertulis. Dokumentasi dan deskripsi adalah inti dari metode
kejadian penting, esai dan tinjauan lapangan. Metode – metode ini mneguraikan
tindakan karyawan dan juga dapat mengindikasikan penilaian aktual.
Kejadian penting. Dalam metode kejadian penting, manajer meyimpan
catatan tertulis mengenai tindakan dalam kinerja karyawan baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan selama periode penilaian.
Esai atau metode peilaian “bentuk bebas”. Mengharuskan seorang
manajer untuk menuliskan esai pendek yang menguraikan kinerja
setiap karyawan selama periode penilaian.
d. Metode Perilaku/Tujuan (Behavioral Rating Approaches)
Metode yang menilai perilaku karyawan dibandingkan karakteristik yang lainnya.
Beberapa dari pendekatan perilaku yang berbeda, yaitu:
Manajemen Tujuan (Management by Objective-MBO)
Mengharuskan para manajer untuk menetapkan tujuan – tujuan terukur
yang spesifik untuk setiap karyawan lalu secara periodik membahas kemajuan
tujuan – tujuan tersebut. Anda dapat menggunakan program MBO sederhana
dengan bawahan anda dengan bersama – sama menetapkan tujuan dan secara
periodik memberikan umpan balik. Istilah MBO secara umum mengacu pada
program penilain dan penetapan tujuan formal keseluruhan organisasi yang
komprehensif dan formal, terdiri dari enam langkah:
1. Menetapkan tujuan organisasi. Menyusun rencana keseluruhan
organisasi untuk tahun depan dan menetapkan tujuan spesifik perusahaan
berdasarkan pada rencana strategis perusahaan.
2. Menetapkan tujuan departemen. Kemudian, kepala departemen
mengambil tujuan – tujuan perusahaan (seperti meningkatkan keuntungan
2004 sampai 200%) dan dengan superioritas mereka, menetapkan bersama
– sama tujuan departemen mereka.
3. Membahas tujuan deprtemen. Kepala departemen mendiskusikan tujuan
departemen dengan bawahan, biasanya pada rapat seluruh departemen.
Mereka bertanya kepada karyawan memberikan konstribusi pada tujuan
departemen mereka?
4. Mendefinisikan hasil yang diharapkan (menetapkan tujuan
perorangan). Kepala departemen dan bawahannya menetapkan target
kinerja individual jangka pendek.
8|MSDM-Perencanaan SDM
5. Meninjau kinerja. Kepala departemen membandingkan kinerja actual dan
target dari setiap karyawan.
6. Memberikan umpan balik. Kepala departemen dan karyawan
mendiskusikan dan mengevaluasi kemajuan terakhir.
Terdapat tiga masalah dalam menggunakan MBO. Yang utama adalah
penetapan sasaran yang tidak jelas, dan tidak dapat diukur. Sasaran seperti
"akan melakukan pelatihan pekerjaan yang lebih baik" adalah sasaran yang
tidak jelas. Di sisi lain, "akan mempromosikan empat bawahan dalam setahun
ini” adalah sasaran yang terukur.
Kedua, MBO memakan waktu. Menetapkan sasaran, mengukur
kemajuan, dan memberikan umpan balik membutuhkan beberapa jam per
karyawan per tahun, melebihi waktu yang telah Anda habiskan untuk
melakukan penilaian bagi setiap karyawan. Ketiga, menetapkan tujuan déngan
bawahan terkadang menjadi seperti tarik tambang saat Anda menuntut kuota
yang lebih tinggi sementara bawahan Anda menuntut kuota yang lebih rendah.
Memahami pekerjaan dan kemampuan perorangan adalah hal yang penting.
Untuk memotivasi kinerja, sasaran harus adil dan dapat dicapai. Lebih banyak
Anda tahu mengenai pekerjaan dan kemampuan seseorang, lebih percaya diri
Anda berurusan dengan standar yang Anda tetapkan.
10 | M S D M - P e r e n c a n a a n S D M
Setiap pekerja harus memperoleh akses terhadap hasil penilaian. Kerahasiaan
akan menumbuhkan kecurigaan. Menyediakan akses terhadap hasil penilaian
memberikan kesempatan karyawan untuk mendeteksi setiap kesalahannya.
Proses Pengajuan Keberatan (due process)
Dalam hubungannya dengan pengajuan keberatan secara formal atas hasil
penilainnya, penetapan due process merupakan langkah penting.
• Penyelesaian masalah
Dalam umpan balik tujuan utama adalah penyelesaian masalah yang dihadapi
karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Jika telah mengetahui permasalahan
tersebut maka berikan masukan dan bimbingan pada karyawan atas permasalahan
yang dihadapi.
Dalam memberikan umpan balik memang tidak harus dilakukan setiap tahun
tapi dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika memang menginginkan
kinerja lebih baik maka umpan balik kinerja karyawan bisa dilakukan bertahap dan
tiap periode tertentu.
11 | M S D M - P e r e n c a n a a n S D M
Anda untuk menyusun sebuah sistem manajemen kinerja, Anda mungkin akan
menghadapi beberapa penolakan dari para pegawai. Penolakan ini wajar
terjadi karena persepsi pegawai terhadap manajemen kinerja umumnya negatif
dan dianggap sebagai suatu bentuk kontrol tambahan akan perilaku kerja
mereka. Manajemen kinerja ini bahkan lebih tidak disukai lagi oleh para
pegawai UKM yang kekurangan waktu dan sumber daya untuk melakukannya.
Untuk mengatasi tantangan ini, Anda perlu menyajikan alasan kuat
yang menegaskan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk memiliki suatu
sistem manajemen kinerja. Identifikasi tantangan kinerja utama yang dihadapi
oleh perusahaan Anda dan tunjukkan jumlah nominal laba atas investasi atau
return on investment (ROI). Lakukan riset Anda dan tunjukkan secara jelas
jumlah pendapatan yang dapat diperoleh perusahaan dan apa manfaat bagi
para pegawai jika tingkat produktivitas mereka dinilai.
2. Identifikasi target usaha Anda
Setelah Anda mendapat persetujuan semua orang, sekarang saatnya
untuk mengidentifikasi target usaha Anda. Target para pegawai perlu
diselaraskan dengan target perusahaan. Oleh karena itu, mulailah dengan
menentukan target perusahaan terlebih dahulu. Tiap target haruslah “spesifik,
measurable (terukur), achievable (dapat diraih), realistis, dan time-frame-
based (memiliki kerangka atau batasan waktu) / SMART”.
Sebagai contoh, target perusahaan adalah, “untuk mencapai
peningkatan pendapatan sebesar 15% dalam 12 bulan kedepan.” Bagi para
pegawai, sebuah contoh yang baik adalah, “target Melissa adalah untuk
mencapai penjualan sebesar dua kali lipat angka penjualannya tahun lalu
sebelum 31 Oktober atau 6 bulan kedepan” dan bukan, “target Melissa adalah
untuk meningkatkan angka penjualannya.”
Bergantung pada bidang atau aspek yang ingin Anda tingkatkan dalam
perusahaan Anda, terdapat beberapa tipe KPI; finansial, operasional, atau
pertumbuhan. Sebagai contoh, Anda dapat melacak jumlah utang Anda jika utang
merupakan salah satu permasalahan finansial Anda. Atau jika Anda ingin
meningkatkan kinerja operasional perusahaan, Anda dapat melacak berapa lama
produk Anda disimpan dalam inventaris sebelum mereka dijual. Selain itu, jika
12 | M S D M - P e r e n c a n a a n S D M
pertumbuhan adalah aspek yang Anda kejar, Anda dapat senantiasa melacak jumlah
pelanggan baru yang diperoleh secara mingguan, bulanan, maupun setiap triwulan.
UKM pada dasarnya bersifat kurang hierarkis, sehingga lebih mudah baginya
untuk menggunakan teknik coaching atau pembinaan untuk berkomunikasi dengan
para pegawai dan memberikan feedback informal rutin secara langsung sepanjang
tahunnya. Sebagai contoh, Anda dapat memberikan pujian secara verbal kepada
pegawai Anda atas pekerjaan yang memuaskan ketika ia berhasil melakukan
penjualan dengan baik. Bentuk feedback atau umpan balik informal tersebut berfungsi
sebagai ‘pengingat’ bagi para pegawai untuk terus terpacu memberikan yang terbaik
dalam bekerja dan meyakinkan mereka bahwa kerja keras mereka akan selalu
diapresiasi.
Melampaui Ekspektasi: Ketika pegawai Anda bekerja dengan sangat baik sepanjang tahun,
secara konsisten melampaui ekspektasi dan tuntutan pekerjaan mereka.
Mencapai Ekspektasi: Ketika pegawai Anda berhasil memenuhi tuntutan pekerjaan dan
memperlihatkan kinerja yang cukup baik atas pekerjaan mereka.
Memerlukan Peningkatan: Ketika pegawai Anda tidak dapat memenuhi ekspektasi dan
tuntutan pekerjaan mereka.
Dibawah Ekspektasi: Ketika kinerja pegawai Anda jauh dibawah standar tuntutan pekerjaan
mereka.
13 | M S D M - P e r e n c a n a a n S D M
penilaian kinerja yang diberikan dan bagaimana atau apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki kinerja mereka.
Jika Anda menemukan pegawai dengan kinerja yang kurang memuaskan, Anda perlu
mulai merancang suatu rencana peningkatan kinerja atau performance improvement plan
(PIP) untuk mengarahkan para pegawai berkinerja rendah tersebut. Langkah pertama yang
perlu diambil adalah mengidentifikasi akar permasalahannya. Dari sana, Anda dan pegawai
yang bersangkutan dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang diperlukan. Misalnya, jika
Anda menemukan bahwa pegawai tersebut kewalahan menyelesaikan pekerjaan mereka
sesuai standar yang diminta akibat kurangnya keterampilan dan kemampuan yang mereka
miliki, pertimbangkan untuk memberikan pelatihan tambahan bagi pegawai tersebut sebagai
bagian dari PIP-nya.
14 | M S D M - P e r e n c a n a a n S D M
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15 | M S D M - P e r e n c a n a a n S D M
DAFTAR PUSTAKA
16 | M S D M - P e r e n c a n a a n S D M
17 | M S D M - P e r e n c a n a a n S D M