Reaksi dan perilaku penolakan menurut Maurer (1996)yang dikutip oleh Wustari
Mangunjaya (2001) dapat dibagi menjadi beberapa katagori sebagai berikut.
a. Tertutup, penolakan dilakukan secara tertutup ataumemang sengaja ditutupi
sehingga perubahan kurang mendapat dukungan.
b. Terbuka, mereka yang menolak erubahan mengekspresikan pandangannya secara
terbuka. Lebih mudah dipecahkan ketimbang yang tertutup.
c. Tidak disadari, penolakan ini terjadi biasanya karena informasi yang salah,
kurangnya pelatihan, atau rutinitas kerja yang telah tertanam dengan kuat.
d. Disadari, penolakan yang termotivasi secara sadar, karena pandangan mereka yang
negatif terhadap perubahan.
Bentuk-bentuk penolakan terhadap perubahan menurut Galpin (1996) yang dikutip
oleh Wustari Mangunjaya (2001)antara lain sebagai berikut.
a. Mempertanyakan teori, pendekatan, dan metode.
b. Menolak adanya masalah.
c. Secara terus menerus menanyakan detil dan keterangan.
d. Memberikan berbagi macam alasan penolakan.
e. Menyatakan bahwa waktu perubahan tidak tepat.
f. Menanyakan masalah praktis atau kelayakam dan rencana.
g. Menyatakan bahwa hal ini pernah dilakukan sebelumnya dan gagal.
h. Menanyakan penelitian awal dan dalam skala yang besar.
i. Pasif, diam dan mengacuhkan rencana perubahan.
j. Berpura-pura tidak punya waktu, marah, kesal, dan mencari kambing hitam.
E. Agen perubahan
Banyak pakar yang telah memberikan pengertian tentangagen perubahan
tersebut, tetapi bila diambil kesimpulannya bahwa agen perubahan tersebut "adalah
orang orang dapat berupa konsultan, manajer baru, manajer yang senior yang
mempunyai perspektif baru, mampu menciptakan efisiensi, efektivitas dan kesehatan
organisasi di dalam perubahan atau pengembangan organisasi" Atau "Orang-orang yang
membawa gagasan baru dan pendapat/solusi yang membantu anggota organisasi untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi olch organisasi sehingga organisasi dapat
berubah menjadi efisien, efektif dan sehat". Peranan agen perubahan, antara lain:
a. Menyediakan bantuan teknis, spesialis dalam mengelola upaya perubahan. atau
nasehat
b. Mendiagnosa kebutuhan atau masalah perubahan.
c. Merencanakan dan memimpin kegiatan pelatihan.
d. Katalisator dalam menunjang perubahan internal.
e. Menyumbangkan pengetahuan demi mengelola pengembangan organisasi.