EMA224M (C3)
Disusun oleh:
KELOMPOK 6
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
a) Mencairkan (Unfreezing)
Merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk memecah
kebekuan dengan memiliki kesadaran penuh atas perubahan yang sedang
terjadi. Perusahaan atau pemimpin mulai mencari tahu aspek yang mungkin
dapat terjadi sebagai dampak dari perubahan dan mempersiapkan strategi
untuk menghadapinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada tahapan ini
antara lain:
Menganalisis kebutuhan perusahaan dan mencari tahu aspek apa saja
yang membutuhkan perubahan
Mendapatkan dukungan dari berbagai stakeholder
Mengkomunikasikan pentingnya perubahan yang akan dilakukan
b) Pergerakan (Movement)
Tahapan ini merupakan tahapan masa transisi atau peralihan. Dalam
tahap ini merupakan hal yang penting untuk menggerakkan sistem yang
ditargetkan menuju keseimbangan baru. Terdapat tiga aktivitas yang dapat
membantu dalam proses pergerakan ini, yaitu meyakinkan karyawan atau
peserta bahwa kondisi status quo yang mereka jalani saat ini tidak
bermanfaat dan memotivasi mereka untuk melihat permasalahan dari sudut
pandang yang baru dan berbeda, bekerja secara bersama-sama dalam hal-
hal yang baru, memiliki informasi yang relevan serta memiliki hubungan
antara yang satu dengan yang lainnya dengan saling menghormati serta
memiliki pimpinan yang mendukung perubahan tersebut. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada tahapan ini adalah:
Memastikan alur komunikasi dan koordinasi berjalan dengan baik
Mendorong setiap karyawan untuk terlibat secara proaktif dengan
memberikan motivasi serta arahan rutin
Melibatkan orang sebanyak mungkin agar proses perubahan menjadi
lebih mudah dilakukan.
c) Beku Kembali (Refreezing)
Tahap ini merupakan tahapan yang perlu dilakukan setelah perubahan
diimplementasikan dengan tujuan untuk mempertahankan keberlanjutan
dari perubahan-perubahan yang dibuat. Tahapan ini merupakan proses
integrasi dari nilai-nilai yang baru untuk berlaku pada perusahaan atau
organisasi. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk stabilisasi
keseimbangan baru yang dihasilkan dari perubahan dengan
menyeimbangkan antara faktor-faktor penggerak dan penghambat
perubahan. Pada tahapan ini, manajer disarankan untuk melakukan hal-hal
berikut ini:
Mengajak setiap karyawan untuk mengikuti kebiasaan baru secara
konsisten
Mengembangkan strategi yang dapat mendukung perubahan yang
bertahan dalam jangka panjang dan memberikan saran/evaluasi terhadap
prosesnya
Memfasilitasi karyawan untuk mendukung dan mengembangkan
kemampuannya dalam bekerja
A. Gejala Psikologis
1. Kecemasan, ketegangan, kebingungan, dan mudah tersinggung.
2. Perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam (kebencian).
3. Sensitif dan hyperreactivity.
4. Memendam perasaan, penarikan diri dan depresi.
5. Komunikasi yang tidak efektif.
6. Kebosanan dan ketidakpuasan kerja.
7. Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual dan kehilangan
konsentrasi.
B. Gejala Perilaku
1. Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan.
2. Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas.
3. Meningkatkan penggunaan minuman keras dan obat-obatan.
4. Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan
teman.
5. Perilaku sabotase dalam pekerjaan.
2.9.3 Dampak Stress
Dampak dari stres banyak dan bervariasi, diantaranya bisa berdampak
positif, seperti memotivasi diri, rangsangan untuk bekerja lebih keras, dan
meningkatnya inspirasi hidup yang lebih baik. Meskipun demikian, banyak efek
stres yang mengganggu dan secara potensial berbahaya. Stres dapat
berpengaruh pada perilaku kerja seperti tingkat kepuasan kerja, tingkat kinerja,
ketidakhadiran, dan perputaran karyawan. Efek pada aspek kognitif seperti
ketidakmampuan untuk membuat keputusan, kurang konsentrasi, kurang
perhatian, serta hambatan mental. Efeknya secara psikologis yakni
meningkatnya tekanan darah, dan berbagai penyakit yang membahayakan.
Stress kerja dapat berdampak positif maupun negative terhadap individu dan
juga organisasi. Stres kerja yang memiliki dampak positif yang menguntungkan
diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya.
Stres kerja karyawan yang berdampak positif terhadap organisasi, antara
lain:
1. Memiliki motivasi kerja yang tinggi. Stres kerja yang dialami karyawan
menjadi motivator, penggerak dan pemicu kinerja di masa selanjutnya.
2. Rangsangan untuk bekerja keras, dan timbulnya inspirasi untuk
meningkatkan kehidupan yang lebih baik dan memiliki tujuan karir yang
lebih panjang.
3. Memiliki kebutuhan berprestasi yang lebih kuat sehingga lebih mudah
untuk menyimpulkan target atau tugas sebagai tantangan (challenge),
bukan sebagai tekanan.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa
menurunnya tingkat produktivitas karyawan yang selanjutnya bisa berdampak
pada kurang efektifnya organisasi, masalah kepuasan kerja karyawan, dan
meningkatnya ketidakhadiran.
2.9.4 Pengaruh Perubahan Organisasi
Perubahan organisasi adalah suatu proses dimana organisasi tersebut
berpindah dari keadaannya yang sekarang menuju kemasa depan yang
diinginkan untuk meningkatnya efektifitas organisasinya. Namun menurut
Desplace (2005) perubahan yang terjadi dalam organisasi seringkali membawa
dampak ikutan yang selalu tidak menguntungkan. Bahkan menurut Abrahamson
(2000), perubahan itu akan menimbulkan kejadian yang dramatis yang harus
dihadapi oleh semua warga organisasi. Untuk itu proses perubahan serta
reaksinya perlu dipahami untuk dapat memiliki kesiapan menghadapi
perubahan tersebut. Dalam konteks organisasional, kesiapan individu untuk
berubah diartikan sebagai kesedian individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan
yang dilaksanakan organisasi setelah perubahan berlangsung dalam organisasi
tersebut. Sehingga jika tidak adanya kesiapan dari karyawan untuk perubahan
dalam organisasi hal ini akan menimbulkan kesulitan dan stres kerja pada
karyawan.
Kesiapan individu menghadapi perubahan organisasi menurut Lehman
(2005) antara lain dapat dideteksi dari beberapa variabel seperti variabel
motivasional, ketersediaan sumber daya, nilai-nilai dan sikap positif yang
dikembangkan para pegawai, serta iklim organisasi yang mendukung perubahan.
Dalam konteks organisasional, kesiapan individu untuk berubah diartikan
sebagai kesediaan individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang
dilaksanakan organisasi setelah perubahan berlangsung dalam organisasi
tersebut. Setiap perubahan akan dihadapkan dengan kemungkinan adanya
perbedaan dan konflik antara pimpinan dan anggota organisasi. Untuk
terjadinya perubahan yang terarah seperti yang diinginkan, maka konflik harus
diselesaikan seperti kepercayaan anggota organisasi dan pengetahuan mengenai
perubahan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan dalam
menghadapi perubahan adalah kesiapan individu untuk menghadapi perubahan
organisasi yang menyesuaikan dengan struktur perusahaan, sebagai reaksi
psikologis dari pegawai dan proses dari perilaku pegawai.
3.1 Simpulan
Perubahan dapat dan selalu terjadi dimana saja. Tidak ada yang bisa menahan
atau menghindari perubahan untuk terjadi. Perubahan dikatakan sebagai suatu yang
universal karena dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan dihadapi oleh siapa saja.
Perubahan dapat terjadi karena faktor internal maupun eksternal. Namun kedua hal ini
sangat berhubungan satu sama lain. Perubahan dari faktor internal biasanya terjadi
karena ada rangsangan atau pemicu dari luar. Lalu perubahan dari eksternal akan sangat
mempengaruhi bagaimana internal diri/kelompok merespon perubahan tersebut. Dalam
perubahan organisasional terdapat juga agen perubahan, Pada dasarnya semua
perubahan yang dilakukan mengarah pada peningkatan efektifitas organisasi dengan
tujuan mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan serta perubahan perilaku anggota organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang, dkk. 2020. Perilaku Organisasional. Denpasar. CV. Sastra Utama.
Robbins, Stephen P, dan Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta Selatan.
Penerbit Salemba Empat.
Supartha, Wayan Gede dan Desak Ketut Sintiaasih. 2017. Pengantar Perilaku Organisasi:
Teori, Kasus dan Aplikasi Penelitian. Denpasar. CV. Setia Bakti.