Oleh Kelompok 1 :
1. Bunga Indah Juwita (1907521001)
UNIVERSITAS UDAYANA
Daftar isi……………………………………………………………………………………..…i
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………………………………………………………………...…………...iii
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..………………...14
i
BAB I
PENDAHULUAN
Semua organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di tengah-tengah
masyarakat. Sebagai makhluk yang dinamis, manusia tidak bisa berdiam diri dengan kondisi
lingkungan yang terus bergerak, sehingga perubahan diperlukan untuk mengarahkan
pergerakan manusia ke arah yang diinginkan demi mencapai tujuan bisnis atau perusahaan.
Tanpa dinamika yang sejalan dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak akan
survive apalagi berkembang. Ini berarti bahwa perubahan dalam suatu organisasi merupakan
kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus menerus organisasi harus menyesuaikan
diri dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Globalisasi dan Inovasi Teknologi yang kini ada telah memengaruhi pasar dan juga
menyebabkan lingkungan bisnis yang terus berkembang. Fenomena-fenomena seperti
penggunaan internet, media sosial dan teknologi seluler telah merubah perilaku pasar
sehingga organisasi perlu menanggapi dan memahami kebutuhan atau keinginan pasar. Oleh
karena itu, Setiap Organisasi diharuskan untuk terus berinovasi serta memperbarui proses dan
efisiensi operasionalnya untuk berkolaborasi dengan pasar yang semakin meluas dan
beradaptasi dengan perilaku pasar yang selalu berubah. Organisasi yang menolak untuk
berubah atau tidak bergerak maju akan dipaksa untuk keluar dari pasar atau bahkan mungkin
terhapus oleh organisasi-organisasi atau perusahaan-perusahaan yang terus melakukan
inovasi untuk bergerak maju kedepan.
ii
6) Apa saja pendekatan-pendekatan dalam manjemen perubahan?
1.3 TUJUAN
iii
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
English Collins Dictionary
Di dalam English Collins Dictionary menyatakan bahwa definisi manajemen perubahan
adalah pendekatan sistematis yang terkait dengan perubahan baik itu dari prespektif individu
atau juga organisasi.
Lesley Partridge (2007)
Menurut Lesley Partridge, pengertian manajemen perubahaan adalah pengelolaan transisi
dari situasi lama menuju situasi yang baru.
Kementerian Kehutanan, (2012)
Arti manajemen perubahan adalah pengelolaan sumber daya yang bertujuan untuk
mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang lebih baik. Berdasarkan dari beberapa
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen perubahan atau change
management adalah suatu pendekatan, alat, teknik serta proses pengelolaan sumber daya
untuk membawa organisasi pada situasi saat ini menuju situasi yang baru yang diinginkan.
Prof. Dr. J. Winardi
Prof. Dr. J. Winardi mendefinisikan manajemen perubahan adalah usaha yang dijalankan oleh
manajer dalam mengatur perubahan dengan efektif dimana dibutuhkan sebuah pemahaman
terkait dengan motivasi, leadership, konflik, kelompok dan komunikasi.
Wibowo
Manajemen perubahan merupakan sebuah proses yang tersistematis untuk menjalankan
semua pengetahuan, sarana serta sumber daya yang di butuhkan dalam memberikan pengaruh
perubahan pada individu yang terkena akibat dari perubahan itu.
2
bagaimana melatih individu untuk menunjukkan perilaku baru dan apa yang membuat
perubahan tersebut dapat melekat dalam pekerjaan seseorang. Manajemen perubahan
individu emmerlukan kerangka kerja yang dapat ditindaklanjuti untuk mengukur kemajuan
perubahan individu.
3
memungkinkan organisasi untuk memberikan hasil pada setiap perubahan secara lebih efektif
dan membangun kompetensi yang menumbuhkan kapasitas organisasi untuk menangani lebih
banyak perubahan dalam satu waktu.
Tutup kesenjangan antara persyaratan dan hasil
Terlalu sering, perubahan organisasi memenuhi persyaratan tapi tanpa memberikan hasil
yang diharapkan. Mereka memberikan hasil yang diperlukan tanpa memenuhi hasil yang
diharapkan. Fokus dari upaya perubahan memungkinkan penutupan celah ini dengan secara
efektif mendukung dan melengkapi orang-orang yang terkena dampak dari perubahan agar
berhasil mewujudkannya dalam cara mereka bekerja.
Mengurangi risiko
Mengabaikan sisi perubahan individu sama dengan menciptakan risiko. Ketika adopsi dan
penggunaan solusi diabaikan dan fokusnya khusus pada pemenuhan persyaratan teknis, maka
hasilnya adalah risiko dan biaya yang berlebihan. Gagal merencanakan dan mengatasi sisi
perubahan seseorang adalah biaya yang mahal. Manajemen perubahan adalah disiplin untuk
membantu mengurangi risiko tersebut.
Memperlakukan karyawan dengan benar
Beberapa kali kita mendengar bahwa karyawan adalah asset yang paling penting. Ketika
tiba saatnya perubahan diterapkan, karaywan dikirimi email pada hari senin untuk melakukan
pelatihan pada hari selasa untuk digunakan keseluruhannya pada hari rabu. Hal ini bukanlah
cara yang tepat untuk memperlakukan orang, terumata orang-orang yang merupakan asset
kita paling berharga. Dengan melibatkan dan mendukung orang secara proaktif di saat
perubahan, kita perlu menunjukkan dalam tindakan bahwa kita menghargai mereka.
Proses manajemen perubahan secara konsisten dan efektif diterapkan pada inisiatif, para
pemimpin memiliki keterampilan untuk memandu tim mereka melalui perubahan-perubahan.
Sehingga karyawan mengetahui apa yang harus diminta menjadi sukses.
4
seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi
tipe-tipe perubahan.
Tahap Perencanaan Perubahan, pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik
situasional teknik, pemilihan strategi umum. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan
adanya faktor pendukung, sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik.
Tahap Implementasi Perubahan, pada tahap ini terjadi proses pencairan, perubahan dan
pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan
timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukannya mentoring perubahan.
Tahap Depression/anger, pada tahap ini perubahan sudah dilakukan dan reaksi-reaksi
yang muncul akibat adanya reorganisasi, perubahan pekerjaan dan tanggung jawab karena
perubahan mulai nampak dengan jelas dalam bentuk depresi, kemarahan dan perasaan
kehilangan dari individu-individu.
Hang In/Persevere, pada tahap ini reorganisasi dan hubungan kerja yang baru mulai
diberlakukan. Dan individu-individu dalam organisasi akan berusaha mempertahankan
kondisi yang lama, sehingga pada tahapan ini sering kali perubahan bisa mengalami
kegagalan.
Rebuilding, pada tahap ini kondisi organisasi yang baru telah terbangun secara
permanen. Pada tahap ini tim yang solid sudah terbangun dan kegiatan organisasi sudah
berjalan dengan baik.
Tahap Evaluasi dan Umpan Balik, untuk melakukan evaluasi maka diperlukan data.
Oleh karena itu, dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi data tersebut.
Hasil evaluasi ini dapat dijadikan umpan balik pada tahap 1 yaitu tahap identifikasi
perbuhaan. Sehingga dapat memberi dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya.
5
2.5 Tipe Perubahan
Perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi
manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
Pada dasarnya tidak ada satupun pendekatan yang sesuai untuk Manajemen Perubahan.
Metoda-metoda yang digunakan untuk komunikasi, kepemimpinan, dan koordinasi kegiatan
harus disesuaikan dalam menemukan kebutuhan masing-masing situasi perubahan.
a. Pendekatan rasional-empiris
6
Orang-orang akan berubah ketika mereka menerima komunikasi yang efektif dan informatif
dan ketika insentif-insentif bagi perubahan dipandang memadai.
b. Pendekatan normatif-reedukatif
c. Pendekatan Kekuasaan-Koersif
Pendekatan koersif atau kekuasaan yang memaksa untuk manajemen perubahan digunakan
secara semena-mena oleh sebagian pihak, secara naif oleh sebagian lain, dan kerap menjadi
bentuk standar manajemen perubahan. Premis utamanya ialah bahwa orang-orang pada
dasarnya patuh dan akan melakukan apa yang diperintahkan dengan sedikit atau tanpa upaya
peyakinan.
d. Pendekatan Lingkungan-Adaptif
Premis utama dari pendekatan ini ke manajemen perubahan ialah bahwa meskipun orang-
orang berdasarkan insting mereka berupaya menghindari gangguan atau kerugian, mereka
sebenarnya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi-situasi baru.
Pendekatan ini menekankan kepada: 1) meletakkan aturan, 2) bagaimana dan kapan membuat
7
peraturan, 3) mengatasi kelekatan dengan norma-norma yang ada, dan 4) mengeksploitasi
kekuatan-kekuatan perusahaan/organisasi.
2.7 Strategi Manajemen Perubahan
Menurut Kotter (1996), terdapat delapan strategi sukses dalam proses membangun
manajemen perubahan pada suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:
1. Establishing a Sense of Urgency (membangun rasa urgensi). Tahapan ini adalah
tahapan untuk membangun motivasi, dengan mengkaji realitas pasar dan kompetisi,
mengidentifikasi dan membahas krisis, potensi krisis atau peluang besar, sehingga
timbul alasan yang baik untuk melakukan sesuatu yang berbeda.
2. Creating the Guiding Coalition (menciptakan koalisi penuntun). Pada tahapan ini
dibentuk sebuah koalisi untuk memulai perubahan sebagai sebuah tim yang terdiri
dari orang-orang yang memiliki kekuasaan yang cukup untuk memimpin perubahan.
Tim tersebut tidak harus mencakup dari semua orang yang memiliki kekuasaan atau
yang menduduki kedudukan pada struktur organisasi, tetapi setidaknya orang-orang
yang yang memiliki pengaruh dan kekuasaan, keahlian, kredibilitas dan jiwa
pemimpin untuk memulai perubahan.
3. Developing a Vision and Strategy (merumuskan visi dan strategi). Pada tahapan
ini perlunya dibuat sebuah visi untuk membantu mengarahkan upaya perubahan dan
merumuskan strategi untuk mencapai visi.
8
hasil nyata dari usahanya selama ini. Pada tahapan ini dilakukan perencanaan untuk
meningkatkan kinerja sebagai hasil dari perubahan/kemenangan yang dapat dilihat,
dan juga memberi pengakuan dan penghargaan yang dapat dilihat kepada orang-orang
yang memungkinkan tercapainya kemenangan tersebut.
1. Change Advocates
Langkah pertama yang dilakukan change advocate adalah mencari sponsor, yang
dapat menunjuk seseorang menjadi change agent dan mengusahakan sumber daya dan
mendukung perubahan agar benar-benar terjadi.
2. Sponsor
9
Sponsor harus mengalami perubahan, mengelola atau mengawasi perubahan, dan
berhubungan dengan orang yang terkena dampak perubahan. Dengan demikian,
tanggung jawab seorang sponsor adalah:
Memahami keadaan yang diinginkan dan dampak yan didapat pada tenaga
kerja
Mengelola dan mengawasi perubahan
Sponsor berkaitan dengan orang yang terkena pengaruh perubahan. Namun, adakalanya
sponsor enggan bekerja sama biasanya karena tiga alasan berikut:
3. Change Agents
Sponsor meminta change agent untuk memahami pada tingkat strategis bagaimana
perubahan akan membuat perubahan bisnis dan membuatnya lebih baik. Sebaliknya,
target memerlukan change agent menjelaskan semua hal tentang perubahan dengan
cara yang mereka paham, dan target ingin mendapat penjelasan dari change agent
bahwa perubahan beharga bagi mereka. Pekerjaan change agent adalah merencanakan
dan mengimplementasikan perubahan atas namanya sendiri. Kadang-kadang peran
sponsor dan change agent dijalankan oleh orang yang sama.
4. Targets
Target adalah sesorang yang harus berubah. Sering dikira bahwa target adalah kelompok
kecil orang, dimana perubahan akan mempunyai dapak besar. Akan tetapi, sebenarnya
target termasuk orang di luar organisasi, seperti pelanggan.
10
5. Stakeholders
Masing-masing peran sponsor, change agent, dan target saling bergantung satu sama
lainnya. Jika sponsor tidak membuat keputusan untuk berubah atau mengusahakan
sumber daya yang diperlukan untuk perubahan, agen perubahan tidak mempunyai
aktivitas perubahan untuk dikerjakan dan targetnya tidak ada. Mereka semua yang
terlibat dan dipengaruhi oleh perubahan juga dinamakan stakeholder, termasuk semua
sponsor, change agent, dan target. Kadang-kadang, stakeholder dipakai sebagai
pengganti kata target. Sama halnya jika target tidak berubah, pekerjaan sponsor dan
agen perubahan akan sia-sia.
Oleh karena itu, kita harus sepakat dan mendefinisikan tentang tanggung jawab dan
tindakan yang bersamaan dengan masing-masing peran. Mereka semua yang terlibat
dan dipengaruhi oleh perubahan juga dinamakan stakeholder, termasuk semua
sponsor, change agent, dan target. Kadang-kadang, stakeholder dipakai sebagai
pengganti kata target. Keberhasilan perubahan memerlukan pengenalan terhadap
faktor manusia di mana mereka bekerja. Mereka dinamakan The Rank and File, The
Resister dan The Change Agents.
6. Relationships
Perubahan akan terjadi apabila diantara pelaku perubahan terdapat kerja sama dan
saling berhubungan. Sifat hubungan diantara mereka dapat beragam tergantung pada
jenis dan komplikasi perubahan, budaya organisasi, dan sifat kepemimpinan.
Konfigurasi hubungan peran para pelaku perubahan dalam suatu organisasi dapat
mengambil salah satu betuk: Linier, Trugulator, atau Square (Daryl R. Conner, 1993:
107).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
12
3) Perubahan Inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan
pelayanan
DAFTAR PUSTAKA
https://rinastkip.wordpress.com/2013/02/21/bahan-kuliah-manajamen-perubahan/
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-manajemen-perubahan-change-management/
https://www.kajianpustaka.com/2020/07/manajemen-perubahan-pengertian.html
13