DISUSUN OLEH:
WIHANDER CAHYANTI GULO
Puji dan syukur saya ucapkan kepada kepada TUHAN YANG MAHA ESA.dimana yang sudah
memberikan rahmat serta karunianya kepada saya sehingga saya dapat berhasil menyelesaikan
makalah tepat pada waktunya. Dimana dalam makalah ini berjudul “Strategi Manajemen
Perubahan dalam mengelola perubahan organisasi” saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya kritik dan saran dari seluruh pihak yangbersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah
ini mulai dari awal sampai akhir.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I pendahuluan
1.3 Tujuan
Bab II pembahasan
3.1 kesimpulan
3.2 saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Proses penyesuaian dengan lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar yang
dihadapi organisasi modern. Kecuali perubahan yang bertujuan menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan, organisasi kadang-kadang menganggap perlu secara sengaja
melakukan perubahan guna meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan yang sudah
ditetapkan. Karena sifat dari setiap organisasi berbeda-beda maka frekuensi dan kadar
perubahan yang terjadi pun tidak selalu sama. Organisasi-organisasi tertentu lebih sering
mengalami perubahan, sementara organisasi lain relatif jarang melakukannya.
Mengacu pada uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen perubahan merupakan
pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi, dalam kondisi lingkungan yang
bergerak terus menerus. Manajemen perubahan perlu mengambil pelajaran dari pengalaman
sebelumnya, menjalankan proses perubahan dengan benar dan memberikan peran dan
tanggung jawab kepada semua stakeholder sesuai proporsinya.
1.3 Tujuan
Manajemen perubahan merupakan proses atau konsep yang dibuat sebagai upaya
pengaturan juga perbaikan baik pada individu, organisasi, maupun perusahaan dengan
berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan
dapat bersifat normatif, koersif (paksaan), dan adaptif. Manajemen perubahan dapat
dikategorikan menurut proses yang dilakukan dalam mencapai perubahan yakni bersifat
lambat, relatif tenang dengan beberapa akselerasi percepatan, dan cepat. Dalam aspek bisnis,
manajemen perubahan bertujuan untuk melakukan pembaharuan terhadap efektivitas tenaga
kerja dan perbaikan pada sistem organsisasi.
Manajemen perubahan adalah bentuk usaha yang dilakukan guna mengelola seluruh
akibat yang dihasilkan karena adanya perubahan dalam suatu perusahaan. Manajemen
perusahaan adalah sebagai alat serta teknik untuk mengelola manusia pada sisi proses
perubahan agar bisa mencapai hasil yang dibutuhkan. Selain itu demi mewujudkan perubahan
secara efektif pada suatu tim, individu dan sistem yang lebih luas. Perubahan adalah proses dan
tindakan suatu hal dari kondisi lama ke kondisi baru. Manajemen perubahan merupakan sebuah
proses dengan pendekatan yang terstruktur dan sistematis yang digunakan untuk membantu
individu atau sebuah organisasi. Dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya
untuk merealisasikan sebuah perusahaan dari kondisi saat ini ke kondisi yang lebih baik. Dalam
sebuah perusahaan terdapat beberapa tingkatan manajemen perubahan, diantaranya:
2.1. 2 Definisi Manajemen Perubahan
Sebelum membahas definisi dari manajemen perubahan, kita ketahui terlebih dahulu apa
itu perubahan dalam organisasi. Terdapat tiga makna perubahan dalam organisasi yaitu sebagai
berikut :
1.Perubahan Bersama Perubahan dalam organisasi melibatkan banyak orang dan meliputi
perubahan dalam proses, kebijakan, dan kepemimpinan. Perubahan yang berhasil
membutuhkan kerjasama tim dan arahan yang jelas dari pemimpin.
3.Manajemen Waktu Perubahan dalam organisasi membutuhkan waktu dan usaha yang
signifikan. Oleh karena itu, tim harus belajar bagaimana mengelola waktu mereka secara
efektif dan produktif agar dapat mencapai tujuan mereka tepat waktu.
Berikut beberapa definisi manajemen perubahan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Wibowo, dalam bukunya "Manajemen Perubahan", Manajemen perubahan adalah
suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang
diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses
tersebut.
2. Menurut Prof. Dr. J. Winardi, manajemen perubahan adalah upaya yang di tempuh manajer
untuk memanajemen perubahan secara efektif, dimana diperlukan pemahaman tentang
persoalan motivasi, kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi. Perubahan bertujuan
agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan
jaman, kemajuan teknologi dan di bidang pelayanan masyarakat adalah peningkatan kesadaran
masyarakat akan pelayanan yang berkualitas.
3.Gibson (1985: 18) Perubahan organisasi merupakan suatu usaha yang sudah direncanakan
oleh manajemen untuk menghasilkan prestasi keseluruhan individu, kelompok dan organisasi,
dengan mengubah cara struktur, perilaku dan proses.
4.Robbins Perubahan organisasi merupakan proses yang mengacu pada hal-hal yang berkaitan
berbagai aktivitas pelaksanaan tugas yang terdapat di dalam organisasi, sehingga menuju pada
suatu kedaan di dalam perusahaan tersebut dapat dianggap lebih pihak oleh pihak manajemen
seiring dengan berjalannya waktu.
5.Hatch (1997) Perubahan organisasi secara sederhananya dapat diartikan sebagai pembahasan
tentang mengapa, kapan, dan bagaimana organisasi melakukan perubahan tersebut.
6.Desplaces (2005) Perubahan Organisasi adalah proses dimana organisasi tersebut berpindah
dari keadaannya yang sekarang menuju ke masa depan yang diinginkan untuk meningkatkan
efektifitas organisasinya.
Perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, di mana setiap tipe memerlukan strategi manajemen
perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah :
1. Perubahan Rutin, di mana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi;
2. Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai organisasi;
1. Perubahan individu
Tingkatan ini paling dasar dari sebuah proses change management. Setiap individu
memang selalu dan akan mengalami perubahan, namun perubahan tersebut tidak secara
otomatis kea rah yang diinginkan. Disinilah peran manajer perusahaan unuk mengatur
arah perubahan agar sejalan dengan tujuan perusahaan. Sehingga change management
disini bisa dikaitkan dengan ilmu psikologi dimana manajer berusaha memahami
perilaku individu sehingga dapat menentukan perubahan seperti apa yang layak untuk
dirinya.
2. Perubahan organisasi
Manajemen perusahaan dalam organisasi ini berkaitan erat dengan manajemen proyek.
Jika manajemen proyek berguna untuk memastikan solusi dari proyek yang dirancang,
maka change management berperan untuk memastikan solusi tersebut dapat bekerja
secara efektif. Manajer harus memastikan sumber daya mana yang perlu berubah untuk
kepentingan keberhasilan proyek dan upaya perubahan seperti apa yang harus
dilakukan untuk tujuan tersebut.
3. Perubahan kemampuan perusahaan
Pada tingkatan ini, change management berperan secara langsung untuk mengelola
perusahaan agar secara efektif mampu beradaptasi dengan perubahan dunia atau pasar.
Change management disini bisa lebih kompleks mencakup segala aspek perusahaan.
Misalnya manajer memberikan perubahan terhadap metode pemasaran sebelumnya
yang dinilai tidak memenuhi target perusahaan. Sehingga, inisiatif seorang manajer
disini sangat dibutuhkan demi mencapai kemajuan perusahaan.
Manajemen perubahan dalam hal ini memberikan pendekatan untuk mendorong adopsi
dan penggunaan sistem baru dalam sebuah organisasi sehingga memberikan hasil yang
diharapkan. Dibawah berikut ini adalah mengapa anda perlu manajemen perubahan:
a. Perubahan yang terjadi adalah suatu proses yang berencana dimana dalam
penerapannya bermanfaat sebagai motivator dan Penilaian terhadap kemajuan yang
ingin diraih.
b. Pada suatu organisasi bisa digunakan untuk merespon permintaan pelanggan lebih
cepat
c. Dapat membantu menyelaraskan sumber daya pada organisasi
d. Mampu menilai dampak keseluruhan dari perubahan
e. Meminimalisir dampak negative perubahan
f. Mampu mempertahankan efektivitas dan efisiensi organisasi dan meningkatkannya
g. Peningkatan kinerja SDM dalam perusahaan
h. Meningkatkan laba investasi
i. Waktu penerapan perubahan yang singkat
j. Menciptakan peluang untuk pengembangan kepemimpinan, praktik terbaik.
Kepemimpinan inspiratif
Pemimpin yang hebat harus mampu memberikan visi yang jelas tentang arah organisasi
dan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan tugas mereka dengan maksimal
Kepemimpinan kolaboratif
Pemimpin besar harus mampu bekerja sama untuk menemukan solusi, mendengarkan
umpan balik dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh timnya
Kepemimpinan adaptif
Pemimpin harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah dan
mencari solusi yang lebih baik ketika rencana awal tidak berjalan dengan baik
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak
bisa dihindarkan., harus dihadapi karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu
manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik
positif. Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang
paling sering dan paling menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang
sangat popular dalam manajemen adalah resistensi perubahan. Penolakan atas perubahan tidak
selalu negative karena justru adanya penolakan tersebut malah perubahan tersebut tidak bisa
dilakukan secara sembarangan.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk standar.
Penolakan bisa jelas kelihatan dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok,
dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi
berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat dan
lain sebagainya.
Untuk keperluan analitis, dapat dikategorikan sumber penolakan atas perubahan, yaitu
penolakan yang dilakukan oleh individual dan yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi:
i. Penolakan individual
Karena persoalan kepribadian persepsi dan kebutuhan, maka individu punya potensi
sebagai sumber penolakan atas perubahan. Penolakan individual dapat terjadi karena
hal-hal dibawah ini:
Kebiasaan
Merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan secara berulang-ulang
sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu karena kita merasa nyaman,
menyenangkan. Jika perubahan berpengaruh besar terhadap pola kehidupan tadi
maka muncul mekanisme diri, yaitu penolakan.
Rasa aman
Jika kondisi sekarang sudah memberika rasa aman dan kita memiliki kebutuhan
akan rasa aman relative tinggi, maka potensi menolak peubahan pun besar.
Mengubah cara kerja padat karya ke padat modal memunculkan rasa tidak aman
bagi para pegawai
Factor ekonomi
Factor lain sebagai sumber penolakan atas perubahan adalah soal menurunnya
pendapatan. Pegawai menolak konsep 5 hari kerja karena akan kehilangan upah
lembur
Takut akan sesuatu yang tidak diketahui
Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi hasilnya. Oleh karena itu
muncul ketidakpastian dan keragu-raguan. Kalau kondisi sekarang sudah pasti
dan kondisi nanti setelah perubahan belum pasti, maka orang akan cenderung
memilih kondisi sekarang dan menolak perubahan
Persepsi
Cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya. Cara pandang ini
mempengaruhi sikap. Pada awalnya program keluarga berencana banyak
ditolak oleh masyarakat, karena banyak yang memandang program ini
bertentangan dengan ajaran agama sehingga menimbulkan sikap negative
ii. Penolakan organisasional
Organisasi pada hakekatnya memang konservatif. Secara aktif mereka menolak
perubahan. Misalnya saja, organisasi pendidikan yang mengenalkan doktrin
keterbukaan dalam menghadapi tantangan ternyata merupakan lembaga yang paling
sulit berubah. System pendidikan yang sekarang berjalan di sekolah-sekolah hampir
dipastikan relative sama dengan apa yang terjadi 25 tahun yang lalu atau bahkan lebih,
begitu pula sebagian besar organisasi bisnis. Terdapat 6 sumber penolakan atas
perubahan yaitu:
Inersia structural
Artinya penolakan yang terstruktur. Organisasi lengkap dengan tujuan, struktur,
aturan main, uraian tugas, disiplin dan lain sebagainya menghasilkan stabilitas.
Jika perubahan dilakukan, maka kemungkinan stabilitas terganggu
Focus perubahan berdampak luas
Perubahan dalam organisasi tidak mungkin terjadi hanya difokuskan pada satu
bagian saja karena organisasi merupakan suatu system. Jika satu bagian diubah
maka bagian lain pun terpengaruh olehnya. Jika manajemen mengubah proses
kerja dengan teknologi baru tanpa mengubah struktur organisasinya, maka
perubahan sulit berjalan lancer
Inersia kelompok kerja
Walau ketika individu mau mengubah perilakunya, norma kelompok punya
potensi untuk menghalanginya. Sebagai anggota serikat pekerja, walau sebagai
pribadi kita setuju atas suatu perubahan, namun jika perubahan itu tidak sesuai
dengan norma serikat kerja, maka dukungan individual menjadi lemah.
Ancaman terhadap keahlian
Perubahan dalam pola organisasional bisa mengancam keahlian kelompok kerja
tertentu. Misalnya penggunaan computer untuk merancang suatu desain,
mengancam kedudukan para juru gambar
Ancaman terhadap hubungan kekuasaan yang telah mapan
Mengenalkan system pengambilan keputusan partisipatif sering kali bisa
dipandang sebagai ancaman kewenangan para penyelia dan manajer tingkat
menengah
Ancaman terhadap alokasi sumber daya
Kelompok-kelompok dalam organisasi yang mengendalikan sumber daya
dengan jumlah relative besar sering melihat perubahan organisasi sebagai
ancaman bagi mereka. Apakah perubahan akan mengurangi anggaran atau
pegawai kelompok kerjanya
a. Pengetahuan
Merupakan unsur pokok bagi setiap anggota organisasi untuk merubah perilakunya
dalam mengerjakan sesuatu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan anggota organisasi
semakin mudah dia untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya. Karena itu
pengetahuan ditempatkan secara strategis sebagai salah satu syarat penting bagi
kemajuan perilaku anggota organisasi. Anggota organisasi yang hanya menggunakan
pengetahuan yang sekedarnya akan semakin tertinggal kinerjanya dibanding anggota
organisasi yang selalu menambah pengetahuannya yang baru. aktor kebiasaan.
b. Keterampilan
Keterampilan, baik fisik maupun non-fisik, merupakan kemampuan seseorang yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan baru. Ketrampilan fisik dibutuhkan
untuk pekerjaan-pekerjaan fisik, misalnya mengoperasikan komputer, mesin produksi
dsb. Ketrampilan non-fisik dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang sudah jadi.
Misalnya kemampuan memimpin rapat, membangun komunikasi, dan mengelola
hubungan dengan para pelanggan secara efektif. Terdapat hubungan antara proses dan
ketrampilan komunikasi antarpersonal. Ketrampilan lebih sulit untuk diubah atau
dikembangkan ketimbang pengetahuan. Perubahan ketrampilan sangat terkait dengan
pola perilaku naluri (insting). Proses perubahan respon instink anggota organisasi
membutuhkan waktu relatif cukup panjang karena faktor kebiasaan apalagi budaya
tidak mudah untuk diubah. Misalnya anggota organisasi yang biasanya bertanya pada
anggota organisasi dengan ucapan 6 "apa yang manajer inginkan" (kurang sopan) sulit
untuk segera berubah menjadi ucapan "apa yang dapat saya kerjakan untuk manajer"
atau "bolehkah saya membantu manajer" (lebih sopan).
c. Kepercayaan
Kepercayaan anggota organisasi menentukan sikapnya dalam menggunakan
pengetahuan dan ketrampilannya untuk mengerjakan sesuatu. Boleh jadi anggota
organisasi diberikan pengetahuan dan ketrampilan baru dengan cara berbeda. Namun
hal itu dipengaruhi oleh kepercayaan yang dimilikinya apakah pengetahuan dan
ketrampilan yang diterimanya akan berguna atau tidak. Dengan kata lain suatu
kepercayaan relatif sulit untuk diubah. Jadi kalau ingin melatih anggota organisasi
harus diketahui dahulu kepercayaan yang dimiliki anggota organisasi sekurang-
kurangnya tentang aspek persepsi dari kegunaan suatu pelatihan.
d. Lingkungan
Lingkungan organisasi mempengaruhi perilaku anggota organisasi apakah melalui
pemberian penghargaan atas perilaku yang diinginkan ataukah dengan mengoreksi
perilaku yang tidak diinginkan. Lingkungan organisasi seperti keteladanan pimpinan
dan model kepemimpinan serta masa depan organisasi yang cerah akan berpengaruh
pada derajat dan mutu perubahan perilaku anggota organisasi. "Apa yang organisasi
berikan pada anggota organisasi dan apa pula yang organisasi dapatkan". Keberhasilan
organisasi sangat ditentukan oleh apa yang bisa diberikan organisasi kepada anggota
organisasinya. Semakin tinggi kadar insentif yang diberikan semakin efektif terjadinya
perubahan perilaku anggota organisasinya. Sebaliknya organisasiyang tidak efektif atau
gagal cenderung akan menciptakan perubahan perilaku yang juga tidak efektif.
e. Tujuan organisasi
Tujuan ditentukan oleh kepercayan kolektif dari para pimpinan organisasi dan ini
menciptakan lingkungan tertentu. Selain itu tujuan merupakan turunan dari visi masa
depan dan sistem nilai organisasi. Pemimpin organisasi yang memiliki visi dan tujuan
yang jelas akan menciptakan lingkungan yang mendorong perilaku produktif.
Sebaliknya hanya akan menciptakan kebingungan di kalangan anggota organisasi.
Kombinasi dari lima faktor di atas menentukan keefektifan suatu perubahan perilaku
anggota organisasi. Dengan pengembangan pengetahuan yang ada anggota organisasi
semakin mengetahui atau memahami apa yang dibutuhkan untuk mampu mengerjakan
pekerjaannya. Ketrampilan dalam bentuk kemampuan fisik dan non- fisik dibutuhkan
agar anggota organisasi mampu mengerjakan pekerjaan yang baru. Kepercayaan
menentukan apakah anggota organisasi akan menggunakan ketrampilan dan teknik
barunya dalam praktek. Sementara lingkungan organisasi akan menciptakan tujuan
organisasi dalam merumuskan standar apa yang bisa diterimanya. Tujuan organisasi itu
sendiri ditentukan oleh visi organisasi dan dapat menciptakan lingkungan baru. Selain
itu bisa jadi faktor pengaruh menguatnya kecerdasan emosional dan spiritual dari
anggota organisasi akan membantu organisasi lebih siap dalam mengelola perubahan.
2) Perencanaan Perubahan Setelah masalah dan peluang telah ditemukan, tim harus membuat
rencana aksi yang jelas dan terukur untuk mencapai tujuan perubahan.
Kasus yang terjadi di McDonald's dimana terjadi penuntutan atau protes terhadap bahan
yang mereka pakai. McDonald memerlukan perubahan. Kita dapat melihat bahwa awal dari
protes ini adalah karena bahan kemasan yang mereka pakai untuk makanannya adalah bahan
yang dalam proses poduksinya memakai Chlorofuorucarbon (CFC), yang dapat menyebabkan
kerusakan lapisan ozon yang ada di stratosfer. Seperti yang dikatakan oleh Kasali (2005),
perubahan itu berasal dari suatu masalah yang timbul. Menurut revisi yang dilakukan oleh
perancang kemasan Gerstman & Meyers, 60% responden percaya bahwa kemasan plastic
merul%lkan sumber yang paling menyebabkan masalah yang paling sulit dalam pembuangan
sampah padat. Memikirkan jumlah polystyrene yang digunakan oleh perusahaan- kira-kira 40
juta kilogram setiap tahun untuk membungkus Big Mac, Quarter Founder, Egg McMuffin,
pancake untuk sarapan. sandwich McC11iken, dan Chicken McNuggert- McDonald's dengan
penjualan pada tahun 1990 lebih dari 18 milliar, menjadi target yang mudah bagi kemarahan
kaum pencinta lingkungan. Akhirnya kemasan model kerang McDonald's menjadi korban dari
kesadaran lingkungan yang semakin tumbuh dari masyarakat Amerika, Jadi pada waktu tahun
1988 dan 1990 memang dikatakan bahwa masyarakat masih dalam kesadaran lingkungan yang
tinggi. Jadi mereka mendesak untuk atau agar bahan kemasan model kulit kerang diganti.
Ironisnya adalah persepsi yang menganggap bahwa kemasan pembungkus makanan
adalah yang paling banyak dari berat sampah kota adalah salah, karena hanya 8% dari sampah
total di kota yang merupakan kemasan. Walaupun begitu, dengan Citra keemasan McDonald's
yang telah dicapai melalui perjuangan demikian keras. Dimana mereka telah mengeluarkan
uang jutaan dolar untuk membiayai atau mendukung usaha yang menunjukkan mereka perduli
pada masalah kesehatan yaitu Ronald McDonald Houses yang menawarkan tempat penginapan
di dekat rumah sakit untuk keluarga yang anak-anaknya dirawat karena kanker. Di samping itu
McDonald's juga menjadi sponsor World's Largest Concert. bernyanyi bersama seluruh dunia
pada tahun 1989 yang diudarakan di PBS dan edisi khusus bulan Mei 1990 dari life magazine
tentang masalah khusus anak-anak. Karena McDonald's berkepentingan mempertahankan
citranya dalam masyarakat, tuntutan terhadap model kemasan kulit kerang, terbukti atau tidak
harus didengar dan dijawab.
McDonald's segan mengganti kemasan model kulit kerang kecuali jika benar-benar
perlu. Sebagai tambahan dari usaha daur ulang, McDonald's setuju untuk bekerja sama dengan
Environmental Defense Fund (EDE), sebuah kelompok pembela nirlaba, untuk mendirikan
gabungan strategis. Kelompok gabungan ini mendapat tugas menghasilkan sebuah kerangka
kerja, pendekatan sistematik, dan dasar ilmiah yang kuat untuk keputusan sampah padat
McDonald's. Gugus tugas tersebut memiliki program yang terdiri dari 42 İnisiatifuntuk
mengurangi sampah McDonald's dan melunakkan dampak dari kebiasaannya. Salah satu hasil,
misalnya, adalah McDonald's beralih untuk memakai kantong kertas hasil dari daur ulang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diharapkan kepada para pembaca dapat memberikan kritikan agar kami dapat
mendapatkan suatu informasi mengenai kesalahan yang ditulis.
DAFTAR PUSTAKA
Definisi Perubahan Organisasi Menurut Para Ahli √ Perubahan Organisasi: Pengertian, Faktor,
Tujuan dan Tahapan (penaindo.com)