Disusun Oleh:
Jenis Perubahan
Sebuah perusahaan dapat mengalami beberapa jenis perubahan yang berbeda, yang
semuanya dapat dilaksanakan dengan lebih baik melalui prosedur manajemen perubahan.
Mengetahui jenis perubahan yang dialami atau dibutuhkan perusahaan Anda dapat membantu
Anda memutuskan dengan lebih baik metode manajemen perubahan mana yang akan
digunakan.
Jenis umum dari perubahan organisasi meliputi:
a. Perubahan perkembangan: Jenis perubahan ini dapat mencakup perbaikan apa pun pada
operasi yang ada di dalam perusahaan.
b. Perubahan transisi: Perubahan transisi terjadi ketika bisnis melakukan transisi ke keadaan
baru. Contoh perubahan transisi adalah ketika satu perusahaan bergabung dengan perusahaan
lain.
c. Perubahan transformasional: Ini adalah bentuk perubahan paling drastis dalam bisnis dan
ketika perusahaan memutuskan untuk sepenuhnya merevisi cara melakukan sesuatu saat ini.
Misalnya, sebuah organisasi dapat memperkenalkan produk baru yang berbeda dari apa pun
yang telah dikembangkan sebelumnya.
Tingkatan Perubahan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa secara umum change management
merupakan upaya untuk menata dan mengelola perusahaan kearah yang diinginkan. Dalam
sebuah perusahaan terdapat beberapa tingkatan manajemen perubahan, di antaranya :
1. Perubahan Individu
Tingkatan ini adalah yang paling dasar dari sebuah proses change management. Setiap
individu memang selalu dan akan mengalami perubahan, namun perubahan tersebut tidak
secara otomatis kearah yang diinginkan.Di sinilah peran manajer perusahaan untuk
mengatur arah perubahan individu agar sejalan dengan tujuan perusahaan Sehingga
change management di sini bisa dikaitkan dengan ilmu psikologi dimana manajer akan
berusaha memahami perilaku individu sehingga dapat menentukan perubahan seperti apa
yang layak untuk dirinya. Misalnya saja menentukan kapan waktu yang tepat untuk
mengajarkan keterampilan baru pada seseorang dan bagaimana perubahan tersebut dalam
melekat pada diri individu.
2. Perubahan Organisasi
Manajemen perusahaan dalam organisasi ini berkaitan erat dengan manajemen proyek.
Jika manajemen proyek berguna untuk memastikan solusi dari proyek yang dirancang,
maka change management berperan untuk memastikan solusi tersebut dapat bekerja secara
efektif. Manajer harus memastikan sumber daya mana yang perlu berubah untuk
kepentingan keberhasilan proyek dan upaya perubahan seperti apa yang harus dilakukan
untuk tujuan tersebut.
Terdapat perbezaan individu atau faktor pelupusan yang berkaitan dengan perubahan
tersebut. Sebilangan orang sepertinya memeluk perubahan, memang berjaya, tetapi yang lain
menolaknya secara terang-terangan.
Ini mungkin disebabkan oleh sifat keperibadian yang disebut "open-mindedness" (mereka
yang mendapat skor lebih tinggi dalam sifat ini lebih cenderung menerima situasi baru) atau
kebiasaan sederhana (seseorang yang terbiasa mengubah tingkah laku atau situasi harus
melakukan lebih sedikit usaha daripada yang lain yang tidak).
Perubahan itu menimbulkan kegelisahan dalam menghadapi situasi yang tidak menentu;
orang itu merasakan rasa aman mereka dan memilih untuk tidak meninggalkan status quo
mereka.
Bergantung pada keadaan dan beberapa aspek yang telah saya nyatakan dan yang akan
saya komen, perubahan yang anda ingin lakukan akan lebih mudah atau lebih rumit. Dan juga
perlu diingat bahawa dalam banyak kesempatan, fakta yang berterusan adalah perkara yang
paling penting.
Orang muda kelihatan lebih senang berubah daripada orang tua, tidak diragukan lagi
kerana mereka mempunyai lebih sedikit kebiasaan yang dipelajari selama bertahun-tahun atau
kurang untuk kehilangan.
Tidak jelas sama ada kecerdasan dan pendidikan mempengaruhi sikap seseorang terhadap
perubahan dan penerimaannya. Adalah anggapan yang wajar bahawa orang yang lebih pintar
mesti lebih cenderung untuk belajar perkara baru dan melihat perubahan yang diperlukan.
Sifat keperibadian
Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap,
sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar
berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.
Neuroticism / keseimbangan emosi
Neurotik terdedah kepada kegelisahan dan kemurungan. Mereka melihat ancaman dan
bahaya di mana-mana. Mereka berhati-hati terhadap kemungkinan ancaman. Perubahan pasti
akan mempengaruhi mereka kerana mereka lebih peduli dengan apa maksudnya, apa yang
perlu mereka lakukan, dan bagaimana mereka akan mengatasinya. Sebaliknya, orang yang
seimbang dari segi emosi mengawal dan menerima perubahan dengan baik.
Keberkesanan diri
Sebilangan orang percaya bahawa mereka adalah kapten kapal mereka sendiri, tuan nasib
mereka. Mereka mengawal nasib mereka dan berkesan. Mereka berbeza dengan orang yang
percaya bahawa peluang, atau nasib mempengaruhi segalanya. Orang yang mempunyai
keberkesanan diri yang lebih baik menguruskan perubahan dengan lebih baik.
Toleransi kekaburan
Sebilangan orang merasa terancam oleh kekurangan kejelasan dan ketidakpastian. Mereka
suka perkara yang jelas, dapat diramalkan, dan teratur. Walaupun dalam lingkungan kerja
yang tidak stabil dan tidak stabil, mereka berusaha untuk menghindari ketidakpastian dengan
menggunakan peraturan dan ritual. Semakin kurang toleransi terhadap kekaburan seseorang,
semakin mudah bagi mereka untuk menerima perubahan.
Faktor lain
Di samping itu, terdapat faktor peribadi dan organisasi lain yang menjadikan anda lebih
cenderung untuk berubah atau tidak:
- Budaya, keperibadian atau pendidikan yang mendorong risiko membuat perubahan menjadi
lebih mudah. Sekiranya anda tidak pernah mendorong pekerja anda, anak-anak anda, atau diri
anda untuk berubah, jangan harap ia tiba-tiba menjadi mudah.
- Sikap positif terhadap kegagalan menjadikan perubahan lebih mudah. Sebilangan orang
tidak berkomitmen untuk berubah hanya kerana mereka takut gagal. Walaupun di AS orang
yang mengambil risiko dan gagal dihargai, di Sepanyol ia adalah sesuatu yang dapat
dielakkan dan yang membuat orang malu.
- Sekiranya perubahan besar diperlukan, ia cenderung menentang lebih banyak.
- Apabila perubahan belum disampaikan atau tiba-tiba.
- Sekiranya alasannya tidak diketahui, terdapat lebih banyak tentangan. Seolah-olah ada
kekaburan, yakni tidak jelas tentang apa yang diharapkan akan berubah.
- Sekiranya perubahan itu mengancam status quo, kuasa, kawalan, autonomi atau kedudukan
pekerjaan.
- Apabila perubahan mengancam kerosakan hubungan peribadi.
Tingkatan Resistensi
Jika dilihat dalam lingkungan kerja, maka tingkatan resistensi terbagi menjadi 4 yaitu :
a. Acceptance Acceptance ialah pada tingkat ini, penolakan individu terhadap perubahan
masih berada dalam tataran kognisi. Belum menimbulkan reaksi yang jelas, namum
terindikasi dengan hasil perkerjaan yang tidak maksimal. Jika dalam sebuah perusahaan
bisa ditandai dengan adanya pengundurandirisecarapasif dan sikap mengabaikan terhadap
instruksi-instruksi pekerjaan.
b. Indifference Merupakan sikap tidak acuh ditunjukkan oleh sikap apatis, hilangnya minat
dan semangat untuk melakukan sesuatu.
c. Passive Resistance Tingkataan ini ditunjukkan oleh adanya sikap tidak mau
belajar,melakukan protes, bekerja berdasarkan aturan,dan melakukan kegiatan sesedikit
mungkin.
d. Active Resistance Dilakukan dengan cara melakukan pekerjaan lebih lambat,
memperpanjang waktu istirahat kerja dan meninggalkan pekerjaan, melakukan kesalahan,
mengganggu dan sengaja melakukan sabotase.
Bahaya Resistensi
Adanya resistensi terhadap suatu perubahan dapat dikatakan sebagai suatu hal yang sangat
berbahaya karena resistensi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Resistensi bersifat menjalar atau menular
Cukup hanya mengambil satu orang ditakuti terhadap perubahan dan menyatakan
ketakutan mereka kepada kawan - kawan sekerja, dan sebelum anda menyadari telah
berkembang seperti kobaran api. Orang berbicara dengan orang yang dijumpai di elevator, di
lobby atau di kafetaria. Pembicaraan semacam ini menurunkan produktivitas karena semakin
banyak karyawan menggunakan waktu semakin berkurang waktu bekerja.
2. Resistensi bersifat melumpuhkan
Jika karyawan dipaksa bahwa tidak terdapat alasan untuk melakukan perubahan tertentu,
maka tidak akan mendapatkan manfaat dari suatu pelatihan misalnya, waktu dan uang yang
dikeluarkan akan sepenuhnya diboroskan.
3. Resistensi bersifat merintangi
Dengan maksud membuat perubahan terlaksana, misalnya bawahan memerlukan
peralatan baru. Untuk memungkinkan mereka menggunakan peralatan baru, maka harus
dipesan dan dikirimkan.
Akan, tetapi orang bagian pembelian yang takut bahwa perubahan akan menghapus
pekerjaan mereka, tidak bergerak memesan peralatan dan karenanya tidak pernah sampai.
Pemikiran dibalik ini adalah bahwa tanpa peralatan baru maka tidak akan ada perubahan.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa manajemen perubahan adalah suatu
proses, alat, dan teknik untuk mengelola dari sisi manusia untuk mencapai hasil yang
dibutuhkan. Perubahan berarti bahwa kita harus mengubah dalam cara mengerjakan atau
berpikir tentang sesuatu yang dapat menjadi mahal dan sulit. Menghadapi kondisi lingkungan
yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara lain yang lebih bijaksana bagi seorang pimpinan
kecuali dengan memahami hakekat perubahan itu sendiri dan menyiapkan strategi yang tepat
untuk menghadapinya.
Suatu upaya melakukan perubahan harus mempunyai arah yang jelas sehingga menuju
pada kondisi yang diharapkan. Untuk itu, perubahan perlu mempunyai tujuan dan sasaran yang
jelas. Banyak perubahan telah dilakukan dengan berhasil namun banyak pula yang mengalami
kegagalan untuk itu perlu adanya pemahaman mengenai perubahan itu sendiri.
Change management juga sangat berperan penting dalam menjaga stabilitas perusahaan
di tengah dunia bisnis yang terus bergerak/ berubah dan mencegah perusahaan dari posisi
terancam.
DAFTAR PUSTAKA