Anda di halaman 1dari 11

MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Konflik


Dosen Pengampu: Dr. Heri Prabowo S.E., M.M.

Disusun Oleh:

1. Febriana Firsty Wulandari 20810035


2. Sri Welas Tuti 20810041
3. Mita Husna Afiah 20810202
4. Bella Nur Sofi 20810020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2022
ISI TUGAS

A. Memahami Perubahan Manajemen


Perubahan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi. Perubahan mengandung
makna beralihnya keadaan sebelumnya menjadi keadaan setelahnya. Perubahan merupakan
hal yang cukup sulit dalam perusahaan kecil. Di lain pihak, perusahaan besar yang melakukan
perubahan juga membutuhkan kekuatan yang besar. Perubahan dalam organisasi merupakan
tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku saat ini ke kondisi yang akan
datang guna meningkatkan efektivitas.
Perubahan dalam organisasi merupakan isu penting dalam suatu perusahaan, perubahan
dapat memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja dari yang
sebelumnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab sebuah organisasi akan berubah,
diantaranya adalah karena perusahaan perlu untuk merespon terhadap lingkungan bisnis yang
selalu berubah. Dikutip dari Jurnal yang ditulis oleh Jeaw Mei Chen yang berjudul
Organizational Change and Development, perubahan pada organisasi dapat dikarenakan oleh
tiga teori yaitu :
1. Teori teleological, yang menjelaskan bahwa perubahan pada organisasi terjadi karena
organisasi ingin menjadi yang lebih baik dengan selalu mengevaluasi, eksekusi,
merancang tujuan – tujuan baru, dan sebagainya
2. Teori Life Cycle, yang menjelaskan bahwa perubahan dalam sebuah organisasi
disebabkan tergantung pada lingkungan eksternal, siklus melalui tahapan awal hingga
akhir.
3. Teori Dialectical, yang menjelaskan bahwa organisasi adalah seperti multi cultural
society. Ketika ada satu bagian yang menguasai yang lainnya, maka nilai dan tujuan
organisasi akan diperbaharui.
Sebagian besar perubahan organisasi meliputi visi yaitu yang menjadi tujuan dari
organisasi, strategi yang meliputi taktik – taktik dan cara organisasi melakukan sesuatu,
kebudayaan meliputi kebiasaan dan cara kerja yang biasa dilakukan oleh organisasi, struktur
mencakup pembuatan perubahan dalam hubungan wewenang, teknologi yaitu dalam
mengimplementasikan teknologi baru, dan gaya kepemimpinan.
Perubahan organisasi dan pengelolaan perubahan merupakan kajian yang menarik saat ini,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengharuskan organisasi untuk
terus menerus melakukan perubahan, organisasi idealnya harus selalu berubah untuk dapat
terus bertahan, bukan menjadi pilihan namun menjadi keharusan. Keberhasilan organisasi
melakukan perubahan tergantung pada sejauh mana organisasi dapat mengatasi permasalahan
yang timbul dari perubahan tersebut.
 Mengelola Perubahan
Apabila sebuah organisasi mengalami perubahan, tentu organisasi tersebut akan menemui
tantangan – tantangan yang harus diselesaikan, oleh karena itu pemimpin organisasi perlu
mengelola perubahan tersebut agar dapat berhasil sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu
permasalahan yang sering terjadi saat melakukan perubahan di organisasi adalah adanya
penolakan dari perubahan tersebut. Disinilah peran dari para pemimpin untuk meyakinkan
dan memberikan motivasi kepada karyawan. Beberapa hal yang dapat menimbulkan
penolakan terhadap perubahan adalah :
- ketidakpercayaan kepada orang yang mengusulkan perubahan, hal ini akan menyebabkan
efek yang besar terhadap sumber penolakan yang lain
- kepercayaan bahwa perubahan tidak diperlukan dikarenakan tanpa adanya perubahan,
orang – orang didalam organisasi merasa sudah sangat baik.
Perubahan biasanya berbiaya tinggi, walaupun perubahan biasanya membawa keuntungan
besar bagi perusahaan, tetapi besarnya biaya yang harus dikeluarkan membuat perusahaan
berfikir lebih mendalam sebelum menentukan perubahan.
Ketakutan akan kegagalan. Apabila orang – orang dalam organisasi sudah terbiasa
menggunakan cara / metode lama, maka rencana perubahan membuat mereka ketakutan jika
mereka tidak bisa menggunakan metode baru.
Untuk dapat mengelola perubahan dalam organisasi dapat dilakukan dengan beberapa hal
berikut:
 Memotivasi Perubahan
Perubahan merupakan proses untuk menuju sesuatu yang baru, oleh karena itu diperlukan
komitmen yang tinggi dari angota organisasi.
Komunikasi, penolakan terhadap perubahan dapat dikurangi dengan melakukan
komunikasi yang lebih baik kepada karyawan, dengan komunikasi yang lebih baik, karyawan
akan melihat rencana perubahan sebagai suatu realita yang harus dilakukan.
Partisipasi, jika ada perubahan sebaiknya melibatkan karyawan dimulai dari persiapan
hingga proses pengimplementasian sehingga nantinya karyawan akan merasa berkepentingan
untuk melakukan perubahan, hal ini juga dapat mengurangi penolakan terhadap perubahan.
 Mengelola Transmisi
Proses perubahan melewati masa transisi dari situasi saat ini menuju situasi yang
diharapkan di masa yang akan datang. Masa transisi tersebut membutuhkan struktur
manajemen dan aktivitas khusus untuk menjamin keberhasilan. Masa transisi membutuhkan
arahan yang jelas sehingga perubahan yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang
diinginkan perusahaan.
 Melanjutkan Momentum Perubahan
Setelah perubahan dilakukan oleh organisasi, perusahaan harus senantiasa meningkatkan
semangat untuk berubah sehingga tidak kehilangan momentum untuk terus melakukan
perubahan. Hal – hal yang dapat dilakukan untuk dapat terus berubah adalah dengan
menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan dan membangun
sistem pendukung untuk agen perubahan.
B. Jenis dan Tingkat Perubahan

 Jenis Perubahan
Sebuah perusahaan dapat mengalami beberapa jenis perubahan yang berbeda, yang
semuanya dapat dilaksanakan dengan lebih baik melalui prosedur manajemen perubahan.
Mengetahui jenis perubahan yang dialami atau dibutuhkan perusahaan Anda dapat membantu
Anda memutuskan dengan lebih baik metode manajemen perubahan mana yang akan
digunakan.
Jenis umum dari perubahan organisasi meliputi:
a. Perubahan perkembangan: Jenis perubahan ini dapat mencakup perbaikan apa pun pada
operasi yang ada di dalam perusahaan.
b. Perubahan transisi: Perubahan transisi terjadi ketika bisnis melakukan transisi ke keadaan
baru. Contoh perubahan transisi adalah ketika satu perusahaan bergabung dengan perusahaan
lain.
c. Perubahan transformasional: Ini adalah bentuk perubahan paling drastis dalam bisnis dan
ketika perusahaan memutuskan untuk sepenuhnya merevisi cara melakukan sesuatu saat ini.
Misalnya, sebuah organisasi dapat memperkenalkan produk baru yang berbeda dari apa pun
yang telah dikembangkan sebelumnya.

 Tingkatan Perubahan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa secara umum change management
merupakan upaya untuk menata dan mengelola perusahaan kearah yang diinginkan. Dalam
sebuah perusahaan terdapat beberapa tingkatan manajemen perubahan, di antaranya :

1. Perubahan Individu
Tingkatan ini adalah yang paling dasar dari sebuah proses change management. Setiap
individu memang selalu dan akan mengalami perubahan, namun perubahan tersebut tidak
secara otomatis kearah yang diinginkan.Di sinilah peran manajer perusahaan untuk
mengatur arah perubahan individu agar sejalan dengan tujuan perusahaan Sehingga
change management di sini bisa dikaitkan dengan ilmu psikologi dimana manajer akan
berusaha memahami perilaku individu sehingga dapat menentukan perubahan seperti apa
yang layak untuk dirinya. Misalnya saja menentukan kapan waktu yang tepat untuk
mengajarkan keterampilan baru pada seseorang dan bagaimana perubahan tersebut dalam
melekat pada diri individu.

2. Perubahan Organisasi
Manajemen perusahaan dalam organisasi ini berkaitan erat dengan manajemen proyek.
Jika manajemen proyek berguna untuk memastikan solusi dari proyek yang dirancang,
maka change management berperan untuk memastikan solusi tersebut dapat bekerja secara
efektif. Manajer harus memastikan sumber daya mana yang perlu berubah untuk
kepentingan keberhasilan proyek dan upaya perubahan seperti apa yang harus dilakukan
untuk tujuan tersebut.

3. Perubahan Kemampuan Perusahaan


Pada tingkatan ini change management berperan secara langsung untuk mengelola
perusahaan agar secara efektif mampu beradaptasi dengan perubahan dunia atau pasar.
Change management di sini bisa lebih kompleks mencakup segala aspek perusahaan.
Misalnya manajer memberikan perubahan terhadap metode pemasaran sebelumnya yang
dinilai tidak memenuhi target perusahaan. Sehingga, inisiatif seorang manajer disini
sangat dibutuhkan demi mencapai kemajuan perusahaan. Perubahan dalam sebuah bisnis
merupakan sesuatu yang penting jika ingin mempertahankan bisnis dan terus
meningkatkan keuntungan. Karena perubahan berarti secra terus menerus melakukan
sesuatu dengan cara dan metode yang berbeda dari sebelumnya yang dinilai kurang
efektif. Mengelola perubahan dirumuskan oleh seorang manajer, namun dalam praktiknya
seringkali dilakukan oleh seorang pimpinan secara langsung. Sehingga kerjasama diantara
keduanya bisa membentuk perubahan yang lebih optimal.

C. Penentangan Terhadap Perubahan

Terdapat perbezaan individu atau faktor pelupusan yang berkaitan dengan perubahan
tersebut. Sebilangan orang sepertinya memeluk perubahan, memang berjaya, tetapi yang lain
menolaknya secara terang-terangan.
Ini mungkin disebabkan oleh sifat keperibadian yang disebut "open-mindedness" (mereka
yang mendapat skor lebih tinggi dalam sifat ini lebih cenderung menerima situasi baru) atau
kebiasaan sederhana (seseorang yang terbiasa mengubah tingkah laku atau situasi harus
melakukan lebih sedikit usaha daripada yang lain yang tidak).
Perubahan itu menimbulkan kegelisahan dalam menghadapi situasi yang tidak menentu;
orang itu merasakan rasa aman mereka dan memilih untuk tidak meninggalkan status quo
mereka.
Bergantung pada keadaan dan beberapa aspek yang telah saya nyatakan dan yang akan
saya komen, perubahan yang anda ingin lakukan akan lebih mudah atau lebih rumit. Dan juga
perlu diingat bahawa dalam banyak kesempatan, fakta yang berterusan adalah perkara yang
paling penting.
Orang muda kelihatan lebih senang berubah daripada orang tua, tidak diragukan lagi
kerana mereka mempunyai lebih sedikit kebiasaan yang dipelajari selama bertahun-tahun atau
kurang untuk kehilangan.
Tidak jelas sama ada kecerdasan dan pendidikan mempengaruhi sikap seseorang terhadap
perubahan dan penerimaannya. Adalah anggapan yang wajar bahawa orang yang lebih pintar
mesti lebih cenderung untuk belajar perkara baru dan melihat perubahan yang diperlukan.
 Sifat keperibadian
Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap,
sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar
berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.
 Neuroticism / keseimbangan emosi
Neurotik terdedah kepada kegelisahan dan kemurungan. Mereka melihat ancaman dan
bahaya di mana-mana. Mereka berhati-hati terhadap kemungkinan ancaman. Perubahan pasti
akan mempengaruhi mereka kerana mereka lebih peduli dengan apa maksudnya, apa yang
perlu mereka lakukan, dan bagaimana mereka akan mengatasinya. Sebaliknya, orang yang
seimbang dari segi emosi mengawal dan menerima perubahan dengan baik.
 Keberkesanan diri
Sebilangan orang percaya bahawa mereka adalah kapten kapal mereka sendiri, tuan nasib
mereka. Mereka mengawal nasib mereka dan berkesan. Mereka berbeza dengan orang yang
percaya bahawa peluang, atau nasib mempengaruhi segalanya. Orang yang mempunyai
keberkesanan diri yang lebih baik menguruskan perubahan dengan lebih baik.
 Toleransi kekaburan
Sebilangan orang merasa terancam oleh kekurangan kejelasan dan ketidakpastian. Mereka
suka perkara yang jelas, dapat diramalkan, dan teratur. Walaupun dalam lingkungan kerja
yang tidak stabil dan tidak stabil, mereka berusaha untuk menghindari ketidakpastian dengan
menggunakan peraturan dan ritual. Semakin kurang toleransi terhadap kekaburan seseorang,
semakin mudah bagi mereka untuk menerima perubahan.
 Faktor lain
Di samping itu, terdapat faktor peribadi dan organisasi lain yang menjadikan anda lebih
cenderung untuk berubah atau tidak:
- Budaya, keperibadian atau pendidikan yang mendorong risiko membuat perubahan menjadi
lebih mudah. Sekiranya anda tidak pernah mendorong pekerja anda, anak-anak anda, atau diri
anda untuk berubah, jangan harap ia tiba-tiba menjadi mudah.
- Sikap positif terhadap kegagalan menjadikan perubahan lebih mudah. Sebilangan orang
tidak berkomitmen untuk berubah hanya kerana mereka takut gagal. Walaupun di AS orang
yang mengambil risiko dan gagal dihargai, di Sepanyol ia adalah sesuatu yang dapat
dielakkan dan yang membuat orang malu.
- Sekiranya perubahan besar diperlukan, ia cenderung menentang lebih banyak.
- Apabila perubahan belum disampaikan atau tiba-tiba.
- Sekiranya alasannya tidak diketahui, terdapat lebih banyak tentangan. Seolah-olah ada
kekaburan, yakni tidak jelas tentang apa yang diharapkan akan berubah.
- Sekiranya perubahan itu mengancam status quo, kuasa, kawalan, autonomi atau kedudukan
pekerjaan.
- Apabila perubahan mengancam kerosakan hubungan peribadi.

D. Tingkatan dan Bahaya Resistensi

 Tingkatan Resistensi
Jika dilihat dalam lingkungan kerja, maka tingkatan resistensi terbagi menjadi 4 yaitu :

a. Acceptance Acceptance ialah pada tingkat ini, penolakan individu terhadap perubahan
masih berada dalam tataran kognisi. Belum menimbulkan reaksi yang jelas, namum
terindikasi dengan hasil perkerjaan yang tidak maksimal. Jika dalam sebuah perusahaan
bisa ditandai dengan adanya pengundurandirisecarapasif dan sikap mengabaikan terhadap
instruksi-instruksi pekerjaan.
b. Indifference Merupakan sikap tidak acuh ditunjukkan oleh sikap apatis, hilangnya minat
dan semangat untuk melakukan sesuatu.
c. Passive Resistance Tingkataan ini ditunjukkan oleh adanya sikap tidak mau
belajar,melakukan protes, bekerja berdasarkan aturan,dan melakukan kegiatan sesedikit
mungkin.
d. Active Resistance Dilakukan dengan cara melakukan pekerjaan lebih lambat,
memperpanjang waktu istirahat kerja dan meninggalkan pekerjaan, melakukan kesalahan,
mengganggu dan sengaja melakukan sabotase.

 Bahaya Resistensi
Adanya resistensi terhadap suatu perubahan dapat dikatakan sebagai suatu hal yang sangat
berbahaya karena resistensi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Resistensi bersifat menjalar atau menular
Cukup hanya mengambil satu orang ditakuti terhadap perubahan dan menyatakan
ketakutan mereka kepada kawan - kawan sekerja, dan sebelum anda menyadari telah
berkembang seperti kobaran api. Orang berbicara dengan orang yang dijumpai di elevator, di
lobby atau di kafetaria. Pembicaraan semacam ini menurunkan produktivitas karena semakin
banyak karyawan menggunakan waktu semakin berkurang waktu bekerja.
2. Resistensi bersifat melumpuhkan
Jika karyawan dipaksa bahwa tidak terdapat alasan untuk melakukan perubahan tertentu,
maka tidak akan mendapatkan manfaat dari suatu pelatihan misalnya, waktu dan uang yang
dikeluarkan akan sepenuhnya diboroskan.
3. Resistensi bersifat merintangi
Dengan maksud membuat perubahan terlaksana, misalnya bawahan memerlukan
peralatan baru. Untuk memungkinkan mereka menggunakan peralatan baru, maka harus
dipesan dan dikirimkan.
Akan, tetapi orang bagian pembelian yang takut bahwa perubahan akan menghapus
pekerjaan mereka, tidak bergerak memesan peralatan dan karenanya tidak pernah sampai.
Pemikiran dibalik ini adalah bahwa tanpa peralatan baru maka tidak akan ada perubahan.

E. Program Perubahan Yang Efektif


Langkah-langkah dalam melakukan manajemen perubahan di organisasi yang efektif adalah:

1. Identifikasi Tipe Perubahan


Ketika anda harus melakukan perubahan didalam organisasi, pertama-tama perlu
mengidentifikasi tipe dari perubahan tersebut.
Contoh : anda sebagai kepala organisasi memperkenalkan standar baru tentang kerja
keras.
Perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi
manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
- Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi;
- Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai
organisasi;
- Perubahan Inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan
pelayanannya.

2. Identifikasi Tujuan Perubahan


Tugas kedua adalah mengidentifikasi tujuan-tujuan perubahan. Kemudian merencanakan
tujuan-tujuan tersebut secara jelas dan memberikan batasan antara waktu dengan
perubahan mana yang dapat diterima. Kesulitan perubahan, adalah upaya lebih lanjut yang
harus dimasukkan dalam perencanaan tujuan. Perencanaan tujuan mengklarifikasi
kebutuhan akan situasi dan meningkatkan ketelitian respon. Ini akan memberikan
fleksibilitas yang lebih, dalam manajemen perubahan. Kejelasan tujuan memberikan
arahan dan petunjuk dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan.
Dengan membuat perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang spesifik akan
mengurangi pemborosan waktu dan upaya.

3. Identifikasi Siapa Saja Yang Terlibat


Hal selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah mengenai profil orang – orang yang terlibat
dalam perubahan. Profil orang-orang tersebut seharusnya dapat mengorganisasi informasi
dari semua orang terlibat dalam upaya perubahan. Setiap orang akan mempunyai prioritas
dan minat yang berbeda, berdasarkan fungsi mereka. Kebijaksanaan dan diplomasi harus
digunakan ketika mempresentasikan tujuan perubahan kepada kelompok. Pesan yang
sama harus disampaikan kepada semua orang, bagaimanapun pentingnya, perlu dicermati
hal-hal khusus yang banyak relevansinya kepada kelompok.
Penyesuaian pesan dengan minat orang-orang ini membawa kita untuk bekerja lebih
efektif dengan kebutuhan yang berbeda-beda bagi setiap individu atau kelompok. Dengan
memahami perbedaan akan meningkatkan kemungkinan menghargai pengalaman teman
sejawat. Dengan memahami konsentrasi dan minat setiap orang, akan meningkatkan
kinerja kepemimpinan.
KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa manajemen perubahan adalah suatu
proses, alat, dan teknik untuk mengelola dari sisi manusia untuk mencapai hasil yang
dibutuhkan. Perubahan berarti bahwa kita harus mengubah dalam cara mengerjakan atau
berpikir tentang sesuatu yang dapat menjadi mahal dan sulit. Menghadapi kondisi lingkungan
yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara lain yang lebih bijaksana bagi seorang pimpinan
kecuali dengan memahami hakekat perubahan itu sendiri dan menyiapkan strategi yang tepat
untuk menghadapinya.

Suatu upaya melakukan perubahan harus mempunyai arah yang jelas sehingga menuju
pada kondisi yang diharapkan. Untuk itu, perubahan perlu mempunyai tujuan dan sasaran yang
jelas. Banyak perubahan telah dilakukan dengan berhasil namun banyak pula yang mengalami
kegagalan untuk itu perlu adanya pemahaman mengenai perubahan itu sendiri.

Manajemen perubahan ditunjukkan untuk memberikan solusi bisnis yang diperlukan


dengan sukses dengan cara yang terorganisasi dan dengan metode melalui pengelolaan dampak
perubahan pada orang yang terlibat di dalamnya.

Change management juga sangat berperan penting dalam menjaga stabilitas perusahaan
di tengah dunia bisnis yang terus bergerak/ berubah dan mencegah perusahaan dari posisi
terancam.
DAFTAR PUSTAKA

Kusworo. (2019). Manajemen Konflik & Perubahan dalam Organisasi. Sumedang:


Alqaprint Jatinangor.
Pickering, Peg. 2002. How To Manage Conflict “Kiat Menangani Konflik”.
USA: Esensi.
Soegoto, Eddy Soeryanto. 2017. Tren Kepemimpinan Kewirausahaan dan
Manajemen Inovatif di Era Bisnis Modern. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Supratiknya. 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta:
Kanisius.
https://sis.binus.ac.id/2016/08/09/
https://ifaworldcup.com/

Anda mungkin juga menyukai