Disusun oleh :
Fatoni Anwar (19.05.51.0292)
Oktabrian Firhannusa (19.05.51.0287)
KELAS D1
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVESRSITAS STIKUBANK
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai serta bagian-bagian yang memungkinkan
tujuan itu dapat dicapai. Dewasa ini makin banyak organisasi menghadap suatu lingkungan yang
dinamis dan berubah selanjutnya, menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri. Kebijakan
dan praktik sumber daya manusia harus berubah agar menarik dan mempertahankan angkatan
kerja yang lebih beraneka ragam Persaingan berubah. Ekonomi global, artinya pesaing-pesaing
bisa datang dari seberang lautan laksana dari seberang kota. Persaingan yang meninggi juga
berarti juga berarti organisasi yang mapan perlu mempertahankan diri terhadap baik pesaing
tradisional yang mengembangkan produk dan jasa baru maupun perusahaan wiraswasta kecil
dengan penawaran yang inovatif. Organisasiyang berhasil akan merupakan organisasi yang dapat
berubah untuk menanggapi persainganitu.Dengan semakin kompleksnya persaingan yang
mengharuskan setiap karyawan untuk selalusrius dalam pekerjaannya, hal ini dapat
menyebabkan kejenuhan dan juga tekanan mentalyang akhirnya berujung dengan stress, sebelum
stress tersebut dapat mengganggu kinerjadan menurunkan produktifitas karyawan, maka stress
sebelum stress tersebut dapat mengganggu kinerja dan menurunkan produktifitas karyawan,
maka stress tersebut harus ditangani, antara lain dengan mengetahui dan meakukan manajemen
stress.
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi menghadapi lingkungan yang selalu berubah dan dinamis. Untuk dapat
bertahanorganisasi itu harus menyesuaikan dengan lingkungan. Perubahan merupakan suatu
modifikasiataupun berubahnya suatu sistem dalam sebuah organisasi. Perubahan organisasi
artinya perubahan dalam organisasi seperti menambahkan orang baru, memodifikasi suatu
program,merubah misi, susunan dan sistem-sistem dalam sebuah organisasi.Istilah perubahan
( change ) bukan lagi istilah yang biasa dalam kehidupan sehari- hari. Disini perubahan
merupakanmembuat sesuatu menjadi lain. Dan perubahan dapat juga diartikan membawa ke arah
penyempurnaan dan berbeda dengan keadaan sebelum terjadi perubahan. Perubahan yang
tidakmengarah ke kemajuan dan masih mempertahankan sikap dan cara-cara yang
tidakefisien,perubahan semacam ini bukan merupakan pembinaan organisasi
A. Mengelolah perubahan
Tujuan perubahan:
B. Sumber perubahan
1. Lingkungan
Perubahan lingkungan sangat mempengaruhi perubahan organisasi, misalnya
perubahankebudayaan dalam lingkungan organisasi, perubahan teknologi ekonomi
2. Sasaran dan nilai
Dorongan lain untuk perubahan datang dari modivikasi sasaran organisasi serta
perubahan nilai yang dapat menyebabkan perubahan sasaran
3. TeknikSistem
Teknik merupakan suatu sumber perubahan organisasi, yang meliputi perubahan bentuk
dan fungsi suatu produk atau jasa dalam sebuah organisasi dan juga sistemtransformasi
yang dipakai oileh organisasi tersebut
4. Struktur
Struktur merupakan sumber perubahan dalam organisasi, yang mana perubahan tersebut
berkaitan dengan perubahan-perubahan dan sistem dalam subsistem yang lain.
5. Manajerial
Peranan manajerial dalam perencanaan dan pengawasan dalam organisasi
ialahmempertahankan keseimbangan yang dinamis antara kebutuhan akan stabilitas
dengankebutuhan akan adaptasi.
6. Konsultan
Konsultan merupakan salah stu prndorong yang kuat dalam perubahan organsiasi,
yangdigambarkan sebagai jawaban yang mencari pertanyaan atay pemecahan yang
mencari persoalan.
a. Pengertian stress
Stres adalah suatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikandengan
suatu peluang, kendala (konstraints), atau tuntutan (demands) yang dikaitkandengan apa yang
sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Stres
tidak dengan sendirinya harus buruk. Walaupun stres lazimnyadibahas dalam konteks negatif,
stres juga mempunyai nilai positif. Stres merupakan suatu peluang bila stres itu menawarkan
perolehan yang potensial.Secara lebih khusus, stres dikaitkan dengan kendala (Kekuatan yang
mencegah individudan melakukan apa yang sangat diinginkan) dan tuntutan (Hilangnya sesuatu
yang sangatdiinginkan). Yang pertama mencegah Anda untuk mengerjakan apa yang sangat
Andainginkan. Yang kedua mengacu pada hilangnya sesuatu yang sangat diinginkan. Duakondisi
diperlukan agar stres potensial menjadi stres yang sebenarnya. Pertama harus adaketidakpastian
mengenai hasil atau keluaran dan kedua hasil itu haruslah penting. Tidak peduli kondisinya,
hanya bila ada keraguan atau ketidakpastian mengenai apakahkesempatan itu akan dapat diraih,
kendala akan disingkirkan atau kerugian akan dihindarimaka ada stres. Artinya, stres paling
tinggi untuk individu yang merasa tidak pasti apakahmereka akan kalah atau menang dan paling
rendah untuk individu yang berpikir bahwamenang atau kalah merupakan suatu kepastian. Tetapi
nilai penting dari hasil juga sangat menentukan. Jika menang atau kalah itu suatu hasil yang tidak
penting, tidak ada stres.Jika mempertahankan pekerjaan atau meraih suatu promosi tidak penting
bagi Anda. Anda tidak mempunyai alasan untuk merasa stres dalam menjalani tinjauan kinerja.
b. Dampak stress
Berbagai tekanan dan gangguan dalam sebuah organisasi tentunya pasti sangat seringterjadi. Hal
ini lah yang perlu dihindari agar kinerja kerja tidak terganggu. Semua bisa diatasi asalkan dapat
mengindikasikan masalah yang kita hadapi itu sendiri. Semakinseseorang mendapatkan tekanan
diluar batas dari kemampuan dirinya sendiri tentunyaakan mengalami stres pula yang cukup
berat dan sangat mengganggu kerja otak termasukdengan daya ingat.Dampak dan akibat dari
stress itu sendiri dalam buku OrganizationalBehavior (Robbin), dikelompokkan menjadi tiga
gejala, yaitu gejala Fisiologis,Psikologis, dan Perilaku.
o Gejala Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.
o Gejala Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasankerja.
o Gejala Perilaku, meliputi perubahan produktivitas, kemangkiran dan perputarankaryawan.
Semua gejala-gejala yang disebutkan diatas tentu sangat membuat ketidak nyamanansetiap
orang. Ingin rasanya untuk terhindar dari segala tekanan stres yang dialaminya.Bahkan sampai
pada tingkatan stres yang tinggi dalam gejala psikologis, seseorang bisa berfikir untuk
mengakhiri hidupnya. Tekanan yang dirasa sudah cukup berat lah yangmembuat dampak seperti
itu.
c. Manajemen stress
Dari titik pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli bila karyawan, mungkintidak
peduli bila karyawan mengalami tingkat stres yang rendah sampai sedang.Alasannya, seperti
diperlihatkan didepan, adalah bahwa tingkat semacam itu dapat bersifat fungsional dan
mendorong ke kinerja karyawan yang lebih tinggi. Tetapi tingkatstress yang tinggi, atau bahkan
tingkat rendah tetapi berkepanjangan, dapat mendorong kekinerja karyawan yang menurun dan
karenanya, menuntut tindakan dari manajemen.Walaupun kuantitas terbatas stres mungkin
bermanfaat bagi kinerja seorang karyawan, janganlah mengharapkan karyawan beranggapan
seperti itu. Dari titik pandang individu,tingkat stres yang rendah malahan kemungkinan besar
akan dipersepsikan sebagai tidakdiinginkan. Oleh karena itu tidak kecil kemungkinan bagi
karyawan dan manajemenuntuk gagasan yang berbeda mengenai apa yang menentukan suatu
tingkat stres yangdapat diterima pada pekerjaan. Apa yang mungkin dianggap oleh manajemen
sebagai
“Perangsang yang positif yang mempertahankan agar adrenalin mengalir terus” sangat besar
kemungkinan dianggap sebagai “tekanan berlebihan”oleh karyawan itu. Hendaknya ada
pendekatan individual terhadap organisasional ke pengelolaan stress.
1 Pendekatan individu.
STUDI KASUS
STUDI KASUS PADA KANTOR PROCESSING CENTRE SEMARANG
Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan terkait dengan manajemen perubahan.Penelitian
pertama dilakukan Gayani (2016) menggunakan sampel manajer yang berjumlah 8 orang dengan
metode wawancara. Metode ini cukup sering digunakan untuk meneliti manajemen perubahan
karena memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi secara mendalam peristiwa perubahan
yang terjadi dalam organisasi. Penelitian Gayani (2016) menemukan bahwa agar dapat
berlangsung dengan baik, diperlukan sinergi antara manajemen dan karyawan outourcing.
Karyawan outsourcing seringkali dipandang sebagai karyawan yang kurang memiliki kontribusi
pada perusahaan, sehingga sering diabaikan dalam proses manajemen perubahan. Akan tetapi,
perubahan yang berhasil adalah perubahan yang dapat menggerakkan seluruh sumber daya
manusia dalam organisasi guna mencapai suatu tujuan.
Dalam penelitian Nada dan Nancy (2016), ditemukan hasil bahwa perubahan dalam organisasi
akan dapat membawa dampak positif bagi karyawan. Akan tetapi, hal ini akan menjadi
merugikan apabila pihak manajemen tidak dapat mengkomunikasikan visi perusahaan dengan
baik kepada para bawahannya. Sehingga, komunikasi antara manajemen dengan karyawan
merupakan hal yang sangat penting guna mendukung terselenggaranya perubahan. Berdasarkan
penelitian De Waal (2015), apabila dilaksanakan dengan baik, manajemen perubahan dapat
mengubah sebuah perusahaan yang biasa menjadi luar biasa.
Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Viitala (2014) menemukan bahwa kunci dari
terselenggaranya perubahan yang baik adalah kepemimpinan. Hal ini didasarkan pada penelitian
yang menggunakan sampel para pimpinan perawat di rumah sakit. Hal ini senada dengan
penelitian Graeme (2014) kepada 50 staf dan eksekutif organisasi. Graeme (2014) menemukan
bahwa kesuksesan perubahan sangat bergantung kepada tingkat keseriusan manajemen dalam
menangani perubahan tersebut.
Berdasarkan jumlah dan jenis sampel, penelitian sebelumnya terkait dengan manajemen
perubahan menggunakan sampel yang berbeda-beda. Penelitian Al-moosa dan Sharts-hopko
(2016) menggunakan sampel 4 divisi yang berjumlah 20 orang. Dalam penelitian Wadood,
Gharleghi, dan Samadi (2015), digunakan sampel manajerial dan non manajerial yang berjumlah
167 orang. Banyaknya jumlah sampel ini dikarenakan penelitian tersebut menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sampel karyawan sebanyak 21 orang juga digunakan oleh Waal and
Heijtel (2015). He and Baruch (2009) memilih manajer yang berjumlah 10 orang sebagai sampel
penelitiannya. Sedangkan Lacey (2009) menggunakan manajer keamanan berjumlah 5 orang
sebagai sampel penelitian.
Mayoritas penelitian terdahulu terkait dengan manajemen perubahan menggunakan pendekatan
kualitatif, seperti yang telah dilakukan olehGayani (2016), Waal and Heijtel (2015), Viitala
(2014), Boglind, Hallsten, and Thilander (2011), Bhatnagar et al. (2010), He and Baruch (2009),
dan Lacey (2009). Sedangkan Wadood, Gharleghi, and Samadi (2015) menggunakan kuesioner
sebagai instrumen dalam penelitiannya. Penggabungan dua pendekatan yaitu kualitatif dan
kuantitatif digunakan oleh Al-moosa dan Sharts-hopko (2016) serta Cocks (2014) yang
menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara dalam penelitiannya.
Terkait dengan hasil penelitian, Al-moosa and Sharts-hopko (2016) menyatakan bahwa
ketidakpercayaan karyawan disebabkan kurangnya komunikasi tentang perubahan itu
sendiri.Waal and Heijtel (2015) menyatakan hasil penelitiannya bahwa 75 persen dari intervensi
perubahan sangat efektif diterapkan, dan 25 persennya tidak efektif. Viitala (2014) menyatakan
bahwa kunci suksesnya pimpinan adalah SDM yang ada di dalam organisasi itu sendiri. Cocks
(2014) menyatakan hasil penelitiannya bahwa kegagalan yang terjadi dalam perubahan
disebabkan oleh kurang fokusnya manajerial dalam menangani perubahan tersebut. Hasil
penelitian yang dinyatakan oleh Boglind, Hallsten, and Thilander (2011) adalah manajemen
konsultan menjadi peran utama dalam perubahan organisasi. Bhatnagar et al. (2010) menyatakan
hasil penelitiannya bahwa keberhasilan perubahan terjadi apabila fokus terhadap kepercayaan
dan rasa memiliki para karyawannya. He and Baruch (2009) menyatakan bahwa perubahan yang
dilakukan organisasi berfungsi sebagai pemicu untuk meningkatkan identitas organisasi. Lacey
(2009) menyatakan hasil penelitiannya bahwa banyak organisasi yang gagal melakukan
keamanan informasi dalam perubahan disebabkan ketidaksadaran organisasi itu sendiri. Secara
umum, ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilampirkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Organisasi menghadapi lingkungan yang selalu berubah dan dinamis. Untuk dapat bertahan
organisasi itu harus menyesuaikan dengan lingkungan. Perubahan merupakan suatu modifikasi
ataupun berubahnya suatu sistem dalam sebuah organisasi. Perubahan organisasi artinya
perubahan dalam organisasi seperti menambahkan orang baru,memodifikasi suatu program,
merubah misi, susunan dan sistem-sistem dalam sebuahorganisasi.Istilah perubahan ( change )
bukan lagi istilah yang biasa dalam kehidupansehari- hari. Dan perubahan dapat juga diartikan
membawa ke arah penyempurnaan dan berbeda dengan keadaan sebelum terjadi perubahan.
Dari titik pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli bila karyawan, mungkintidak
peduli bila karyawan mengalami tingkat stres yang rendah sampai sedang.Alasannya, seperti
diperlihatkan didepan, adalah bahwa tingkat semacam itu dapat bersifat fungsional dan
mendorong ke kinerja karyawan yang lebih tinggi. Tetapi tingkatstress yang tinggi, atau bahkan
tingkat rendah tetapi berkepanjangan, dapat mendorongke kinerja karyawan yang menurun dan
karenanya, menuntut tindakan dari manajemen.Walaupun kuantitas terbatas stres mungkin
bermanfaat
Daftar pustaka
https://id.scribd.com/doc/231202858/Perubahan-Organisasi-dan-Manajemen-Stres
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/djom/article/download/18067/17123