Skenario Perubahan
1. (restrukturisasi)
c. Skenario ketiga tidak terjadi dalam konteks hirarkis maupun dalam konteks
yang gesit. Ini menggambarkan transformasi dari keadaan hirarkis (A) ke
keadaan gesit (B). Seperti yang akan kita akan kita lihat, bentuk-bentuk
transformasi ini sering kali dimulai secara hirarkis karena mereka diprakarsai
dan diizinkan dari atas ke bawah.\
Beberapa komponen atas pendekatan ini meyakini bahwa seluruh target perubahan
akan terselimuti oleh beragam mitos, ketidak tahuan, kebenaran semu, walaupun tetap
memelihara rasionalitasnya. Seluruh target perubahan tersebut akan mengikuti diri
mereka sendiri jika itu dikatakan pada mereka yang berarti, dan seringkali mereka
tidak memahami apa yang terbaik untuk mereka.
Mereka akan berubah dengan sendirinya saat mereka menerima komunikasi yang lebih
informatif, efektif dan saat ada insentif pada perubahan yang mereka nilai lebih
memadai.
Pendekatan Normatif-Reedukatif
Pendekatan ini akan lebih fokus pada bagaimana seorang manajer perubahan mampu
memberikan pengaruh atau bertingkah laku dengan berbagai cara tertentu, agar
selanjutnya para anggota manajer mampu melakukan perubahan. Pada dasarnya,
manusia akan berubah saat ada suatu perusahaan tersendiri bahwa perubahan adalah
demi kepentingan yang terbaik.
Perubahan tersebut akan paling siap terjadi saat satu orang dalam kelompok tersebut
masuk dalam perubahan dan menganut sistem nilai dan keyakinan kelompoknya.
Pendekatan Kekuasaan-Koersif
Pendekatan ini akan memaksa pihak manajemen perubahan untuk melakukan caranya
secara semena-mena oleh sebagian pihak secara naif oleh sebagian yang lain, dan
sering menjadi bentuk standar dalam manajemen perubahan. Premis utama dari
pendekatan ini adalah mereka yang pada dasarnya patuh akan siap untuk melakukan
apapun yang diperintahkan dengan tanpa atau sedikit usaha dalam meyakinkan.
Dalam hal ini, membuat orang-orang untuk berubah dilakukan dengan dasar
penegakan kewenangan, ancaman, atau adanya sanksi atas performa yang buruk.
Pendekatan ini bisa juga disebut sebagai pendekatan kekuatan penindas. Pendekatan
ini memiliki risiko yang besar dan potensi balasannya pun sangat besar.
Pendekatan Lingkungan-Adaptif
Premis utama yang digunakan dalam pendekatan manajemen ini adalah bahwa
walaupun mereka berubah berdasarkan insting, namun mereka berusaha menghindari
segala bentuk kerugian, jadi sebenarnya mereka mempunyai kemampuan dalam
beradaptasi dengan berbagai kondisi dan situasi baru.
Smooth incremental change, perubahan akan terjadi secara lambat, sistematis, dan
bisa diprediksi serta mencakup atau seluruh rentetan perubahan dalam kecepatan yang
cenderung konstan.
Bumpy incremental change, adalah perubahan yang mempunyai periode relatif
tenang dan sesekali disela dengan percepatan gerakan perubahan dengan dipicu oleh
perubahan lingkungan organisasi dan bisa juga berasal dari internal, seperti adanya
tuntutan dalam meningkatkan efisiensi dan perbaikan metode kerja.
Discontinuous change, adalah perubahan yang ditandai dengan adanya pergeseran
cepat terhadap struktur, budaya, strategi dan ketiganya secara bersamaan. Perubahan
ini lebih bersifat revolusioner dan juga cepat.
a. sebuah reaksi langsung dari hasil analisis mengenai keadaan aktual yang
dialami organisasi dan keadaan yang akan dicapai (tujuan).
b. suatu keadaan dimana perubahan terjadi secara acak dan bersifat spontanitas
yang pada akhirnya akan bersifat destruktif.
Salah satu cara untuk mengadakan penyesuaian dengan tepat maka dibutuhkan
pengelolaan dengan manajemen transformasi yang terencana. Proses transformasi
yang terencana akan akan mampu mengambil langkah yang strategis dengan
meminimalisir resiko yang akan ditimbulkan. Sedangkan proses perubahan yang
tidak terencana akan membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi
organisasi. Oleh karena itu, langkah implementasi manajemen perubahan dan
inovasi menjadi langkah strategis dalam mengadakan penyesuaian yang
diharapkan.