Nim : 2232125095
1. Manajemen perubahan adalah bentuk usaha yang dilakukan guna mengelola seluruh
akibat yang dihasilkan karena adanya perubahan dalam suatu perusahaan. Manajemen
perubahan adalah alat, proses, dan juga teknik untuk mengelola manusia pada sisi proses
perubahan dalam menggapai hasil yang dibutuhkan dan demi mewujudkan perubahan
secara efektif pada suatu tim, individu, dan sistem yang lebih luas.
2. Pentingnya manajemen perubahan di perusahaan, yaitu untuk membuat bisnis mampu
bertahan di era yang selalu mengalami perubahan. Maksudnya, dalam bisnis selalu
terdapat perubahan-perubahan yang terjadi. Baik akibat faktor internal maupun eksternal.
Salah satu contoh pada faktor eksternal yaitu perubahan perilaku pelanggan. Jika dulu
pelanggan lebih banyak melakukan pembelian langsung. Sedangkan sekarang lebih
banyak pelanggan yang melakukan pembelian online.
3. Fungsi manajemen perubahan secara keseluruhan adalah untuk mengelola perubahan di
dalam organisasi dengan tujuan untuk mencapai tujuan bisnis yang diinginkan. Fungsi
manajemen perubahan mengadopsi empat tahap dari pendekatan manajemen yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
4. Harischandra (2007) menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis perubahan dalam suatu
organisasi berdasarkan sifatnya, yakni:
a) Smooth incremental change, perubahan akan terjadi secara lambat, sistematis, dan bisa
diprediksi serta mencakup atau seluruh rentetan perubahan dalam kecepatan yang
cenderung konstan.
b) Bumpy incremental change, adalah perubahan yang mempunyai periode relatif tenang
dan sesekali disela dengan percepatan gerakan perubahan dengan dipicu oleh perubahan
lingkungan organisasi dan bisa juga berasal dari internal, seperti adanya tuntutan dalam
meningkatkan efisiensi dan perbaikan metode kerja.
c) Discontinuous change, adalah perubahan yang ditandai dengan adanya pergeseran cepat
terhadap struktur, budaya, strategi dan ketiganya secara bersamaan. Perubahan ini lebih
bersifat revolusioner dan juga cepat.
5. Adapun tahapan manajemen perubahan beserta reaksi-reaksi yang muncul dari individu-
individu yang mengalami perubahan digambarkan dalam The Rollercoaster of Change.
Enam tahapan manajemen perubahan adalah sebagai berikut:
a) Start Smart, pada tahap ini disebut juga pre-planning atau tahap awal perencanaan
perubahan dimana individu-individu bersiap-siap untuk perubahan. Ada proses edukasi
dalam tahap ini.
b) Shock, pada tahap ini dimulainya perubahan dengan ditandai kickoff oleh change leader
(pemimpin perubahan). Pada tahap ini biasanya reaksi yang muncul adalah shock
(keterkejutan) dari individu-individu. Keterkejutan ini muncul akibat ketidaksiapan
mereka menghadapi perubahan.
c) Depression/anger, pada tahap ini perubahan sudah dilakukan dan reaksi-reaksi yang
muncul akibat adanya reorganisasi, perubahan pekerjaan dan tanggung jawab karena
perubahan mulai nampak dengan jelas dalam bentuk depresi, kemarahan dan perasaan
kehilangan dari individu-individu.
d) Hang In/Persevere, pada tahap ini reorganisasi dan hubungan kerja yang baru mulai
diberlakukan. Dan individu-individu dalam organisasi akan berusaha mempertahankan
kondisi yang lama, sehingga pada tahapan ini sering kali perubahan bisa mengalami
kegagalan.
f) Rebuilding, pada tahap ini kondisi organisasi yang baru telah terbangun secara permanen.
Pada tahap ini tim yang solid sudah terbangun dan kegiatan organisasi sudah berjalan
dengan baik.
6. Menurut Kotter (1996), terdapat delapan strategi sukses dalam proses membangun
manajemen perubahan pada suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:
a) Establishing a Sense of Urgency (membangun rasa urgensi). Tahapan ini adalah tahapan
untuk membangun motivasi, dengan mengkaji realitas pasar dan kompetisi,
mengidentifikasi dan membahas krisis, potensi krisis atau peluang besar, sehingga timbul
alasan yang baik untuk melakukan sesuatu yang berbeda.
b) Creating the Guiding Coalition (menciptakan koalisi penuntun). Pada tahapan ini
dibentuk sebuah koalisi untuk memulai perubahan sebagai sebuah tim yang terdiri dari
orang-orang yang memiliki kekuasaan yang cukup untuk memimpin perubahan. Tim
tersebut tidak harus mencakup dari semua orang yang memiliki kekuasaan atau yang
menduduki kedudukan pada struktur organisasi, tetapi setidaknya orang-orang yang yang
memiliki pengaruh dan kekuasaan, keahlian, kredibilitas dan jiwa pemimpin untuk
memulai perubahan.
c) Developing a Vision and Strategy (merumuskan visi dan strategi). Pada tahapan ini
perlunya dibuat sebuah visi untuk membantu mengarahkan upaya perubahan dan
merumuskan strategi untuk mencapai visi.
f) Generating Short Term Wins (menghasilkan kemenangan jangka pendek). Orang belum
tentu akan mengikuti proses perubahan selamanya bila tidak melihat hasil nyata dari
usahanya selama ini. Pada tahapan ini dilakukan perencanaan untuk meningkatkan
kinerja sebagai hasil dari perubahan/kemenangan yang dapat dilihat, dan juga memberi
pengakuan dan penghargaan yang dapat dilihat kepada orang-orang yang memungkinkan
tercapainya kemenangan tersebut.
a) Menciptakan urgensi
b) Menyusun tim
c) Menciptakan visi dan strategi
d) Komunikasi rencana perubahan
e) Menyingkirkan masalah
f) Rayakan kesuksesan jangka pendek
g) Mempertahankan perubahan
h) Menjadikan perubahan sebagai budaya
12. Tujuan manajemen perubahan diantaranya yaitu:
13. Proses perubahan manajemen yang diidentifikasi dalam ISO 9001: 2015 persyaratan
dapat disederhanakan menjadi tujuh langkah, sebagai berikut:
1. Perubahan Individu. Tingkatan individu merupakan tingkatan awal dalam sebuah proses
manajemen perubahan. Setiap individu memang selalu akan mengalami perubahan dalam
hidupnya, perubahan tersebut tentu kearah yang diinginkan. Begitupun dalam sebuah
pekerjaan, seorang tenaga kerja diperlukan perubahan, maka disinilah peran manajer
perusahaan dlam mengatur perubahan tenaga kerja agar sejalan dengan tujuan perusahaan.
3. Perubahan Kemampuan Perusahaan. Pada tingkatan yang ketiga ini, manajemen perubahan
berperan langsung dalam mengelola keseluruhan perusahaan secara efektif agar mampu
beradaptasi dengan perubahan eksternal yaitu perubahan pasar. Tingkatan perubahan ini
sudah mencakup seluruh aspek perusahaan.
4. Contoh Pendekatan Manajemen Perubahan. Menurut seorang ahli Manajemen, Davidson
(2005), dalam bukunya mengatakan bahwa terjadinya perbedaan budaya pada sebuah
organisasi akan mempengaruhi penyusunan rencana perubahan yang akan dilakukan
secara tepat.
15. Manajemen perubahan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat
yang ditimbulkan karena adanya perubahan dalam organisasi. Manajemen perubahan merupakan
proses, alat, dan teknik untuk mengelola orang-sisi proses perubahan, untuk mencapai hasil yang
diperlukan, dan mewujudkan perubahan secara efektif di dalam individu, tim, dan sistem yang
luas. Manajemen perubahan pada hakikatnya adalah sebuah proses yang mengadaptasi
pendekatan manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling untuk melakukan
sebuah perubahan dalam sebuah organisasi. Manajemen perubahan ditujukan untuk memberikan
solusi bisnis yang diperlukan dengan sukses dengan cara yang terorganisasi dan dengan metode
melalui pengelolaan dampak perubahan pada orang yang terlibat di dalamnya.
16. 5 langkah perubahan untuk hidup yang lebih baik dan bahagia
Perencanaan
Pengorganisasian (organizing)
Penggerakan (actuating)
Pengawasan (controlling)
Konsep dasar manajemen perubahan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengelola atau
mengubah suatu organisasi atau perusahaan agar lebih efektif dan bertahan dalam jangka
panjang. Prinsip dasar manajemen perubahan adalah melibatkan seluruh anggota organisasi
dalam proses perubahan, mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan dan pihak-pihak
terkait, memastikan tujuan perubahan tercapai dengan efisien dan efektif, serta membangun
budaya organisasi yang adaptif terhadap perubahan. Dalam manajemen perubahan, penting untuk
memiliki strategi yang jelas, melibatkan stakeholder, membangun komunikasi yang efektif, serta
mengukur dan mengevaluasi kemajuan dan hasil perubahan secara teratur.
28. Apa yang menjadi kendala dan hambatan dalam melakukan perubahan?
Beberapa kendala dan hambatan dalam melakukan perubahan antara lain:
1. Resistensi dari orang-orang yang terpengaruh: Perubahan sering kali dihadapi dengan
resistensi dari mereka yang merasa terdampak atau terkena imbasnya. Mereka mungkin
merasa tidak nyaman dengan perubahan, tidak yakin dengan hasil akhirnya atau merasa
tidak suka dengan cara barunya.
2. Kurangnya dukungan dari tim atau organisasi: Dalam melakukan perubahan, dukungan
dari tim atau manajemen sangat penting. Tidak jarang, ketika kurangnya dukungan dari
internal organisasi, perubahan dapat mengalami kendala.
3. Terbatasnya sumber daya: Perubahan sering membutuhkan sumber daya yang cukup,
termasuk waktu, uang, dan tenaga kerja. Jika sumber daya terbatas, maka perubahan
mungkin tidak bisa dilakukan secara optimal dan efektif.
4. Tidak tepatnya rencana perubahan: Ketika sebuah rencana perubahan tidak tepat atau
terlalu ambisius, maka akan sulit untuk mencapai tujuan perubahan. Hal ini bisa
menyebabkan memainkan peran dalam kesulitan dalam melakukan perubahan.
5. Tidak adanya komunikasi yang efektif: Komunikasi adalah kunci penting dalam
membuat perubahan sukses. Jika tidak ada komunikasi yang cukup untuk menjelaskan
perubahan pada staf atau anggota, maka mereka mungkin mengalami kesulitan dalam
mengetahui bagaimana melakukan perubahan.
6. Kurangnya penguasaan dalam teknologi: Banyak perubahan sekarang ini
memperkenalkan teknologi baru yang mungkin tidak dikuasai oleh semua orang. Ini
dapat menyebabkan kesulitan dan kebingungan dalam mengenali teknologi baru dan
menjalankannya dengan benar.
29. Apa saja faktor faktor yang mendorong proses perubahan dalam organisasi?
Beberapa faktor yang mendorong proses perubahan dalam organisasi antara lain:
1. Kemajuan teknologi : Perkembangan teknologi yang terus berubah dan canggih memacu
perubahan organisasi dalam strategi bisnis dan cara kerjanya.
2. Persaingan yang ketat : Persaingan yang ketat dengan pesaing bisnis lainnya memaksa
organisasi untuk beradaptasi dengan cepat untuk tetap bersaing dan memenuhi kebutuhan
pelanggan.
3. Kebutuhan pelanggan : Perubahan kebutuhan pelanggan memaksa organisasi untuk
menyesuaikan produk, layanan dan operasinya agar tetap relevan dan dapat
mempertahankan pangsa pasar.
4. Perubahan lingkungan : Perubahan lingkungan seperti kebijakan pemerintah, regulasi,
kondisi pasar, dll dapat mempengaruhi operasional organisasi sehingga organisasi perlu
menyesuaikan diri.
5. Inovasi dan strategi bisnis : Berbagai aktivitas inovasi dan strategi bisnis terbaru juga
dapat mendorong perubahan dalam organisasi.
6. Struktur organisasi : Terkadang struktur organisasi yang ada tidak efektif atau tidak
mampu menyesuaikan perubahan, sehingga perubahan struktur organisasi diperlukan.
7. Karyawan dan budaya organisasi : Karyawan yang sulit beradaptasi atau budaya
organisasi yang kaku dapat menghambat perubahan dan memaksa organisasi untuk
mengubah budaya dan sikap karyawan
6. Evaluasi dan rencanakan ulang: Setelah mencapai tujuan Anda, evaluasi proses dan
hasilnya. Kemudian, rencanakan ulang untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Ingatlah bahwa memulai perubahan membutuhkan tekad dan komitmen yang kuat.
Mulailah dari hal kecil dan teruslah bergerak maju.