Anda di halaman 1dari 15

MODEL

PERUBAHAN
KELOMPOK 3
1. I Made Putra Mahardika (06 / 1802612010231)

2. Ni Luh Komang Pradani (07 / 1802612010239)

3. Ni Made Ayu Eva Alvinayanti (08 / 1802612010242)

4. Ni Putu Lisa Febri Yastini (09 / 1802612010248)

5. Ni Wayan Lianda Anggarsini (10 / 1802612010252)

2
Manajemen perubahan atau  management of
change adalah sebuah upaya dan pendekatan
yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis
yang dimanfaatkan guna membantu individu, tim
ataupun organisasi dengan menerapkan sarana,
sumber daya dan pengetahuan dalam
merealisasikan perubahan dari kondisi sekarang
menuju suatu kondisi yang lebih baik secara
efisien dan efektif untuk memperkecil dampak
dari proses perubahan itu.

3
1.
MODEL PERUBAHAN
LEWIN
Metode Lewin atau sering disebut Lewin’s Three Step Model mengacu pada tiga konsep atau
fase, yaitu unfreezing – movement – refreezing dengan perbandingan antara driving forces dengan
restraining forces. Berikut penjelasan untuk masing-masing fase (Lewin, 1951):

a. Unfreezing, fase yang pertama ini dibentuk dengan teori perilaku manusia dan perilaku
perusahaan, yang terbagi dalam tiga subproses yang mempunyai relevansi terhadap kesiapan
perubahan yaitu perlunya kondisi perubahan karena adanya kesenjangan yang besar antara
tujuan dan kenyataan.
b. Movement, menganalisa kesenjangan antara desire status dengan status quo, dan mencermati
program-program perubahan yang sesuai untuk dilakukan agar dapat memberi solusi yang
optimal untuk mengurangi resistensi terhadap perubahan
c. Refreezing, fase dimana perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu orang-orang
yang terkena dampak perubahan, mengintegrasikan perilaku dan sikap yang telah berubah ke
dalam cara yang normal untuk melakukan sesuatu.

5
2.
MODEL PERUBAHAN
TYAGI
Model perubahan ini menekankan pada peran kekuatan agen perubah dalam mengelola
perubahan. Sedangkan dalam tahap implementasi menekankan pentingnya transition
management. Transition management merupakan suatu proses yang sistematis yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian dan implementasi perubahan dari kondisi sekarang menuju
perubahan yang diharapkan. Pendekatan sistem dalam perubahan akan memberikan gambaran
menyeluruh dalam perubahan organisasi. Komponen dalam sistem tersebut adalah dimulai
dengan:

1. Adanya kekuatan untuk perubahan


2. Mengenal dan mendefinisikan masalah
3. Proses penyelesaian masalah
4. Mengimplementasikan perubahan
5. Mengukur, mengevaluasi, dan mengontrol hasilnya.

7
3.
MODEL PERUBAHAN
KREITNER & KINICKI
Model perubahan yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki adalah model perubahan
dengan pendekatan sistem. Dalam model ini ditawarkan kerangka kerja unuk
menggambarkan kompleksitas perubahan organisasi. Kinicki menawarkan kerangka kerja
untuk memahami kompleksitas perubahan organisasional, yang terdiri dari tiga komponen
berikut.

a. Inputs, merupakan masukan dan sebagai pendorong bagi terjadinya proses perubahan.
b. Target element of change, merupakan komponen organisasi yang perlu diubah. Hal
tersebut mencerminkan komponen organisasi yang harus di ubah.
c. Outputs, merupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu perubahan. Hasil akhir ini
harus konsisten dengan rencana strategis organisasi.

9
4.
MODEL PERUBAHAN
BURNERS
Burnes (2000:462) mengemukakan bahwa perubahan organisasional dapat dilihat sebagai produk
dari tiga proses organisasi yang bersifat interpenden antara lain:
a. The choice process atau proses pilihan, berkaitan dengan sifat, lingkup dan fokus pengambilan
keputusan.
b. The trajectory process atau proses dari lintasan, berhubungan dengan masa lalu organisasi dan
arah masa depan dan hal tersebut terlihat seperti hasil dari visinya, maksud dan tujuan masa
depan.
c. The change processs atau proses dari perubahan, mencakup pendekatan pada mekanisme untuk
mencapai, dan hasil perubahan.

Burnes dalam Wibowo (2006:215) mengemukakan adanya tiga macam model perubahan
organisasional, yaitu sebagai berikut.
d. The incremental model of change (model perubahan inkremental).
e. The punctuated equilibrium model of organizational transformation (model transformasi
organisasional keseimbangan terpotong).
f. The continuous transformation model of change (model perubahan transformasi
berkelanjutan).

11
Burnes (2000:470) mempunyai empat pendekatan yaitu:

a. The trigger (pemicu). Organisasi harus hanya menginvestigasikan perubahan untuk salah satu
alasan yaitu visi dan strategi perubahan menyoroti kebutuhan untuk perubahan, kinerja saat ini
mengindikasi bahwa seberapa masalah atau kepentingan muncul, dan peluang yang timbul
secara potensial menawarkan manfaat yang penting bagi organisasi.
b. The remit (pembatalan). Hal ini harus dinyatakan dengan jelas alasan untuk pengukuran,
tujuan, skala waktu, dan siapa yang harus dilibatkan serta dikonsultasikan. The remit harus
menekankan kebutuhan untuk fokus pada aspek manusia sebanyak pertimbangan teknis
dilibatkan.
c. The assesment team (tim pengukuran). Dalam hal ini, tim ini harus besifat multi disiplin, yang
terdiri perwakilan dari bidang yang berpengaruh (manajer dan staf), staf spesialis (keuangan,
teknis, dan personil).
d. The assesment (pengukuran). Tugas pertama assesment team adalah me-review dan jika perlu
mengklarifikasi atau mengamandemen pembatalan.

12
5.
MODEL PERUBAHAN
CONNER
Struktur ini digambarkan sebagai hubungan antara resilience (daya tahan) sebagai pusat dengan pola
pendukung yang berfungsi sebagai penguat pola utama.
a. Resilience, dengan daya tahan dan ketabahan sebagai titik referensi, kita dapat memengaruhi
situasi sekelilling kita.
b. The nature of change merupakan sifat perubahan yang menjadi pola pendukung pertama.
c. The process of change, menggambarkan mekanisme transisi manusia.
d. The roles of change, terdapat empat peran dalam perubahan yaitu sponsor (mempunyai
kekuasaan memberi persetujuan), agent (individu atau kelompok yang mempunyai tanggung
jawab untuk membuat perubahan), target (individu atau kelompok yang harus berubah),
advocate (individu atau kelompok yang ingin mencapai perubahan).
e. Resistance to change, merupakan reaksi alamiah terhadap sesuatu yang menyebabkan
gangguan dan hilangnya ekuilibrium.
f. Commiting to change, proses komitmen diperoleh melalui tiga fase
yaitu: preparation (persiapan), acceptance (penerimaan), commitment (janji).
g. Culture and change, sifat budaya organisasi harus konsisten dengan apa yang perlu untuk
mendorong keputusan baru, apabila tidak sehingga keputusan tersebut mungkin tidak berhasil
diimplementasikan.

14
TERIMAKASIH!

15

Anda mungkin juga menyukai