MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-nya kami telah
menyelesaikan tugas ini dan terimaksih kepada bapak dosen sehingga kami dapat menambah
wawasan, pengetahuan tentang Manajemen Perubahan. Oleh karena itu dengan segala
keterbatasan mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam makalah ini , kami menyadari
bahwa makalah ini belum sempurna, saran serta kritik yang membangun dapat menjadi
pembelajaran agar makalah ini menjadi lebih baik.
Penyusun,
PENDAHULUAN
Dalam era yang terus berubah dengan cepat seperti saat ini, kemampuan untuk
mengelola dan menavigasi perubahan menjadi sangat penting bagi organisasi untuk tetap
relevan dan berdaya saing. Manajemen perubahan adalah disiplin yang merangkum berbagai
teori, strategi, dan praktik untuk memfasilitasi transisi yang sukses dari keadaan yang ada
menuju kondisi yang diinginkan.
Teori manajemen perubahan memberikan kerangka kerja yang diperlukan untuk
memahami dinamika perubahan dalam konteks organisasi. Ini tidak hanya melibatkan
pemahaman tentang alasan di balik perubahan, tetapi juga proses mengelola resistensi,
menginspirasi partisipasi, dan menciptakan budaya yang mendukung perubahan.
Dalam pendahuluan ini, kita akan menjelajahi beberapa teori manajemen perubahan
yang penting, serta mengidentifikasi tantangan dan peluang yang terkait dengan mengelola
perubahan dalam konteks organisasi modern. Dengan pemahaman yang kuat tentang teori-teori
ini, pemimpin organisasi dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk menghadapi
tantangan perubahan dan memanfaatkan peluang untuk pertumbuhan dan inovasi..
PEMBAHASAN
• Asumsi. Dalam mengemukakan suatu teori haruslah selalu ada asumsi. Asumsi yang
terkenal dalam ilmu ekonomi adalah hal lain dianggap tetap/konstan (ceteris paribus).
Jadi, untuk mengetahui hubungan harga mobil dengan kuantitas yang dibeli konsumen,
haruslah diasumsikan hal-hal lain tetap/konstan agar pengaruh hal-hal lain tersebut bisa
diabaikan.
• Formulasi hipotesa. Hipotesa adalah teori sementara mengenai hubungan variabel yang
telah ditentukan. Misalnya, dalam hal hubungan harga mobil dengan kuantitas yang
dibeli konsumen mungkin saja hipotesisnya adalah jika harga mobil naik, maka
kuantitas mobil yang terjual akan turun.
Dari uraian tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita tidak mengerti peranan dan
kegunaan teori padahal dalam hampir setiap kegiatan kita sebenarnya menerapkan suatu teori
tertentu. Peranan teori yang jika kita lihat sangat sepele, padahal memegang peranan yang
penting. Demikian juga dalam disiplin ilmu manajemen, teori merupakan landasan yang
memungkinkan suatu hubungan dapat dijelaskan dengan benar.
D. Teorti Motivasi
Teori motivasi dikemukakan oleh Beckhard dan Harris (1987), in merumuskan teori-teori
motivasi untuk berubah. Mereka menyimpulkan perubahan akan terjadi kalau ada sejumlah
syarat, berikut.
• Manfaat - biaya. Manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya perubahan.
• Ketidakpuasan. Adanya ketidakpuasan yang menonjol terhadap keadaan sekarang
• Persepsi hari esok. Manusia dalam suatu organisasi melihat hari esok yang
dipersepsikan lebih baik.
• Cara yang Praktis Ada cara praktis yang dapat ditempuh untuk keluar dari situasi
sekarang
Dari uraian tersebut, dirumuskan secara matematika sederhana, persamannya dapar ditulis
sebagai berikut.
ABC>D
Di mana A - Ketidakpuasan; B Persepsi Hari Esok; C = Ada Cara yang Praktis, dan D Biaya
untuk Melakukan Perubahan.
Logika ini menunjukkan pentingnya efisiensi dalam perubahan agar manfaat yang diperoleh
cukup memotivasi perubahan dan perlunya upaya-upaya mendiskreditkan keadaan sekarang
sebagai keadaan yang "buruk" sehingga kita merasa perlu untuk segera bergerak. Hanya saja,
kalau tidak ada jalan yang praktis, maka kita akan gagal menyelesaikan perubahan itu dan
efeknya akan sangat menekan karena orang-orang sudah sangat berharap akan datangnya hari
esok yang lebih baik.
Dalam teori ini dikemukakan oleh Kasali (2006: 100-191) pertanyaan yang kerap muncul
adalah mana yang lebih penting: menjanjikan hari esok yang lebih baik (mengajak audience
bermimpi tentang besok) atau mendiskreditkan situasi hari ini? Beckhard dan Harris (1987)
menganjurkan agar sele iknya kita fokus ke depan daripada berbicara tentang masa lalu yang
telah memberikan dampak negatif pada hari ini. Hal ini disebabkan oleh teman-temuan yang
menyebutkan bahwa fokus terhadap hari esok.
• Memberikan semangat (optimisme) dan membuang perasaan-perasaan pesimis.
• Mendorong orang-orang menentukan perannya dalam perubahan dan menciptakan
kepatuhan.
• Mengurangi ketidakpuasan dan perasaan-perasaan tidak nyaman.
• Memberikan fokus perhatian pada upaya-upaya mengatasi masalah ketimbang pada
symptom-symptom untuk membuat kegiatan dan organisasi bekerja secara efektif
Secara teoretik dan dalam praktik, teori ini dianggap lebih sempurna daripada teori Kurt &
Lewin dan banyak mempengaruhi para penulis terkenal, disadari adanya kelemahan-
kelemahan.
• Target element of change. Merupakan komponen organisasi yang perlu diubah atau
sasaran dari perubahan. Target element of change mencerminkan elemen didalam
organisasi yang memerlukan perubahan. Sasaran perubahan diarahkan pada
pengaturan organisasi, penetapan tujuan, faktor sosial, metode, desain kerja,
teknologi, dan aspek manusia.
• Outputs. Merupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu perubahan. Hasil akhir ini
harus konsisten dengan rencana strategik organisasi. Hasil perubahan dapat diukur
pada beberapa tingkatan tujuan. Dengan demikian, perubahan harus diarahkan pada
semua tingkatan tujuan, yaitu baik tingkat organisasional, tingkat kelompok, maupun
tingkat individual.
Model sistem perubahan dari Kreitner dan Kinicki mencerminkan keterkaitan antara input,
proses, dan output, dimana satu sama lain tidak dapat dipisahkan sehingga menjadi satu
kesatuan yang utuh.
Dalam teori ini berbeda dengan teori yang dikembangkan oleh para "intervensionist" yang
menggunakan pendekatan eksperimental, teori ini dikembangkan dalam managerial school of
thought. Beer (1990) lewat studinya menemukan pentingnya melibatkan sedemikian banyak
orang dalam perubahan. Itulah tugas utama seorang general manager yang intinya adalah
bagaimana memperoleh support, konsensus, dan komitmen. Dalam managerial school of
thought, peneliti juga menggunakan body of knowledge clari ilmu-ilmu lain, khususnya
psikologi dan sosiologi. Itulah sebabnya teori ini mengadopsi pula pentingnya upaya-upaya
mengurangi stres dalam perubahan dan desain pekerjaan yang lebih memuaskan.
Menurut teori ini, untuk menghasilkan perubahan secara manajerial perlu dilakukan hal-hal
sebagai berikut (Kasali, 2005: 102).
Dalam praktik, teori yang cukup banyak dipakai oleh para konsultan dan akademisi adalah teori
yang cenderung "Interventionis", dalam hal ini pendekatan OD (Organization Development),
Joseph E. McCann mengemukakan yang menyentuh dua kategori yang saling berinteraksi,
yaitu manusia dan teknologi. Manusia adalah komponen yang melakukan proses organisasi,
seperti komunikasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Sedangkan teknologi
mempengaruhi struktur-struktur organisasi, seperti desain pekerjaan (job design), task method,
dan desain organisasi.
Dikemukan oleh Kasali (2006: 103-104) bahwa interaksi teknologi dengan manusia sudah
lama dirasakan dan sangat berpengaruh terhadap proses penuaan suatu organisasi. Sewaktu
revolusi industri terjadi, perusahaan-perusahaan yang berbasiskan kerajinan tangan (craft)
mengalami penurunan begitu cepat. Revolusi teknologi industri, ketika diterapkan pada awal
abad ke-19, juga berpengaruh terhadap SDM perempuan dan anak-anak yang dikeluarkan dari
dunia kerja dengan adanya konsep upah ininimum.
Belakangan ini, gelombang besar teknologi informasi, komputerisasi, dan teknologi
transportasi kembali mengubah peta persaingan. Muncul produk-produk dan pesaing baru yang
semula tak diperkirakan. Revolusi ini turut berpengaruh pada suplai sumber daya manusia yang
dapat datang dari mana-mana dan mewarnai perusahaan- perusahaan domestik.
Menurut teori ini, intervensi pada kedua kategori ini menghasilkan pemenuhan kebutuhan
manusia dan penyelesaian tugas. Interaksi tersebut terjadi pada pendekatan tekno-struktur dan
manusia-proses. Melalui studi ini, kedua peneliti berkesimpulan bahwa pendekatan (intervensi)
pada tekno-struktur memberikan dampak yang lebih jelas (terlihat) ketimbang damain manusia
dengan proses yang cenderung lebih abstrak.
• Sifat perubahan
Sifat perubahan adalah pola pendukung pertama. Kita menggunakan sebagian besar
hidup kita untuk menyesuaikan kapabilitas terhadap tantangan yang dihadapi.
Capability atau kapabilitas menunjukkan ability atau kemampuan dan keinginan untuk
mempergunakannya. Tantangan yang kita hadapi dalam kehidupan terdiri atas bahaya
yang kita lihat dan peluang yang kita akui. Apabila tantangan yang kita hadapi sesuai
dengan kapabilitas kita, kita biasanya dapat memperkirakan hasil yang akan terjadi.
Apabila tantangannya lebih besar daripada kapabilitas kita, keseimbanggan terganggu
dan biasanya kita tidak dapat secara akurat mengantisipasi apa yang akan terjadi. Satu
hal yang mungkin paling menarik tentang mengamati reaksi orang terhadap perubahan
adalah bahwa kejadian yang sama dapat dipersepsikan sebagai perubahan negatif olch
satu orang dan sebagai perubahan positif oleh lainnya. Pengamatan Conner
menunjukkan bahwa persepsi terhadap perubahan sebagai positif atau negatif
tergantung tidak hanya oleh manfaat aktual perubahan, tetapi juga tingkat pengaruh
yang mereka percaya dan mereka pergunakan dalam situasi tersebut.
• Proses perubahan
Proses perubahan menggambarkan mekanisme transisi manusia. Cara kita
menghubungkan perubahan dalam kehidupan berkaitan dengan kenyataan bahwa
sebagian dari kita sukses dan sebagian lain gagal melanjutkan perubahan.
Mereka yang melihat perubahan sebagai suatu yang terjadi atau tidak terjadi terlihat terutama
mudah terserang guncangan masa depan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai sedikit masalah
selama perubahan tampak dilindungi oleh kenyataan bahwa mereka mendekati sebagai proses
yang sedang berjalan. Pada dasarnya, suatu proses perubahan adalah mengubah dari keadaan
sekarang (current state) menuju pada keadaan yang diharapkan (desire state) dengan melalui
masa transisi perubahan (transition state).
berkelanjutan yang telah ada dan tidak terbatas sampai ada kekuatan yang mengganggu. The
transition state merupakan fase transisi dimana kita tidak terikat pada status quo. Selama
periode ini, kita mengembangkan sikap atau perilaku baru yang membawa pada keadaan
desired state atau tahapan yang diinginkan. Untuk mengusahakan apa yang diinginkan, kita
harus melepaskan fase yang tidak pasti dan tidak nyaman dari transition state.
• Memenangkan hati
Apabila membuka pikiran adalah berkenaan dengan alasan, maka memenangkan hati
berkaitan dengan emosi. Kebutuhan bawahan untuk dihargai merupakan motivasi yang
kuat untuk perubahan. Cara menghargai orang adalah dengan mengenal arti pentingnya
kepedulian mereka atas lingkungan sekitarnya. Dengan mengkomunikasikan lebih dini
tentang alasan dan tujuan perubahan kepada orang, akan lebih dapat memenangkan hati
daripada dikomunikasikan setelah dilaksanakan. Suatu proses menciptakan kepedulian
akan perubahan harus dimulai dari menekankan pentingnya kedudukan orang untuk
tahu dan memahami mengapa perubahan dilakukan. Setelah melakukan itu, pemimpin
kemudian harus menjelaskan manfaat perubahan kepada orangnya. Menjual perubahan
adalah tentang membuat orang tertarik terhadap keinginan berubah. Orang yang tidak
membeli perubahan adalah mereka yang menolak atau resisten terhadap perubahan.
• Memungkinkan tindakan
Ada empat alasan mengapa orang tidak mau berubah, yaitu: (1) karena mereka tidak
tahu apa yang harus dilakukan, (2) mereka tidak tahu bagaimana cara melakukannya,
(3) mereka tidak tahu mengapa mereka harus melakukannya, (4) terdapat hambatan
yang berada di luar kontrol mereka. Peran pemimpin adalah mengatasi setiap alasan
agar memungkinkan orang membuat perubahan terjadi. Peran pemimpin adalah
memastikan bahwa komunikasi berjalan efektif, sehingga bawahan lebih memahami
arti pentingnya perubahan bagi organisasi dan dirinya. Untuk membantu staf yang tidak
mengetahui apa yang harus dilakukan, pemimpin perlu mengkomunikasikan secara
efektif apa yang perlu diubah. Demikian pula tentang rasionalitas, tujuan dan manfaat
perubahan harus dikomunikasikan secara jelas dan tegas.
• Menghargai prestasi
Apabila orang tidak dikenal dan dihargai atas prestasinya oleh organisasinya sendiri,
mereka akan pergi dan bergabung dengan organisasi lain yang mengenal kemampuan
mereka dan menghargai mereka. Menghargai orang dan mengenal kontribusinya akan
memotivasi keinginan orang untuk berubah. Mereka juga lebih ingin berusaha
mencapai sesuatu bagi dirinya maupun organisasi. Pemimpin yang memperlihatkan
orang dan menunjukan kepedulian atas orang lain akan mendapatkan respek dan
komitmen. Orang tidak peduli berapa besar pemimpin tahu sampai mereka tahu
seberapa besar pemimpin peduli. Untuk memotivasi orang terhadap perubahan, adalah
penting sekali bahwa pemimpin menghargai orang secara adil.
Kesimpulan dari berbagai teori manajemen perubahan yang telah dibahas adalah pemahaman
yang komprehensif tentang kompleksitas dan dinamika perubahan organisasi. Dari pemahaman
ini, beberapa temuan utama dapat diidentifikasi:
• 1Pentingnya Persiapan dan Pengelolaan Perubahan: Teori seperti Model Lewin
menekankan perlunya tahap "Unfreeze" untuk mempersiapkan organisasi sebelum
perubahan terjadi. Persiapan yang baik dapat membantu mengurangi resistensi dan
meningkatkan kesuksesan perubahan.
• Pentingnya Faktor Manusia: Teori seperti teori transisi William Bridges dan teori
motivasi menyoroti pentingnya memahami aspek psikologis dan motivasi individu
dalam menghadapi perubahan. Memperhatikan kebutuhan dan kekhawatiran karyawan
dapat membantu memfasilitasi transisi yang lebih lancar.
• Perubahan sebagai Proses yang Kompleks: Berbagai teori menekankan bahwa
perubahan organisasi adalah proses yang kompleks dan multidimensional. Dari
pengelolaan budaya organisasi (teori Schein) hingga faktor kontingensi (teori
Tannembaum dan Schmidt), pemimpin perlu mengambil pendekatan yang holistik dan
adaptif.
• Peran Penting Kepemimpinan: Teori seperti teori perubahan Conner dan teori kerja
sama menyoroti peran penting pemimpin dalam mengelola dan memfasilitasi
perubahan. Kepemimpinan yang kuat dan mendukung dapat membawa organisasi
melalui transisi dengan sukses.
• Kebutuhan akan Fleksibilitas dan Responsivitas: Teori perubahan seperti teori Alfa
Beta dan Gamma menyoroti pentingnya fleksibilitas dan responsivitas organisasi
terhadap perubahan di lingkungan eksternal dan internal.
Dengan memahami dan menerapkan berbagai teori manajemen perubahan ini, organisasi dapat
mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk menghadapi tantangan perubahan,
meningkatkan adaptabilitas, dan mempercepat pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, penting
bagi pemimpin dan praktisi manajemen perubahan untuk terus belajar dan berkembang,
mengintegrasikan pemahaman teoritis dengan praktik terbaik, dan beradaptasi dengan
dinamika yang terus berubah dalam lingkungan organisasi.