Menurut Kotter (1996), terdapat delapan strategi sukses dalam proses membangun
manajemen perubahan pada suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:
Pendekatan Normatif-Reedukatif
Pendekatan ini akan lebih fokus pada bagaimana seorang manajer perubahan
mampu memberikan pengaruh atau bertingkah laku dengan berbagai cara
tertentu, agar selanjutnya para anggota manajer mampu melakukan perubahan.
Pada dasarnya, manusia akan berubah saat ada suatu perusahaan tersendiri bahwa
perubahan adalah demi kepentingan yang terbaik. Perubahan tersebut akan paling
siap terjadi saat satu orang dalam kelompok tersebut masuk dalam perubahan dan
menganut sistem nilai dan keyakinan kelompoknya.
Pendekatan Kekuasaan-Koersif
Pendekatan ini akan memaksa pihak manajemen perubahan untuk melakukan
caranya secara semena-mena oleh sebagian pihak secara naif oleh sebagian yang
lain, dan sering menjadi bentuk standar dalam manajemen perubahan. Premis
utama dari pendekatan ini adalah mereka yang pada dasarnya patuh akan siap
untuk melakukan apapun yang diperintahkan dengan tanpa atau sedikit usaha
dalam meyakinkan. Dalam hal ini, membuat orang-orang untuk berubah
dilakukan dengan dasar penegakan kewenangan, ancaman, atau adanya sanksi
atas performa yang buruk. Pendekatan ini bisa juga disebut sebagai pendekatan
kekuatan penindas. Pendekatan ini memiliki risiko yang besar dan potensi
balasannya pun sangat besar.
Pendekatan Lingkungan-Adaptif
Premis utama yang digunakan dalam pendekatan manajemen ini adalah bahwa
walaupun mereka berubah berdasarkan insting, namun mereka berusaha
menghindari segala bentuk kerugian, jadi sebenarnya mereka mempunyai
kemampuan dalam beradaptasi dengan berbagai kondisi dan situasi baru.