Kelas : Manajemen A
Nim : 2002010034
Mata Kuliah : Manajemen Perubahan
I. MANAJEMEN PERUBAHAN
d. Meningkatkan ROI.
f. Membantu karyawan untuk tetap dapat terlibat dalam perusahaan meskipun berada
dalam perubahan yang mengganggu.
Pada saat perubahan terjadi pada masa krisis, maka untuk keluar dari krisis dibutuhkan
energi yang sangat besar, pemimpin dan team yang kuat, serta cara berfikir yang sama
sekali baru. Perubahan yang terbaik adalah pada saat perusahaan sedang mengalami
kejayaan, karena pada saat itulah sebenarnya perusahaan memiliki rasa percaya diri yang
besar, uang yang cukup, dan SDM yang tangguh. Pada saat kondisi perusahaan menurun,
atau saat memasuki masa krisis, yang tersisa besar kemungkinan adalah karyawan-
karyawan yang sudah kurang produktif. Perubahan artinya tidak membiarkan perusahaan
atau organisme melewati trek yang dibentuk oleh «Signoid Curve», melainkan
melompatlah ke kurve kedua, dengan melakukan tindakan-tindakan paradoks yaitu
tindakan-tindakan pembaruan, justru pada saat sedang berada di posisi yang hebat kala
sedang tumbuh. Perubahan-perubahan yang mahadasyat tentunya bisa memporak-
porandakan perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai struktur yang hebat. Bagi
perusahaan keluarga, kebiasaan-kebiasaan mengangkat pimpinan dari kalangan internal
mengakibatkan terbatasnya proses seleksi, karena hanya mempunyai resources yang sangat
terbatas. Selain itu, pengambilan keputusan yang bersifat emosional sangat mewarnai
perusahaan.
III. BENTUK-BENTUK STRATEGI PERUBAHAN
a. Perubahan Incremental, adalah perubahan yang secara kontinyu dilakukan suatu organisasi
untuk memelihara keseimbangan umum organisasi (mis: perbaikan mesin-mesin).
Perubahan operasional dinilai tak ubahnya sebagai perubahan incremental.
b. Perubahan Mosaik, adalah perubahan yang tidak mudah dilihat secara kasat mata. Kita
memerlukan pihak ketiga yang bertindak untuk mengumpulkan mosaik yang terpisah-
pisah dan melakukan analisis terhadap kecenderungan yang terjadi di tempat-tempat yang
terpisah satu sama lain dengan rentang waktu yang berjauhan (mis: perubahan politik,
perubahan ekonomi dan bisnis).
Manfaat = Biaya. Manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya perubahan.
(D)Ketidakpuasan. Adanya ketidakpuasan yang menonjol terhadap keadaan sekarang. (A)
Persepsi Hari Esok. Manusia dalam suatu organisasi melihat hari esok yang dipersepsikan
lebih baik. (B)
Cara yang praktis. Ada cara yang praktis yang dapat ditempuh untuk keluar dari situasi
sekarang. (C)
Jadi, kalau dirumuskan secara matematika sederhana, persamaannya dapat ditulis sebagai :
ABC>D
Beckhard dan Harrs menganjurkan agar sebaiknya kita fokus ke depan daripada berbicara
tentang masa lalu yang telah memberikan dampak negatif pada hari ini. Teori ini disadri
adanya kelemahan-kelemahan, salah satunya adalah tidak mudah mengajak orang-orang
percaya terhadap apa yang mereka lihat dan tidak mudah mengajak mereka melihat atau
berpersepsi tentang hari esok.
Dalam praktiknya akan lebih banyak pendekatan yang cenderung otoriter daripada
partisipatif. Akibatnya, karyawan merasa berjalan dalam kegelapan. Dalam
transformasi nilai-nilai (budaya korporat), pendekatan yang cenderung formal dan
hierarkis dapat membahayakan kelangsungannya dan dapat memukul balik perubahan.
4. Teori-teori OD (Organization Development) dalam Perubahan
Teori-teori yang cenderung interventionis cukup banyak dipakai oleh para konsultan
dan akademikus dalam Pendekatan OD (Organitaton Development) ada 2 kategori
yang saling berinteraksi yaitu
Teori ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pendekatan OD yang dianjurkan
oleh Golembiewski, Billingsley, dan Yeager . Yang menarik perhatian mereka adalah
setelah melewati dimensi waktu tertentu, dan setelah dilakukan rekalibrasi, cara para
anggota kelompok melihat «trust» mengalami pergeseran. Perubahan berikutnya
disebut perubahan Gamma, yaitu perubahan yang terjadi karena manusia atau
kelompok melihat adanya faktor atau variabel lain yang lebih penting dari yang sekedar
di teliti.
Keberhasilan dalam menerapkan manajemen perubahan salah satunya sangat ditentukan oleh
gaya yang diadopsi oleh manajemen. Gaya kepemimpinan seseorang dapat dilakoni dari
sangat otokratik hingga partisipatif. Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, eksekutif
melibatkan bawahannya dalam berbagai hal, seperti pengumpulan data, mendiagnosis masalah,
mencapai persetujuan, dan sebagainya. Dalam teori contingency tidak selalu komitmen dan
partisipasi bawahan diperlukan.
Suatu perubahan pasti disorong oleh factor kerjasama dari semua pihak yang terkait. Dalam
teori kerjasama menjelaskan mengapa manusia mau bekerja sama dan bagaimana memperoleh
kerja sama.
Teori ini dikenalkan oleh Kotter & Schlesinger. Keduanya memperkenalkan 6 strategi
untuk mengatasi resistensi itu, yaitu komunikasi, partisipasi, fasilitas, negoisasi,
manipulasi dan paksaan. Menurut teori ini, teknik yang berbed—a beda perlu
diterapkan untuk kelompok yang berbeda —beda tergantung pada tingkat resistensi
masing —masing kelompok. Resistensi pada dasarnya perlu dilakukan untuk
memperoleh kepatuhan. Menurut beberapa ahli ada beberapa factor yang membuat
seseorang dapat dimanipulasi, yaitu : adanya prakondisi yang sudah ditanamkan pada
kelompok yang akan diubah untuk menerima norma — norma otoritas, ada persepsi
yang kuat terhadap figure otoritas, ada factor pengikat yakni persetujuan untuk
berpartisipasi.
Perubahan ini disebut turnaround yang dilakukan oleh perusahaan yang sedang
mengalami kerugian. Sebelum ditangani dilakukan analisis terhadap keuangan
perusahaan. Bila nilai perusahaan lebih besar dari nilai likuidasinya sebaiknya
dilakukan reorganisasi, namun bila nilai perusahaan yang sebenarnya lebih kecil dari
nilai likuidasinya maka wajarnya perusahaan dilikuidasi. Kontribusi kelompok ini
dianggap penting karena memberikan pegangan kuantitatif terhadap situasi yang
dihadapi ketika perusahaan sedang menurun. Sedangkan ilmu manajemen secara umum
hanya memberikan petunjuk bagaimana cara mengelola perusahaan.
Sebagian orang yang melihat ternyata tidak bergerak. Dan sebagian orang yang
bergerak, gagal «menyelesaikan perubahan» itu sampai tuntas. Tugas pemimpin
memang pertama-tama adalah mengajak atau membuat apa yang dia lihat juga terlihat
oleh bawahan atau para pengikutnya. Pemimpin dapat diibaratkan sebagai mata, yaitu
seseorang yang melihat sesuatu secara visioner, sesuatu yang tak kelihatan atau belum
kelihatan oleh banyak orang.
Sesuatu yang tidak kontras, sulit dibedakan keberadaannya. Justru karena sangat
kontras dan menarik perhatian, maka manusia akan sangat meresponnya. Selanjutnya,
konfrontasi yang intensif akan menimbulka efek bersahabat karena ada rasa kedekatan,
sehingga akan mendorong orang untuk lebih memahami. Apabila sesuatu perubahan
yang kontras, ditampakkan berulang-ulang maka sesuatu perubahan itu akan sangat
dirasakan kehadirannya. Orang-orang yang melihat belum tentu mau melakukan
sesuatu. Hal-hal yang membuat orang cepat letih dalam perubahan ini hendaknya perlu
mendapat perhatian karenasesungguhnya dapat dicegah.
Semakin besar perubahan yang dilakukan maka semakin besar energy yang
diperlukan. Semakin besar energy yang diperlukan, maka semakin banyak
kompensasi, relaksasi, dukungan, peralatan, dan semangat yang diperlukan. Tanpa itu
semua, orang akan kehilangan pegangan, dan rasa tidak pasti. Kalau orang merasa
tidak pasti, ia akan kehilangan posisi, dan pada waktunya ia akan terhenti sebelum
perjalanan itu selesai.
Maka dari itu, setiap perubahan memerlukan «teman» yang dapat menunjukan dimana
mereka berada. Fungsinya adalah sebagai teman bercermin, bertanya, berdialog, dan
mencegah orang-orang merasa keletihan, berjalan pelan-pelan atau menyerah terlalu
dini. Selain «teman», perubahan juga memerlukan panel-panel alat ukur yang
mengumumkan secara rutin apa-apa saja yang telah dicapai dan apa-apa saja yang
belum dikerjakan, pengukuran kemajuan, peningkatan mutu, respons masyarakat atau
konsumen, dan seterusnya.
Turnaround adalah istilah yang banyak digunakan dalam change management untuk
memperbaiki perusahaan yang sedang sakit. Istilah turnaround disini dipakai untuk
menjelaskan strategi yang dapat dipakai oleh pemimpin perubahan yang menghadapi
banyak kendala, namun ia masih punya cukup waktu dan masih ada resources yang
memadai untuk mencari solusi. Seorang spesialis turnaround akan mulai menganalisis
produk yang sekarang dimilki perusahaan. Dengan metode kontras, eksekutif
turnaround dapat membedakan produk dan pasarnya antara yang sekarang dengan yang
seharusnya dikembangkan.
Dengan begitu, eksekutif turnaround dapat melihatnya dalam kerangka yang lebih
luas. Keberhasilan memperluas produk/pasar menjadi alat yang penting bagi
perusahaan untuk memperoleh kepercayaan. Turnaround lebih mudah berjalan jika
manajemen mempunyai gambaran yang jelas tentang destinasinya. Namun apa yang
dilihat pemimpin belum tentu dilihat bawahan dan apa yang dilihat bawahan belum
tentu sama dengan yang dilihat pemimpin.
Konsekuensinya, proses ini bukan hanya meliputi sebuah exercise untuk melihat masa
depan, melainkan juga mengakui kekurangan yang terjadi pada hari ini. Yang jadi
masalah adalah anda hamper tak punya ruang untuk menghindari dari membandingkan
harapan ke depan dengan masa sekarang atau masa lalu. Sebenarnya, mengakui
kekurangan atau menerima kelemahan adalah hal yang positif, namun sebagian orang
menganggap itu justru sebagai aib terhadap pemimpin yang terdahulu. Memang akan
lebih mudah jika pemimpin terdahulu yang tidak berprestasi sudah berada di luar
perusahaan, Sementara direksi yang baru benar-benar orang baru.
Sehebat apapun angan-angan Anda untuk menciptakan perubahan, belum tentu dapat
menjalankan kalau tidak berorientasi pada tindakan dan tak berani mengambil
resiko.Namun sebaliknya tindakan hebat, kalu tidak dilandasi dengan strategi yang
betul akan sia-sia.Strategi dan action adalah dua hal yang penting dalam menciptakan
perubahan.Strategi berorientasi pada kontinuitas perubahan sekaligus bersifat break-
through.Strategi yang berorientasi pada action adalah strategi yang kaya inovasi dan
dilandasi oleh entrepreuneurial mindset.
Tindakan nyata dari eksekutor yang menggelindingkan perubahan secara riil tanpa
mengapaikan strategi. 4 langkah untuk mementukan strategi:
a. Pelajari situasi
b. Fokus, dengan pilihan strategis
Akibat yang menonjol adalah nilai-nilai perlawanan dan ikatan yang kuat pada
subkultur, bukan pada keseluruhan institusi. Subkultur tersebut dapat berupa ikatan-
ikatan kelompok-kelompok kerja seperti unit-unit usaha, divisi, proses bisnis, profesi,
atau profesional.
Transformasi nilai-nilai dalam suatu institusi tidak bisa langsung dilakukan melalui
kultur organisasi itu sendiri . Memang benar dalam kehidupan ini ada nilai-nilai
universal yang dapat diterima oleh seluruh manusia lintas sektoral dan lintas
fungsional.
BUDAYA DISIPLIN
Seorang ahli manajemen Jim Collins 2001), menemukan pentingnya budaya disiplin
untuk meraih keunggulan dalam bersaing.menurutnya perusahaan-perusahaan yang
bagus dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu :
X. PESTA PERUBAHAN
Setiap orang memaknai setiap perubahan berbeda-beda, ada yang menganggap bahwa
perubahan tersebut merupakan suatu pesta yang harus diterima dan dirayakan dengan
suka cita, dan ada pula yang menganggap bahwa perubahan adalah suatu bencana yang
ditakuti dan ditolak keberadaannya. Bagi mereka, kehidupan sudah ada yang mengatur
dan perubahan adalah alat Sang Pencipta untuk membentuk kehidupan yang lebih baik
agar manisia makin mengenalnya. Mereka tidak membalasnya dengan amukan, kendati
hidup mereka tiba-tiba berubah menjadi serba sulit. Orang-orang Bali tetap bersyukur
dan menggelar ritual-ritual keagamaan dengan pakaian warna-warni dan musik ritual.
Untuk merancang sebuah pesta dibutuhkan TOPI PeSTA, TOPI PeSTA merupakan
singkatan untuk menciptakan suasana pesta yang kita kehendaki, yaitu antara lain
sebagai berikut:
1. Tujuan/ pesan;
2. Organizer;
3. Peralatan pesta;
4. Informasi;
5. Penghibur;
6. Suasana;
7. Tata tertib;
8. Artistik.
Kedelapan elemen ini sama pentingnya satu sama lain, sebab tanpa salah satunya ia tidak layak
disebut pesta.
Pembentukan Harapan:
Pencitraan * Pengetahuan dan Pengalaman + Janji Perubahhan akan membentuk suatu ekspektasi
yang dapat berkembang menjadi harapan, sehingga dengan harapan ini diharapkan para karyawan
dapat jauh terlibat di dalam perusahaan dengan harapan tersebut sebagai motivasinya