Pengantar
Tidak ada di dunia ini yang abadi, semuanya berubah dengan sangat tepat.hal itu
karena menandakan bahwa hidup manusia sangat dinamis. Apabila terjadi perubahan
menunjukkan bahwa organisasi akan menuju kematian. Untuk itulah para manager
terus berupaya melakukan inovasi baru dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut
terjadi dalam seluruh ruang lingkup kehidupan, yang akhirnya akan memengaruhi
aspek kehidupan individual, kelompok bahkan organisasi sekalipun.
1. Perubahan
Perubahan diartikan oleh Sumardjan dalam Sinambela (2001) sebagai berikut “
segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suattu
masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Sikap pendukung perubahan? Drucker & Senge, (2002), menyebutkan enam sikap
pendukung perubahan adalah sebagai berikut.
2. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan difokuskan pada hasil perubahan yang akan dihasilkan dan
peraturan baru harus bisa dipahami. Perubahan proses biasanya berlaku untuk tugas
dan/atau perubahan struktur.
4) Perilaku Manajerial
Manajer diharapkan bekerja sebagai pemimpin , fasilitator dan memiiki
kemampuan meredam hambatan hierarki, fungsi dan organisasional.
5) Kekuatan dan Politik
Memanfaatkan kekuatan dan keadaan politik untuk terjadinya perubahan yang
efektif.
c. Pendekatan Karakteristik
Terdapat empat pendekatan karakteristik, yaitu sebagai berikut.
1) Perubahan organisasional ditandai dengan adanya dominant mindset yang
seharusnya diganti dengan midset baru yang diusulkan. Misalnya pandangan
terhadap focus pada teknologi digeser menjadi perspektif desain sistem.
2) Perubahan organisaional terjadi ketika uncritical prachange bisa mendominasi
resistensi untuk perubahan. Asumsinya adalah perubahan dapat, seharusnya
dan harus di manage serta tidak perlu memperhatikan konsekuensi sosial atas
program-program perubahan pada tingkat yang lebih luas.
3) Perubahan organisasi seharusnya dikaitkan dengan konteks, waktu, proses
sejarah serta hubungan antara proses perubahan dan kinerja.
4) Perubahan organisasi diindefikasi berdasarkan asumsi epistemology dan
ntologinya.
5. Perkembangan Perubahan Organisasi
Ada lima dimensi model perkembanagn organisasi , yaitu sebagai berikut.
a. Umur organisasi, merupakan dimensi yang paling nyata dan ensensial.
b. Ukuran organisasi, memengaruhi permasalaham dan solusi organisasi.
c. Tahap evolusi, ditandai dengan tingkat pertumbuhan berkelanjutan tanpa adanya
gangguan atau kemunduran ekonomi.
d. Tahap revolusi, tahap penyesuaian Pratik relative cepat.
e. Tingkat pertumbuhan industri, berhubungan dengan kecepatan organisasi
menjalani fase evoluasi dan revolusi.
Sedangkan fase pertumbuhan atau fase evolusi dan revolusi organisasi terdiri dari
lima fase yaitu sebagai berikut
a. Fase 1: Kreativitas.
b. Fase 2: Pengarahan.
c. Fase 3: Pendelegasian.
d. Fase 4: Koordinasi.
e. Fase 5: Kolaborasi.
Beberapa panduan yang dapat dianut manajer organisasi yang ssedang tumbuh yaitu
sebagai berikut.
a. Mengetahui di mana kita berada dalam fase perkembangan.
b. Mengenali keterbatasan alternatif solusi.
c. Menyadari bahwa solusi saat ini selalu menimbulkan masalah.
Menurut Kezar, (2001), terdapat enam katagori model perubahan yaitu: (1)
evolusi, (2) teleologis, (3) siklus kehidupan, (4) dialektik, (5) kognisi sosial, dan (6)
budaya. Model evolusi adalah bahwa perubahan merupakan respons terhadap kondisi
situasi dari lingkungan eksternal yang dihadapi oleh setiap organisasi. Model
teleologis atau model perubahan atau model perubahan yang direncanakan
mengasumsikan bahwa organisasi mempunyai tujuan dan adaptif. Model siklus
kehidupan diambil dari studi perkembangan anak-anak dan focus pada tahap
pertumbuhan.
Model dialektik yang mengacu pada model politik, menandai perubahan sebagai
hasil dari konflik ideologi atau sistem kepercayaan. Model kognisi sosial,
menggambarkan perubahan sebagai sesuatu yang terkait pada proses pembelajaran
dan mental. Sedangkan model budaya, perubahan terjadi secara alamiah sebagai
respons terhadap perubahan dalam lingkungan manusia.
b. Tahapan Perubahan
1) Dirasakan kebutuhan unuk melakukan perubahan
2) Pengenalan bidang permasalahan.
3) Identifikasi hambatan.
4) Pemilihan strategi perubahan
5) Pelaksanaan
6) Evaluasi.
8. Organisasi Pembelajar
a. “Learning organization” dan “organization learning”
Menurut Tsang (1997), sebuah organisasi menjadi organisasi pembelajaran
(learning organization) melalui implementasi dari pembelajaran organisasi
(organizational learning). Namun perbedaan antar organizational learning dengan
learning organization akan sulit dilakukan.
b. Proses Pembelajaran Organisasi
Sasaran utama proses pembelajaran organisasi adalah institusionalisasi
pengetahuan kolektif yang dimilliki para anggota sebagai hasil integrasi (berbagai
pengetahuan dan/atau berbagai model mental), yang diaktualisasikan dlam bentuk
strategi, program, sistem, atau pedoman organisasi.
6. Tipologi Perubahan
Menurut Kritner dan Kinicki (2001) perubahan dapat dikelompokkan ke dalam
tiga tipologi, yaitu sebagai berikut.
a. Adaptive change merupakan perubahan yang paling terendah tingkat
kompleksitasnya.
b. Innovative change memperkenalkan Pratik baru dalam organisasi.
c. Radically innovatice merupakan jenis perubahan yang paling sulit dilaksanakan
cenderung paling menakutkan bagi manajer untuk melaksanakan, karena
memberikan dampak kuat pada keamanan nkerja pegawai.
7. Model Perubahan
Pertama, The Increamental model of change terdiri dari perubahan berlangsung
secara bertahap; perubahan sevara berganti pada masing-masing bagian.
Kedua, The Puctuated equilibrium model atau model keseimbangan terpotong .
model keseimbangan terpotong terjadi jika aktivitas stabil dalam jangka Panjang.
Ketiga, The continuous transformation model, model ini terdiri dari : (1) model
transformasi berkelanjutan; (2) lingkungan berubah secara cepat; (3) denga
transformasi cepat.
Model perubahan manusia memiliki struktur dengan daya tahan (resilience) sebagai
pola sentral dan didukung oleh tujuh pola pendukung :
a. Dinamika perubahan (dynamic of change)
b. Proses perubahan (process of change)
c. Peran perubahan (role of change)
d. Menolak perubahan (resisting change)
e. Terikat pada perubahan (comiting to change)
f. Bagaimana budaya memengaruhi perubahan (how culture influences change)
g. Pentingnya tim kerja yang sinergis (The importance of Synergistic team)
Model manajemen transisi tersebut mencakup empat macam lapisan proses yang
saling terkai dan beroperasi pada tingkat yang berbeda .
a. Lapisan pemicu (the trigger layer) , yang berhubungann dengan indentifikasi
kebutuhan dan peluang-peluang.
b. Lapisan visi (the vision layer), yang menerapkan perkembangan masa yang akan
datang organisasi yang bersangkutan.
c. Lpaisan konversi (the konversi layer), yang dibentuk guna memobilitassi dukungan
didalam organisasi yang bersangkutan.
d. Lapisan pemeliharaan dan pembaruan , yang mengidentifikasi cara-cara denga n
apa perubahan dopertahankan, serta dikembangkan melalui perubahank-perubahan.
Dapat dibagi dua bagian besar yang menjadi landasan penolakan perubahan
dalam suatu organisasi yaitu: pertama, factor yang mendorong terjaidnya perubahan.
Kemudian kedua, factor yang menghambat terjadinya perubahan . menurur beberapa
pakar yang dirujuk dari berbagai sumber disimpulkan bahawa kegagalan ini terjadi
akibat kesalahan-kesalahan yang dibuat saat mengelolaa perubhaan sebagai berikut.
4. Kebiasaan
Saat dihadapkan pada perubahan, maka manusia akan cenderung enggan
melakukan perubhan kebiasaan yang selama ini telah ia lakukan.
6. Factor-faktor ekonomi
Berkurangnya penghasilan, kenaikan gaji yang tidak sesuai harapan, meningkatnya
ongkos angkutan.
Menurut Hussey (2006) terdapat enam faktor yang menjadi pendorong bagi
kebutuhan akan perubahan, yaitu: perubahan teknologi terus meningkat, persaingan
semakin intensif dan menjadi lebih global, pelanggan semakin banyak tuntutan, profil
demografis negara berubah, privatisasi bisnis memiliki masyarakt berlanjut.
Pada dasarnya pemimpin tersebut harus dapat menunjukan suatu tujuan yang akan
dicapai pada masyarakat. Semakin kuat kepemimpinan nseorang dalam melakukan
tindakan untuk perubaha, semakin tinggi pula tingkat tercapainyaperubhan, namun
sebaliknya semakin lemah kepemimpinan seorang maka semakin rendah pula tingkat
tercapai perubahannya.
Dengan demikian, seorang pemimpin harus selalu menggunakan pola pikir yang
sederhana, lugas dan jelas serta tegas, agar setiap orang tidak terjebak dalam cara
berpikir yang merumitkan. Pemimpin akan menjadi lokomotif dalam semjua asfrek
kehidupan organisai mulai dari perencanaan, pelaksanaan, menggerakkan seluruh
pegawai mengawasi hingga pada pelaporan.