TENTANG
PANDUAN ETIK DISIPLIN KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
sehingga kami berhasil menyusun Buku panduan etik disiplin keperawatan ini di RS
Sahabat.
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini makin berkembang
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilain pihak rumah sakit
dihadapi tantangan yang makin besar. Rumah sakit dituntut agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, akuntabel dan transparan kepada masyarakat, khususnya bagi
jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Buku panduan etik disiplin keperawatan ini sangat penting bagi petugas yang bekerja di
rumah sakit, pasien, keluarga pasien dan lingkungan rumah sakit. Kami menyadari bahwa buku
ini masih belum sempurna, dan kami mengharapkan adanya masukan bagi penyempurnaan
buku ini dikemudian hari.
Buku panduan etik disiplin keperawatan ini tersusun atas kerjasama dan dukungan dari
berbagai pihak. Tim penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga buku ini dapat
dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik - baiknya.
Pasuruan, 21-11-2020
Tim Penyusun
Daftar Isi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
TUJUAN 1
KONSEP 1
BAB II 2
SUMPAH PROFESI 2
Lafal sumpah profesi / janji sarjana keperawatan berbunyi 3
Lafal sumpah / janji ahli madya keperawatan 3
BAB III 4
KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN 4
KODE ETIK PERAWAT INDONESIA4
HAK DAN KEWAJIBAN 6
Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit 8
BAB IV 11
MEKANISME KERJA 11
Dasar Tindakan Disiplin Keperawatan 11
Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan 12
Pembentukan Tim AD-HOC Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan
12
Klasifikasi Pelanggaran 13
Pelanggaran Ringan 13
Pelanggaran Sedang 14
Pelanggaran Berat 16
Mekanisme Penanganan Masalah Etika 17
Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran 18
Sistem Pencatatan dan Pelaporan 18
Penomoran Pelanggaran 19
BAB IV 20
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK 20
BAB I
PENDAHULUAN
Komite Keperawatan memegang peran utama dalam menegakkan profesionalisme
staf Keperawatan yang bekerja di rumah sakit. Peran tersebut meliputi rekomendasi
pemberian izin melakukan pelayanan medis di rumah sakit (clinical appointment) termasuk
rinciannya (delineation of clinical privilege), memelihara kompetensi dan etika profesi, serta
menegakkan disiplin profesi. Untuk itu kepala/direktur rumah sakit berkewajiban agar komite
Keperawatan senantiasa memiliki akses informasi terinci tentang masalah keprofesian
setiap staf Keperawatan di rumah sakit.
Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf Keperawatan
komite Etika dan disiplin profesi memiliki fungsi sebagai berikut:
TUJUAN
Subkomite etika dan disiplin profesi pada komite Keperawatan di rumah sakit dibentuk
dengan tujuan:
1. melindungi pasien dari pelayanan staf keperawatan yang tidak memenuhi syarat
(unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk melakukan asuhan keperawatan
(clinical care).
2. memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf keperawatan di rumah
sakit.
KONSEP
c. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan
saya dan keilmuan saya sebagai sarjana keperawatan.
a. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan akan Melaksanakan tugas saya
sebaik-baiknya, menurut undang-undang yang berlaku dengan penuh
tanggung jawab dan kesungguhan.
b. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam melaksanakan tugas dan
dasar kemanusiaan tidak akan membeda-bedakan pangkat, kedudukan,
keturunan, golongan, bangsa dan agama.
BAB III
KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN
Dalam Melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna para
perawat mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan
integritas sifat-sifat pribadi yang luhur dengan ilmu dan ketrampilan yang memadahi serta
dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan adalah merupakan bagian dari upaya
kesehatan secara penuh
Dengan bimbingan tuhan yang maha esa dalam melaksanakan tugas pengabdian untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air,perawat rumah sakit Sahabat menyadari
bahwa sebagai perawat yang berjiwa pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk
Melaksanakan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab
berpedoman kepada dasar-dasar.
b) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan umum yang berlaku.
3) Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain
a) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara dalam keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
Kewajiban pasien :
1) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk mematuhi segala peraturan dan tata tertib rumah
sakit.
2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
3) Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta petugas
lainnya yang bekerja di rumah sakit
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatan
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya
6) Mematuhi rencana teraphy yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan rumah sakit dan
disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
7) menerima segala konsekuensi atas keperluan pribadinya untuk menolak rencana teraphy
yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau
masalah kesehatannya
8) memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterimanya.
2. Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit
1) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan profesinya.
2) Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang pendidikannya.
3) Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta
standar profesi dan kode profesi.
4) Mendapatkan informasi yang lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
5) Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus-menerus.
6) Diperlakukan adil dan jujur oleh RS maupun klien/pasien dan atau keluarganya.
7) Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di RS.
8) Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien
atau dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
9) Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan etik profesi.
10) Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai
peraturan/ketentuan yang berlaku di RS.
11) Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang profesinya.
Perawat dan bidan wajib:
1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku di RS dengan hubungan hokum antara perawat
dan bidan dengan pihak rumah sakit.
7) Apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/tindakan atau klien dengan penyulit,
bidan wajib merujuk klien kepada bidan lain/dokter yang mempunyai keahlian/kemampuan
yang lebih baik.
10) Bekerjasama dengan tenaga medis/kesehatan lain yang terkait dalam memberikan
pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien.
11) Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta berdasarkan hak otonomi profesi.
12) Memberikan informasi yang adekuat tentang keperawatan/kebidanan kepada pasien dan
atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
13) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (inform consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien bahkan juga setelah klien
tersebut meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh yang
Berwenang
BAB IV
MEKANISME KERJA
a. Kompetensi Klinis
b. Asuhan Keperawatan/Kebidanan atas seorang pasien di Rumah Sakit
c. Dugaan penyimpangan etika profesi
d. Pelanggaran Prosedur Tetap
e. Penggunaan obat dan alat kesehatan atas delegasi Dokter sesuai dengan standar profesi,
berdasarkan ketetapan Komite Keperawatan
f. Hal-hal lain yang oleh Komite Keperawatan sepatutnya dianggap menyangkut disiplin
profesi keperawatan
Setiap Perawat dan Bidan wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran sebagaimana
dimaksud dalam adalah kepada Ketua Komite Keperawatan secara tertulis dalam suatu
formulir yang disediakan untuk itu, dan menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada
atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Ketua Komite Keperawatan
melalui Direksi.
Ketua Komite Keperawatan wajib meneliti, menindak-lanjuti dan memberikan kesimpulan serta
keputusan atas setiap laporan yang disampaikan oleh Perawat dan Bidan. Ketua Komite
Keperawatan dapat menugaskan Sub-Komite terkait di bawah Komite Keperawatan untuk
meneliti dan menindak-lanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud. Ketua Komite
Keperawatan memberikan kesimpulan dan keputusan sebagaimana berdasarkan hasil
penelitian dan rekomendasi Sub Komite terkait yang dapat berbentuk:
a. Saran kepada Perawat dan Bidan terkait serta manajemen Rumah Sakit.
b. Keputusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya pelanggaran
disiplin profesi dan kode etik.
Semua keputusan yang dimaksud diatas di dokumentasikan secara lengkap oleh sekertaris
komite keperawatan dan diperlakukan secara konfidensial dan pengungkapan dokumen hanya
dapat ditentukan oleh direksi setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Komite Keperaewatan
Dalam hal Ketua Komite Keperawatan menyampaikan putusan untuk melakukan penelitia
lanjutan Statuta ini, maka Ketua Sub-Komite Disiplin atau yang mewakilinya mengusulkan
kepada
Ketua Komite Keperawatan untuk menetapkan Tim Ad-Hoc dengan suatu Surat
Keputusan.
Penetapan Tim Ad-Hoc dilakukan setelah dilakukan penelitian pendahuluan sesuai dengan tata
cara yang telah ditetapkan oleh Komite Keperawatan Sub-Komite Disiplin. Tim Ad-Hoc
menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterbitkannya
Surat Keputusan. Ketua Komite Keperawatan atau Staf lain yang ditunjuk, didampingi Ketua
Sub-Komite Disiplin atau Staf lain yang ditunjuk, memimpin sidang pertama Tim AdHoc
untuk
menentukan Ketua dan Wakil Ketua Tim Ad-Hoc dan menjelaskan tata cara persidangan
kepada
anggota Tim Ad-Hoc. Kepada Tim Ad-Hoc diperbantukan Sekretaris yang ditunjuk oleh
Komite
penelitian atas kasus yang diterimanya dan melaksanakan persidangan sesuai dengan
tata cara yang
telah ditetapkan dalam Satuta ini. Dalam rangka melakukan pengkajian, Tim Ad-Hoc
berwenang
meminta informasi kepada “yang teradu” dan semua pihak di Rumah sakit, termasuk
meneliti
rekam keperawatan dan bila diperlukan, meminta bantuan pihak lain di luar Rumah Sakit
dengan
diserahkan kepada Ketua Sub-Komite Disiplin melalui suatu keputusan yang memuat:
dimaksud setelah menerima surat kesimpulan keputusan dan semua berkas persidangan
secara
lengkap. Ketua Sub-Komite Disiplin menyerahkan hasil rapat Tim Ad-Hoc kepada Ketua Komite
D. Klasifikasi Pelanggaran
Jenis-Jenis Pelanggaran
Jenis-jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu
1. Pelanggaran Ringan
2. Pelanggaran Sedang
3. Pelanggaran Berat
A. Pelanggaran Ringan
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
b. Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas kesehatan kepada pasien.
g. Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan atau ketenangan kerja
(berbicara keras, menghidupkan radio, TV, dll)
B. Pelanggaran Sedang
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan, menggosok gigi / oral hygiene,
vulva hygien.
b. Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat kecemasan pada pasien
dan keluarga.
c. Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk pada pemuka agama pada saat pasien
membutuhkan / dalam skaratul maut.
d. Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap yang dapat merugikan pasien
tetapi tidak membahayakan jiwa.
e. Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien yang butuh bantuan.
f. Tidak melakukan prosedur teknik aseptik / antoseptik yang mengakibatkan terjadi infeksi.
b. Tidak mau membantu perawat lain dalam menjalankan tugas saat dibutuhkan.
C. Pelanggaran Berat
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit.
b. Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan nafas.
c. Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi kardiovaskuler.
d. Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat / henti jantung / pain (kecuali
keinginan keluarga).
e. Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir, keracunan, salah obat,
salah transfusi dll).
f. Melakukan tindakan Keperawatan yang tidak sesuai prosedur tetap yang dapat
menyebabkan kematian / kecacatan.
j. Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi / orang yang berhak mengetahui.
b. menjual nama organisasi profesi Keperawatan untuk kepentingan pribadi, mencari dana
atas nama profesi lain untuk kepentingan pribadi, promosi produk tertentu dikaitkan
dengan profesi untuk kepentingan pribadi.
e. Meninggalkan / tidak dinas selama 7 hari berturut-turut dalam satu bulan tanpa izin.
a. Direktur Rs Sahabat.
b. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan.
c. Kepala Ruangan.
d. Ketua Komite Keperawatan melalui Sub Komite Etik Komite
Keperawatan.
F. Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran
a. Pelanggaran Ringan
1. Pelanggaran ini ditangani / diselesaikan oleh kepala ruangan.
2. Perawat yang melakukan pelanggaran diberi teguran lisan
3. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang
pelayanan keperawatan dan harus diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan
b. Pelanggaran Sedang
2. Pelanggaran ini ditangani oleh kepala bidang pelayanan keperawatan dan harus
diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan.
c. Pelanggaran Berat
1. Kepala Ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang
pelayanan keperawatan.
3. Kepala bidang pelayanan keperawatan, Kepala Ruangan, Sub komite etik komite
keperawatan serta Direktur bersidang untuk menentukan hukuman yang akan diberikan.
H. Penomoran Pelanggaran
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor pelanggaran yang sesuai jenis
pelanggaran etika keperawatan. Contoh penomoran tersebut adalah:
Bila terjadi kasus : Seorang perawat tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptik. Maka
nomor pelanggaran perawat tersebut adalah C1l yaitu pelanggaran Berat (C), pada tanggung
jawab perawat terhadap pasen (1), dipoint tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptic (l).
BAB IV
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK
DIREKTUR
KOMITE KEPERAWATAN
SUB KOMITE KREDENSIAL SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN
Lampiran 1
PERINGATAN LISAN
Bahwa pada waktu tersebut Saudara / i telah melakukan pelanggaran yang dimaksud.
Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan datang saudara / i dapat memperbaiki
tingkah laku / memelihara suasana kerja / hubungan kerja yang lebih baik. Bilamana
dikemudian hari saudara/ i berbuat kesalahan / pelanggaran yang serupa atau lainnya,
maka saya selaku kepala ruangan akan mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Sukorejo,
Yang Diberi Peringatan Yang Memberi Peringatan
( ) ( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Perawat Yang Bersangkutan
Lampiran 3
PENGARAHAN / KONSELING
Jam :
Sukorejo,
Yang Diberi Pengarahan Yang Memberi Pengarahan
( ) ( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Kepala Ruangan
3. Perawat Yang Bersangkutan
Lampiran 2
JamKejadian :
Nomor Pelanggaran :
( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Perawat Yang Bersangkutan