Anda di halaman 1dari 26

LEMBAR PENGESAHAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SAHABAT PASURUAN


NOMOR: ….. /… /…. / XII / 2020

TENTANG
PANDUAN ETIK DISIPLIN KEPERAWATAN

PENGESAHAN DOKUMEN PANDUAN ETIK DISIPLIN KEPERAWATAN


RS SAHABAT

KETERANGAN NAMA TANGGAL TANDA TANGAN

DISIAPKAN Yeti Novita santi S.Kep, Ners

DIPERIKSA Intan Pratika M S,Kep, Ners

DISETUJUI dr. Rike Jeff Yus Jeffi H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
sehingga kami berhasil menyusun Buku panduan etik disiplin keperawatan ini di RS
Sahabat.
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini makin berkembang
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilain pihak rumah sakit
dihadapi tantangan yang makin besar. Rumah sakit dituntut agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, akuntabel dan transparan kepada masyarakat, khususnya bagi
jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Buku panduan etik disiplin keperawatan ini sangat penting bagi petugas yang bekerja di
rumah sakit, pasien, keluarga pasien dan lingkungan rumah sakit. Kami menyadari bahwa buku
ini masih belum sempurna, dan kami mengharapkan adanya masukan bagi penyempurnaan
buku ini dikemudian hari.
Buku panduan etik disiplin keperawatan ini tersusun atas kerjasama dan dukungan dari
berbagai pihak. Tim penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga buku ini dapat
dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik - baiknya.

Pasuruan, 21-11-2020

Tim Penyusun
Daftar Isi

BAB I 1
PENDAHULUAN 1
TUJUAN 1
KONSEP 1
BAB II 2
SUMPAH PROFESI 2
Lafal sumpah profesi / janji sarjana keperawatan berbunyi 3
Lafal sumpah / janji ahli madya keperawatan 3
BAB III 4
KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN 4
KODE ETIK PERAWAT INDONESIA4
HAK DAN KEWAJIBAN 6
Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit 8
BAB IV 11
MEKANISME KERJA 11
Dasar Tindakan Disiplin Keperawatan 11
Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan 12
Pembentukan Tim AD-HOC Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan
12
Klasifikasi Pelanggaran 13
Pelanggaran Ringan 13
Pelanggaran Sedang 14
Pelanggaran Berat 16
Mekanisme Penanganan Masalah Etika 17
Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran 18
Sistem Pencatatan dan Pelaporan 18
Penomoran Pelanggaran 19
BAB IV 20
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK 20
BAB I
PENDAHULUAN
Komite Keperawatan memegang peran utama dalam menegakkan profesionalisme
staf Keperawatan yang bekerja di rumah sakit. Peran tersebut meliputi rekomendasi
pemberian izin melakukan pelayanan medis di rumah sakit (clinical appointment) termasuk
rinciannya (delineation of clinical privilege), memelihara kompetensi dan etika profesi, serta
menegakkan disiplin profesi. Untuk itu kepala/direktur rumah sakit berkewajiban agar komite
Keperawatan senantiasa memiliki akses informasi terinci tentang masalah keprofesian
setiap staf Keperawatan di rumah sakit.

Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf Keperawatan
komite Etika dan disiplin profesi memiliki fungsi sebagai berikut:

a. pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan ;


b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
keperawatan pasien

TUJUAN

Subkomite etika dan disiplin profesi pada komite Keperawatan di rumah sakit dibentuk
dengan tujuan:

1. melindungi pasien dari pelayanan staf keperawatan yang tidak memenuhi syarat
(unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk melakukan asuhan keperawatan
(clinical care).
2. memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf keperawatan di rumah
sakit.

KONSEP

Setiap staf keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di rumah sakit


harus menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme keperawatan kinerja profesional yang
baik sehingga dapat memperlihatkan kinerja profesi yang baik. Dengan kinerja profesional
yang baik tersebut pasien akan memperoleh asuhan keperawatan yang aman dan efektif.

Upaya peningkatan profesionalisme staf keperawatan dilakukan dengan


melaksanakan program pembinaan profesionalisme keperawatan dan upaya pendisiplinan
berperilaku profesional staf keperawatan di lingkungan rumah sakit.
Dalam penanganan asuhan keperawatan tidak jarang dijumpai kesulitan dalam
pengambilan keputusan etis sehingga diperlukan adanya suatu unit kerja yang dapat
membantu memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis tersebut.

Pelaksanaan keputusan subkomite etika dan disiplin profesi di rumah sakit


merupakan upaya pendisiplinan oleh komite keperawatan terhadap staf keperawatan di
rumah sakit yang bersangkutan sehingga pelaksanaan dan keputusan ini tidak terkait atau
tidak ada hubungannya dengan proses penegakan disiplin profesi keperawtan di lembaga
pemerintah, penegakan etika perawat di organisasi profesi, maupun penegakan hukum.

Pengaturan dan penerapan penegakan disiplin profesi bukanlah sebuah penegakan


disiplin kepegawaian yang diatur dalam tata tertib kepegawaian pada umumnya.

Subkomite ini memiliki semangat yang berlandaskan, antara lain:


1. peraturan internal rumah sakit
2. peraturan internal keperawatan
3. etik rumah sakit
4. norma etika keperawatan.
Tolak ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf keperawatan , antara lain:
1. pedoman pelayanan keperawatan di rumah sakit;
2. prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
3. daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
4. pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan medis (white
paper) di rumah sakit;

5. kode etik keperawatan Indonesia;


6. Pedoman perilaku profesional keperawatan (buku penyelenggaraan praktik
kedokteran yang baik);

7. pedoman pelanggaran disiplin keperawatan yang berlaku di Indonesia;


8. pedoman pelayanan keperawatan /klinik;
9. standar prosedur operasional asuhan keperawatan .
BAB II
SUMPAH PROFESI

A. Lafal sumpah profesi / janji sarjana keperawatan


berbunyi Demi allah saya bersumpah / berjanji
bahwa:

a. Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan prikemanusiaan,


terutama dalam bidang kesehatan masyarakat.

b. Saya akan menjalankan tugas saya sebaik-baiknya sesuai dengan martabat


dan tradisi luhur jabatan kesehatan masyarakat.

c. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan
saya dan keilmuan saya sebagai sarjana keperawatan.

d. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan


keperawatan saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
prikemanusiaan.

e. Dalam menunaikan kewajiban saya, akan berikhtiar dengan sungguh –


sungguh supayatidak berpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial.

f. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dengan penuh


keinsyafan.

B. Lafal sumpah / janji ahli madya keperawatan


Demi allah saya bersumpah / berjanji bahwa :

a. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan akan Melaksanakan tugas saya
sebaik-baiknya, menurut undang-undang yang berlaku dengan penuh
tanggung jawab dan kesungguhan.

b. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam melaksanakan tugas dan
dasar kemanusiaan tidak akan membeda-bedakan pangkat, kedudukan,
keturunan, golongan, bangsa dan agama.

c. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam Melaksanakan tugas


akan membina kerjasama, kebutuhan dan kesetiakawanan dengan teman
sejawat.
d. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan tidak akan menceritakan kepada
siapapun segala rahasia yang berhubungan dengan tugas saya kecuali jika
diminta pengadilan untuk keperluan kesaksian.

BAB III
KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN

A. KODE ETIK PERAWAT INDONESIA


Sebagai profesi yang turut serta menggunakan tercapainya kesejahteraan fisik material
dan mental spiritual bagi masyarakat, maka kehidupan profesi keperawatan di rumah sakit
Sahabat selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakat sekitar akan
pelayanan keperawatan. Tenaga keperawatan di rumah sakit Saraswati menyadari bahwa
kebutuhan akan keperawatan bersifat universal bagi individu, keluarga, masyarakat oleh
karenanya pelayanan yang dipersembahkan oleh para perawat adalah selaluberdasarka
kepada cita-cita yang luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa
membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, politik dan agama serta
kedudukan sesama.

Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga dan


masyarakat, cakupan tanggung jawab perawat rumah sakit Sahabat adalah meningkatkan
derajat kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan
serta memulihkan kesehatan yang semuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayan yang
paripurna.

Dalam Melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna para
perawat mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan
integritas sifat-sifat pribadi yang luhur dengan ilmu dan ketrampilan yang memadahi serta
dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan adalah merupakan bagian dari upaya
kesehatan secara penuh

Dengan bimbingan tuhan yang maha esa dalam melaksanakan tugas pengabdian untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air,perawat rumah sakit Sahabat menyadari
bahwa sebagai perawat yang berjiwa pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk
Melaksanakan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab
berpedoman kepada dasar-dasar.

1) Tanggung jawab perawat terhadap perawat, individu, keluarga, dan masyarakat.


a) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada
tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga dan masyarakat.
b) Perawat dalam Melaksanakan pengabdiannya dibidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.

c) Perawat dalam Melaksanakan kewajiban bagi individu, keluarga dan masyarakat


senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.

d) Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan


masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta upaya
kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

2) Tanggung jawab perawat terhadap tugas


a) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.

b) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan umum yang berlaku.

c) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan untuk


tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.

d) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan


penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut serta kedudukan
sesama.

e) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam


melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan
jika menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.

3) Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain
a) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara dalam keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh

b) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya


kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4) Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan
a) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan professional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaaat bagi perkembangan keperawatan.

b) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan


menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi luhur.

c) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan


keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.

d) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi


keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

5) Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air


a) Perawat senantiasa Melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan

b) Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada


pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat

A. HAK DAN KEWAJIBAN


1. Hak dan kewajiban pasien di rumah sakit
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3) Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
4) Memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standart profesi dan
standart prosedur operasional
5) Memperoleh pelayanan efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang ditetapkan
7) Memiliki dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang di deritanya kepada dokter lain yang mempunyai
surat izin praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termasuk data-data medisnya
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternative tindakan, resiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis (sebuah
perkiraan kemungkinan hasil akhir gangguan atau penyakit) terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13) Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di duga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standart baik secara perdata ataupun pidana
14) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang di anutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya
15) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di rumah sakit
16) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya
17) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaannya
18) Menolak pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewajiban pasien :
1) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk mematuhi segala peraturan dan tata tertib rumah
sakit.
2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
3) Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta petugas
lainnya yang bekerja di rumah sakit
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatan
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya
6) Mematuhi rencana teraphy yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan rumah sakit dan
disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
7) menerima segala konsekuensi atas keperluan pribadinya untuk menolak rencana teraphy
yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau
masalah kesehatannya
8) memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterimanya.
2. Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit
1) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan profesinya.
2) Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang pendidikannya.
3) Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta
standar profesi dan kode profesi.
4) Mendapatkan informasi yang lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
5) Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus-menerus.
6) Diperlakukan adil dan jujur oleh RS maupun klien/pasien dan atau keluarganya.
7) Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di RS.
8) Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien
atau dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
9) Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan etik profesi.
10) Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai
peraturan/ketentuan yang berlaku di RS.
11) Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang profesinya.
Perawat dan bidan wajib:

1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku di RS dengan hubungan hokum antara perawat
dan bidan dengan pihak rumah sakit.

2) Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak RS.


3) Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
4) Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan/kebidanan sesuai dengan standar profesi dan
batas kewenangan/otonomi profesi.

5) Menghormati hak-hak klien.


6) Merujuk pasien kepada perawat lain/tenaga kesehatan lain yang mempunyai
keahlian/kemampuannya lebih baik.

7) Apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/tindakan atau klien dengan penyulit,
bidan wajib merujuk klien kepada bidan lain/dokter yang mempunyai keahlian/kemampuan
yang lebih baik.

8) Memberikan kesempatan kepada klien agar senantiasa dapat berhubungan dengan


keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama/keyakinannya
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan.

9) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk didampingi suami/keluarganya.

10) Bekerjasama dengan tenaga medis/kesehatan lain yang terkait dalam memberikan
pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien.
11) Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta berdasarkan hak otonomi profesi.

12) Memberikan informasi yang adekuat tentang keperawatan/kebidanan kepada pasien dan
atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.

13) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (inform consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.

14) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan secara akurat berkesinambungan.

15) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan/kebidanan sesuai dengan standar profesi


keperawatan/kebidanan dan kepuasan klien.
16) Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan/kebidanan secara terusmenerus.

17) Melakukan pertolongan darurat sebagai prikemanusiaan sesuai dengan batas


kewenangannya.

Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien bahkan juga setelah klien
tersebut meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh yang

Berwenang
BAB IV
MEKANISME KERJA

A. Dasar Tindakan Disiplin Keperawatan


Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran disiplin
profesi keperawatan oleh Perawat dan Bidan adalah hal-hal yang menyangkut:

a. Kompetensi Klinis
b. Asuhan Keperawatan/Kebidanan atas seorang pasien di Rumah Sakit
c. Dugaan penyimpangan etika profesi
d. Pelanggaran Prosedur Tetap
e. Penggunaan obat dan alat kesehatan atas delegasi Dokter sesuai dengan standar profesi,
berdasarkan ketetapan Komite Keperawatan

f. Hal-hal lain yang oleh Komite Keperawatan sepatutnya dianggap menyangkut disiplin
profesi keperawatan

Setiap Perawat dan Bidan wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran sebagaimana
dimaksud dalam adalah kepada Ketua Komite Keperawatan secara tertulis dalam suatu
formulir yang disediakan untuk itu, dan menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada
atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Ketua Komite Keperawatan
melalui Direksi.

Ketua Komite Keperawatan wajib meneliti, menindak-lanjuti dan memberikan kesimpulan serta
keputusan atas setiap laporan yang disampaikan oleh Perawat dan Bidan. Ketua Komite
Keperawatan dapat menugaskan Sub-Komite terkait di bawah Komite Keperawatan untuk
meneliti dan menindak-lanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud. Ketua Komite
Keperawatan memberikan kesimpulan dan keputusan sebagaimana berdasarkan hasil
penelitian dan rekomendasi Sub Komite terkait yang dapat berbentuk:

a. Saran kepada Perawat dan Bidan terkait serta manajemen Rumah Sakit.
b. Keputusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya pelanggaran
disiplin profesi dan kode etik.

Semua keputusan yang dimaksud diatas di dokumentasikan secara lengkap oleh sekertaris
komite keperawatan dan diperlakukan secara konfidensial dan pengungkapan dokumen hanya
dapat ditentukan oleh direksi setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Komite Keperaewatan

B. Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan


Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi keperawatan dan etika keperawatan
dimulai berdasarkan keputusan Ketua Komite Keperawatan untuk melakukan penelitian lanjutan
sebagaimana dimaksud dalam Statuta ini dan dilaksanakan oleh Sub-Komite terkait. Sub
Komite Disiplin melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan dalam
Statuta ini. Ketua Sub-Komite Disiplin menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasinya
kepada Ketua Komite Keperawatan untuk ditetapkan sebagai keputusan Komite Keperawatan
yang memuat:

a. Ringkasan kasus atau kejadian

b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran


c. Rekomendasi tindakan korektif
Ketua Komite Keperawatan wajib menetapkan keputusan sebagaimana dimaksud dengan
memperhatikan masukan dari Sub-Komite lain dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah diterimanya keputusan Sub-Komite Disiplin. Keputusan Komite Keperawatan
disampaikan kepada Direksi dengan tembusan kepada yang bersangkutan dalam waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkannya keputusan tersebut untuk segera ditindak-lanjuti
oleh Direksi.

C. Pembentukan Tim AD-HOC Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi


Keperawatan

Dalam hal Ketua Komite Keperawatan menyampaikan putusan untuk melakukan penelitia

lanjutan Statuta ini, maka Ketua Sub-Komite Disiplin atau yang mewakilinya mengusulkan
kepada

Ketua Komite Keperawatan untuk menetapkan Tim Ad-Hoc dengan suatu Surat
Keputusan.

Penetapan Tim Ad-Hoc dilakukan setelah dilakukan penelitian pendahuluan sesuai dengan tata
cara yang telah ditetapkan oleh Komite Keperawatan Sub-Komite Disiplin. Tim Ad-Hoc

menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterbitkannya

Surat Keputusan. Ketua Komite Keperawatan atau Staf lain yang ditunjuk, didampingi Ketua

Sub-Komite Disiplin atau Staf lain yang ditunjuk, memimpin sidang pertama Tim AdHoc
untuk

menentukan Ketua dan Wakil Ketua Tim Ad-Hoc dan menjelaskan tata cara persidangan
kepada

anggota Tim Ad-Hoc. Kepada Tim Ad-Hoc diperbantukan Sekretaris yang ditunjuk oleh
Komite

Keperawatan untuk melancarkan persidangan. Tim Ad-Hoc bertugas melakukan


pengkajian dan

penelitian atas kasus yang diterimanya dan melaksanakan persidangan sesuai dengan
tata cara yang

telah ditetapkan dalam Satuta ini. Dalam rangka melakukan pengkajian, Tim Ad-Hoc
berwenang

meminta informasi kepada “yang teradu” dan semua pihak di Rumah sakit, termasuk
meneliti

rekam keperawatan dan bila diperlukan, meminta bantuan pihak lain di luar Rumah Sakit
dengan

peretujuan Komite Keperawatan. Tim Ad-Hoc wajib melaksanakan


rapat-rapat/persidangan untuk

menyimpulkan/memutuskan suatu kasus yang diserahkan kepadanya dalam suatu Surat


Kesimpulan yang ditandatangani oleh Ketua bersama segenap anggota Tim Ad-Hoc untuk

diserahkan kepada Ketua Sub-Komite Disiplin melalui suatu keputusan yang memuat:

a. Ringkasan kasus atau kejadian

b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran

c. Rekomendasi tindakan korektif

Ketua Sub-Komite Disiplin menerbitkan Surat Keputusan pembubaran Tim Ad-Hoc


sebagaimana

dimaksud setelah menerima surat kesimpulan keputusan dan semua berkas persidangan
secara
lengkap. Ketua Sub-Komite Disiplin menyerahkan hasil rapat Tim Ad-Hoc kepada Ketua Komite

Keperawatan untuk ditindaklanjuti.

Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat khusus untuk menentukan tindak lanjut


Keputusan Komite Keperawatan disampaikan kepada Direksi sebagai usulan.

D. Klasifikasi Pelanggaran
Jenis-Jenis Pelanggaran
Jenis-jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu
1. Pelanggaran Ringan
2. Pelanggaran Sedang
3. Pelanggaran Berat

A. Pelanggaran Ringan
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
b. Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas kesehatan kepada pasien.

c. Memberi informasi yang tidak optimal.


d. Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak dengan pasien atau melakukan
tindakan.
e. Kurang menunjukan sikap empati.
f. Tidak memberi informasi pasien saat akan melakukan tindakan
Keperawatan.

g. Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan atau ketenangan kerja
(berbicara keras, menghidupkan radio, TV, dll)

2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas


a. Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan rumah sakit yang terkait
dengan tugas sebagai perawat / bidan.

3. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain


a. Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat perawat lain atau profesi lain.

b. Tidak menghargai kelebihan / prestasi perawat lain atau profesi lain.


c. Tidak menghormati hak sesama perawat dan atau tenaga kesehatan lain.
4. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak memakai pakaian dinas /
seragam sesuai yang ditetapkan.

B. Pelanggaran Sedang
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan, menggosok gigi / oral hygiene,
vulva hygien.

b. Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat kecemasan pada pasien
dan keluarga.

c. Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk pada pemuka agama pada saat pasien
membutuhkan / dalam skaratul maut.

d. Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap yang dapat merugikan pasien
tetapi tidak membahayakan jiwa.

e. Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien yang butuh bantuan.

f. Tidak melakukan prosedur teknik aseptik / antoseptik yang mengakibatkan terjadi infeksi.

g. Tidak melakukan tindakan pencegahan dekubitus (mengubah posisi, memberi pelembab,


bedak, massage, mengganti alata tenun yang basah / kotor).
2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan kebijakan rumah sakit yang
berlaku.

b. Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan pasien.


c. Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan keperawatan secara optimal.
d. Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan (respon pasien, kondisi
pasien dll).

e. Tidak mawas diri dalam melaksanakan tugas perawatan.


3. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a. Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesama perawat atau profesi lain.

b. Tidak mau membantu perawat lain dalam menjalankan tugas saat dibutuhkan.

c. Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif.


d. Melemparkan tanggung jawab keapda perawat lain.
e. Tidak mau memberi / transformasi ilmu, keterampilan dan pengalaman kepada perawat lain
atau profesi lain.
f. Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan dari semua perawat dan
profesi lain dalam rangka peningkatan keterampilan di bidang keperawatan.

g. Membicarakan kekurangan / keburukan perawat lain di depan / kepada pasien / keluarga.

4. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan


a. Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non formal.
b. Tidak berupaya meningkatkan kemampuan profesional.
c. Tidak menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukan perilaku dan sifat pribadi
yang tercela, merokok diruang perawatan, tidak menggunakan seragam lengkap,
menjelekkan profesi perawat atau organisasi profesi, mengeluarkan kata-kata kotor saat
berdinas.

C. Pelanggaran Berat
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit.
b. Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan nafas.
c. Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi kardiovaskuler.
d. Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat / henti jantung / pain (kecuali
keinginan keluarga).

e. Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir, keracunan, salah obat,
salah transfusi dll).

f. Melakukan tindakan Keperawatan yang tidak sesuai prosedur tetap yang dapat
menyebabkan kematian / kecacatan.

g. Memberikan informasi yang tidak benar / tidak dapat dipertanggung jawabkan.

h. Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.


i. Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien / keluarga (laporan tertulis / lisan /
kotak saran).

j. Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi / orang yang berhak mengetahui.

k. Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia massa.


l. Tidak melakukan prosedure aseptik / antiseptik.
m. Tidak menghargai agama pasien / keluarga.
n. Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien berdasarkan status sosial dan
martabat pasien.

2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas


a. Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan prosedur tetap dan kebijakan
rumah sakit yang dapat merugikan pasien secara fisik / mental.

b. Tidak memegang teguh rahasia jabatan.


c. Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin, aliran politik, agama dan status
sosial sesuai dengan keinginan pribadi.

3. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain


a. Bertengkar dengan semua perawat atau profesi lain.
b. Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesama perawat atau profesi
lain.
c. Mencelakakan perawat dan profesi lain.
d. Mengadu domba sesama perawat atau profesi lain.
e. Melindungi perbuatan teman yang tidak etis / praktek legal.

4. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan


a. mengkomersialkan / memperjual belikan harta rumah sakit untuk kepentingan pribadi
atau profesi Keperawatan.

b. menjual nama organisasi profesi Keperawatan untuk kepentingan pribadi, mencari dana
atas nama profesi lain untuk kepentingan pribadi, promosi produk tertentu dikaitkan
dengan profesi untuk kepentingan pribadi.

c. Menggunakan obat-obat terlarang / alkohol saat bertugas.

d. Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore, malam tanpa izin.

e. Meninggalkan / tidak dinas selama 7 hari berturut-turut dalam satu bulan tanpa izin.

E. Mekanisme Penanganan Masalah Etika


Penanganan masalah etika Keperawatan merupakan penanganan masalah yang dilakukan
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelanggaran masalah
Kode Etik Keperawatan Indonesia dan Kode Etik Kebidanan.

Yang bertanggung jawab dalam masalah etik adalah :

a. Direktur Rs Sahabat.
b. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan.
c. Kepala Ruangan.
d. Ketua Komite Keperawatan melalui Sub Komite Etik Komite
Keperawatan.

Untuk mekanisme penyelesaian masalah etika meliputi:


a. Membuat kronologis kejadian.
b. Menilai bobot masalah (pelanggaran ringan, sedang, berat).
c. Penyelesaian masalah secara berjenjang yaitu : Kepala
Ruangan, Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, Direktur
Rumah Sakit dengan melibatkan sub komite etik komite
keperawatan, dan organisasi profesi (PPNI dan IBI).

F. Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran
a. Pelanggaran Ringan
1. Pelanggaran ini ditangani / diselesaikan oleh kepala ruangan.
2. Perawat yang melakukan pelanggaran diberi teguran lisan
3. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang
pelayanan keperawatan dan harus diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan

b. Pelanggaran Sedang

1. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang


pelayanan keperawatan

2. Pelanggaran ini ditangani oleh kepala bidang pelayanan keperawatan dan harus
diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan.

3. Kepala bidang Pelayanan keperawatan memanggil perawat yang melakukan


pelanggaran dan wajib / harus membuat surat pernyataan, serta memberikan sangsi tertulis
kepada perawat yang membuat pelanggaran.

4. Pelanggar dialihkan tanggungjawabnya

c. Pelanggaran Berat
1. Kepala Ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang
pelayanan keperawatan.

2. Kepala bidang pelayanan keperawatan menyerahkan laporan yang sebelumnya sudah


diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan ke Direktur.

3. Kepala bidang pelayanan keperawatan, Kepala Ruangan, Sub komite etik komite
keperawatan serta Direktur bersidang untuk menentukan hukuman yang akan diberikan.

G. Sistem Pencatatan dan Pelaporan


Setiap terjadi pelanggaran Kode Etik Keperawatan dilakukan pencatatan dan pelaporan
menggunakan formulir baku sebagai berikut :

1. Formulir Peringatan Lisan (Lampiran 1)


Formulir ini ditujukan untuk perawat yang melakukan pelanggaran kode etik keperawatan
yang diisi oleh kepala ruangan

2. Formulir Laporan Kejadian Pelanggaran Kode Etik Keperawatan (Lampiran 2) Formulir


ini berfungsi untuk mencatat laporan kejadian pelanggaran kode etik keperawatan yang diisi
oleh kepala ruangan.
3. Formulir Pengarahan/Konseling (Lampiran3)
Formulir ini berfungsi bahwa perawat/bidan yang bersangkutan telah melakukan
pelanggaran sebagai pengakuan dan telah diberikan pengarahan. Formulir ini diisi oleh yang
telah memberikan pengarahan (konselor) dan ditandatangani oleh perawat/bidan yang
bersangkutan.

H. Penomoran Pelanggaran
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor pelanggaran yang sesuai jenis
pelanggaran etika keperawatan. Contoh penomoran tersebut adalah:

Bila terjadi kasus : Seorang perawat tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptik. Maka
nomor pelanggaran perawat tersebut adalah C1l yaitu pelanggaran Berat (C), pada tanggung
jawab perawat terhadap pasen (1), dipoint tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptic (l).
BAB IV
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK

PENGADUAN LISAN / TERTULIS

DIREKTUR

KOMITE KEPERAWATAN

SUB KOMITE KREDENSIAL SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN

PEMBENTUKAN TIM AD - HOC UNTUK MENELITI - Pengumpulan


PELANGGARAN LEBIH LANJUT data
- Pemanggilan
yang
bersangkutan
RAPAT
REKOMENDASI
PELANGGRAN

Lampiran 1

PERINGATAN LISAN

Peringatan Lisan ini diberikan kepada :


Nama :
Tempat Bekerja :
Jenis Pelanggaran :
Nomor Pelanggaran :
Hari Terjadinya Pelanggaran :
Tanggal Terjadinya Pelanggaran :
Jam Terjadinya Pelanggaran :
Pelanggaran Tersebut Disaksikan Oleh :

Bahwa pada waktu tersebut Saudara / i telah melakukan pelanggaran yang dimaksud.
Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan datang saudara / i dapat memperbaiki
tingkah laku / memelihara suasana kerja / hubungan kerja yang lebih baik. Bilamana
dikemudian hari saudara/ i berbuat kesalahan / pelanggaran yang serupa atau lainnya,
maka saya selaku kepala ruangan akan mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Sukorejo,
Yang Diberi Peringatan Yang Memberi Peringatan

( ) ( )

Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Perawat Yang Bersangkutan
Lampiran 3

PENGARAHAN / KONSELING

Telah dilakukanpengarahan/konseling kepada :


Nama :
TempatBekerja :
Hari :
Tanggal :

Jam :

JenisPelanggaran : Ringan, Sedang, Berat *)


Nomor Pelanggaran :

Pengarahan Yang diberikan :

Tanggapan Perawat Yang Dikonseling :

Sukorejo,
Yang Diberi Pengarahan Yang Memberi Pengarahan
( ) ( )

Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Kepala Ruangan
3. Perawat Yang Bersangkutan

*) Lingkari JenisPelanggaran yang Dimaksud

Lampiran 2

LAPORAN KEJADIAN PELANGGARAN KODE


ETIK KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya kepala ruangan :


Melaporkan bahwa yang namanya tersebut dibawah ini telah melakukan pelanggaran, yaitu:
Nama :
Tempat Bekerja :
Hari/TanggalKejadian :

JamKejadian :

Jenis Pelanggaran : Ringan, Sedang,Berat *)

Nomor Pelanggaran :

Tindakan yang segera dilakukan :

Demikian laporan ini disampaikan, sebagai pemberitahuan.


Sukorejo,
Kepala Ruangan

( )

Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Perawat Yang Bersangkutan

*) Lingkari JenisPelanggaran yang Dimaksud

Anda mungkin juga menyukai