Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN SUBKOMITE ETIK & DISIPLIN

KEPERAWATAN RUMAH SAKIT


JUANDA KUNINGAN

RUMAH SAKIT JUANDA KUNINGAN

KUNINGAN – JAWA BARAT

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyusun Panduan ini. Ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada para pihak yang telah membantu tersusunnya panduan ini sehingga dapat
bermanfaat.
Komite keperawatan memegang peran utama dalam menegakkan profesionalisme
staf keperawatan yang bekrja dirumah sakit. Peran ini meliputi rekomendasi pemberian
izin melakukan pelayanan medis dirumah sakit termasuk rinciannya, memelihara
kompetensi dan etika profesi, serta menegakkan disiplin profesi. Semoga panduan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Panduan ini belum sempurna sehingga memerlukan penyempurnaan, kritik dan
saran dari pembaca kami harapkan untuk menyempurnakan panduan ini.

Kuningan, April 2018

Penyusun,

i
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I DEFINISI...........................................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP.........................................................................................4

BAB III TATA LAKSANA............................................................................................9

BAB IV DOKUMENTASI..........................................................................................10

ii
BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang

Komite keperawatan memegang peran utama dalam menegakkan


profesionalisme staf keperawatan yang bekrja dirumah sakit. Peran ini meliputi
rekomendasi pemberian izin melakukan pelayanan medis dirumah sakit
termasuk rinciannya, memelihara kompetensi dan etika profesi, serta
menegakkan disiplin profesi. Untuk itu direktur rum,ah sakit berkewajiban agar
komite keperawatan senantiasa memilki akses informasi terinci tentang masalah
keprofesian setiap staf keperawatan rumah sakit.

Dalam melaksnakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi


keperawatan komite etika dan disiplin profesi memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan


b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
c. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional dirumah sakit
d. Pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada asuhan
keperawatan pasien
B. Tujuan
Subkomite etik pada komite keperawatam dirumah sakit dibentuk dengan
tujuan:
a. Melindungi pasien dari pelayanan staf keperawatan yang tidak memenuhi
syarat dan tidak layakuntuk melakukan asuahan keperawatan
b. Memelihara dan meningktkan mutu profesionalisme keperawatan dirumah
sakit
C. Konsep

Subkomite etik keperawatan adalah organisasi /kelompok kerja dibawah


komite medis terdiri atas ketua, wakil dan anggota, yang dipilih dari anggota
kelompok staf medis yang berperan melakukan pembinaan terhadap para
profesional medis dalam hal etika profesi dan disiplin profesi. Nilai etik sangat
diperlukan bagi tenaga keperawatan sebagai landasan dalam memberikan
pelayaan yang manusiawi berpusat pada pasien, prinsip caring merupakan inti

1
pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran terhadap
standar pelayanan, disiplin profesi keperawatan dan kebidanan hampir selalu
dimulai dari pelanggran nilai moral etikyang akhirnya akan merugikan pasien
dan masyarakat.

Setiap staf keperawatan dalam melaksnakan asuahan keperawatndirumah


sakit harus menerapkan prinsip-prinsipprofesional keperwatan kinerja
profesional yang baik sehinggga dapat memperlihatkan kinerja profesi yang
baik. Dengan kinerja profesional yang baik tersebut pasien akan memperoleh
asuhan keperawatan yang aman dan efektif. Upaya peningkatan profesionalisme
staf keperawatan dilakukkan dengan melaksanakan program pembinaan
profesionalisme keperawatan dan upaya pendisiplinan berperilaku profesional
staf keperawatan dilingkungan rumah sakit.

Dalam penanganan asuhan keperawatan tidak jaarang dijumpai kesulitan


dalam pengambilan keputusan etis sehingga diperlukan adanmya suatu unit kerja
yang dapat membantu memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
etis tersebut.

Pelaksanaan keputusan subkomite etika dan disiplin profesi rumah sakit


merupakan upaya pendisiplinan oleh komite keperawatan terhadap staf
keperawatan dirumah sakit yang bersangkutan sehingga pelaksanaan dan
keputusan ini tidak terkait atau tidak ad hubungannnya dengan proses penegakan
disiplin profesi keperawatan dilembaga pemerintah,penegakan etika perawat
diorganisasi profesi maupun penegakan hukum.

Pengaturan dan penerapan penegakkan disiplin profesi bukanlah sebuah


penegakan displin kepegawaian yang diatur dalam tata tertib kepegawaian pada
umumnya. Subkomite ini memiliki semangat yang berlandaskan, antara lain :

1. Peraturan internal rumah sakit


2. Peraturan internal keperawatan
3. Etik rumah sakit
4. Norma etika keperawatan
Tolak ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf keperawatan,
anatara lain :
a) Pedoman pelayanan keperawatan dirumah sakit

2
b) Prosedur kerja pelayanan dirumah sakit
c) Daftar kewenangan kliis rumah sakit
d) Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk pelayanan medis (white paper)
dirumah sakit
e) Kode etik keperawatan indonesia
f) Pedoman perilaku profesional keperawatan
g) Pedoaman pelanggaraan disiplin keperawatan yang berlaku di Indonesia
h) Pedoaman pelayanan keperawatan klinik
i) Standar prosedur operasional asuhan keperawatan

3
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Kode Etik Perawat Indonesia

Sebagai profesi yang turut serta menggunakan tercapainya kesejahteraan


fisik material dan mental spritual bagi masyarakat, maka kehidupan profesi
keperawatan dirumah sakit Juanada Kuningan selalu berpedoman kepada
sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakat sekitar akan pelayanan
keperawatan. Tenaga keperawatan dirumah sakit menyadari bahwa kebutuhan
akan keperawatan bersifat universal bagi individu, keluarga, masyarakat oleh
karenanya pelayanan yang dipersembahkan oleh para perawat adalah selalu
berdasarkan kepada cita-cita yang luhur, niat murni untuk keselamatan dan
kesejakteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenois kelamin, politik,dan agama.

Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada individu,


masyarakat, cakupan tanggung jawab pearwat rumah sakit Juanda Kuningan
adalah meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan yang
semuanya ini dilaksaakan atas dasar pelayanan yang paripurna.

Dalam melaksanakan tugas profesuional yang bedaya guna dan berhasil


guna para perawat mampu meningkatkan integritas sifat-sifat pribadi yang luhur
dengan ilmu dan keterampilan yang memadahi serta dengan kesadaran bahwa
pelayanan yang diberikan adalah merupakan bagian dari upaya kesehatan secara
penuh. Untuk melaksanakan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan
penuh tanggung jawab, perawat RS Juanda Kuningan menyadari bahwa sebagai
perawatyang berjiwa pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk
melaksanakan kewajiban dalam penuh tanggungjawab berpedoman kepada
dasar-dasar :

4
1. Tanggungjawab perawat terhadap perawat, individu, keluarga dan
masyarakat.
a) Perawat dalam melaksankaan pengabdiannya senantiasa berpeodman
kepada tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat
b) Perawat dalam melaksanakan pengabdiaanya dibidang keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu,
keluarga dan masyarakat
c) Perawat dalam melaksnakan kewajiban bagi individu, keluarga dan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus dan iklhlas sesuai
dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan
d) Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu,
keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakasa dan mengadakan
upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari
tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat
2. Tanggung jawab terhadap tugas
a) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai dengan kejujuran seesama dalam menerapakan pengetahuan serta
keterampilan keperwataan sesuai dengan kebutuhan indidu, keluaraga
dan masyarakat
b) Perawat wajib merahasiakan segala sesautu yangdiketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai ndengan ketentuan umum yang berlaku
c) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan
keperaweatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusian
d) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajiabannya senantiasa
beruasaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik, agama yang dianut serta sesama
e) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien
dalam melaksnakan tugas keperawatan serta matang dalam

5
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan
tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperwatan
3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain
a) Perawat Senantiasa memeliahara hubungan baik anatar sesama perawat
dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memeliahara dalam
keserasian suasana lingkungan kerja maupunv dalam mencapai tujuan
pelyanan kesehatan secara menyeluruh
b) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima penegetahuan
dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kemampuan dalam bidang keperawatan
4. Tanggung jawab perawat terhadap professi keperawatan
a) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional
secara sendirian-sendiri atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan
b) Perawat senantiasa menunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi luhur
c) Perawat senantiasa berperan dalam menentukkan pembakuan pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan keperawatan
d) Perawat secara bersama-sama membina dan memeliahara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya
5. Tanggungjawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air
a) Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan
dan keperawatan
b) Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepada m,asyarakat.
B. Hak dan Kewajiban
1. Hak dan kewajiban pasien dirumah sakit
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien

6
a) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku dirumah sakit
b) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
c) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran dan gtanpa diskriminasi
d) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan
e) Pasien berhak memilih dokter dan kelaas keperawatan sesaui dengan
keinginan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku dirumah sakit
f) Proses berhak dirawat oleh dokteer secara bebas mennetukkan pendapat
klinis dan pendapat etisnya tanpa ikut campur tangan dari pihak luar
g) Pasiewn berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaptar
dirumah sakit tersebut terhadap penyait yang dideritanya, sepengetahuan
dokter yang merawatnya
h) Pasien berhak atas privasi dan kerahsian penyakit yang diderita termsuk
data-data medisnya
i) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
 Penyakit yang dideritanya
 Tindakanmedis apa yang hendak dilakukan
 Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindkan tersebut dan tindakan
untuk mengatasinya
 Alternatif terapi lainnya
 Prognosanya
 Perkiraan biaya pengobatan
j) Pasien berhak menyetujui member izin atas tindakan yang akan
dilakuakn oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
k) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya
dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri
sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang pemyakitnya
l) Pasien berhak didampingi keluarga dalam keadaan kritis
m) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan rumah sakit
n) Pasien berhak mengajukan usul, saran perbaikan atasperlakuan rumah
sakit terhadap dirinya

7
o) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril mapupun
spritual
C. Kebijakan
1. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
4. Peraturan pemerintah No.32 tahun tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri kesehatan No. 369/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 17 tahun 2013 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktek Perawat
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
Regstrasi tenaga Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 49 tahun 2013 tentan
Komite Keperawatan Rumah Sakit
D. Unit Terkait
1. Unit pengembangan Keperawatan
2. Unit personalia dan Umum

8
BAB III

TATA LAKSANA

A. Dasar Tindakan Disiplin Keperawatan


Keadaan  dan  situasi yang  dapat digunakan  sebagai dasar dugaan
pelanggaran disiplin profesi keperawatan oleh Perawat dan Bidan adalah hal-hal
yang menyangkut:
a. Kompetensi Klinis
b. Asuhan Keperawatan/Kebidanan atas seorang pasien di Rumah Sakit
c. Dugaan penyimpangan etika profesi
d. Pelanggaran Prosedur Tetap
e. Penggunaan obat dan alat kesehatan atas delegasi Dokter sesuai dengan
standar profesi, berdasarkan ketetapan Komite Keperawatan
f. Hal-hal lain yang oleh Komite Keperawatan sepatutnya dianggap
menyangkut disiplin profesi keperawatan
Setiap Perawat dan Bidan wajib memberitahukan adanya dugaan
pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam adalah kepada Ketua Komite
Keperawatan secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu, dan
menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada atasan yang
bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan melalui Direksi.
Ketua Komite Keperawatan wajib meneliti, menindak-lanjuti dan
memberikan kesimpulan serta keputusan atas setiap laporan yang disampaikan
oleh Perawat dan Bidan. Ketua Komite Keperawatan dapat menugaskan Sub-
Komite terkait di bawah Komite Keperawatan untuk meneliti dan menindak-
lanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud. Ketua Komite Keperawatan
memberikan kesimpulan dan keputusan sebagaimana berdasarkan hasil
penelitian dan rekomendasi Sub Komite terkait yang dapat berbentuk:
a. Saran kepada Perawat dan Bidan terkait serta manajemen Rumah Sakit
b. Keputusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya
pelanggaran disiplin profesi dan kode etik.

Semua keputusan yang dimaksud diatas di dokumentasikan secara


lengkap oleh sekertaris komite keperawatan dan diperlakukan secara

9
konfidensial dan pengungkapan dokumen hanya dapat ditentukan oleh direksi
setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Komite Keperawatan

B. Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan

Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi keperawatan dan etika


keperawatan dimulai berdasarkan keputusan Ketua Komite Keperawatan untuk
melakukan penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Statuta ini dan
dilaksanakan oleh Sub-Komite terkait. Sub Komite Disiplin melaksanakan
penelitian berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan dalam Statuta ini. Ketua
Sub-Komite Disiplin menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasinya
kepada Ketua Komite Keperawatan untuk ditetapkan sebagai keputusan Komite
Keperawatan yang memuat:

a. Ringkasan kasus atau kejadian


b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif

Ketua Komite Keperawatan wajib menetapkan keputusan sebagaimana


dimaksud dengan memperhatikan masukan dari Sub-Komite lain dalam waktu
paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya keputusan Sub-Komite
Disiplin. Keputusan Komite Keperawatan disampaikan kepada Direksi dengan
tembusan kepada yang bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
setelah ditetapkannya keputusan tersebut untuk segera ditindak-lanjuti oleh
Direksi.

C. Pembentukan Tim AD-HOC Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika


Profesi Keperawatan

Dalam hal Ketua Komite Keperawatan menyampaikan putusan untuk


melakukan penelitian lanjutan Statuta ini, maka Ketua Sub-Komite Disiplin atau
yang mewakilinya mengusulkan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
menetapkan Tim Ad-Hoc dengan suatu Surat Keputusan.

10
Penetapan Tim Ad-Hoc dilakukan setelah dilakukan penelitian
pendahuluan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Komite
Keperawatan Sub-Komite Disiplin. Tim Ad-Hoc menyelenggarakan sidang
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterbitkannya Surat
Keputusan.

  Ketua Komite Keperawatan atau Staf lain yang ditunjuk, didampingi


Ketua Sub-Komite Disiplin atau Staf lain yang ditunjuk, memimpin sidang
pertama Tim Ad-Hoc untuk menentukan Ketua dan Wakil Ketua Tim Ad-Hoc
dan menjelaskan tata cara persidangan kepada anggota Tim Ad-Hoc. Kepada
Tim Ad-Hoc diperbantukan Sekretaris yang ditunjuk oleh Komite Keperawatan
untuk melancarkan persidangan. Tim Ad-Hoc bertugas melakukan pengkajian
dan penelitian atas kasus yang diterimanya dan melaksanakan persidangan
sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan dalam Satuta ini. Dalam rangka
melakukan pengkajian, Tim Ad-Hoc berwenang meminta informasi kepada
“yang teradu” dan semua pihak di Rumah sakit, termasuk meneliti rekam
keperawatan dan bila diperlukan, meminta bantuan pihak lain di luar Rumah
Sakit dengan peretujuan Komite Keperawatan. Tim Ad-Hoc wajib melaksanakan
rapat-rapat/persidangan untuk menyimpulkan/memutuskan suatu kasus yang
diserahkan kepadanya dalam suatu Surat Kesimpulan yang ditandatangani oleh
Ketua bersama segenap anggota Tim Ad-Hoc untuk diserahkan kepada Ketua
Sub-Komite Disiplin melalui suatu keputusan yang memuat:

a. Ringkasan kasus atau kejadian


b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif

D. Klasifikasi Pelanggaran
Jenis-Jenis Pelanggaran
Jenis-jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu
a. Pelanggaran Ringan
b. Pelanggaran Sedang
c. Pelanggaran Berat

11
Pelanggaran Ringan
1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a) Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
b) Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas kesehatan
kepada pasien
c) Memberi informasi yang tidak optimal
d) Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak dengan
pasien atau melakukan tindakan
e) Kurang menunjukan sikap empati
f) Tidak memberi informasi pasien saat akan melakukan tindakan
Keperawatan
g) Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan
atau ketenangan kerja (berbicara keras, menghidupkan radio, TV, dll)
2) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan rumah sakit
yang terkait dengan tugas sebagai perawat / bidan.
3) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a) Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat perawat lain atau
profesi lain
b) Tidak menghargai kelebihan / prestasi perawat lain atau profesi lain.
c) Tidak menghormati hak sesama perawat dan atau tenaga kesehatan
lain
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak memakai
pakaian dinas / seragam sesuai yang ditetapkan.

Pelanggaran Sedang

1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien


a) Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan,
menggosok gigi / oral hygiene, vulva hygiene
b) Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat
kecemasan pada pasien dan keluarga
c) Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk pada pemuka
agama pada saat pasien membutuhkan / dalam skaratul maut

12
d) Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap yang
dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiw
e) Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien yang
butuh bantuan
f) Tidak melakukan prosedur teknik aseptik / antoseptik yang
mengakibatkan terjadi infeksi
g) Tidak melakukan tindakan pencegahan dekubitus (mengubah posisi,
memberi pelembab, bedak, massage, mengganti alata tenun yang
basah / kotor).

3. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas


a) Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan kebijakan
rumah sakit yang berlaku
b) Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan pasien.
c) Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan keperawatan secara
optimal
d) Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan
(respon pasien, kondisi pasien dll)
e) Tidak mawas diri dalam melaksanakan tugas perawatan. 
3.      Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi
Lain
a.  Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesama perawat atau
profesi lain.
b.  Tidak mau membantu perawat lain dalam menjalankan tugas saat
dibutuhkan.
c.  Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif.
d.   Melemparkan tanggung jawab keapda perawat lain.
e.   Tidak mau memberi / transformasi ilmu, keterampilan dan pengalaman
kepada perawat lain atau profesi lain.
f.   Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan dari
semua perawat dan profesi lain dalam rangka peningkatan keterampilan di
bidang keperawatan.
g.   Membicarakan kekurangan / keburukan perawat lain di depan / kepada
pasien / keluarga.

13
4.      Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a.   Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non formal.
b.   Tidak berupaya meningkatkan kemampuan profesional.
c.    Tidak menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukan
perilaku dan sifat pribadi yang tercela, merokok diruang perawatan,
tidak menggunakan seragam lengkap, menjelekkan profesi perawat
atau organisasi profesi, mengeluarkan kata-kata kotor saat berdinas.

C.     Pelanggaran Berat
1.      Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a.  Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit.
b.  Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan nafas.
c.  Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi kardiovaskuler.
d.  Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat / henti
jantung / pain (kecuali keinginan keluarga).
e.   Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir,
keracunan, salah obat, salah transfusi dll).
f.    Melakukan tindakan Keperawatan yang tidak sesuai prosedur tetap
yang dapat menyebabkan kematian / kecacatan.
g.   Memberikan informasi yang tidak benar / tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
h.   Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.
i.    Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien / keluarga
(laporan tertulis / lisan / kotak saran).
j.   Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi / orang yang
berhak mengetahui.
k.  Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia massa.
l.   Tidak melakukan prosedure aseptik / antiseptik.
m.  Tidak menghargai agama pasien / keluarga.

14
n.   Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien berdasarkan
status sosial dan martabat pasien. 
2.      Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a.    Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan prosedur
tetap dan kebijakan rumah sakit yang dapat merugikan pasien secara
fisik / mental.
b.    Tidak memegang teguh rahasia jabatan.
c.     Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin, aliran
politik, agama dan status sosial sesuai dengan keinginan pribadi.

3.      Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi


Lain
a.   Bertengkar dengan semua perawat atau profesi lain.
b.   Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesama perawat atau profesi
lain.
c.   Mencelakakan perawat dan profesi lain.
d.   Mengadu domba sesama perawat atau profesi lain.
e.   Melindungi perbuatan teman yang tidak etis / praktek legal.

4.      Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan


a.    mengkomersialkan / memperjual belikan harta rumah sakit untuk
kepentingan pribadi atau profesi Keperawatan.
b.    menjual nama organisasi profesi Keperawatan untuk kepentingan
pribadi, mencari dana atas nama profesi lain untuk kepentingan
pribadi, promosi produk tertentu dikaitkan dengan profesi untuk
kepentingan pribadi.
c.    Menggunakan obat-obat terlarang / alkohol saat bertugas.
d.    Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore, malam tanpa izin.

15
e.    Meninggalkan / tidak dinas selama 7 hari berturut-turut dalam satu
bulan tanpa izin. 
E. Mekanisme Penanganan Masalah Etika
Penanganan masalah etika Keperawatan merupakan penanganan masalah yang
dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelanggaran masalah Kode Etik Keperawatan Indonesia dan Kode Etik
Kebidanan. Yang bertanggung jawab dalam masalah etik adalah :
a.  Direktur  RSUD  Waled.
b.  Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan.
c.  Kepala Ruangan.
d.  Ketua Komite Keperawatan melalui Sub Komite Etik Komite Keperawatan.
Untuk mekanisme penyelesaian masalah etika meliputi:
a.  Membuat kronologis kejadian.
b.  Menilai bobot masalah (pelanggaran  ringan, sedang, berat).
c.   Penyelesaian  masalah secara berjenjang  yaitu : Kepala Ruangan, Kepala
Bidang Pelayanan Keperawatan, Direktur Rumah Sakit dengan melibatkan sub
komite etik komite keperawatan, dan organisasi profesi (PPNI dan IBI). 

F. Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran
a.  Pelanggaran Ringan
1.  Pelanggaran ini ditangani / diselesaikan oleh kepala ruangan.
2.  Perawat yang melakukan pelanggaran diberi teguran lisan
3.   Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala
bidang   pelayanan keperawatan dan harus diketahui oleh sub komite etik
komite keperawatan
b.  Pelanggaran Sedang
1.    Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala
bidang  pelayanan keperawatan
2.    Pelanggaran ini ditangani oleh kepala bidang pelayanan keperawatan dan
harus diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan.
3.    Kepala bidang Pelayanan keperawatan memanggil perawat yang melakukan
pelanggaran dan wajib / harus membuat surat pernyataan, serta memberikan
sangsi tertulis kepada perawat yang membuat pelanggaran.

16
4.    Pelanggar dialihkan tanggungjawabnya
c.  Pelanggaran Berat
1.    Kepala Ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala
bidang pelayanan  keperawatan.
2.    Kepala bidang pelayanan keperawatan menyerahkan laporan yang
sebelumnya sudah diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan ke
Direktur.
3.    Kepala bidang pelayanan keperawatan, Kepala Ruangan, Sub komite etik
komite keperawatan serta Direktur bersidang untuk menentukan hukuman
yang akan diberikan.

G. Sistem Pencatatan dan Pelaporan

 Setiap terjadi pelanggaran Kode Etik Keperawatan dilakukan pencatatan dan


pelaporan menggunakan formulir baku sebagai berikut :

1.  Formulir Peringatan Lisan (Lampiran 1)

Formulir ini ditujukan untuk perawat yang melakukan pelanggaran kode


etik keperawatan yang diisi oleh kepala ruangan

2.   Formulir Laporan Kejadian Pelanggaran Kode Etik Keperawatan (Lampiran


2)

Formulir ini berfungsi untuk mencatat laporan kejadian pelanggaran kode


etik keperawatan yang diisi oleh kepala ruangan.

3.   Formulir Pengarahan/Konseling (Lampiran3)

Formulir ini berfungsi bahwa perawat/bidan yang bersangkutan telah


melakukan pelanggaran sebagai pengakuan dan telah diberikan pengarahan.
Formulir ini diisi oleh yang telah memberikan pengarahan (konselor) dan
ditandatangani oleh perawat/bidan yang bersangkutan.
H. Penomoran Pelanggaran
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor pelanggaran yang
sesuai jenis pelanggaran etika keperawatan. Contoh penomoran tersebut adalah:

17
Bila terjadi kasus : Seorang perawat  tidak melakukan prosedur aseptik /
antiseptik. Maka nomor pelanggaran perawat tersebut adalah C1l yaitu
pelanggaran Berat (C), pada tanggung jawab perawat terhadap pasen (1), dipoint
tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptic (l).

ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK

PENGADUAN LISAN / TERTULIS

DIREKTUR

KOMITE KEPERAWATAN

SUB KOMITE KREDENSIAL SUB KOMITE ETIKA&DISIPLIN SUB KOMITE MUTU


\\\DISIPLIN KEPERAWATAN

PEMBENTUKAN TIM AD-HOC UNTUK - Pengumpulan


MENELITI PELANGGARAN LEBIH LANJUT data
- Pemanggilan
yang
bersangkutan
RAPAT
18

REKOMENDASI
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Dokumentasi berkas perawat disimpan dalam arsip kepegawaian


2. Absensi tenaga keperawatan
3. Daftar hadir disetiap kegiatan unit keperawatan

19

Anda mungkin juga menyukai