2. Hak cuti besar tidak dapat diganti dengan uang atau dapat ditentukan lain jika yang
bersangkutan didalam pekerjaan mengharuskannya untuk tetap masuk. Dan yang dapat diuangkan
hanya Hak cuti tahunannya saja yang disertai dengan surat keterangan dari kepala bagian
masing-masing.
3. Pengambilan cuti besar tidak dapat diambil secara sekaligus tetapi secara bertahap, pengaturan
cuti diatur oleh kepala bagian masing-masing. Hak cuti besar akan gugur/hangus apabila tidak
diambil oleh karyawan, sementara hak cuti besar berikutnya sudah jatuh tempo.
Pasal 28
Cuti Sakit
1. Cuti sakit adalah cuti yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang harus dibuktikan
dengan surat keterangan dari dokter.
2. Lamanya cuti sakit harus sama dengan jumlah hari istirahat sakit yang diberikan oleh dokter.
3. Surat keterangan sakit yang diberikan oleh dokter harus ditandatangani oleh kepala bagian yang
bersangkutan.
4. Selama karyawan menjalankan cuti sakit, upah tetap dibayarkan.
Pasal 29
Istirahat Melahirkan
1. Karyawan wanita yang akan melakukan persalinan diberikan istirahat melahirkan selama 1,5 bulan
sebelum saat persalinan dan 1,5 bulan setelah saat persalinan menurut perhitungan ahli, dengan
tetap mendapatkan upah, (Pelaksanaannya dilengkapi dengan surat dokter ahli kandungan/Bidan
yang merawatnya).
2. Karyawan wanita yang mengalami gugur kandungan, diberikan hak atas istirahat untuk paling lama
1,5 bulan, dengan tetap mendapatkan upah, (UU no. 13 tahun 2003). Pelaksanaannya dilengkapi
dengan surat keterangan dokter ahli kandungan/Bidan yang merawatnya.
3. Permohonan istirahat melahirkan harus diajukan 1 (satu) bulan sebelum masa istirahat itu akan
dilaksanakan, dibuat secara tertulis dutujukan kepada HRD, melalui kepala bagian masing-masing
dengan melampirkan surat keterangan dokter/bidan yang merawat.
Pasal 30
Ijin Resmi
1. Dalam hal-hal tertentu, perusahaan dapat memberikan ijin meninggalkan pekerjaan dengan
mengajukan ijin tertulis terlebih dahulu, antara lain :
a. Perkawinan karyawan/anak karyawan : 3 hari
b. Suami/istri/anak karyawan meninggal dunia : 3 hari
c. Orang tua/mertua, saudara kandung karyawan meninggal dunia : 2 hari
d. Istri karyawan melahirkan / keguguran : 2 hari
e. Mengkhitankan/pembaptisan anak karyawan : 2 hari