Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

………./PKWT/ – kota ……../……../20….

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini (“Perjanjian”) ditandatangani pada hari ini Senin tanggal, 15 April 2019 di
Banjarmasin oleh dan antara

I. Nama :
Jabatan :
Alamat : Jln.
Bertindak untuk dan atas nama PT. , perusahaan jasa yang bergerak dibidang jasa pemborongan
kerja, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA dan/atau dalam perjanjian ini disebut juga sebagai
PERUSAHAAN.

Dan
II. N a m a : .......................................
NIP : …………………………
Tempat, Tgl Lahir : ........................................
Umur : ..... Tahun.
Al a ma t : ..............................................................................................................................
Jenis Kelamin : .........................................
No. KTP : ………………………….
No. NPWP : ………………………….

Bertindak atas nama diri sendiri, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA dan/atau dalam perjanjian ini disebut
juga sebagai PEKERJA.

Dengan terlebih dahulu menerangkan hal-hal yang mendasari dibuatnya Perjanjian ini:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Perusahaan Penerima Pemborongan Pekerjaan yang sesuai peraturan
perundang-undangan.
2. Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud mengadakan Perjanjian dengan PIHAK KEDUA untuk
mengerjakan proyek tersebut di perusahaan pemberi pekerjaan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, Kedua Belah Pihak telah sepakat untuk melakukan Perjanjian dengan
ketentuan persyaratan sebagai berikut :

BAB I
POKOK PERJANJIAN
Pasal 1
1. PIHAK PERTAMA akan mempekerjakan PIHAK KEDUA untuk kepentingan pemborongan pekerjaan
yang didasarkan perjanjian dengan Perusahaan pemberi kerja yaitu :
Posisi/Jabatan :
Lokasi Kerja (Kota/Kabupaten) :
Selama waktu :
Awal masa kerja :
Berakhirnya masa kerja :

2. Bilamana oleh karena satu dan lain hal kerjasama Perusahaan dengan Pemberi Kerja diakhiri namun
perjanjian ini masih berlangsung, maka PIHAK KEDUA bersedia dan sanggup untuk ditempatkan di seluruh
wilayah kerja kantor perwakilan sesuai kebutuhan perusahaan.

3. PIHAK KEDUA akan memperoleh imbalan jasa berupa gaji dan/atau tunjangan yang bersifat tetap atau
berikut pula kompensasi yang didasarkan atas pencapaian satuan hasil kerja yang akan ditentukan kemudian
terpisah dari perjanjian ini yang dapat berupa insentif atau komisi yaitu, sebesar :
3.1 Komponen tetap :
* Gaji Pokok Rp. 2.689.392,- per bulan
* Tunjangan jabatan Rp. 100.000,- per bulan
* Tunjangan pulsa Rp. 100.000,- per bulan
3.2 Komponen tidak tetap :
* Tunjangan transport Rp. 15.000,- per hari
* Tunjangan makan Rp. 15.000,- per hari
* Tunjangan ........ Rp. ……………,- per hari

Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam poin 3.2 tersebut dihitung berdasarkan total kehadiran dalam satu
bulan.
- Sistem pembayaran gaji akan diatur sesuai dengan peraturan unit kerja yang berlaku.
- Untuk perhitungan Insentif/Komisi dan lembur dihitung sesuai dengan produktivitas PIHAK
KEDUA bila ada.
- PIHAK KEDUA akan diikutsertakan dalam Program BPJS ketenagakerjaan oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut:
(i) Jaminan Kecelakaan Kerja; (ii) Jaminan Kematian; (iii) Jaminan Hari Tua.(iv) Jaminan Pensiun
- PIHAK KEDUA akan diikutsertakan dalam program BPJS Kesehatan.
- Gaji di atas belum dipotong dengan pajak pendapatan ( PPH 21) dan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
Kesehatan
4. Selain gaji pokok dan tunjangan, maka PIHAK KEDUA tidak akan menerima bentuk-bentuk imbalan dan
tunjangan lainnya dari PIHAK PERTAMA selain apa yang telah diatur pada Perjanjian ini, kecuali apabila
ditetapkan lain berdasarkan kebijaksanaan PIHAK PERTAMA.
5.
BAB II
SYARAT KERJA
Pasal 2
PIHAK KEDUA diwajibkan memakai seragam kerja dan kartu identitas pekerja apabila dipersyaratkan untuk itu
yang sudah disiapkan oleh PIHAK PERTAMA dalam melakukan pekerjaan di lokasi kerja (apabila ada). PIHAK
KEDUA wajib memelihara seragam kerja tersebut dengan baik dan mengembalikan kepada PIHAK PERTAMA
pada saat Perjanjian ini berakhir, apabila pakaian seragam kerja tersebut rusak atau hilang yang disebabkan oleh
lalainya PIHAK KEDUA maka PIHAK KEDUA akan dikenakan biaya sebesar Rp. 350.000,- untuk memperoleh
pengganti pakaian seragam kerja yang hilang atau rusak tersebut.

Pasal 3
1. Hari Kerja PIHAK KEDUA adalah 6 hari dalam seminggu, jam kerja 7 jam sehari, jam kerja diatur sesuai
dengan jadwal kerja yang akan ditentukan berdasarkan keperluan. Apabila ada lembur, maka harus ada
persetujuan dari PIHAK PERTAMA dan (lembur tersebut dihitung sesuai dengan Peraturan Perusahaan yang
mengacu pada Peraturan Perundang-undangan
2. Ijin meninggalkan pekerjaan yang perbolehkan :
a. perkawinan : PIHAK KEDUA sendiri 3 hari
b. menikah/Khitan / Baptis: Anak 2 hari
c. kelahiran /keguguran : Isteri 2 hari
d. kematian : Suami / Isteri, Anak/Menantu atau Orang Tua /
Mertua PIHAK KEDUA 2 hari
e. kematian : anggota keluarga dalam satu rumah PIHAK KEDUA 1 hari
f. izin karena sakit harus melampirkan surat keterangan dokter

Pasal 4
PIHAK KEDUA dapat mengajukan cuti tahunan setelah bekerja selama 12 bulan secara terus menerus kepada
perusahaan PIHAK PERTAMA, sebanyak 12 hari dalam setahun dengan masa berlaku bulan Januari sampai dengan
Bulan Desember setiap tahun dan pengajuan cuti menggunakan surat tertulis selambat-lambatnya 1 minggu
sebelumnya kepada PIHAK PERTAMA. Apabila PIHAK KEDUA cuti tanpa mengajukan dengan surat tertulis
kepada PIHAK PERTAMA dan tanpa mendapatkan persetujuan dari PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA
dianggap telah mangkir dari pekerjaan dan hal tersebut bukan merupakan cuti.

Pasal 5
PIHAK PERTAMA akan memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam peraturan pemerintah yang berlaku.

Pasal 6
PIHAK KEDUA wajib untuk:
1. Melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan mengikuti seluruh perintah kerja baik dari Perusahaan
maupun dari Perusahaan Pemberi Pekerjaan.
2. Membuat Reporting Kegiatan pekerjaan baik secara Mingguan atau Bulanan sesuai dengan ketentuan
perusahaan.
3. Memiliki NPWP, sehingga pemotongan terhadap PPh pasal 21 dikenakan tarip sebesar 5 %, apabila tidak
memiliki NPWP maka pemotongan terhadap PPh pasal 21 dikenakan tambahan tarip sebesar 20 % dari tarip 5
% dimaksud, sehingga total menjadi 6%.
4. Memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM C), dan apabila tidak memiliki maka jika terjadi kecelakaan yang terkait
dengan jasa marga/ Kepolisian/ ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan kepemilikan SIM (surat ijin
mengemudi), perusahaan tidak turut menanggung / bertanggung jawab.
5. Memakai alat perlindungan diri dan memenuhi serta mentaati semua syarat-syarat / ketentuan-ketentuan
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan di lokasi kerja.

Pasal 7

Pihak Kedua wajib mematuhi prosedur mengenai kerahasiaan informasi data perusahaan dan unit kerja dimana
Pihak Kedua ditempatkan termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a. merahasiakan dan tidak mengungkapkan informasi rahasia Perusahaan maupun rahasia Pemberi Kerja kepada
orang lain selain daripada Pihak – Pihak yang ditunjuk dan diberi kewenangan oleh Perusahaan selama masa
penugasan.
b. tidak mengungkapkan rencana-rencana usaha atau metode-metode dan strategi-strategi pemasaran, biaya atau
informasi rahasia dan hak milik lainya menyangkut para calon nasabah, klien dan vendor dari perusahaan dan
prinsipal.
c. apabila penugasan pada perusahaan dan unit kerja dimana ditempatkan berakhir, setuju dan taat untuk tidak
mengungkapkan atau menggunakan informasi rahasia tersebut dan berkewajiban mengembalikan semua
dokumen dan hal-hal lain yang dimiliki oleh perusahaan dan unit kerja dimana ditempatkan atau anak
perusahaannya kepada perusahaan dan unit kerja dimana ditempatkan.
d. memahami dan taat pada saat ditugaskan di perusahaan maupun di lokasi pemberi kerja dan unit kerja dimana
ditempatkan, berkewajiban segera menginformasikan dan menyerahkan kepada perusahaan dan unit kerja
dimana ditempatkan hasil penemuan atau pengembangan yang dibuat PIHAK KEDUA atau bersama-sama
dengan orang lain yang timbul dari penugasan PIHAK KEDUA.
e. tidak menyimpan dan/atau memindahkan data yang mengandung informasi perusahaan dan unit kerja dimana
ditempatkan untuk kepentingan pribadi, data bisnis termasuk informasi yang dapat digunakan untuk pencurian
identitas atau kerahasiaan perusahaan dan prinsipal di komputer kerja (termasuk notebook, laptop, PDA,
Blackberry, Telephone Genggam dan flash disk).
f. PIHAK KEDUA yang pada fungsi dan tugasnya berhubungan dengan atau mengelola dokumen Perusahaan
dan/atau dokumen Pemberi Kerja dalam hal ini juga berpedoman dengan ketentuan – ketentuan yang termuat
pada Undang – undang 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.

BAB III
PENGAKHIRAN PERJANJIAN DAN GANTI RUGI
Pasal 8
1. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri Perjanjian ini tanpa disertai ganti rugi
dan/atau membayar kompensasi sisa masa waktu perjanjian ini maupun pesangon kepada PIHAK KEDUA,
apabila PIHAK KEDUA melakukan kesalahan sebagai berikut :
a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan.
b. memberikan keterangan tidak benar sehingga merugikan perusahaan.
c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukan, memakai dan atau mengedarkan narkotika,
psikotropika dan zat aditif lainnya di tempat kerja.
d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di tempat kerja.
e. menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam PIHAK PERTAMA atau keluarga PIHAK
PERTAMA atau teman sekerja.
f. menghasut PIHAK PERTAMA atau teman sekerja untuk melakukan suatu perbuatan yang
bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
g. tidak masuk kerja selamfa 5 (lima) hari kerja berturut-turut dan telah dipanggil oleh PIHAK
PERTAMA 2 (dua) kali baik secara tertulis maupun melalui telepon, tetapi tidak dapat memberikan
keterangan tertulis dengan bukti yang sah.
h. dengan sengaja atau karena kecerobohannya merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang-barang atau peralatan milik PIHAK PERTAMA.
i. dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan membiarkan dirinya atau teman sekerjanya dalam
keadaan tidak nyaman/bahaya.
j. membongkar rahasia PIHAK PERTAMA ataupun pihak perusahaan pengguna jasa pemborongan
kerja yang seharusnya dirahasiakan.
k. tidak mencapai target kerja selama 3 bulan berturut-turut.
l. melakukan pelanggaran ketentuan – ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 perjanjian ini;
m. hal-hal lain yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan dan/atau Peraturan
Perusahaan.
2. Perjanjian ini akan berakhir dengan sendirinya apabila:
a. PIHAK KEDUA meninggal dunia
b. berakhirnya obyek pekerjaan oleh unit dimana PIHAK KEDUA ditempatkan.
c. bila pihak pemberi pekerjaan / principal memutuskan kerjasama dengan Perusahaan, atau atas
pengurangan pekerjaan sebagian / keseluruhan yang berakibat pada hilangnya penyerahan pekerjaan yang
menjadi tugas dan fungsi kerja PIHAK KEDUA;
d. atas kehendak pihak pemberi kerja, PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar kinerja yang ditentukan;
e. terjadi keadaan kahar (bencana alam, kerusuhan sosial gangguan keamanan) di area tempat tinggal
PIHAK KEDUA sedemikian sehingga tidak memungkinkan adanya kegiatan kerja di area tempat tinggal
PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA wajib mengganti kerugian, baik kerugian yang diderita oleh Perusahaan maupun
pemberi kerja, oleh karenanya kerugian tersebut akan menjadi pemotongan imbalan PIHAK KEDUA dan/atau
pembayaran seketika yang diberlakukan bagi PIHAK KEDUA dalam hal :
a. karena kesalahan PIHAK KEDUA, terjadi selisih stok barang yang menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA sehingga menimbulkan kerugian pada Perusahaan, Pemberi Kerja atau unit kerja dimana PIHAk
KEDUA ditempatkan;
b. PIHAK KEDUA mengakhiri Perjanjian sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian, oleh karenanya
PIHAK KEDUA wajib mengganti semua biaya yang sudah dikeluarkan oleh Perusahaan (biaya
training,akomodasi) bila ada;
c. apabila PIHAK KEDUA telah melakukan kesalahan berat sebagaimana dimaksud pada ketentuan pasal
dalam perjanjiian ini dan atau tindak pidana baik itu penipuan, penggelapan, pencurian dan/atau perbuatan
lainnya yang melanggar hukum yang mana hingga menimbulkan dampak kerugian bagi PIHAK
PERTAMA dan/atau Pemberi Kerja maka PIHAK KEDUA wajib untuk mengganti kerugian sesuai nilai
material kerugian tersebut kepada PIHAK PERTAMA. Apabila kerugian tersebut tidak memungkinkan
PIHAK KEDUA untuk mengganti biaya kerugian tersebut, maka PIHAK KEDUA bersedia untuk
menyerahkan asetnya sebagai jaminan yang cara penyelesaian akan disepakati di kemudian hari oleh Kedua
belah Pihak
4. Sesuai pasal 62 UU No.13/2003, apabila salah satu Pihak mengakhiri Perjanjian kerja sebelum
berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian ini,atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 ayat (1) UU No. 13/2003, Pihak yang mengakhiri hubungan
kerja diwajibkan membayar ganti kepada Pihak lainnya sebesar Upah pekerja sampai batas waktu berakhirnya
jangka waktu perjanjian kerja .Bila dianggap perlu Perjanjian ini dapat diubah/diganti atas persetujuan kedua
belah pihak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
5. Dalam hal pengakhiran Perjanjian, PIHAK KEDUA harus mengajukan permohonan pengkahiran
perjanjian ini atau permohonan pengunduran diri yang setidaknya dalam waktu 1 (satu) bulan sebelum tanggal
cut off penggajian pada bulan berjalan, apabila tidak melakukan hal tersebut maka PIHAK KEDUA wajib
membayar sisa kontrak dan bersedia untuk tidak dibayar terhadap sisa hari kerja tersebut.
6. PIHAK KEDUA harus memberikan surat keterangan yang disetujui oleh unit terkait dari
Perusahaan tentang pengembalian aset Perusahaan dan penyelesaian kewajiban PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA.
7. Dalam hal pengakhiran Perjanjian, PIHAK KEDUA harus membuat Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan & Exit Interview dengan kewajiban mengembalikan: seragam, Id card, Inventaris Kantor,
Reporting Update, dll;
8. Apabila Perjanjian ini berakhir, PIHAK KEDUA tidak menerima kompensasi dan / atau
pembayaran lainnya dalam bentuk apapun dari PIHAK PERTAMA.

Pasal 9
Untuk menjamin sebagaimana pasal 8 angka 3 Perjanjian ini maka perjanjian kerja ini dapat dipakai juga
sebagai pernyataan kesediaan pengalihan gaji terakhir dan melepaskan asetnya sebagai jaminan kepada PIHAK
PERTAMA guna menutupi kerugian PIHAK PERTAMA tanpa menghilangkan proses hukum yang berjalan.

BAB IV
PERLINDUNGAN DAN JAMINAN KELANGSUNGAN KERJA

Pasal 10
Perlindungan hak-hak PIHAK KEDUA akan beralih dari PIHAK PERTAMA kepada perusahaan pemborongan yang
lain apabila terjadi pergantian perusahaan penerima pemborongan dari perusahaan pemberi pekerjaan / prinsipal.

BAB V
LAIN – LAIN DAN PENUTUP
Pasal 11
1. Hal dan ketentuan dalam Perjanjian ini yang belum atau tidak diatur akan diatur
kemudian dalam bentuk Addendum, sedangkan terhadap ketentuan – ketentuan dalam perjanjian ini yang
diperlukan suatu perubahan akan disusun kemudian dalam bentuk Amandemen perjanjian, yang kesemuanya
ditandatangani oleh Para Pihak dalam perjanjian ini yang merupakan bagian tidak terpisah dalam Perjanjian ini;
2. Apabila terjadi perselisihan hubungan industrial akan diselesaikan dengan cara
musyawarah, dan apabila cara musyawarah tidak dapat tercapai maka akan diselesaikan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
3. Segala bentuk perselisihan akibat berlangsungnya hubungan kerja PIHAK KEDUA
ini, para pihak menyatakan sepakat hanya akan terbatas melibatkan pihak – pihak yang membuat perjanjian ini,
dan juga dengan ini Para Pihak sepakat untuk melepaskan pihak – pihak lain dalam hal adanya perselisihan
hubungan kerja terkait perjanjian ini
4. PIHAK KEDUA telah membaca, mengerti dan setuju dengan isi Perjanjian ini, dan
menyatakan tidak akan melakukan tuntutan dalam bentuk apapun terhadap PIHAK PERTAMA setelah
berakhirnya Perjanjian ini.
5. PIHAK KEDUA wajib mematuhi dan mentaati peraturan, surat-surat keputusan serta
tata tertib perusahaan maupun pemberi kerja.
6. PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan akan tunduk pada syarat-syarat yang
ditetapkan dalam Perjanjian ini, kecuali yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini maka PIHAK KEDUA tidak
dapat menuntut fasilitas-fasilitas lainnya dari PIHAK PERTAMA yang diatur dalam Perjanjian ini.
7. Perjanjian ini dirancang dan dibuat berdasarkan Peraturan Perundang-undangan,
namun apabila pada saat Perjanjian ini tengah berlangsung terjadi perubahan dalam ketentuan Peraturan
Perundang-undangan dan/atau Peraturan Perusahaan maka ketentuan pada Perjanjian ini akan diubah dan
selanjutnya akan diatur kemudian dalam Perjanjian tambahan berupa Addendum.
8. Segala bentuk dokumen – dokumen yang dibuat dan ditandatangani oleh PIHAK
KEDUA dan/atau Para Pihak diluar perjanjian ini dan/atau Addendum dan/atau Amandemen pada saat masa
perjanjian ini berlangsung yang termasuk namun tidak terbatas pada : surat pernyataan, surat kesanggupan dan
lainnya adalah merupakan dokumen – dokumen, surat – surat yang diberlakukan mengikat dan tidak
terpisahkan dengan perjanjian ini.
9. Perjanjian ini disusun, disepakati dan ditandatangani yang oleh karenanya tunduk
pada Peraturan Perusahaan maupun peraturan yang berlaku pada Pemberi Kerja.

Demikian perjanjian ini disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari ini Tanggal 15 April 2019 di
Banjarmasin

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


………………… Rohana Tiur Hutagalung

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : ........................................................................................
Bagian : ........................................................................................
Alamat : ........................................................................................
Tempat Tgl Lahir : ........................................................................................
Ditempakan di Perusahaan : ........................................................................................

Bersedia untuk :

1. Melakukan absensi on line yang berlaku di perusahaan, apabila tidak maka tidak akan
mendapat gaji sebanyak hari kerja dimana karyawan tidak melakukan absen on line tersebut.

2. Menanggung biaya pemakaian absensi on line sebesar Rp. 4.000,- per bulan.

3. Karyawan wajib membuka Slip gaji on line setiap bulan

4. Tidak menerima referensi kerja apabila :


- Keluar tidak sesuai prosedur yang ditetapkan Perusahaan
- Tidak melakukan serah terima dengan benar kepada Departemen Head Perusahaan
- Tidak menyelesaikan tanggungan kerugian yang dilakukan pada saat bekerja di
Perusahaan
- Permintaan referensi kerja melebihi 2 bulan dari tanggal tidak bekerja lagi di Perusahaan.

5. Karyawan yang kepesertaan BPJS kesehatannya belum dapat diproses di BPJS Kesehatan
Perusahaan maksimal 2 bulan wajib sudah mengikuti kepesertaan di BPJS Kesehatan
Perusahaan dengan melakukan sebagai berikut :
 Untuk BPJS Kesehatan yang terdaftar mandiri dapat dimutasi dengan cara membuat
surat pernyataan pengakuan tunggakan Mandiri.
 Untuk BPJS Kesehatan yang terdaftar di perusahaan lain (ikut orang tua/pasangan)
WAJIB dimutasi dengan cara mendaftarkan melalui form 37 kolom. Dari BPJS Kesehatan.
 Untuk BPJS Kesehatan yang terdaftar di pemerintah (APBN/APBD) WAJIB mengundurkan
diri dari kepesertaan tersebut dengan cara mengisi form pengunduran diri dari BPJS
Kesehatan.

6. Mengikuti standar rekrutmen Perusahaan yaitu :


- Tidak berpindah kerja dalam 1 (satu) grup Perusahaan / Principal apabila kontrak kerja
belum berakhir.
- Apabila bekerja kembali minimal setelah 3 bulan dari tanggal tidak bekerja di Perusahaan.

Banjarmasin, 15/April/2019
Yang membuat pernyataan

……………………………………
Karyawan

Anda mungkin juga menyukai