Nomor: 002/SKTK-PKPW/TOKTUR/II/2020
Pada hari ini Senin, tanggal 3 Februari, tahun 2020, PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja paruh waktu
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan berikut:
Pasal 1
PENGERTIAN PERJANJIAN PARUH WAKTU
Yang dimaksud dengan Perjanjian Paruh waktu di sini adalah bahwa PIHAK PERTAMA
menyerahkan pekerjaan untuk dikerjakan oleh PIHAK KEDUA dengan waktu kerja
selama 6 (Enam) jam secara Flexibel dan dalam mengerjakan pekerjaan tersebut PIHAK
KEDUA tunduk pada peraturan dan sistem kerja yang berlaku pada perusahaan PIHAK
PERTAMA.
Pasal 2
PENUNJUKAN SEBAGAI KARYAWAN KONTRAK
1. PIHAK PERTAMA memberi pekerjaan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK
KEDUA mengakui menerima pekerjaan dari PIHAK PERTAMA.
2. Dalam perjanjian kontrak kerja ini, PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan
Perencana Bisnis (Business Planner) Dalam Tim Maros
3. Pekerjaan sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua) pasal ini dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA selama 6 (enam) bulan, terhitung mulai tanggal Tiga, bulan Dua, tahun Dua
Pasal 3
CARA KERJA
1. Pengaturan mengenai cara kerja seperti Jobdesk dan tanggung jawab PIHAK
KEDUA akan disampaikan dalam sebuah pengarahan langsung dan tertulis
(Terlampir) oleh PIHAK PERTAMA atau wakilnya
2. Pihak Kedua hanya diperkenankan mengerjakan pekerjaan sebagai Karyawan di UD.
BARAKATI JAYA dan dengan demikian PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk
mengerjakan pekerjaan lain kecuali yang berhubungan dengan
perkuliahan/organisasi kampus/Usaha Sendiri, atau atas persetujuan tertulis dari
PIHAK PERTAMA
Pasal 4
JANGKA WAKTU
1. Hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA berlaku selama 6
(Enam) bulan terhitung sejak perjanjian ini ditandatangani dan berakhir pada tanggal
3 bulan Agustus tahun 2020.
2. Apabila kontrak tenaga kerja ini telah selesai, maka kedua belah pihak dapat
membuat kesepakatan perpanjangan kontrak baru tertulis dari PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA.
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN
1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama berkewajiban
membina hubungan kerja yang harmonis agar tercipta ketenangan kerja dan
ketenangan usaha.
2. PIHAK KEDUA berhak untuk:
a. Menerima gaji/honor dari PIHAK PERTAMA dengan kesepakatan sebesar Rp
1,550,000,- (Satu Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) sebagai imbalan
ketenaga kerjaan paruh waktu tersebut. Sistem Pembayaran Gaji/Honor oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan dengan Tunai atau
transfer dengan terlebih dahulu Mengisi dan Menandatangani Tanda Terima
Gaji/Honor. Pembayaran dilakukan diantara tanggal 1-5 dibulan berjalan (default)
Pasal 6
WAKTU DAN TEMPAT KERJA
PIHAK KEDUA wajib mentaati waktu kerja sebagai berikut:
1. Jam kerja normal adalah 6 (Enam) jam kerja untuk 1 (satu) hari (Waktu Flexible)
Selasa - Sabtu Flexible dari Jam 08.00 – 20.00 WITA
Senin dan Ahad Libur
Jadwal Meeting Kapan Saja (Tetap dikondisikan)
2. Lokasi tempat kerja bisa berada di kantor utama (Rumah Sewa Sementara) atau
namun jika tidak memungkinkan, diperbolehkan melakukan pekerjaan remote dari
lokasi manapun.
3. Tidak ada istilah lembur karena jam kerja yang flexible
Pasal 7
SANKSI
1. Bilamana PIHAK KEDUA ternyata tidak memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut
diatas, PIHAK PERTAMA berwenang memberikan teguran atau peringatan baik
lisan maupun tulisan kepada PIHAK KEDUA.
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak mengindahkan teguran atau peringatan tersebut, maka
PIHAK KEDUA dapat dikenakan pemutusan hubungan kerja sebelum masa kontrak
kerja berakhir, tanpa adanya kewajiban PIHAK PERTAMA memberikan uang
pesangon, uang jasa, ataupun uang ganti kerugian lainnya kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 9
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum di dalam Perjanjian ini, akan diatur kemudian.
2. Segala perubahan terhadap sebagian atau seluruh pasal-pasal dalam Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu ini hanya dapat dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak.
3. Perjanjian ini dibuat bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum.
Demikianlah Perjanjian Kontrak Kerja Paruh Waktu ini dibuat oleh kedua belah pihak
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari
pihak manapun.
Disepakati di Makassar, 03 Februari 2020