Anda di halaman 1dari 19

Zhafirah Nisa Almira/ NPM.

19071010204
Skema Sertifikasi Pengembangan Persyaratan
Kerja dan Pencegahan Diskriminasi
di Tempat Kerja

PERATURAN PERUSAHAAN
PT. SUBUR MAKMUR
Nomor: 01/PP/I/2023

Tekstil Consern

PT. SUBUR MAKMUR


Jalan Raya Rungkut B5 No.1., Surabaya
BAB I
UMUM
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Perusahaan ini dimaksud dengan:
(1) Perusahaan adalah PT. Subur Makmur merupakan perusahaan yang
bergerak dalam indukstri tekstil didirikan berdasarkan akta notaris
nomor 21/09/PP/2022, dibuat di hadapan notaris Lesty Kejora, S.H.,
M.Kn.
(2) Direksi adalah terdiri dari Direktur Utama dan para direktur
sebagaimana tertuang di dalam akta pendirian Perusahaan yang
diangkat dan diberhentikan oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham) dan bertanggung jawab kepada RUPS
(3) Karyawan Adalah tenaga kerja yang diterima dan dipekerjakan di
Perusahaan berdasarkan surat perjanjian kerja sesuai dengan
ketentuan berlaku

Pasal 2
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari Peraturan Perusahaan ini adalah untuk
menciptakan hubungan kerja yang baik, mengatur kewajiban dan hak
karyawan terhadap Perusahaan ataupun sebaliknya sehingga terwujud
ketenangan kerja dan produktivitas kerja maksimal yang bermanfaat bagi
kedua belah pihak.
Pasal 3
Ruang Lingkup Peraturan Perusahaan
(1) Peraturan Perusahaan ini mengatur hal-hal yang bersifat umum. Yang
bersifat khusus dan hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan
Perusahaan ini akan diatur dengan Surat Keputusan Direksi.
(2) Sepanjang suatu hal tidak diatur dalam Peraturan Perusahaan ini atau
dalam peraturan lain yang dikeluarkan oleh perusahaan, berlaku
ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-undang dan peraturan
pemerintah yang berlaku.
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 4
Formasi

(1) Formasi tenaga kerja ditetapkan oleh Pimpinan Perusahaan bersama-


sama dengan penetapan Struktur Organisasi Perusahaan, uraian tugas
(Job Description) tingkat golongan jabatan dan persyaratan-persyaratan
dari tiap - tiap jabatan/pekerja.
(2) Formasi tenaga kerja diperlukan untuk meningkatkan kinerja
organisasi atau untuk menjaga produktivitas, efektivitas dan efisiensi
perusahaan.
(3) Formasi tenaga kerja menjadi dasar utama untuk memungkinkan
adanya :
a. Penerimaan karyawan baru
b. Penempatan dan pemindahan karyawan
c. Pemberian promosi jabatan kepada karyawan.
(4) Formasi tenaga kerja dapat sewaktu-waktu diubah oleh pimpinan
perusahaan menurut keadaan dan kebutuhan / kepentingan
perusahaan.
(5) Direksi berhak untuk memindahkan karyawan dari satu departemen
ke departemen lain atau dari unit usaha yang satu ke unit usaha lain
dalam lingkungan PT. Subur Makmur.
Pasal 5
PERJANJIAN KERJA
(1) Perjanjian kerja dibuat atas dasar :
a. kesepakatan kedua belah pihak
b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan
d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan peraturan perundang undangan yang
berlaku.
(2) Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan b dapat
dibatalkan.
(3) Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dan d batal
demi hukum.

Pasal 6
Perjanjian kerja tidak dapat ditarik kembali dan/atau diubah, kecuali atas
persetujuan para pihak.
Pasal 7
(1) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak
tertentu.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) didasarkan atas :
a. jangka waktu
b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
Pasal 8
PERJANJIAN WAKTU TIDAK TERTENTU
Perjanjian kerja antara Pekerja/Buruh dengan Pengusaha untuk
mengadakan hubungan Kerja yang bersifat tetap. Hubungan kerja yang
bersifat tetap ini, tidak ada batasan waktu (bisa sampai usia pensiun atau
bila pekerja meninggal dunia). Pekerjanya sering disebut sebagai pekerja
tetap berdasarkan perjanjian kerja dengan syarat-syarat yang disepakati
bersama dan mengacu pada peraturan perundang - undangan yang berlaku,
yaitu Pasal 59 UU No. 13 Tahun 2003.
1. Perjanjian dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia.
2. Dapat mensyaratkan masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan.
Pasal 9
PERSYARATAN DALAM PENERIMAAN KARYAWAN
(1) Penerimaan karyawan sepenuhnya merupakan hak dan kewenangan
perusahaan yang disesuaikan dengan rencana kebutuhan dan
penambahan tenaga kerja yang ada di perusahaan.
(2) Dalam mengisi lowongan pekerjaan yang ada, pada dasarnya
perusahaan mengutamakan karyawan yang sudah ada dengan
memperhatikan prestasi, sikap dan kemampuan yang dimiliki
karyawan
(3) Persyaratan Umum untuk dapat diterima menjadi karyawan adalah :
a. Warga Negara Indonesia dan atau Warga Negara Asing yang
mendapat ijin tinggal dan bekerja di wilayah negara Indonesia.
b. Sehat jasmani dan sehat rohani
c. Memenuhi persyaratan dan kualifikasi jabatan ketika penerimaan
karyawan.
d. Tidak terikat dalam hubungan kerja dengan pihak lain.
e. Tidak terdaftar sebagai anggota atau ikut dalam kepesertaan
/keanggotaan organisasi terlarang.
f. Bersedia mentaati peraturan/tata tertib yang berlaku dan yang
akan diberlakukan oleh perusahaan.
g. Tidak memiliki hubungan keluarga sedarah dan atau ikatan
perkawinan dengan karyawan lainnya.
h. Bebas pengaruh alkohol,narkoba dan obat-obatan terlarang.
(4) Penerimaan karyawan dilakukan melalui prosedur rekrutmen yang
ditetapkan oleh perusahaan.
(5) Persyaratan Administrasi penerimaan karyawan :
a. Surat lamaran
b. Foto copy KTP
c. CV atau daftar riwayat hidup
d. Foto copy ijazah pendidikan terakhir
e. Foto copy sertifikat yang terkait dengan kompetensi
f. Pas foto terbaru, berwarna ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar
g. Foto copy surat-surat atau dokumen lain yang relevan.
BAB III
HAK KARYAWAN DAN KEWAJIBAN KARYAWAN

Pasal 10
Hak Karyawan
(1) Setiap karyawan berhak mendapatkan tugas dan pekerjaan sesuai
dengan posisinya yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Direksi.
(2) Setiap karyawan berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan
pendapatan lain yang berupa upah penggantian hak yang seharusnya
diterima (upah lembur), ditetapkan sesuai dengan pekerjaan dan
tanggung jawabnya.
(3) Setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan kesehatan
sesuai peraturan yang berlaku dan diikutsertakan dalam JAMSOSTEK
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) sesuai undang-undang Republik
Indonesia nomor 3 tahun 1992, yang programnya meliputi jaminan
kecelakaan kerja dan jaminan hari tua yang dikaitkan dengan jaminan
kematian.
(4) Setiap karyawan berhak atas waktu dan hari istirahat kerja serta cuti.
(5) Setiap karyawan berhak untuk mendapatkan pelatihan kerja sesuai
dengan bidang produksi perusahaan
(6) Setiap karyawan berhak untuk memperoleh perlakuan yang sama
tanpa diskriminasi dari perusahan
(7) Setiap karyawan yang terancam dan atau terkena tindakan hukum oleh
yang berwajib dalam rangka menjalankan tugas yang diberikan oleh
Perusahaan, berhak memperoleh pembelaan hukum dari Perusahaan
atas biaya perusahaan.

Pasal 11
Kewajiban Melaksanakan Tugas
(1) Melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan
tanggung Jawab.
(2) Bekerja dengan jujur, tertib, cermatp dan bersemangat untuk
kepentingan perusahaan.
(3) Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan
kesatuan sesama karyawan perusahaan.
(4) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
(5) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan
dengan sebaik-baiknya.
(6) Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.
(7) Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap
bawahannya.
(8) Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
(9) Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
karirnya.
(10) Setiap karyawan berkewajiban untuk menjaga data penting yang
dirahasiakan oleh perusahaan.
Pasal 12
Hak Perusahaan
(1) Perusahaan berhak mendapatkan hasil kerja karyawan semaksimal
mungkin.
(2) Perusahaan berhak mengatur karyawan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
(3) Perusahaan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
karyawan yang melanggar peraturan perusahaan.
(4) Perusahaan berhak mendapatkan jaminan atas penjagaan kerahasiaan
data penting oleh karyawan.
Pasal 13
Kewajiban Perusahaan
(1) Perusahaan berkewajiban memberikan perintah pekerjaan kepada
karyawan.
(2) Perusahaan berkewajiban memberikan upah kepada karyawan sesuai
dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.
(3) perusahaan berkewajiban menyediakan jaminan sosial kesehatan
(JAMSOSTEK) kepada karyawan
(4) Perusahaan berkewajiban untuk memberikan waktu istirahat serta
waktu untuk beribadah kepada karyawan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
(5) Perusahaan berkewajiban untuk memberikan pesangon kepada
karyawan yang di PHK sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(6) Perusahaan berkewajiban untuk memberikan pelatihan kerja sesuai
dengan bidangnya.
(7) Perusahaan berkewajiban memperlakukan karyawan secara adil
tanpa diskriminasi.
(8) Perusahaan berkewajiban memberikan perlindungan hukum terhadap
karyawan
(9) Perusahaan berkewajiban untuk membuat peraturan perusahaan

BAB IV
TATA TERTIB
Pasal 14
Hari dan Jam Kerja
Jam kerja untuk pegawai di PT. Subur Makmur diatur sebagai berikut:
- Hari Senin s.d. Jumat : 08.00 - 12.00 & 13.00 - 17.00
waktu setempat
Istirahat selama I jam : 12.00 - 13.00 waktu setempat
Istirahat hari Jumat : 11.30 - 13.00 waktu setempat
- Hari Sabtu : Libur
Seluruh pegawai diwajibkan untuk menggunakan mesin absensi sidik
jari pada saat masuk dan pulang kerja. Ketertiban penerapan llari dan
Jam Kerja akan mempengaruhi Performance Appraisal (PA),
Perencanaan Karir, dan Remunerasi masing-masing pegawai.
Pasal 15
Hari Libur
(1) Hari Libur Perusahaan adalah hari libur resmi yang ditentukan
pemerintah dan hari yang telah ditentukan oleh Perusahaan.
(2) Pada saat hari libur nasional maupun hari yang ditentukan oleh
Perusahaan, Karyawan bebas untuk tidak bekerja dan tetap menerima
gaji sepenuhnya.

Pasal 16
Kerja Lembur

(1) Apabila Perusahaan memerlukan maka karyawan bersedia untuk


melakukan kerja lembur dengan mengikuti peraturan dari
Departemen Tenaga Kerja.
(2) Pekerjaan yang dilakukan lebih dari 40 jam seminggu adalah
kerja lembur dan mendapat upah lembur mendapat upah lembur
karena lembur untuk karyawan tersebut.
(3) Ada karyawan yang tidak dianggap telah diperhitungkan sebagai
salah satu komponen gaji yang diterimanya, yaitu:
- Karyawan yang sedang dalam perjalanan dinas.
- Karyawan yang karena sifat dari pekerjaan sedemikian rupa
sehingga tidak terikat oleh peraturan jam kerja.
- Karyawan dengan golongan gaji tertentu.
(4) Karyawan tersebut pada poin 3 diatas mendapatkan uang
makan dan transport apabila melaksanakan lembur dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila melaksanakan lembur minimal 3 (tiga) jam (diluar waktu
istirahat 1 jam) akan mendapatkan 1 (satu) kali uang makan
b. Apabila melaksanakan lembur minimal 6 (enam) jam (diluar
waktu istirahat 2 jam) akan mendapatkan 3 (tiga) kali uang
makan.
c. Apabila lembur dilakukan diluar hari kerja selain uang
makan juga mendapatkan 1 (satu) kali uang transport.
Pasal 17
Tidak Hadir Karena Sakit
(1) Apabila karyawan tidak hadir kerja pada hari kerjanya karena sakit
maka secepatnya yang bersangkutan/keluarganya wajib memberitahu
atasan langsung dan bagian Sumber Daya Manusia secara lisan atau
secara tertulis.
(2) Karyawan yang tidak hadir kerja pada hari kerjanya lebih dari
2(dua) hari karena sakit diharuskan membawa Surat Keterangan
Dokter.

BAB V
PENGGAJIAN
Pasal 17
Penetapan Gaji

(1) Direksi menetapkan sistem dan peraturan penggajian yang berlaku di


Perusahaan yang diatur dalam ketentuan tersendiri
(2) Kenaikan gaji karyawan ditetapkan oleh Direksi dan dilakukan satu
kali setiap awal tahun.
(3) Besar kenaikan gaji merujuk pada laju inflasi, prestasi & kondite
karyawan serta kemampuan perusahaan.
(4) Penetapan gaji terendah tidak kurang dari upah minimal yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
(5) Pajak atas gaji menjadi tanggungan perusahaan.

Pasal 18
Komponen Gaji

(1) Komponen gaji karyawan terdiri atas:


a. Gaji Pokok.
b. Tunjangan Tetap
- Tunjangan Jabatan
- Tunjangan keahlian/ fungsional
c. Tunjangan Tidak Tetap
- Tunjangan Makan
- Tunjangan Transpor
- Tunjangan Komunikasi/Operasional
(2) Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan yang menempati
jabatan struktural dalam perusahaan.
(3) Tunjangan keahlian/fungsional: Diberikan kepada karyawan yang
memiliki kemampuan teknis dan atau ketrampilan sesuai bidang
kerjanya yang dinilai baik oleh sehingga menghasilkan kualitas hasil
kerja yang prima.
(4) Pemberian tunjangan keahlian dievaluasi setiap 3 bulan, jika dari
evaluasi tersebut karyawan dinilai tidak dapat mempertahankan
kemampuannya maka tidak mendapat tunjangan keahlian
(5) Tunjangan makan diberikan kepada karyawan untuk 7 kali makan
dalam seminggu.
(6) Tunjangan transpor diberikan kepada karyawan untuk perjalanan
berangkat dan pulang kerja.
(7) Untuk tunjangan makan dan tunjangan transpor berlaku ketentuan
sebagai berikut:
- Dibayarkan kepada Karyawan secara berkala pada tiap
minggunya dan dihitung berdasarkan jumlah kehadiran
perminggu.
- Karyawan yang tidak masuk kerja tidak mendapatkan tunjangan
makan dan tunjangan transport.
- Penghitungan besarnya tunjangan makan & tunjangan transpor
untuk 1 bulan adalah tunjangan perminggu dikalikan empat kali.
- Besar tunjangan makan dan tunjangan transpor ditetapkan
dalam ketentuan tersendiri
(8) Tunjangan komunikasi/operasional diberikan kepada karyawan yang
menjalankan tugas tertentu yang dalam pelaksanaan kerja
membutuhkan banyak komunikasi dengan klien/relasi perusahaan
dan besarannya tergantung dari aktivitas karyawan tersebut.
BAB VI
LARANGAN BAGI KARYAWAN

Pasal 19
Larangan-Larangan Bagi Pekerja

(1) Membawa / menggunakan barang-barang / alat-alat milik perusahaan


keluar dari lingkungan perusahaan tanpa izin pimpinan perusahaan.
(2) Melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya.
(3) Menjual / memperdagangkan barang-barang terlarang atau berupa
apapun atau mengedarkan songkongan, menempelkan atau
mengedarkan poster yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
tanpa ijin pemimpin perusahaan.
(4) Minum minuman keras, mabuk di tempat kerja, membawa,
menyimpan, dan menyalahgunakan obat-obatan terlarang / narkotika
dan sejenisnya, melakukan segala macam perjudian, bertengkar atau
berkelahi dengan sesama pekerja / pimpinan di dalam lingkungan
perusahaan.
(5) Melakukan tindak asusila di tempat kerja.
(6) Membawa senjata api / tajam ke dalam lingkungan perusahaan.4

Pasal 20
Tunjangan Kematian & Uang Duka
(1) Bila Karyawan meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, di
samping mendapatkan uang pesangon dan uang jasa sesuai dengan
peraturan yang berlaku, kepada keluarganya atau ahli warisnya
diberikan:
a. Gaji/Upah dalam bulan yang sedang berjalan.
b. Uang duka.
c. Santunan kematian yang dilaksanakan melalui program
jamsostek sesuai ketentuan perundangan yang berlaku (UU No.
03 tahun 1992 jo PP No. 79 tahun 1998)
(2) Bila Karyawan meninggal dunia karena kecelakaan kerja, di samping
mendapatkan uang pesangon dan uang jasa sesuai dengan peraturan
yang berlaku, kepada keluarga nya atau ahli warisnya diberikan:
- Gaji/Upah dalam bulan yang sedang berjalan.
- Uang duka.
- Santunan kecelakaan kerja yang dilaksanakan melalui program
jamsostek sesuai ketentuan perundangan yang berlaku (UU No.
03 tahun 1992 jo PP No. 79 tahun 1998).
(3) Bila yang meninggal adalah istri /suami karyawan, anak karyawan,
orang tua (bukan mertua) karyawan maka akan diberikan uang duka.
(4) Besarnya uang duka ditetapkan tersendiri berdasarkan keputusan
Direksi.

Pasal 21
Upah Lembur
Upah lembur dihitung sesuai dengan Kepmen 102 tahun 2004, sebagai
berikut:

(1) Perhitungan upah lembur didasarkan pada gaji bulanan. Bagi


karyawan yang dibayar harian, maka penghitungan besarnya honor
sebulan adalah honor sehari dikalikan 25 (dua puluh lima) bagi
karyawan yang bekerja 6 hari dalam 1(satu) minggu atau dikalikan 21
(dua puluh satu) bagi karyawan yang bekerja 5 (lima) hari kerja dalam
1 minggu.
(2) Yang dimaksud gaji sebulan untuk perhitungan upah lembur sesuai
Kepmen No. 102 tahun 2004, pasal 10 adalah:
a. Gaji pokok + tunjangan tetap.
b. Apabila gaji pokok + tunjangan tetap lebih kecil dari 75% total
gaji (gaji pokok + tunjangan tetap + tunjangan tidak tetap) maka
dasar perhitungan lembur perjam adalah 75% dari total gaji
(3) Untuk menghitung upah sejam adalah: 1/173 X upah sebulan
(4) Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa:
a. Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar 1,5 x upah sejam.
b. Untuk jam lembur selebihnya dibayar sebesar 2 x upah sejam
(5) Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau
hari libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja seminggu maka:
a. Perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama
dibayar 2 (dua) kali upah sejam
b. Jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam
c. Jam lembur kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat) kali
upah sejam.
d. Apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja
terpendek,perhitungan upah lembur 5 (lima) jam pertama
dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam keenam 3 (tiga) kali upah
sejam dan jam lembur ketujuh dan kedelapan 4 (empat)kali upah
sejam.
(6) Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau
hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja seminggu maka:
a. Perhitungan upah kerja lembur untuk 8 (delapan) jam pertama
dibayar 2 (dua) kali upah sejam.
b. Jam kesembilan dibayar 3(tiga) kali upah sejamJam kesepuluh
dan kesebelas 4 (empat) kali upah sejam.
(7) Karyawan mendapat uang makan apabila lembur dilakukan selama
minimal 3 (tiga) jam (diluar waktu istirahat 1 jam)
(8) Upah lembur yang dibayarkan adalah yang diketahui dan atau
diinstruksikan oleh atasan yang berwenang, yang dapat dilihat pada
lembar kerja lembur.

Pasal 22
Cuti Melahirkan
(1) Lamanya cuti yang diberikan adalah 3 bulan, yang pengambilannya
disesuaikan dengan kondisi kesehatan yang bersangkutan.
(2) Bagi karyawan wanita yang mengalami gugur kandungan diberikan
cuti selama 1,5 bulan terhitung dari hari kandungannya gugur atau
sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.
(3) Untuk menjaga kesehatan, maka cuti melahirkan dapat diperpanjang
sampai paling lama 3 (tiga) bulan, berdasarkan surat keterangan
dokter.
(4) Bagi karyawan yang karena kondisi kesehatannya belum dapat bekerja
setelah perpanjangan cuti melahirkan (dibuktikan dengan surat
keterangan dokter) maka kepada yang bersangkutan berlaku ketentuan
sakit berkepanjangan dengan ketentuan pembayaran gaji sebagai
berikut :
a. bulan keempat : 100%
b. bulan kelima sampai dengan kedelapan : 75%
c. bulan kesembilan sampai dengan keduabelas : 50%
(5) untuk bulan selanjutnya dibayar 25 % (dua puluh lima perseratus) dari
gaji sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.
(6) Cuti melahirkan tidak menghapus hak cuti tahunan maupun besar
namun untuk cuti besar pengambilannya dilakukan paling cepat 1
tahun setelah cuti melahirkan.
(7) Bagi karyawan yang akan mengambil cuti melahirkan harus
mengajukan permohonan selambat-lambatnya satu minggu sebelum
cuti dimulai.

Pasal 23
Pelanggaran Tata Tertib Yang Dapat Mengakibatkan Pemutusan
Hubungan Kerja
(PHK)

Setiap pekerja yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib perusahaan,


pelanggaran hukum atau merugikan perusahaan dapat dikenai sanksi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sesuai dengan prosedur Undang-Undang
No. 2 Tahun 2004 Yo. UU No. 13 Tahun 2003.

Pasal 24
Pelanggaran Berat

(1) Penipuan, pencurian, dan penggelapan barang / uang milik pengusaha


atau milik teman sekerja atau milik teman pengusaha.
(2) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan atau Negara.
(3) Mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, madat, memakai
obat bius atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau obat-
obatan perangsang lainnya di tempat kerja yang dilarang oleh
peraturan perundang-undangan.
(4) Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di tempat kerja.
(5) Melakukan tindak kejahatan misalnya menyerang, mengintimidasi,
atau menipu pengusaha, teman sekerja dan memperdagangkan barang
terlarang baik di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan.
(6) Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara
kasar pengusaha atau keluarga pengusaha atau teman sekerja.
(7) Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan suatu
perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(8) Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan, membiarkan diri
atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
(9) Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau
mencemarkan nama baik perusahaan atau keluarga pengusaha yang
seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara.
(10) Melakukan kesalahan yang bobotnya sama setelah mendapat
peringatan terakhir yang masih berlaku.
(11) Melanggar hal-hal yang diatur dalam perjanjian kerja atau
peraturan perusahaan.

Sanksi kesalahan berat dapat dikenakan setelah ada pembuktian dan


Putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap dari pengadilan.

Pasal 25
Pemberian Peringatan

(1) Perusahaan dapat memberikan peringatan secara lisan / tertulis


kepada setiap pekerja yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib
kerja perusahaan sebagai berikut :
a. Sering datang terlambat atau pulang mendahului waktu yang
telah ditetapkan perusahaan.
b. Tidak mematuhi ketentuan –ketentuan keselamatan kerja,
petunjuk-petunjuk / instruksi pimpinan perusahaan/atasan
c. Menolak perintah kerja yang layak / sah
d. Melalaikan kewajiban secara serampangan.
(2) Kepada pekerja yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib
kerja, perusahaan akan / dapat memberikan surat peringatan yaitu :
a. surat peringatan pertama (1)
b. surat peringatan kedua (2)
c. surat peringatan ketiga (3)

Hal ini bisa diberikan tidak secara beruntun tetapi dilihat bobot
kesalahan yang dilakukan pekerja kepada pekerja yang tidak masuk
kerja selama 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa surat keterangan akan
diberikan surat peringatan pertama (1)surat peringatan tidak perlu
diberikan menurut urut-urutannya, tetapi dapat dinilai dari besar
kecilnya kesalahan / pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja.

(3) Masing-masing surat peringatan mempunyai masa berlaku selama 6


(enam) bulan dan apabila ternyata pekerja yang bersangkutan masih
melakukan pelanggaran lagi, maka perusahaan dapat memutus
hubungan kerja (PHK) dan dilaksanakan sesuai prosedur Undang-
Undang No.13 Tahun 2003
Pasal 26
Mangkir

(1) Apabila pekerja tidak masuk bekerja tanpa pemberitahuan atau alasan
yang dapat diterima oleh perusahaan, maka pekerja tersebut dianggap
mangkir dan selama mangkir upahnya tidak dibayar.
(2) Apabila pekerja tidak masuk kerja dalam waktu sedikitnya 5 (lima) hari
kerja terus-menerus tanpa disertai keterangan secara tertulis dengan
bukti-bukti yang sah dan telah dipanggil 2 kali secara wajar, maka
pekerja tersebut dapat di PHK sesuai dengan Undang-Undang No. 13
Tahun 2003.
BAB VII

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Pasal 27

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

(1) Bagi pekerja yang telah melakukan pelanggaran berat atau telah
diberikan peringatan ke 3 / terakhir dan masih melakukan pelanggaran
lagi, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja (PHK) yang
dilaksanakan sesuai prosedur Undang-Undang No. 13 Tahun 2003.
(2) Bagi pekerja yang akan mengundurkan diri dari perusahaan secara
baik-baik, harus mengajukan permohonan secara resmi kepada
pimpinan perusahaan dalam waktu 1 (satu) bulan sebelumnya dan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan perusahaan atas dasar
prestasi, kondite dan masa kerja akan diberikan uang jasa
berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003.

Pasal 28
Penyelesaian Sengketa Pekerja
(1) Penyelesaian sengketa kerja wajib dilaksanakan melalui musyawarah
mufakat antara perusahaan dengan pekerja.
(2) dalam hal penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat
sebagaimana dimaksud pada pasal (1) tidak tercapai, maka perusahaan
dan pekerja menyelesaikan perselisihan sengketa kerja melalui
prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah
diatur oleh undang-undang.
BAB XIII

PENUTUP

Pasal 29
Penutup

(1) Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk selama jangka waktu selama
2 (dua) tahun sejak Peraturan Perusahaan ini mendapatkan
pengesahan dari instansi yang berwenang.
(2) Peraturan Perusahaan ini mulai berlaku sejak mendapat Pengesahan
dari instansi yang berwenang. Agar setiap Karyawan mengetahuinya,
Perusahaan memberitahukan dan menjelaskan isi serta memberikan
naskah Peraturan Perusahaan ini atau perubahannya kepada
Karyawan.

Surabaya, 19 Januari 2023


PT. SUBUR MAKMUR

Sugondo, S.Mb.
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai