Pada hari ini, _________ , Tanggal __ (__________), Bulan
PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan pada posisi jabatan
___________ , Tahun ______ (___________), (__-__-____),
telah dilakukan perjanjian kerja waktu tertentu, oleh pihak-
pihak:
I. Nama : dan/atau tidak bersedia, maka PIHAK KEDUA dianggap
Jabatan : Direktur
Alamat : Taman Holis Indah 2 blok C1
No.6
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Ansell Jaya
Indonesia, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK
PERTAMA.
II. Nama :
Nomor KTP : PASAL 2
L/P : JANGKA WAKTU PERJANJIAN
TTL :
Alamat : 1.
Nomor Tlp. : jangka waktu 6 (enam) bulan, mulai dari tanggal _______
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri,
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK.
PARA PIHAK terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja ini berarti
PIHAK KEDUA telah mengetahui dan patuh terhadap
Peraturan Perusahaan atau peraturan-peraturan lain
yang berlaku di PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA menyetujui bekerja selama jangka waktu
tertentu dimaksud dalam Perjanjian ini untuk PIHAK
PERTAMA.
Setelah memperhatikan, mempertimbangkan tersebut diatas
PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian kerja Waktu
Tertentu dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN DAN PENEMPATAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas pekerjaan dengan
ukuran kerja dan Target yang telah ditetapkan PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
bersedia menerima tugas dari PIHAK PERTAMA dengan
jabatan atau posisi sebagai ________ yang bertanggung
jawab langsung kepada Supervisor / Manager / Direktur
PT. Ansell Jaya Indonesia. Pengaturan jobdesk dan sop
pekerjaan akan diatur sesuai dengan SOP perusahaan
dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari perjanjian
ini.
2.
tersebut. Jika diperlukan untuk adanya
mutasi/demosi/promosi jabatan PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KEDUA bersedia untuk ditempatkan pada posisi
jabatan yang baru nantinya. Jika PIHAK KEDUA menolak
mengundurkan diri.
3. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan diseluruh lokasi
kerja dimana PT. Ansell Jaya Indonesia beroperasi. Jika
PIHAK KEDUA tidak bersedia, maka perjanjian kerja
antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua tidak dapat
dilanjutkan kembali dan PIHAK KEDUA telah
memutuskan perjanjian kerja waktu tertentu dengan
status melakukan pengundurkan diri dari perusahaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini diadakan untuk
sampai dengan ___________.
2. PIHAK KEDUA akan menjalani masa evaluasi kinerja
dan perilaku dalam masa perjanjian ini, apabila PIHAK
KEDUA dinilai tidak mampu melaksanakan ukuran
kinerja, target dan menjalankan perilaku sesuai dengan
ketentuan dari perusahaan, maka PIHAK PERTAMA tidak
akan memperpanjang kontrak PIHAK KEDUA dan/atau
PIHAK KEDUA bersedia mengundurkan diri dikarenakan
tujuan utama dari terjadinya Perjanjian Kerja ini tidak
tercapai, sesuai Pasal 1 ayat (1) perjanjian kerja ini.
PASAL 3
WAKTU KERJA
Pengaturan mengenai jadwal kerja yang berlaku bagi PIHAK
KEDUA disesuaikan dengan ketentuan operasional
Perusahaan yaitu :
Senin sd Jumat
Jam Kerja : 07.30 sd 16.30 WIB
Jam IStirahat : 12.00 sd 13.00 WIB
PASAL 4
CUTI
Perihal cuti ditentukan sebagaimana dalam perjanjian kerja
ini.
1. PIHAK KEDUA mendapatkan hak cuti setelah PIHAK
KEDUA bekerja sekurang-kurangnya selama 12 (Dua
belas) bulan berturut-turut dan pelaksanaannya tetap
mempertimbangkan kondisi operasional.
2. Pelaksanaan cuti tahunan sudah termasuk cuti bersama
yang ditentukan oleh Pemerintah.
3. Pengajuan cuti dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA dengan mengisi form pengajuan cuti yang
telah disiapkan oleh PIHAK PERTAMA yang
 pelaksanaannya tetap mempertimbangkan kondisi
operasional.
4. Dalam kondisi tertentu karena alasan pekerjaan, PIHAK
PERTAMA dapat menangguhkan untuk sementara
permohonan pelaksanaan cuti PIHAK KEDUA.
PASAL 5
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
PIHAK KEDUA dapat diberikan ijin meninggalkan pekerjaan
karena kepentingan pribadi yang sangat mendesak dan
penting sekali dengan mengurangi jatah cuti.
PASAL 6
KEWAJIBAN KARYAWAN
1. PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan SOP dan aturan kerja yang berlaku pada PIHAK
PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib membaca, mengerti, memahami dan
mentaati secara sepenuhnya terhadap setiap ketentuan
yang berlaku pada PIHAK PERTAMA.
3. Setiap perbuatan/tindakan PIHAK KEDUA yang
melanggar ketentuan tersebut, akan diberikan tindakan
disiplin maupun tindakan administratif sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada PIHAK PERTAMA.
PASAL 7
UPAH, SERTA CARA PEMBAYARAN
1. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan upah sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan untuk setiap
bulannya dengan cara pembayaran transfer bank.
2. Mekanisme cut off tanggal 1 s/d tanggal 30 dan tanggal
pembayaran upah setiap akhir bulan.
3. Jika tanggal pembayaran upah jatuh pada hari libur,
maka pembayaran dilakukan pada hari kerja sebelumnya
dan/atau pada hari kerja setelahnya, disesuaikan dengan
situasi dan kondisi, dengan pemberitahuan sebelumnya
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA .
PASAL 8
TUNJANGAN HARI RAYA
1. PIHAK KEDUA berhak atas Tunjangan Hari Raya (THR)
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. THR diberikan selambat-lambatnya 7 (Tujuh) hari
sebelum Hari Raya.
b. Apabila masa kerja PIHAK KEDUA telah mencapai 12
(Dua belas) bulan berturut-turut atau lebih maka
akan mendapatkan pembayaran THR secara penuh
sebesar 1 (Satu) kali gaji pokok.
c. Apabila masa kerja PIHAK KEDUA belum mencapai
12 (Dua belas) bulan berturut-turut, maka THR akan
dibayarkan kepada PIHAK KEDUA secara prorata.
PASAL 9
MANGKIR ATAU KETIDAKHADIRAN
1. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk tidak hadir
bekerja tanpa pemberitahuan sebelumnya.
2. Pada saat tidak masuk kerja dikarenakan sakit, PIHAK
KEDUA diwajibkan memberitahukan segera pada hari itu
juga, dan memberikan surat keterangan sakit dari Dokter
pada saat hari pertama PIHAK KEDUA kembali bekerja.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak hadir bekerja tanpa ada
pemberitahuan dan alasan yang sah, maka dianggap
sebagai mangkir.
4. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak masuk kerja karena
mangkir selama 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa
keterangan lisan dan/atau tulisan dan bukti yang sah
serta telah dipanggil dan/atau ditanyakan oleh
Atasan/Pimpinan/Penanggung Jawab-nya dan secara
tertulis melalui pesan singkat dari aplikasi yang ada di
Handphone, maka PIHAK KEDUA dianggap
mengundurkan diri.
PASAL 10
TATA TERTIB PERUSAHAAN
 
1. PIHAK KEDUA menyatakan kesediaannya untuk
mematuhi serta mentaati seluruh peraturan tata
tertib perusahaan yang telah ditetapkan PIHAK
PERTAMA.
2. Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut
di atas dapat mengakibatkan PIHAK KEDUA dijatuhi:
a. Surat Peringatan, atau
b. Skorsing, atau
c. PIHAK KEDUA dianggap mengundurkan diri atau
d. Hukuman dalam bentuk lain dengan merujuk
kepada Peraturan Pemerintah yang
mengaturnya.
3. Pelanggaran dan/atau Tindakan indisipliner yang
dianggap perusahaan merugikan, maka PIHAK
KEDUA bersedia menerima punishment/hukuman
sebagaimana disebutkan dalam ayat 2.
PASAL 11
PENGAKHIRAN DAN PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA
1. PIHAK PERTAMA dapat melakukan pengakhiran
perjanjian kerja ini sewaktu-waktu terhadap PIHAK
KEDUA secara langsung, apabila:
a. PIHAK KEDUA meninggal dunia.
b. Berakhirnya waktu perjanjian antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
c. Tidak lolos Evaluasi Kinerja dan perilaku.
2. PIHAK PERTAMA dapat melakukan pengakhiran
perjanjian kerja sebelum jangka waktu perjanjian kerja ini
berakhir tanpa upah, tunjangan dan ganti rugi atau
kompensasi dalam bentuk apapun kepada PIHAK KEDUA
atas sisa jangka waktu sampai dengan Perjanjian Kerja ini
berakhir, dalam bentuk apapun apabila terjadi keadaan
atau kejadian tertentu sebagai berikut:
a. Apabila PIHAK KEDUA tidak hadir bekerja tanpa ada
pemberitahuan dan alasan yang sah, dan dianggap
sebagai mengundurkan diri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (4) Perjanjian ini.
b. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran-pelanggaran
tata tertib kerja atau Peraturan Perusahaan PIHAK
PERTAMA, yaitu apabila PIHAK KEDUA melakukan
perbuatan:
i) Memberikan keterangan atau pernyataan palsu
atau tidak benar, memberikan informasi yang
salah pada pihak lain yang mengakibatkan
kerugian bagi PIHAK PERTAMA/Perusahaan.
ii) Dengan sengaja melakukan
kejahatan/kecurangan (Fraud) yang
mengakibatkan kerugian moril ataupun materiil
bagi PIHAK PERTAMA.
iii) Melakukan kerja rangkap di Perusahaan lain
tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA.
iv) Mabuk, madat, menggunakan obat obatan
jenis Psikotropika yang dilarang secara
Undang undang, bertingkah laku buruk yang
meresahkan pimpinan Perusahaan dan atau
Karyawan lainnya dan hal di atas dilakukan
saat bekerja dan atau dilakukan ditempat
kerja dimana yang menjadi area operasional
PIHAK PERTAMA.
v) Menganiaya, menghina secara kasar atau
mengancam sungguh-sungguh kepada PIHAK
PERTAMA.
vi) Membujuk atau mencoba membujuk teman-
teman sekerjanya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang bertentangan dengan undang-
undang atau kesusilaan.
vii) Dengan sengaja merusakkan dan atau
menghilangkan sebagian atau seluruh barang
barang/ dokumen milik PIHAK PERTAMA atau
menimbulkan bahaya yang mengancam barang
barang/ dokumen milik PIHAK PERTAMA.
viii) Dengan sengaja meskipun telah diperingatkan,
melakukan tindakan yang memiliki resiko
bahaya yang sungguh-sungguh dapat
mengancam pada dirinya sendiri atau orang
lain.
ix) Melalaikan kewajiban-kewajiban yang oleh
perjanjian ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA
walau sudah diperingatkan sesuai mekanisme
yang berlaku di perusahaan
x) PIHAK KEDUA telah mendapatkan Surat
Peringatan sebanyak 2 (dua) kali atas
pelanggaran yang dibuat.
xi) PIHAK KEDUA dengan sengaja ketahuan
merokok dilingkungan atau bahkan diluar
lingkungan kantor.
xii) PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mempunyai
ikatan perkawinan dan bekerja dalam 1 (satu)
perusahaan. Apabila PIHAK KEDUA tetap
melangsungkan pernikahan dengan rekan satu
perusahaan, maka salah satunya harus
mengajukan pengunduran diri 1 (satu) bulan
sebelum pernikahan tersebut dilangsungkan
atau PIHAK PERTAMA berhak menetapkan
untuk mengakhiri perjanjian kontrak kerja.
c. PIHAK KEDUA mengajukan pengakhiran perjanjian
kerja sebelum masa PKWT berakhir dan tetap wajib
mematuhi ketentuan sebagai berikut:
i) Pengunduran diri dibuat secara tertulis dan
diajukan kepada PIHAK PERTAMA 30 hari atau
sebulan sebelum tanggal pengunduran diri.
ii) PIHAK KEDUA telah menyelesaikan seluruh
kewajiban kerja dan kewajiban
pertanggungjawaban Financial terhadap
perusahaan dan telah mengembalikan semua
asset perusahaan yang sebelumnya
dipinjamkan untuk kebutuhan kerja. PIHAK
KEDUA harus menyerahkan kunci kunci, name
tag, seragam inventaris, dokumen, bon
penagihan, kwitansi asli dan password
computer kepada PIHAK PERTAMA atau yang
ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
iii) PIHAK KEDUA wajib melakukan alih pekerjaan
kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
pengunduran dirinya disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.
iv) PIHAK KEDUA wajib melakukan transfer
knowledge kepada pekerja pengganti PIHAK
KEDUA yang ditunjuk dan diangkat PIHAK
PERTAMA.
d. PIHAK PERTAMA dapat melakukan perpanjangan
perjanjian ini terhadap PIHAK KEDUA sesuai dengan
kesepakatan penilaian kerja selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum masa perjanjian ini berakhir.
PASAL 12
GANTI RUGI
1. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan/investigasi dari
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dinyatakan terbukti
melakukan tindakan yang merugikan PIHAK PERTAMA,
maka PIHAK KEDUA wajib mengganti kerugian tersebut
menurut ketentuan tentang tuntutan ganti rugi yang
berlaku pada PIHAK PERTAMA, sekalipun PIHAK KEDUA
tidak lagi bekerja pada PIHAK PERTAMA namun kerugian
yang terjadi tersebut adalah akibat kelalaian dan
kesalahan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA akan membebaskan PIHAK PERTAMA dari
segala tuntutan ganti kerugian dan terhadap semua
klaim, permintaan, kehilangan, kerusakan, biaya,
tanggung jawab dan pengeluaran dalam bentuk atau
karakter apapun, yang timbul dari kerugian aktual atau
diduga keras sebagai kerugian, kecelakaan atau
kerusakan yang terjadi pada orang, firma atau badan
usaha lain atau terhadap harta yang timbul dari atau
dalam hubungannya dengan pekerjaan yang dikerjakan
oleh PIHAK KEDUA sehubungan dengan perjanjian ini.
PASAL 13
FORCE MAJEURE
Perjanjian kerja ini batal dengan sendirinya jika karena
keadaan atau situasi yang memaksa/force majeure. Yang
dimaksud dengan Force Majeure adalah segala keadaan atau
peristiwa yang terjadi diluar batas kekuasaan PARA PIHAK,
termasuk akan tetapi tidak terbatas pada huru-hara,
epidemi, kebakaran, banjir, gempa bumi, pemogokan,
perang, keputusan Pemerintah yang mengakibatkan
perjanjian kerja ini tidak mungkin lagi untuk diwujudkan.
Setiap perubahan, baik berupa pengurangan atau
penambahan atas perjanjian ini akan dibicarakan oleh PARA
PIHAK dan dinyatakan sah apabila dibuat secara tertulis
dengan jalan membuat addendum yang ditandatangani oleh
PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari
perjanjian ini.
PASAL 17
PENUTUP
1. PARA PIHAK dilarang untuk mengalihkan kewajiban
dimaksud dalam perjanjian ini kepada Pihak Ketiga tanpa
ada persetujuan tertulis dari pihak lainnya.
2. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam keadaan
sadar dan sehat jasmani rohani serta tanpa ada paksaan
dari pihak manapun

PASAL 14 PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

INFORMASI RAHASIA DAN KEPEMILIKAN

1. PIHAK KEDUA wajib menjaga semua informasi, data dan

dokumen rahasia milik PIHAK PERTAMA yang diterima
oleh PIHAK KEDUA, untuk tidak diberitahukan,
disebarluaskan dan/atau digandakan untuk kepentingan _____________________ _______________________
pihak lain. _
2. Seluruh barang yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA
bagi keperluan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan
perjanjian ini sepenuhnya adalah milik PIHAK PERTAMA
dan pada saat pekerjaan telah selesai dilaksanakan atau
perjanjian telah berakhir maka PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk mengembalikan seketika semua
fasilitas tersebut kepada PIHAK PERTAMA dan
dituangkan dalam Berita Acara yang digunakan untuk
keperluan tersebut.

PASAL 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. PARA PIHAK setuju untuk menyelesaikan secara

kekeluargaan setiap perselisihan yang berkaitan dengan
pelaksanaan perjanjian ini.
2. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan
secara kekeluargaan, maka akan diselesaikan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

PASAL 16
ADDENDUM