Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

No………………….

Perjanjian Kerja Waktu tertentu ini (selanjutnya cukup disebut “PKWT”)dibuat dan ditandatangani pada hari
Jumat, tanggal Dua Puluh Dua, bulan September, tahun Dua ribu Tujuh Belas oleh dan antara:

1. Nama :
Jabatan :
Jenis Usaha :
Alamat kantor:

Yang dalam perjanjian kerja ini bertindak dalam jabatannya tersebut, sehingga dengan demikian sah dan
berwenang bertindak untuk dan atas nama PT…………………….. (selanjutnya disebut sebagai “PIHAK
PERTAMA”).

2. Nama :
Tempat/Tgl Lahir:
Jenis kelamin :
Status :
Alamat :

Yang dalam perjanjian kerja ini bertindak untuk dan atas nama PT......................................... selanjutnya disebut
sebagai “PIHAK KEDUA”).
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai Para Pihak dan secara sendiri-sendiri
disebut sebagai Pihak.
Sebelum memasuki materi dalam PKWT ini, Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. PIHAK PERTAMA adalah perusahaan jasa penyedia tenaga kerja yang telah terdaftar di Dinas Tenaga Kerja
Propinsi Jawa Timur dan telah memperoleh penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan dari PT …………….
dalam …………… di PT. …………………. Surat Perintah Kerja Nomor: ………………………………..
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang memiliki kualifikasi dan keterampilan sebagaimana
dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA, sehat jasmani dan rohani serta cakap dan berwenang melakukan
perbuatan hukum.
1. PIHAK PERTAMA bermaksud mempekerjakan PIHAK KEDUA berdasarkan PKWT ini dan PIHAK KEDUA
bersedia untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan syarat dan
ketentuan yang diatur dalam PKWT ini.
Selanjutnya, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah bersepakat dan setuju untuk mengadakan PKWT
berdasarkan syarat dan ketentuan-ketentuan yang tertulis dalam pasal-pasal dibawah ini.

PASAL 1
STATUS HUBUNGAN KERJA

1. PIHAK KEDUA mengerti dan memahami dan bersedia bekerja pada PIHAK PERTAMA dengan status
hubungan kerja Waktu Tertentu atas dasar sifat pekerjaan tertentu berdasarkan aturan hukum
ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.

2. Perpanjangan terhadap PKWT ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan dari Para Pihak.

-1-
PASAL 2
TEMPAT DAN JENIS PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA bersedia bekerja ditempatkan di lokasi kerja yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA
sebagai ……………………………… di PT. …………………..

2. PIHAK KEDUA bersedia dimutasikan ke lokasi lainnya menurut keperluan/kebutuhan yang


ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA akan melakukan pekerjaan untuk PIHAK PERTAMA terhitung sejak tanggal ……………….
sampai dengan tanggal …………………………..

PASAL 4
WAKTU KERJA

1. PIHAK KEDUA wajib mentaati ketentuan waktu kerja yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA yaitu
sebagai berikut :
Waktu Kerja
Mengikuti aturan Jam Kerja PT. ………………...

2. Hari libur resmi Pemerintah/Hari Raya yang jatuh dalam hari kerja ditetapkan sebagai hari libur.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk bekerja karena sakit, maka PIHAK KEDUA harus memberikan
surat keterangan Dokter atau Dokter Poli/Klinik BPJS dan diberikan kepada PIHAK PERTAMA pada
saat PIHAK KEDUA masuk kerja kembali.

PASAL 5
UPAH

1. Para Pihak bersepakat bahwa atas pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh PIHAK
KEDUA, PIHAK PERTAMA memberikan Upah berdasarkan ketentuan berikut:
a. Komponen Upah terdiri dari:
- Upah Pokok :Rp.
- Uang Makan :Rp.
b. Potongan iuran BPJS Ketenagakerjaan (JHT) sebesar 2% dari Upah Pokok;
c. Potongan iuran BPJS Kesehatan sebesar 1% dari Upah Pokok;
2. Pembayaran Upah dilakukan sebulan sekali yaitu pada tanggal ………… setiap bulannya. Apabila
tanggal ……….. jatuh pada hari sabtu/minggu, maka pembayaran akan dilakukan di di hari senin
pada minggu berikutnya.
3. Upah didasarkan pada jenis dan tingkatan jabatan dari masing-masing Pekerja berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati kedua belah pihak.
4. Upah tidak dibayar apabila Pekerja tidak melakukan pekerjaan.
5. PIHAK PERTAMA memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK) kepada PIHAK KEDUA
sebesar 1 (satu) bulan Upah Pokok sesuai aturan yang berlaku.
6. Bantuan perjalanan dinas untuk PIHAK KEDUA adalah ………………………

-2-
PASAL 6
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

1. PIHAK PERTAMA mengikutsertakan program (BPJS Ketenagakerjaan) PIHAK KEDUA sesuai


aturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja;
b. Jaminan Kematian;
c. Jaminan Hari Tua;
Potongan iuran BPJS Ketenagakerjaan yang ditanggung oleh pekerja adalah sesuai dengan pasal 5
ayat 1 perjanjian ini
2. PIHAK KEDUA diikutsertakan dalam Program Pemeliharaan Kesehatan Melalui BPJS Kesehatan
sesuai aturan yang berlaku. Potongan iuran BPJS Kesehatan yang ditanggung oleh pekerja adalah
sesuai dengan pasal 5 ayat 1 perjanjian ini

PASAL 7
JAMINAN KESEHATAN DAN PERUMAHAN

1. Jaminan kesehatan rawat jalan untuk PIHAK KEDUA diberikan dengan kuota 1 kali upah pokok
dalam setahun dijatuhkan tiap bulan yaitu sebesar Rp…………………… yang apabila tidak
melakukan klaim tidak dapat diakumulasikan bulan berikutnya dan tidak dapat diuangkan (hangus
apabila tidak ada klaim pada saat bulan berjalan).
2. Jaminan kesehatan rawat inap untuk kelas 1 diberikan kepada PIHAK KEDUA dengan kuota 35 kali
upah pokok dalam setahun dijatuhkan tiap bulan yaitu sebesar Rp………………… yang apabila
tidak melakukan klaim tidak dapat diakumulasikan bulan berikutnya dan tidak dapat diuangkan
(hangus apabila tidak ada klaim pada saat bulan berjalan).
3. Klaim dilakukan dengan proses reimbursement dari PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA telah
menyerahkan bukti kwitansi rawat jalan maupun rawat inap.
4. PIHAK PERTAMA tidak menyediakan fasilitas maupun kompensasi lainnya untuk perumahan bagi
PIHAK KEDUA,

PASAL 8
IZIN KERJA

PIHAK PERTAMA memberikan izin kepada PIHAK KEDUA untuk meninggalkan pekerjaan dengan
mendapat upah apabila :
a. Pernikahan PIHAK KEDUA sendiri : selama 3 (tiga) hari
b. Pernikahan anak PIHAK KEDUA : selama 2 (dua) hari
c. Khitanan/Pembabtisan anak PIHAK KEDUA : selama 2 (dua) hari
d. Istri PIHAK KEDUA melahirkan : selama 2 (dua) hari
e. Istri, suami, anak kandung, orang tua atau mertua PIHAK KEDUA meninggal dunia : selama 2 (dua)
hari
f. Anggota keluarga dalam satu rumah PIHAK KEDUA meninggal dunia : selama 1 (satu) hari
Izin meninggalkan pekerjaan tersebut harus diperoleh terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA kecuali
dalam keadaan mendesak, bukti-bukti dapat diajukan kemudian.

PASAL 9

-3-
PAKAIAN DINAS KERJA

1. Perlengkapan pakaian kerja …… dan sepasang sepatu dalam setahun disediakan oleh PIHAK
PERTAMA dan merupakan inventaris yang harus dipakai oleh PIHAK KEDUA selama bekerja.
2. Aksesoris tambahan berupa helm, safety gloves, masker, safety glasses, safety belt, dan ear plug
akan diberikan perusahaan kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA harus selalu menjaga kebersihan dan kerapihan atas semua perlengkapan tersebut.

PASAL 10
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA diwajibkan melakukan sendiri pekerjaanya, tidak boleh digantikan oleh atau
dilakukan orang lain.
2. PIHAK KEDUA harus mentaati perintah-perintah yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA dan harus
melaksanakan pekerjaan sesuai kebutuhan Operasional/Fungsi.
3. PIHAK KEDUA wajib menjaga dan merawat serta bertanggungjawab terhadap keamanan dan
ketertiban ditempat kerja.
4. PIHAK KEDUA diwajibkan menjaga kerahasiaan perusahaan.
5. PIHAK KEDUA diharuskan bersikap sopan didalam maupun diluar Perusahaan dan taat terhadap
segala peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan Perusahaan.
6. PIHAK KEDUA diharapkan 15 (lima belas) menit sebelumnya sudah berada ditempat kerja untuk
melakukan persiapan tugas-tugasnya.
7. PIHAK KEDUA harus menanda tangani/paraf daftar hadir/ Absensi yang di siapkan oleh PIHAK
PERTAMA,Daftar hadir /Absensi di tanda tangani/di Paraf oleh PIHAK KEDUA setiap hari sebelum
melaksanakan pekerjaan dan sebelum berakhirnya Jam kerja/Pulang.
8. PIHAK KEDUA berkewajiban mematuhi tata tertib dan disiplin kerja sebagaimana yang tercantum
dalam tata tertib dan disiplin kerja perusahaan.

PASAL 11
TUGAS DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan dan atau perintah, penempatan dan melakukan mutasi
karyawan sesuai dengan perjanjian kerja.
2. PIHAK PERTAMA harus membayar Upah PIHAK KEDUA sesuai dengan Perjanjian kerja.
3. PIHAK PERTAMA berkewajiban menjaga keselamatan lingkungan kerja PIHAK KEDUA, serta
memelihara kesehatan PIHAK KEDUA.
4. PIHAK PERTAMA memenuhi/memberikan hak-hak pekerja sesuai perjanjian kerja dan peraturan
perundang undangan yang berlaku.

PASAL 12
TINDAKAN DISIPLIN

1. Pekerja yang melanggar larangan, tidak mematuhi / memenuhi / menjalankan ketentuan yang telah
diatur dalam perjanjian kerja, baik salah satu / sebagian / atau seluruhnya maka karyawan tersebut
dapat dikenakan sangsi peringatan atau dengan sangsi hukuman.

-4-
2. Sanksi atau tindakan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang
melakukan pelanggaran ditetapkan dalam bentuk :
a. Sanksi peringatan Lisan
Jika pelanggaran tidak dilakukan dengan disengaja dan atau dilakukan untuk pertama kali.
b. Sanksi Peringatan tertulis
Jika PIHAK KEDUA telah diberikan peringatan lisan tetapi masih tetap melakukan pelanggaran
maka akan diberikan peringatan tertulis dengan tahapan sebagai berikut :
1) Surat peringatan pertama : 6 (enam) bulan
2) Surat peringatan kedua : 6 (enam) bulan
3) Surat peringatan ketiga : 6 (enam) bulan
Surat peringatan tersebut diberikan tidak harus berurutan.
3. Surat Peringatan sebagaimana ayat (2) dinyatakan berakhir, apabila Pekerja yang bersangkutan
sampai waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan tersebut tidak melakukan pelanggaran lagi.

PASAL 13
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

1. Hubungan kerja berakhir secara hukum langsung terjadi sesuai dengan berakhirnya waktu yang
ditentukan dalam Perjanjian Kerja atau dengan selesainya pekerjaan yang disepakati sesuai Pasal
3.
2. Hubungan kerja berakhir atau Putus karena meninggalnya PIHAK KEDUA.
3. Hubungan Kerja berakhir bilamana PIHAK KEDUA di kembalikan kepada PIHAK PERTAMA oleh
pemberi kerja karena sesuatu hal dan atau kinerja PIHAK KEDUA dinilai tidak memenuhi harapan /
tidak baik sehingga Pemberi Kerja tidak bersedia lagi memakai Jasa PIHAK KEDUA.
4. PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri perjanjian kerja atau memutuskan hubungan kerja terhadap
PIHAK KEDUA dengan alasan PIHAK KEDUA telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut :
a. Jika PIHAK KEDUA ingkar janji dan tidak menjalankan isi Perjanjian Kerja.
b. Jika PIHAK KEDUA pada waktu diterima menjadi karyawan memberikan keterangan-
keterangan yang tidak benar dengan cara memperlihatkan surat-surat keterangan palsu atau
dipalsukan atau dengan sengaja memberikan penjelasan-penjelasan palsu kepada PIHAK
PERTAMA.
c. Jika PIHAK KEDUA mabuk,madat,memakai obat bius atau narkotika atau memakai obat-
obatan diwaktu jam kerja atau pada waktu melakukan pekerjaan.
d. Jika PIHAK KEDUA telah terbukti melakukan penipuan,pencurian,penggelapan barang/uang
atau kejahatan lainnya.
e. Pemutusan Hubungan Kerja akibat perbuatan seperti tersebut di atas, PIHAK KEDUA harus
mengganti kerugian sebesar yang ditimbulkannya, bilamana PIHAK KEDUA tidak bersedia
mengganti kerugian akibat tindakannya maka PIHAK KEDUA akan diserahkan kepada Pihak
yang berwajib / Kepolisian karena melakukan tindakan PIDANA.
f. Jika PIHAK KEDUA mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang di lengkapi dengan bukti yang syah dan telah dipanggil oleh
Pimpinan Perusahaan sebanyak 2 (dua) kali secara berturut-turut dan tertulis dianggap
mengundurkan diri.
g. Jika PIHAK KEDUA membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau mencemarkan
nama baik PIHAK PERTAMA dan atau keluarga PIHAK PERTAMA yang seharusnya
dirahasiakan kecuali kepentingan Negara.

-5-
h. Jika PIHAK KEDUA menganiaya,menghina secara kasar atau melakukan ancaman secara
physic atau mental yang membahayakan Pihak Direksi,anggota keluarga atau anggota rumah
tangga direksi atau teman sekerja,baik dilakukan sendiri maupun menyuruh orang.
i. Jika PIHAK KEDUA membujuk,menghasut PIHAK PERTAMA atau teman sekerja untuk
melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta
peraturan perundangan yang berlaku.
j. Jika PIHAK KEDUA melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan
serta melakukan perjudian di waktu jam kerja.
k. PIHAK KEDUA dengan ceroboh atau sengaja merusak,merugikan atau membiarkan dalam
keadaan bahaya barang milik PIHAK PERTAMA atau milik pemberi kerja.
l. PIHAK KEDUA dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan membiarkan dirinya atau
teman sekerjanya dalam keadaan bahaya ditempat kerja.
m. PIHAK KEDUA dengan sengaja terbukti memalsukan dokumen Perusahaan,pemalsuan
stempel dan tanda tangan palsu.
5. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dapat mengakhiri Perjanjian Kerja Waktu Tertentu karena
adanya alasan memaksa atau Force majeur.
6. PIHAK KEDUA dapat mengakhiri PKWT ini karena kesalahan yang dilakukan PIHAK PERTAMA
sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA menghina, menganiaya secara kasar mengancam PIHAK KEDUA,Keluarga
atau anggota rumah tangga PIHAK KEDUA atau membiarkan hal itu dilakukan oleh
keluarga,anggota rumah tangga atau bawahan PIHAK PERTAMA.
b. Jika PIHAK PERTAMA membujuk PIHAK KEDUA,keluarga atau teman serumah PIHAK
KEDUA melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum atau dengan kesusilaan atau
hal itu dilakukan bawahan PIHAK PERTAMA.
c. PIHAK PERTAMA 3 (tiga) kali tidak membayar upah PIHAK KEDUA pada waktunya.
d. Jika PIHAK PERTAMA tidak memenuhi syarat-syarat atau tidak melakukan kewajiban yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja.
e. Jika PIHAK PERTAMA memerintahkan PIHAK KEDUA untuk mengerjakan yang tidak layak
dan tidak ada hubungan dengan perjanjian kerja.
f. Jika PIHAK PERTAMA memerintah PIHAK KEDUA walaupun ditolak oleh PIHAK KEDUA
untuk melakukan sesuatu pekerjaan pada Perusahaan lain sesuai dengan perjanjian kerja.
7. Apabila PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA akan mengakhiri perjanjian kerja waktu tertentu
sebelum waktunya berakhir, maka pihak yang mengakhiri PKWT harus memberitahukan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelumnya dan PIHAK yang mengakhiri PKWT tersebut diwajibkan
membayar kepada Pihak lainnya ganti-rugi sebesar upah sampai dengan jangka waktu PKWT
tersebut seharusnya berakhir. Apabila berakhirnya hubungan kerja itu karena kesalahan berat atau
alasan memaksa, maka PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban membayar ganti rugi kepada PIHAK
KEDUA.
PASAL 14
PENGALIHAN PERLINDUNGAN ATAS HAK-HAK
SEBAGAI PEKERJA

1. Bilamana Pihak Pertama tidak lagi mendapat Pekerjaan dari pemberi kerja
PT…………………….karena tidak memenuhi kualifikasi dalam proses Lelang/Tender yang
diselenggarakan oleh PT ……………………., yang berakibat Putusnya Hubungan Kerja antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, maka hak-hak ketenagakerjaan PIHAK KEDUA yang
menjadi tanggungan dan kewajiban PIHAK PERTAMA, antara lain :
 Hak untuk tetap mendapatkan Pekerjaan/Gaji/THR

-6-
 Hak untuk mendapatkan cuti
 Hak pengikutsertaan 4 program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) :Jaminan Hari
Tua ;Jaminan Kecelakaan Kerja ;Jaminan Kematian ;Jaminan Kesehatan
Akan dialihkan kepada Perusahaan baru yang memenuhi kualifikasi lelang/tender dan dinyatakan
sebagai pemenang oleh PT…………………………..

PASAL 15
PENUTUP

1. Perjanjian kerja ini dapat diubah atau disempurnakan sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Hal-hal yang belum tercakup dalam perjanjian kerja ini akan ditentukan kembali.
3. Perjanjian kerja ini berlaku sejak ditandatangani.
4. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA yang belum diatur
dalam perjanjian kerja ini, akan diselesaikan melalui mekanisme dan prosedur yang diatur dalam
aturan ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.

Demikian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal
sebagaimana disebutkan diawal, dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermeterai cukup dan masing-masing
memiliki kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT………………………..

………………………….. …………………………..

-7-

Anda mungkin juga menyukai