Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

Nomor:

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ini, dibuat pada hari ini Senin tanggal Empat bulan Mei
tahun Dua ribu lima belas (04-05-2015), yang bertandatangan dibawah ini : --------------------------------

HUSIN FAISAL, Pemimpin Perwakilan Semarang dan Yogyakarta dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut untuk dan atas nama Perseroan Terbatas Persona Prima Utama ,berkedudukan di
Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No.2/PPU/PK/LGL/240/14 tanggal 23 April 2014. Yang
Anggaran Dasar dan Pendirian Perusahaan dibuat berdasarkan Akta No. 40 tanggal 09 Mei 2003 oleh
Ivonne B. Sinyal Sarjana Hukuk, Notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Departemen Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C.19212.HT.01.01 TH. 2003 tanggal 14 Agustus
2003, atas anngaran dasar perusahaan tersebut telah berubah beberapa kali, terakhir dengan akte No.
10 tanggal 18 Februari 2015 yang dibuat oleh Sjaaf De Carya Siregar, SH. Notaris di Jakarta, sudah
diterima dan dicatat oleh Kementrian Hukum dan Asasi Manusia No. AHU-AH.01.03.0013076 tanggal
02 Maret 2015, dengan demikian berwenang dan sah untuk mewakili Perseroan melakukan perjanjian
ini, dan selanjutnya disebut
:---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------- PIHAK PERTAMA ---------------------------------------------

1. Nama : [*]
Tempat, Tanggal Lahir : [*]
Alamat : [*]
Nomor KTP : [*]

Dalam Perjanjian Kerja ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya disebut
sebagai “Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara sendiri-sendiri disebut sebagai “Pihak” dan secara bersama-
sama disebut sebagai “Para Pihak”, menerangkan terlebih dahulu:

Bahwa, Para Pihak sepakat bahwa Perjanjian Kerja ini dibuat atas dasar tersedianya pekerjaan pada
Bank Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai “Mitra Kerja Pihak Pertama”.

Bahwa, Para Pihak sepakat mengadakan Perjanjian Kerja berdasarkan [*].

Bahwa, apabila selama jangka waktu berlakunya Perjanjian Kerja ini pekerjaan pada perusahaan yang
menjadi Mitra Kerja Pihak Pertama tidak tersedia lagi dan/atau berkurang dan/atau telah selesai,
maka Perjanjian Kerja ini akan dianggap berakhir.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dengan ini Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam
Perjanjian Kerja ini dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA
Perjanjian Kerja ini berlaku terhitung sejak tanggal [*] sampai dengan tanggal [*].

PASAL 2
JABATAN DAN PENEMPATAN KERJA
1. Pihak Kedua bersedia ditempatkan oleh Pihak Pertama untuk bekerja di perusahaan yang
menjadi Mitra Kerja Pihak Pertama, sesuai dengan penempatan yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jabatan : [*]
b. Lokasi : [*]
c. Waktu kerja yang diwajibkan terhadap Pihak Kedua adalah [*] (___) jam per [*]. Pengaturan
hari dan jam kerja disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Mitra Kerja Pihak
Pertama.

1/8
2. Tugas–tugas Pihak Kedua selanjutnya akan ditentukan oleh Pihak Pertama dan/atau Mitra
Kerja Pihak Pertama sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Pihak Kedua bersedia dipindah tugaskan dan bersedia bekerja dengan sistem kerja shift
(bergiliran waktunya).

PASAL 3
PENGUPAHAN
Selama jangka waktu Perjanjian Kerja ini, Pihak Pertama memberikan upah kepada Pihak Kedua
sebagai berikut:

a. Upah : [*] (___) per bulan


b. Upah lembur : Sesuai Undang – Undang Ketenagakerjaan
c. Tunjangan Khusus (khusus untuk jabatan tertentu) : Nilai ditetapkan oleh BI

PASAL 4
TATA CARA PEMBAYARAN UPAH
1. Dalam pembayaran upah bagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Pihak Pertama akan memberikan
pada Pihak Kedua setiap tanggal 25 (dua puluh lima) pada bulan yang bersangkutan, apabila
tanggal tersebut jatuh pada hari libur untuk Pihak Kedua, maka akan dibayar pada hari
sebelumnya.
2. Cara pembayaran upah sebagaimana dimaksud pada pasal 4.1 diatas, dilakukan dengan transfer
melalui [*].

PASAL 5
TUNJANGAN HARI RAYA (THR) KEAGAMAAN
1. Tunjangan Hari Raya (“THR”) Keagamaan akan diberikan kepada Pihak Kedua
apabila telah bekerja selama 3 (tiga) bulan berturut–turut di tempat Mitra Kerja Pihak
Pertama.
2. Apabila Pihak Kedua telah bekerja 3 (tiga) bulan berturut-turut namun kurang dari 12 (dua
belas) bulan di tempat Mitra Kerja Pihak Pertama, maka pembayaran THR diberikan
secara pro rata, yaitu: upah dibagi 12 dikali masa kerja.
3. Pihak Kedua berhak mendapatkan THR sebesar 1 (satu) bulan upah apabila telah bekerja 12
(dua belas) bulan berturut-turut di tempat Mitra Kerja Pihak Pertama.
4. THR diberikan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri.

PASAL 6
JAMINAN SOSIAL
1. Pihak Pertama akan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan
2. Selama kepesertaan dalam BPJS Kesehatan belum aktif, Pihak Pertama akan menyediakan
bantuan fasilitas kesehatan dengan skim terlampir.

PASAL 7
TATA TERTIB

1. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Pihak Kedua wajib melaksanakan dengan sebaik-baiknya
dengan penuh tanggung jawab serta memperhatikan petunjuk pimpinan atau sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam perusahaan Mitra Kerja Pihak Pertama, sebagai berikut :

a. Pihak Kedua wajib:


1) Menjaga nama baik, harta milik Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama
dengan penuh tanggung jawab;
2) Menyimpan rahasia perusahaan Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama;
3) Menghindarkan diri dalam perbuatan pemborosan dan tindakan-tindakan lain yang merugikan
Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama;
4) Bekerja sesuai dengan waktu kerja atau jadwal yang telah ditetapkan;

2/8
5) Hadir minimal 30 (tiga puluh) menit sebelum waktu kerja;
6) Menjaga dan memelihara kebersihan dan kerapihan tempat kerja;
7) Mengenakan pakaian dan perlengkapan kerja termasuk emblem untuk Messenger, Penjaga
Tanah, Pelayan Mess dan Operator Teknik serta tanda pengenal pegawai Pihak Pertama
untuk semua jabatan;
8) Pihak Kedua pada jabatan lainnya wajib mengenakan pakaian rapi dan sopan;
9) Mentaati kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan tata tertib lainnya sesuai dengan
operasional Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama yang berlaku, dan
ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama.

b. Pihak Kedua dilarang :

1) Melakukan pelanggaran tindak pidana seperti pencurian, penggelapan uang, membawa


dan/atau menggunakan dan/atau mengedarkan obat-obatan dan/atau minuman terlarang,
melakukan tindakan perkelahian (kecuali dalam rangka mempertahankan diri dan
mengamankan aset), melakukan tindakan pelecehan seksual, asusila dan tindakan lain yang
dapat merusak citra dan nama baik Pihak Pertama maupun Mitra Kerja Pihak Pertama;
2) Membawa senjata api dan/atau benda tajam;
3) Berkumpul, bersenda gurau, berbincang-bincang dengan rekan kerja yang berdampak pada
terganggunya pelaksanaan tugas;
4) Merokok, membaca majalah/koran dan sejenis pada saat bekerja;
5) Menggunakan komputer dan telepon selain untuk kedinasan;
6) Memakai sandal, mengenakan celana jeans, pakaian yang berbahan kaos/transparan/rok
pendek melebihi 5 cm di atas lutut/blus tanpa lengan/blus berleher rendah, selama waktu
kerja;
7) Melakukan transaksi jual/beli barang/makanan baik milik sendiri maupun pihak lain selama
waktu kerja;
8) Menerima tips atau memungut biaya dalam bentuk apapun terkait pelaksanaan tugas;
9) Melakukan hal yang dilarang lainnya berdasarkan tata tertib lainnya sesuai dengan
operasional Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama yang berlaku, dan
ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama.
2. Pihak Pertama akan memberikan Surat Peringatan (SP I/II/III) dengan terlebih dahulu melihat
jenis dan tingkat pelanggaran terhadap Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran dan/atau
kesalahan sebelum menjatuhkan sanksi Pengakhiran Hubungan Kerja dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pihak Pertama dapat memberikan sanksi Pengakhiran Hubungan Kerja kepada Pihak Kedua
tanpa peringatan terlebih dahulu apabila terbukti Pihak Kedua telah melakukan kesalahan berat
dan/atau membahayakan perusahaan Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama dan
Pihak Kedua bersedia dilakukan Pemutusan Hubungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang dan peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku.
PASAL 7
MEMELIHARA INVENTARIS
1. Pihak Kedua wajib memelihara dan menggunakannya dengan penuh tanggung jawab atas
alat-alat kerja serta inventaris yang berada di lingkungan kerja Pihak Pertama dan/atau Mitra
Kerja Pihak Pertama.
2. Dalam menggunakan alat-alat kerja, Pihak Kedua harus mengindahkan petunjuk-petunjuk
yang diarahkan oleh Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak Pertama.
3. Apabila Perjanjian Kerja ini berakhir dan tidak di perpanjang, atau terjadi pemutusan
hubungan kerja sebelum berakhir Perjanjian Kerja, Pihak Kedua wajib mengembalikan semua
alat-alat kerja/inventaris dalam keadaan baik dan terpelihara kepada Pihak Pertama dan/atau
Mitra Kerja Pihak Pertama.

PASAL 8
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, Pihak Kedua akan mematuhi ketentuan kesehatan dan
keselamatan kerja yang ada di lokasi kerja Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak
Pertama.
2. Pihak Kedua wajib melaporkan kepada koordinator/perwakilan Pihak Pertama dan/atau Mitra
Kerja Pihak Pertama dalam hal terjadinya kecelakaan kerja maupun adanya hal-hal yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja.

PASAL 9

3/8
MANGKIR
1. Dalam hal Pihak Kedua tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah atau hal-hal yang tidak dapat
diterima alasannya oleh Pihak Pertama, maka dianggap mangkir (tidak masuk kerja).
2. Selama mangkir sebagaimana tersebut dalam ayat (1), upah tidak dibayar berdasarkan Pasal 93
ayat (1) Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Dalam hal Pihak Kedua tidak masuk selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang
sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara tertulis ke alamat yang tercatat dalam data pegawai
Pihak Pertama melalui pos tercatat, maka Pihak Kedua dikualifikasikan mengundurkan diri
berdasarkan Pasal 168 Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PASAL 10
ISTIRAHAT DAN CUTI TAHUNAN
1. Pihak Kedua berhak istirahat paling singkat 1 (satu) hari dalam 1 (satu) minggu.
2. Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan selama 12 hari kerja apabila telah
ditempatkan di Mitra Kerja Pihak Pertama selama 12 bulan berturut-turut tanpa terputus
3. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas/pekerjaan yang diberikan kepada Pihak Kedua maka
pelaksanaan cuti tersebut disepakati untuk diatur bersama dengan Pihak Pertama.

PASAL 11
SAKIT DAN BANTUAN KESEHATAN
1. Apabila Pihak Kedua tidak masuk kerja karena sakit, maka harus segera memberitahukan
pada hari itu juga kepada koordinator/perwakilan Pihak Pertama dan/atau Mitra Kerja Pihak
Pertama serta memberikan Surat Keterangan Dokter pada hari pertama masuk kerja kembali.
Apabila tidak melampirkan Surat Keterangan Dokter, maka dianggap mangkir.
2. Pihak Kedua wajib menjaga kesehatan dirinya sendiri, jika sakit maka Pihak Pertama
menyediakan fasilitas kesehatan melalui kepesertaan dalam BPJS Kesehatan atau fasilitas
kesehatan lain sesuai ketentuan yang berlaku.

PASAL 12
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA
1. Perjanjian Kerja ini akan berakhir demi hukum sesuai dengan Jangka Waktu Perjanjian Kerja
sebagaimana disepakati dalam Pasal 1 Perjanjian Kerja ini.
2. Dalam hal terjadi peristiwa pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua terhadap ketentuan
dalam Perjanjian Kerja ini, maka Pihak Pertama berdasarkan keputusannya sendiri berhak untuk
mengakhiri Perjanjian Kerja ini dengan seketika tanpa kewajiban membayar ganti rugi kepada
Pihak Kedua.
3. Jika dalam masa berlakunya Perjanjian Kerja ini ternyata tidak tersedia lagi pekerjaan di Mitra
Kerja Pihak Pertama untuk dikerjakan oleh Pihak Kedua, atau hubungan kerja diakhiri Pihak
Pertama bukan karena kesalahan Pihak Kedua, maka Perjanjian Kerja ini disepakati berakhir
dengan Pihak Pertama memberikan ganti rugi berupa upah selama sisa masa Perjanjian Kerja
kepada Pihak Kedua.
4. Dalam hal Pihak Kedua dikembalikan oleh perusahaan Mitra Kerja Pihak Pertama karena
dianggap tidak mampu bekerja dengan baik dan/atau dinilai kurang baik meski Pihak Kedua telah
diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya sebanyak … kali/bulan, maka Perjanjian Kerja
ini dapat diakhiri oleh Pihak Pertama tanpa kewajiban membayar ganti rugi kepada Pihak
Kedua.
5. Selama Perjanjian Kerja ini berlangsung Pihak Kedua dapat mengajukan permohonan
pengunduran diri kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sebelumnya
dengan kewajiban membayar ganti rugi sebesar upah selama sisa masa Perjanjian Kerja.
6. Apabila Pihak Kedua diterima atau diangkat sebagai karyawan oleh Mitra Kerja Pihak
Pertama maka Pihak Pertama membebaskan Pihak Kedua untuk membayar ganti rugi sisa
waktu Perjanjian Kerja.
7. Dengan berakhirnya Perjanjian Kerja maka segala hak dan kewajiban akan berakhir pada tanggal
dan hari berakhirnya Perjanjian Kerja tersebut.

PASAL 13
PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA
1. Bilamana Pihak Pertama akan memperpanjang Perjanjian Kerja yang disetujui oleh Pihak
Kedua, maka Pihak Pertama akan memberitahukan kepada Pihak Kedua paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum Perjanjian Kerja ini berakhir dan dengan kesepakatan dari Para Pihak
dibuatkan perpanjangan Perjanjian Kerja (addendum/amandemen).

4/8
2. Dalam hal Perjanjian Kerja ini tidak diperpanjang maka sesuai kesepakatan antara Pihak
Pertama dan Pihak Kedua, maka Perjanjian Kerja ini akan berakhir demi hukum pada tanggal
yang telah disepakati, sehingga hubungan kerja Para Pihak berakhir dengan sendirinya.

Pasal 14
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Keadaan Memaksa adalah peristiwa-peristiwa yang secara langsung mempengaruhi
pelaksanaan Perjanjian, dan terjadi di luar kekuasaan dan kemampuan Para Pihak untuk
mengatasinya yaitu:
a. Bencana alam;
b. Bencana non alam (antara lain epidemi dan wabah penyakit);
c. Huru-hara;
d. Pemberontakan;
e. Perang;
f. Pemogokan;
g. Kebakaran;
h. Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama antara
menteri-menteri teknis terkait;
i. Peraturan Pemerintah mengenai keadaan bahaya, sehingga Pihak Kedua terpaksa tidak dapat
memenuhi kewajibannya atau menghentikan pekerjaannya; dan/atau
j. Peraturan Pemerintah mengenai ketenagakerjaan yang berlaku secara serta merta.

2. Peristiwa-peristiwa dimaksud harus dibenarkan oleh Penguasa setempat, dan diberitahukan


secara tertulis oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
terjadinya peristiwa dimaksud untuk disetujui oleh Pihak Pertama.
3. Pada saat terjadinya Keadaan Memaksa, Perjanjian ini akan dihentikan sementara hingga
Keadaan Memaksa berakhir dengan ketentuan, Pihak Kedua berhak untuk menerima pembayaran
sesuai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan.
4. Dalam hal selama masa Keadaan Memaksa, Pihak Pertama memerintahkan secara tertulis
kepada Pihak Kedua untuk sedapat mungkin meneruskan pekerjaan, maka Pihak Kedua berhak
menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kerja dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian.

PASAL 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Perjanjian ini tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia.
2. Apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak sehubungan dengan Perjanjian ini, maka
perselisihan tersebut akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh Para Pihak.
Namun, apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan yang
terjadi melalui Dinas Tenaga Kerja dan Pengadilan Hubungan Industrial tempat Pihak Kedua
bekerja [*].
3 Selama perselisihan masih dalam proses penyelesaian, Para Pihak tetap berkewajiban untuk
menyelesaikan kewajibannya masing-masing sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian ini.

PASAL 16
JAMINAN KELANGSUNGAN BEKERJA
1. Apabila Mitra Kerja Pihak Pertama mengakhiri kerjasama dengan Pihak Pertama dan
menunjuk vendor lain, maka Pihak Pertama akan mengurus pengalihan Pihak Kedua kepada
vendor lain yang akan mempekerjakan Pihak Kedua;
2. Masa kerja Pihak Kedua selama bekerja di Pihak Pertama dan masa kerja di vendor
sebelumnya dengan pekerjaan yang sama, akan diperhitungkan menjadi masa kerja pada vendor
selanjutnya selama dibuktikan dengan keterangan pengalaman kerja guna penyesuaian upah dan
hak-hak lainnya berdasarkan Pasal 29 ayat (2) huruf c. dan ayat (3) huruf f. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 19 tahun 2012.
PASAL 17
PENUTUP

1. Hal-hal teknis yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam
keputusan tersendiri oleh Pihak Pertama.

5/8
2. Perjanjian Kerja ini dibuat dengan itikad baik, bebas dari tekanan ataupun paksaan dari pihak
manapun serta ditandatangani dalam keadaan sadar oleh kedua belah pihak di atas materai
secukupnya asli rangkap 2 (dua) yang masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama.

Jakarta, ………………………
Pihak Kedua Pihak Pertama

( ………………………… ) ( ………………………….. )

6/8

Anda mungkin juga menyukai